Dinda Proposal
Dinda Proposal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya
manusia dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Berbagi upaya peningkatan
mutu pendidikan menjadi prioritas utama salah satu upaya yang dilakukan adakah
dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendidikan merupakan kebutuhan
yang mendasar bagi setiap individu, dimana pendidikan sangat penting bagi
perkembangan hidup manusia, menciptakan masyarakat yang cerdas, membentuk
generasi mendatang yang diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dan
bertanggunga jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Oleh karena itu
pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu hal yang menentukan kualitas
pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan materi
yang diajarkan. Namun pada kenyataannya, masih banyak sekolah yang kurang
memperhatikan penggunaan model pembelajaran dalam setiap penampilan
mengajar. Pembelajaran biasanya hanya disampaikan secara konvensional,
dimana guru yang berperan aktif, sementara siswa cenderung pasif. Sikap siswa
yang pasif dapat mengurangi keterlibatannya dalam mengikuti proses
pembelajaran yang dapat mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa dan
minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan kondisi demikian, maka perlu dikembangkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Salah satu
cara adalah mengubah metode pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab,
dan tugas) dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif serta
mendukung materi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar salah satunya
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis lingkungan untuk mata
pelajaran IPA di sekolah dasar. Dengan model ini, siswa dapat belajar IPA
1
2
langsung di alam dengan media yang tersedia di alam sehingga siswa tidak merasa
bosan seperti belajar di dalam kelas yang monoton. Model pembelajaran ini
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa yang berdampak terhadap
peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan yaitu dapat melibatkan
langsung lingkungan dalam pembelajaran sehingga siswa belajar dengan
menggunakan media real. Jadi, lingkungan sendiri dapat menjadi media
pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah dasar.
Selanjutnya permasalah terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang
adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan
bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka
memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-
betul bisa membantu mereka. Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-
konsep akademis, karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh
pendidik (guru) hanya terbatas pada metode ceramah. Dalam hal ini tentunya
siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan
mereka di masa datang, yaitu saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat
kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa
memberi jawaban dari masalah ini. Salah satu model pembelajaran yang inovatif
dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar adalah model pembelajaran
berbasis lingkungan.
Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan lingkungan sekitar
merupakan salah satu upaya pengembangan kurikulum sekolah yang ada, dengan
mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan sekitar sebagai sumber
bahan ajar. Dengan melaksanakan pembelajaran yang melibatkan alam sekitar
sebagai sumber belajar, diharapkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
alam. Seolah-oalh alam merupakan labolatorium bagi anak. Salah satu contoh
pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar misalnya
pada proses pembelajaran untuk tumbuhan.
Dan juga upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran itu dengan
menggunakan media. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan
3
pembelajaran yang lebih baik. Kegunaan media dalam proses pembelajaran sangat
menguntungkan dalam penyampaian materi kepada siswa. Penggunaan media
dalam proses pembelajaran desekolah berhubungan dengan tingkat perkembangan
psikologis serta taraf kemampuan siswa yang mengikuti proses pembelajaran
dengan minat serta bakat siswa yang dapat membangkitkan motivasi siswa
terhadap belajar.
Media pembelajaran dapat diaplikasikan pada semua mata pelajaran yang
diberikan salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bagi
siswa sekolah dasar, belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajari
berkaitan dengan pengalaman hidupnya dan mereka memandang suatu objek
yang ada secara utuh. Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang
dapat menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kreatif serta mengembangkan
kemampuan berfikir dan lebih memberikan ruang kepada siswa untuk mengalami,
mencoba, merasakan serta menemukan sendiri apa yang dipelajari tentang IPA.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik umtuk mengadakan
penelitian tindakan kelas demgan judul :“ Penerapan Model Pembalajaran
Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Hubungan
Antara Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya “ (Penelitian Tindakan
Kelas terhadap Siswa Kelas IV SDN 04 Malimogan Mata Pelajaran IPA Pada
Materi Hubungan Antara Bunga Dengan Fungsinya Tahun 2019)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antara Struktur
Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
2. Bagaimana pelaksanaan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antara Struktur
Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
3. Bagaimana peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah menggunakan Model
Pembalajaran Berbasis Lingkungan Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Perencanaan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
3. Untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah menggunakan
Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi hasil belajar
belajar siswa.
2. Bagi guru, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
lingkungan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih
inovatif dan tidak monoton. Mengetahui strategi pembelajaran yang
efektif dan efisien serta meningkatkan pemahaman guru dalam
melakukan tindakan kelas. Sebagai upaya untuk mengatasi pembelajaran
yang konvensional, memberikan pembelajaran yang bermakna bagi
siswa, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses belajar
mengajar di kelas.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses
pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA materi hubungan antara
struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya, sehingga sekolah bisa
memfasilitasi segala keperluan untuk kelancaran proses pembelajaran
tersebut.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti
halnya minat, bakat dan kemampuan.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar
siswa seperti keadaan keluarga, latar belakang ekonomi dan
kemampuan guru dalam mengajar.
c. Faktor pendekatan mengajar, berupa upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Dengan demikian, untuk menciptakan proses pembelajaran yang tepat
dibutuhkan suatu formula bentuk pembelajaran yang utuh dan tentu saja
menyeluruh, dalam arti proses pembelajaran melibatkan aktivitas siswa. Jadi pada
hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya tidak sama
antara siswa satu dengan yang lainnya dalam suatu proses belajar mengajar di
kelas. Tetapi terdapat banyak keaktifan yang tak dapat dilihat dengan mata atau
tak dapat diamati, misalnya menggunakan hasanah ilmu pengetahuannya untuk
memecahkan masalah, memilih teorama-teorama untuk membuktikan proposisi,
melakukan asimilasi dan atau akomodasi untuk memperoleh ilmu pengetahuan
baru. Jadi yang dimaksud siswa belajar secara aktif adalah belajar dengan
melibatkan keaktifan mental walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan
fisik. Setelah berakhirnya proses pembelajaran biasanya diperoleh hasil belajar
yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati, 1999 : 3).
Sementara itu, Ahmadi (1984 : 35) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha hasil belajar
berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap
mengikuti tes.
Menurut Sudjana (1999 : 25), hasil belajar pada dasarnya adalah
perubahan tingkah laku atau keterampilan yang berupa pengetahuan, pemahaman,
sikap dan aspek lain lewat serangkaian kegiatan membaca, mengamati,
7
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial serta untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran.
Menurut Joyce dalam Ramadhani (2012), menyatakan bahwa setiap model
8
5. Pembelajaran IPA di SD
Dalam hubungannya dengan materi pelajaran ilmu pengetahuan alam
(sains), tentunya cara berfikir yang ingin dikembangkan adalah cara berfikir
(sains). Cara berfikir sains bersifat spesifik, sehingga perlu adanya penekanan
serta contoh-contoh yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan alam (sains).
Ilmu pengetahuan alam mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
ilmu pengetahuan lainnya, menuntut seorang guru untuk menguasai pengetahuan,
cara kerja serta keterampilan dalam bidangnya. Seorang guru ilmu pengetahuan
alam (IPA) yang baik selain harus dapat berkomunikasi dengan siswa, dengan
rekan kerja, dan dengan kepala sekolah, juga ia harus dapat berkomunikasi dengan
alam. Guru juga harus mempunyai kemampuan untuk mendemonstrasikan atau
mempraktekan hal-hal yang terjadi di alam atau hal-hal yang terjadi didalam
makhluk hidup. Hal yang lain sangat penting bagi guru ilmu pengetahuan alam
(IPA) adalah mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas dan mengelola
labolatorium. Ini sangat penting, karena sebagian besar ilmu pengetahuan alam
dikembangkan di labolatorium. Seorang guru IPA harus mampu memotivasi
siswanya agar senang belajar ilmu pengetahuan alam, member penguatan serta
memperhatikan bahwa belajar IPA yang baik bukan hanya menghapal.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah dasar secara khusus diberikan ke
kelas tiga, sedangkan untuk kelas satu dan dua diberikan secara terpadu pada mata
pelajaran lain seperti pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Secara lebih lengkap
ruang lingkup materi ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat dilihat di GBPP, namun
secara umum ruang lingkup mata pelajaran IPA disekolah dasar (SD) terdiri dari:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, serta interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi air, udara, tanah dan batuan.
12
c. Listrik dan magnet, energy dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi, serta benda-benda lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit, serta pencegahanya.
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, serta pelestarianya.
Setelah mengetahui ruang lingkup materi pelajaran, salah satu aspek
penting yang harus dilakukan oleh guru atau calon guru adalah melaksanakan
proses pembelajaran. Kegiatan ini meliputi tiga tahap yaitu penyusunan rencana
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi dan balikan.
Rencana merupakan serangkaian kebijakan strategis mengenai kegiatan
yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang. Rencana pebelajaran
merupakan langkah awal dari suatu manajemen pembelajaran yang berisi
kebijakan strategis mengenai pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dalam rencana pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling
berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah: tujuan, bahan
ajar, metode atau teknik, media yang digunakan, alat evaluasi, serta penjadwalan
setiap langkah kegiatan. Selain rencana pembelajaran ada hal yang harus
diperhatikan oleh seorang guru yaitu seperangkat program pembelajaran.
tanaman yang memiliki akar tunggang, yaitu mangga, jeruk, tomat, durian.
Akar tunggang maupun akar serabut ada yang digunakan sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan, contoh pada tanaman ketela pohon,
wortel, ubi jalar, dan lain-lain.
Dari uraian ini, fungsi akar adalah sebagai berikut.
a) Menunjang berdirinya tumbuhan.
b) Menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
c) Menyimpan cadangan makanan.
d) Bernapas.
2) Batang
a) Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, buah, dan bunga.
b) Pengangkut zat makanan dari daun ke akar.
c) Tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah.
d) Tempat menyimpan cadangan makanan (seperti pada kentang dan
tebu).
3) Daun
Daun tumbuhan umumnya berwarna hijau karena di dalamnya
terdapat zat warna hijau daun atau klorofil. Zat warna hijau daun ini yang
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas adalah jenis penelitian tindakan (action research) yang bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Adapun media dari jenis penelitian ini yaitu dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 04 Malimogan, Penelitian ini akan
dilaksanakan rentan waktu 2 bulan terhitung dari tanggal 2 Mei 2019.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV
SDN 04 Malimogan sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 10 orang perempuan dan
13 orang laki-laki.
D. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini merupakan desain penelitian
tindakan kelas yang bersiklus. Pada setiap siklus akan memuat tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi pada setiap akhir siklus
pembelajaran. Siklus pembelajaran akan dihentikan apabila indikator keberhasilan
tindakan telah tercapai setelah siklus kedua. Adapun gambaran mengenai desain
peneliatan dapat dilihat pada gambar berikut.
18
2. Tes
Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif.
Langkah-langkah pengelolahan data dilakukan dengan menilai hasil
belajar siswa setelah melalui pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis lingkugan. Data nilai hasil belajar didapatkan dengan
menggunakan persamaan di bawah ini:
𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐰𝐚 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑁𝑅) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%
H. Indikator Keberhasilan
Agar tindakan perbaikan dalam PTK ini memiliki sasaran yang jelas,
maka penulis bersama mitra (observer) menetapkan beberapa kriteria
keberhasilan sebagai berikut :
Kriteria prestasi belajar siswa adalah nilai minimal sesuai KKM yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 64 . Siswa yang mencapai nilai KKM minimal
70 % dari jumlah siswa kelas IV yang berjumlah 23 anak.