Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur bompliance test, analytical review dan
substantive test.
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan dengan
kondisi perusahaan yang diaudit.
1. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
2. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang perusahaan, Untuk
barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di public warehouse jika
jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup dikirim
konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu sebelum/
sesudah akhir tahun.
Untuk perusahaan yang internal controhyalemah, stock opname sebaiknya dilakukan pada
tanggal neraca. Untuk perusahaan yang internal controlnya baik, stock opname bisa dilakukan
beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca. Namun demikian, sebaiknya tidak
terlalu jauh dari tanggal neraca, untuk memudahkan auditor pada waktu melakukan trace
backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan pertanggal stock opname dengan
pertanggal neraca).
Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stock opname:
Bin-tag tersebut mencantumkan: nama dan jenis barang, nomor kode barang, satuan dan
jumlah unit, dan diberi nomor urut tercetak (prenumbered).
Contoh Bin-Card
Team pertama akan menghitung barang tersebut, misalkan HzSCli lalu mencantumkan hasil
perhi-tungannya di bagian 1 dan mem-bubuhi paraf atau tanda tangan-nya, lalu merobek
bagian 2 untuk diserahkan ke petugas yang akan mencatat dalam final inventory list di
kolom “first counf (hitungan pertama). Team kedua akan me-lakukan hal yang sama, mengisi
di bagian 3 dan menyerahkan ke petugas final inventory list.
Dengan demikian setiap barang akan dihitung dua kali oleh tim yang berbeda.
Jika auditor menggangap physical inventory instruction tersebut mengandung kelemahan atau
kekurangan, ia harus menyarankan ke klien untuk melengkapinya.
1. Lakukan peninjauan gudang sebelum stock opname dilakukan, untuk mendapal gambaran
mengenai lokasi gudang, dan apakah barang-barang di gudang telah disusun rapih menurut
jenis dan kelompoknya. Jika ditemukan barang-barang masih tercampur antara jenis yang
satu dengan jenis yang lainnya, auditor bisa meminta klien untuk merapihkan dulu
penyusunan barang-barang tersebut dan kemungkinan menunda pelaksanaan stock
opname, agar bisa diperoleh hasil perhitungan yang akurat.
11.4. Contoh top schedule dan support schedule persedian, pembelian dan hutang
Top Schedule Hutang
31/12/2015 31/12/2014
PT -
Rp 2.000.000 Rp 7.000.000
C (5.000.000)
Rp 8.600.000 Rp 9.000.000
PT
(400.000)
D
PT E