Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

OPERASI STSG (SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT DI KAMAR OPERASI


11 IBS RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun oleh:

DIYAH YUNI PUJI PERTIWI

INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DR. MOEWARDI SURAKARTA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya
kulit dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru
tersebut dan dibutuhkan suplai darah baru (revaskularisasi) untuk
menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut. Skin graft
adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari
satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan
dibutuhkann suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin
kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut. (budiman 2008)

B. Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka
bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang
terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka
bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan yang ada di
bawahnya serta mempercepat proses penyembuhan.
Dokter akan mempertimbangkana pelaksanaan prosedur skin graft
berdasarkan pada beberapa faktor yaitu : ukuran luka, tempat luka dan
kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh. Daerah resipien diantaranya
adalah luka-luka bekas operasi yang luas sehingga tidak dapat ditutup
secara langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan memerlukan
tambahan kulit agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung secara optimal.
- Menutup defek kulit yang luas
- Dapat digunakan untuk penutupan sementara

C. Kontra indikasi
Kontra indikaasi dari STSG meliputi daerah yang memerlukan penampilan
kosmetik yang baik dan ketahanan yang cukup atau daerah-daerah yang
dengan adanya kontraksi luka yang cukup signifikan akan menurun
fungsinya.
STSG dikontraindikasikan bila derrah resipen graft memiliki vaskularisasi
yang kurang baik sehinggah graft tidak dapat bertahan
- Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan Full
Thinckness skin graft.

D. Penatalaksanaan / Tindakan.
a. Split tickness skin graft
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut,
dada, pungung, bokong, ekstrimitas umumnya yang sering dilakukan
diambil dari paha. Untuk mengambil splitickness skin graft yang
dilakukan dengan menggunakan.:
1. Pisau/ blade
Yang bisa dipakai mata pisau no 22 yang mempunyai keuntungan
yaitu tajam,tipis dan rata.
2. Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata.
3. Dermatome
Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata
pisau dengan tebal kulit yang disayat. Dermatome tangan (drum
dermaatoma) dermatome listrik dan tekanan udara.

E. Gambar
TEKNIK INSTRUMEN

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Alat-Alat Steril
Set Dasar (Basic Instrument Set)
a. Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
b. Doek klem 4 ( empat ) (towel forceps)
c. Pincet chirurgie 2 ( dua )
d. Pincet anatomie 2 ( dua )
e. Gunting benang 1 (satu )
f. Gunting jaringan 1 ( satu )
g. Nald voerder 1 ( satu )
h. Mesin dermatom beserta mes d42 dan meser

2. Set Linen Dan Bahan Penunjang Operasi / Bahan Habis Pakai


a. Linen set
b. Sarung tangan ukuran 6,5, 7, dan 7,5
c. Desinfektan betadin, NaCl dan NaCl + Adrenalin
d. Sufratulle
e. Perforator
f. Jelly
g. Kasa gulung, potongan kasa kecil-kecil ( plafy )
h. Kom kecil dan kom besar
i. Benang T-Lene monofilament non-absorbable 3-0 cutting

3. Alat Tidak Steril


a. Plester lebar/hipafix
b. Underpat
c. Lampu operasi
d. Meja operasi
e. Meja mayo
f. Standar infus
g. Tempat sampah

PERSIAPAN PASIEN

1. Persetujuan operasi.
2. Alat-alat dan obat-obatan.
3. Puasa
4. Lavement

SETELAH PASIEN DILAKUKAN ANAESTHESI

1. Memasang folley catheter


2. Mengatur posisi tengkurap (pronasi)
PROSEDUR JALANNYA OPERASI / TEKNIK INSTRUMEN
1. Perawat instrumen cuci tangan
2. Operator dan asisten cuci tangan
3. Perawat instrumen memakai baju steril dan sarung tangan steril
4. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan
operator
5. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan
6. Berikan sponge holding forceps dan deper desinfektan untuk
desinfeksi lapangan operasi
7. Siapkan duk besar 1 biji, duk sedang 1 biji, duk kecil 3 biji, dan duk
klem 4 buah untuk draping.
8. Memberitahu operator bahwa instrurnen siap dipergunakan
9. Bersihkan luka dengan debridement menggunakan gunting jaringan
10. Setelah dibersihkan lalu kompres dengan menggunakan NaCl +
adrenalin
11. Desinfektan daerah donor menggunakan kasa NaCl + betadin
12. Beri jelly pada daerah donor
13. Ambil kulit menggunakan dermatom ukuran 0,2 mm dan ambil
menggunakan pinset anatomis.
14. Tutup bekas donor menggunakan kasa basah NaCl + adrenalin 1
lembar
15. Masukkan kulit dikom yang berisi cairan NaCl
16. Ambil kulit dari kom dan letakkan di perforator dengan posisi bagian
dalam kulit menempel perforator
17. Kulit yang sudah di perforator dicetak menggunakan messer dengan
diambil dan diletakkan pada bagian dalam kertas sufratule.
18. Setelah dicetak, kulit ditempelkan pada daerah resipien
19. Rapikan dan jahit dengan benang monofilament non absorbable T-
Lene 3-0 cutting dengan jahitan tie over.
20. Setelah dijahit, berikan sufratulle sesuai kebutuhan dan juga kassa
lembab 1 lembar di lebarkan.
21. Berikan potongan kasa kecil-kecil ( plafy ) di daerah resipien untuk
memberikan tekanan yang rata dan membantu perlengketan lalu
jahitan tie over di ikat.
22. Setelah itu, ditutup penggunakan kasa lembaran dan di hipavix dengan
rapi
23. Untuk bagian donor, dibersihkan menggunakan kasa basah NaCl +
adrenalin
24. Berikan sufratulle pada bagian donor
25. Tutup menggunakan kasa lembaran dan tansokrep
26. Inventaris alat dan kasa
27. Cuci tangan, cuci instrumen dan setting kembali instrumen

EVALUASI

1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai