Anda di halaman 1dari 7

Petunjuk Praktis Sari Pediatri, Vol. 2, No.

Sari Pediatri, 2, 2,
Vol. Agustus 2000: 96 -
No. 2, Agustus
102 2000

Sepsis pada Neonatus (Sepsis Neonatal)

Titut S Pusponegoro

Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai bakteremia yang terjadi
pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan. Angka kejadian sepsis neonatal adalah
1-10 per 1000 kelahiran hidup. Sepsis neonatal dapat terjadi secara dini, yaitu pada 5-7
hari pertama dengan organisme penyebab didapat dari intrapartum atau melalui saluran
genital ibu. Sepsis neonatal dapat terjadi setelah bayi berumur 7 hari atau lebih yang
disebut sepsis lambat, yang mudah menjadi berat dan sering menjadi meningitis. Sepsis
nosokomial terutama terjadi pada bayi berat lahir sangat rendah atau bayi kurang bulan
dengan angka kematian yang sangat tinggi. Karena masih tingginya angka kematian
sepsis neonatal, tatalaksana yang utama adalah upaya pencegahan dengan pemakaian
proteksi di setiap tindakan terhadap neonatus, termasuk pemakaian sarung tangan,
masker, baju dan kacamata debu serta mencuci segera tangan dan kulit yang terkena
darah atau cairan tubuh lainnya.

Kata kunci: sepsis dini – sepsis lambat – sepsis nosokomial.

S epsis neonatal adalah sindrom klinik


penyakit sistemik, disertai bakteremia yang
terjadi pada bayi dalam satu bulan
pertama kehidupan.
Angka kejadian sepsis neonatal adalah 1-10 per
penyakit didapat dari intrapartum, atau melalui
saluran genital ibu. Pada keadaan ini kolonisasi
patogen terjadi pada periode perinatal. Beberapa
mikroorganisme penyebab, seperti treponema,
virus, listeria dan candida, transmisi ke janin melalui
1000 kelahiran hidup, dan mencapai 13-27 per plasenta secara hematogenik. Cara lain masuknya
1000 kelahiran hidup pada bayi dengan berat mikroorganisme, dapat melalui proses persalinan.
<1500gram. Angka kematian 13-50%, terutama Dengan pecahnya selaput ketuban, mikro-
pada bayi prematur (5-10 kali kejadian pada organisme dalam flora vagina atau bakteri patogen
neonatus cukup bulan) dan neonatus dengan lainnya secara asenden dapat mencapai cairan
penyakit berat dini. Infeksi nosokomial pada amnion dan janin. Hal ini memungkinkan
bayi berat lahir sangat rendah, merupakan terjadinya khorioamnionitis atau cairan
penyebab utama tingginya kematian pada umur amnion yang telah terinfeksi teraspirasi oleh
setelah 5 hari kehidupan. janin atau neonatus, yang kemudian berperan
sebagai penyebab kelainan pernapasan. Adanya
vernix atau mekoneum merusak peran alami
Patofisiologi bakteriostatik cairan amnion. Akhirnya bayi dapat
terpapar flora vagina waktu melalui jalan lahir.
Sesuai dengan patogenesis, secara klinik sepsis Kolonisasi terutama terjadi pada kulit,
nasofaring, orofaring, konjungtiva, dan tali pusat.
neonatal dapat dikategorikan dalam: Trauma pada permukaan ini mempercepat proses
Sepsis dini, terjadi pada 5-7 hari pertama, infeksi. Penyakit dini ditandai dengan kejadian yang
tanda distres pernapasan lebih mencolok, organisme mendadak dan berat, yang berkembang dengan
penyebab cepat menjadi syok sepsis dengan angka kematian
tinggi. Insidens syok septik 0,1- 0,4% dengan
Alamat korespondensi: mortalitas 15-45% dan morbiditas kecacatan
Dr. Titut S Pusponegoro Sp.A saraf.
KK Perinatologi – Rumah Sakit Anak & Bunda Harapan Kita. Jl. Umumnya terjadi setelah bayi berumur 7 hari
Letjen
S. Parman, Jakarta
atau lebih.
Telpon: (021) 740 1139 . Fax.: (021) 5601816

96
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus
2000
Sepsis lambat mudah menjadi berat, Daya Pertahanan Tubuh
tersering menjadi meningitis. Bakteri penyebab
sepsis dan meningitis, termasuk yang timbul Lemahnya pertahanan tubuh pada bayi kurang
sesudah lahir yang berasal dari saluran genital ibu, bulan atau pada bayi cukup bulan risiko tinggi
kontak antar manusia atau dari alat-alat yang disebabkan oleh
terkontaminasi. Di sini transmisi horisontal
memegang peran. Insiden sepsis lambat sekitar 5- 1. Sistem Imunitas Seluler
25%, sedangkan mortalitas 10-20% namun pada
bayi kurang bulan mempunyai risiko lebih mudah
terinfeksi, disebabkan penyakit utama dan Sel polimorfonuklear mempunyai
imunitas yang imatur. kemampuan kemotaksis terbatas, menurunnya
mobilisasi reseptor permukaan sel, kemampuan
bakterisidal yang amat terbatas, dan fagositosis
Mikroorganisme Penyebab Sepsis normal.
• Semua komponen komplemen kurang,
Organisme penyebab sepsis primer berbeda terutama pada bayi kurang bulan juga,
dengan sepsis nosokomial. disertai kurangnya produksi zat kemotaktik
Sepsis primer biasanya disebabkan: opsonin.
Streptokokus Grup B (GBS), kuman usus Gram • Sel limfosit T yang berfungsi dalam
negatif, terutama Escherisia coli, Listeria imunitas seluler telah normal pada gestasi
monocytogenes, Stafilokokus, Streptokokus lainnya muda, tetapi belum dapat memberikan
(termasuk Enterokokus), kuman anaerob, dan respons terhadap antigen asing yang
Haemophilus influenzae. Sedangkan penyebab spesifik, hal ini me- nyebabkan bayi
sepsis nosokomial adalah Stafilokokus (terutama rentan terhadap infeksi jamur dan virus,
Staphylococcus epidermidis), kuman Gram negatif meningkatnya jumlah sel T supresor, dapat
(Pseudomonas, Klebsiella, Serratia, dan mengurangi produksi antibodi sewaktu
Proteus), dan jamur. antenatal.
• Sel limfosit B dalam makrofag membelah
Faktor Risiko untuk Terjadinya Sepsis Neonatal ialah: menjadi sel memori atau menjadi sel
• Prematuritas dan berat lahir rendah, plasma yang menghasilkan antibodi.
disebabkan fungsi dan anatomi kulit yang
masih imatur, dan lemahnya sistem imun, 2. Sistem Imunitas Humoral
• Ketuban pecah dini (>18 jam),
• Ibu demam pada masa peripartum atau ibu Kadar IgG pada neonatus tergantung dari
dengan infeksi, misalnya khorioamnionitis, transport aktif melalui plasenta oleh karena
infeksi saluran kencing, kolonisasi vagina semua tipe IgG dari ibu dapat ditransport ke janin
oleh GBS, kolonisasi perineal dengan E. coli, sedangkan IgM, IgA dan IgE tidak melalui
• Cairan ketuban hijau keruh dan berbau, plasenta, karena itu pada neonatus jumlahnya
• Tindakan resusitasi pada bayi baru lahir, kurang. Antibodi yang ditransfer ke janin, akan
• Kehamilan kembar, menjadi pelindung terhadap infeksi spesifik yang
pernah diderita ibu sebelumnya. Secara
• Prosedur invasif, kuantitatif, jumlah IgG jelas kurang pada bayi
• Tindakan pemasangan alat misalnya kateter, berat lahir sangat rendah, karena sebagian besar
infus, pipa endotrakheal, IgG ditransfer melalui plasenta sesudah 32
• Bayi dengan galaktosemi, minggu kehamilan; maka jumlah IgG pada bayi
• Terapi zat besi, kurang bulan sangat rendah dibanding bayi cukup
• Perawatan di NICU (neonatal intensive care bulan. Jumlah ini berkurang pada beberapa bulan
unit) yang terlalu lama, pertama sesudah lahir, keadaan ini disebut
hipoimunoglobinemia fisiologis pascanatal. Hal
• Pemberian nutrisi parenteral, inilah yang merupakan faktor risiko terjadinya
• Pemakaian antibiotik sebelumnya, dan infeksi nosokomial pada masa neonatal, terutama
• Lain-lain misalnya bayi laki-laki terpapar 4x untuk bayi berat lahir sangat rendah atau bayi
lebih sering dari perempuan kurang bulan.

97
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus
2000
Diagnosis kesadaran menurun, klinis sakit tampak makin
berat dan kultur darah positip.
Manifestasi klinik • Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja
dan urin.
• Pemeriksaan apusan Gram dari bahan
Diagnosis dini sepsis ditegakkan berdasarkan gejala darah maupun cairan liquor, serta urin.
klinik dan terapi diberikan tanpa menunggu hasil • Lain-lain misalnya bilirubin, gula darah,
kultur. Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak spesifik dan elektrolit (natrium, kalium).
dengan diagnosis banding yang sangat luas,
termasuk gangguan napas, penyakit metabolik,
penyakit hematologik, penyakit susunan syaraf Pemeriksaan Radiologi
pusat, penyakit jantung, dan proses penyakit
infeksi lainnya (misalnya infeksi TORCH =
toksoplasma, rubela, sitomegalo virus, herpes). Pemeriksaan radiologi yang diperlukan ialah foto
dada, abdomen atas indikasi, dan ginjal.
Bayi yang diduga menderita sepsis bila terdapat Pemeriksaan USG ginjal, skaning ginjal,
gejala: sistouretrografi dilakukan atas indikasi.
• Letargi, iritabel,
• Tampak sakit,
• Kulit berubah warna keabu-abuan, Pemeriksaan Penunjang Lain
gangguan perfusi, sianosis, pucat, kulit
bintik-bintik tidak rata, petekie, ruam, Pemeriksaan plasenta dan selaput janin dapat
sklerema atau ikterik, menunjukkan adanya korioamnionitis, yang me-
• Suhu tidak stabil demam atau hipotermi, rupakan potensi terjadinya infeksi pada neonatus.
• Perubahan metabolik hipoglikemi atau
hiperglikemi, asidosis metabolik,
• Gejala gangguan kardiopulmonal Tatalaksana
gangguan pernapasan (merintih, napas
cuping hidung, retraksi, takipnu), apnu 1. Pencegahan dilakukan dengan
dalam 24 jam pertama atau tiba-tiba, memperhatikan pemakaian jarum atau alat
takikardi, atau hipotensi (biasanya timbul tajam lainnya sekali pakai. Pemakaian
lambat), proteksi di setiap tindakan, termasuk sarung
• Gejala gastrointestinal: toleransi minum tangan, masker, baju, kacamata debu. Tangan
yang buruk, muntah, diare, kembung dengan dan kulit yang terkena darah atau cairan
atau tanpa adanya bowel loop. tubuh lainnya segera dicuci.
Pemeriksaan laboratorium 2. Pengobatan
Penisilin atau derivat biasanya ampisilin
100mg/ kg/24jam intravena tiap 12 jam,
• Hematologi apabila terjadi meningitis untuk umur 0-7
Darah rutin, termasuk kadar hemoglobin Hb, hari 100-200mg/kg/ 24jam
hematokrit Ht, leukosit dan hitung jenis, intravena/intramuskular tiap 12 jam, umur
trombosit. Pada umumnya terdapat >7 hari 200-300mg/kg/24jam intravena/
neutropeni PMN <1800/l, trombositopeni intramuskular tiap 6-8 jam, maksimum
<150.000/l (spesifisitas tinggi, sensitivitas 400mg/ kg/24jam.
rendah), neutrofil muda meningkat >1500/l, Ampisilin sodium/sulbaktam sodium (Unasyn),
rasio neutrofil imatur dosis sama dengan ampisilin ditambah
: total >0,2. Adanya reaktan fase akut yaitu aminoglikosid 5mg/kg/24jam intravena
CRP (konsentrasi tertinggi dilaporkan pada diberikan tiap 12 jam.
infeksi bakteri, kenaikan sedang didapatkan Pada sepsis nosokomial, sebaiknya diberikan
pada kondisi infeksi kronik), LED, GCSF vankomisin dengan dosis tergantung umur
(granulocyte colony- stimulating factor), dan berat badan:
sitokin IL-1ß, IL-6 dan TNF (tumour necrosis • <1,2kg umur 0-4 minggu: 15mg/kg/kali
factor). tiap 24jam
• Biakan darah atau cairan tubuh lainnya
(cairan serebrospinalis) serta uji resistensi,
pelaksanaan pungsi lumbal masih
kontroversi, dianjurkan dilakukan pada
bayi yang menderita kejang,

98
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus
2000
• 1,2-2kg umur 0-7 hari: 15mg/kg/kali tiap monitor timbulnya sindrom
12- 18jam inappropriate antidiuretic hormon atau
• 1,2-2kg umur >7 hari: 15mg/kg/kali tiap SIADH, ditandai dengan ekskresi urin
8- 12jam turun, hiponatremi, osmolaritas serum
• >2kg umur 0-7 hari: 15mg/kg/kali tiap turun, naiknya berat jenis urin dan
12jam osmolaritas.
• >2kg umur >7 hari: 15mg/kg/kali tiap - Metabolik: monitor dan terapi hipo dan
8jam ditambah aminoglikosid atau hiperglikemia. Koreksi asidosis
sefalosporin generasi ketiga metabolik dengan bikarbonat dan cairan.

3. Terapi lanjutan disesuaikan dengan hasil Pada saat ini imunoterapi telah berkembang
biakan dan uji resistensi. sangat pesat dengan diketemukannya berbagai
4. Pengobatan komplikasi jenis globulin hiperimun, antibodi monoklonal
untuk patogen spesifik penyebab sepsis
- Pernapasan: kebutuhan oksigen neonatal.
meningkat, yang harus dipenuhi dengan
pemberian oksigen, VTP atau kemudian
dengan ventilator.
- Kardiovaskular: menunjang tekanan Daftar Pustaka
darah dan perfusi jaringan, mencegah
syok dengan pemberian volume 1. Gomella TL. Neonatology. Penyunting 4th ed.
ekspander 10-20ml/kg (NaCl 0,9%, Connecticut: Appleton & Lange 1999:h.408-14.
2. Isaacs D, Moxom ER. Neonatal infection.
albumin dan darah). Catat pemasukan Penyunting Oxford: Butterworth Heinemann
cairan dan pengeluaran urin. Kadang 1991:h.25-39.
diperlukan pemakaian dopamin atau 3. Korones SB, Bada-Ellzey HS. Neonatal decision
dobutamin. making. Penyunting 2nd ed. Missouri: Mosby
Year Book 1993:h.104-11.
- Hematologi: untuk DIC 4. Neonatal sepsis and IVIG. http://www.ucs.mun.ca/
(trombositopeni, protrombin time ~skhoury/ivig.html.
memanjang, tromboplastin time 5. Polin RA, Yoder MC, Burg FD. Practical
meningkat), sebaiknya diberikan FFP neonatology. Penyunting, 2 nd ed. Philadelphia:
10ml/kg, vit K, suspensi trombosit, dan WB Saunders Company 1993:h.227-49.
kemungkinan transfusi tukar. 6. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fak.
Kedokteran UI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Apabila terjadi neutropeni, diberikan jilid 3 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
transfusi neutrofil Jakarta 1995:h.1123- 31.
- Susunan syaraf pusat: bila kejang
beri fenobarbital (20mg/kg loading
dose) dan

99
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus
2000

Algoritme
1
Transmisi infeksi bakteri melalui materno-fetal (transmisi
vertikal)

Melalui Kolonisasi pada Bakteremi


asenden janin melalui jalan a
lahir
Persalinan Ruangan
ketuban
pecah intervilus

Vilus korion

Ketuban pecah Organisme vagina Sepsis pada


dini Persalinan dan servix masuk janin
lama Infeksi jalan ke dalam cairan
lahir ketuban

Inokulasi Organisme Sepsis neonatal


berat multiplikasi Dalam waktu lahir atau
cairan ketuban segera setelah
korioamnionitis lahir

Organisme masuk
ke dalam sal.
pernapasan & sal.
pencernaan

Tidak ada Virulensi bakteri


penyakit Inokulasi berat
neonatal Pertahanan tubuh
terganggu Prematuritas

Timbul penyakit sejak Timbul penyakit Tidak ada


dalam uterus dan neonatal 24-72 penyakit neonatal
dalam 72 jam setelah jam setelah lahir
lahir

Pneumonia
Sepsis
Meningitis
Otitis media
Konyungtiviti
s

Bagan 1. Algoritme transmisi bakteri materno - fetal

100
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus
2000

Algoritme 2
Risiko infeksi bakteri pada neonatus

Risiko prenatal: Risiko nosokomial: Risiko neonatal:


Ibu demam Rawat di RS terlalu lama Berat lahir rendah
Infeksi tanpa demam Prosedur invasif Jenis kelamin (laki-laki)
Korioamnionitis Ruang rawat penuh Lahir kembar
Persalinan kurang bulan Rasio pasien: perawat kurang Kelainan bawaan
tertentu
Ketuban pecah dini Cuci tangan kurang Luka pada kulit
Bunyi jantung janin >160/menit Pemberian antibiotik Nilai Apgar rendah
jangka panjang (<5 pada 5 menit)
Operasi

Tanda-tanda klinis diduga infeksi Bakteri penyebab


(tersering): Gangguan pernapasan Timbul dini (lahir 7
hari)
Takikardi Streptokokus Grup B
Meningkatnya kebutuhan Escherisia coli (organisme usus lainnya)
bantuan napas Listeria monocytogenes
Kurang aktif, hipotoni Timbul lambat (>7 hari)
Syok Staphylococcus aureus
Gangguan perfusi: pucat, kulit bintik-bintik tidak rata, sianosis Species
pseudomonas Abdomen kembung Bakteri anerobik
Gastrik residu Bakteri dari kelompok dini (salah
satu) Muntah
Hepatomegal
i
Splenomegal
i Kuning
Kejang
Ubun-ubun membonjol
Ruam kulit

Bagan 2. Algoritme pendekatan infeksi bakteri pada neonatus

101
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus
2000

Algoritme
3. Infeksi
bakteri
Waktu lahir tanpa Semua umur neonatus
gejala Dengan gejala/tanda-tanda
Risiko Risiko dengan /tanpa risiko
prenatal
prenatal neonatal
Gangguan pernapasan, baru
Satu risiko prenatal terjadi atau memburuk
Tanpa/dengan risiko Gangguan perfusi, pucat, bintik-
neonatal bintik Sianosis
Bantuan ventilator meningkat,
Evaluasi awal Dengan box-kepala, FiO2
Total leukosit meningkat Perut kembung
(<4000/mm3) Rasio I:T Kurang aktif,
(>0,2) hipotoni Kejang
CRP (>1,0mg/dl)
Kultur darah Evaluasi awal
Terapi: Ampisilin + Total leukosit, hitung jenis
Rasio I:T
Aminoglikosi CRP
d Cairan serebrospinal (kimia, jumlah
Ulang leukosit, hitung sel, hapusan Gram, kultur)
jenis CRP x2 tiap 12 jam Gula darah
Analisis gas
darah Kultur
Hasil pemeriksaan darah Foto
dini dan ulangan Hasil pemeriksaan toraks
negatif dini dan ulangan Foto abdomen bila
positif kembung Kultur cairan
lainnya
Lanjutkan
Stop antibiotik antibiotik s/d 7
pada hari ke 2-3 hari
Antibiotik Evaluasi berikutnya:
dimulai • Tanda-tanda klinik
• Umur 0-3 • CRP tiap 12 jam, 2x
hari • Evaluasi respon
Ampisillin+ terhadap
Aminoglikosi antibiotik setiap
d 24-48 jam
• Umur >3 hari • Total leukosit
Ampisillin • Rasio I:T
Aminoglikosid • Pada meningitis 48-
Vancomycin 72jam terapi ulang
atau Nafsillin LP
• Kimia serum: elektrolit,
ureum, kreatinin,
glukosa
• Foto toraks, abdomen (bila kembung)
Semua CRP normal CRP tetap abnormal
Jelas kelainan non-infeksi Hasil lab menyokong
Pemeriksaan dini maupun infeksi Tak jelas kelainan
ulangan tidak mendukung non infeksi
infeksi Infeksi terbukti dengan hasil
kultur darah dan lainnya

Stop antibiotik pada hari ke 3-5 Lanjutkan


antibiotik 7-14 hari
(Sepsis)
21 hari (Meningitis)
Bagan 3. Algoritme tatalaksana infeksi bakteri pada neonatus

102

Anda mungkin juga menyukai