JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA EKSTRAK KULIT BATANG
SIRSAK (Annona muricata) DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS (KLT) YANG BERASAL DARI DESA BILALANG, KEC.
MANUJU, KAB. GOWA
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makin banyaknya obat tradisional yang beredar dipasaran, untuk itu perlu
Dalam dunia farmasi banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya cara
membuat obat sintesis saja namun juga mengenali dan memanfaatkan hewan
dan tanaman yang berkhasiat obat untuk dijadikan obat herbal ataupun
disintesis.
apa yang ada di dalam tanaman tersebut sebelum dipasarkan. Salah satu
caranya adalah memalui ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak yang nantinya
dengan metode ekstraksi refluks dan cairan penyari yang sesuai untuk
1. Maksud percobaan
refluks.
2. Tujuan Percobaan
refluks.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Dimana ekstraksi ini bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia atau sampel. Ekstraksi dapat kita lakukan pada sampel yang
berasal dari tumbuhan atau tanaman, hewan dan mineral atau pelican (Dirjen
POM, 1979).
hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hampir semua
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
(Harbone,J.B.1987).
mendidihkan campuran antara contoh dan pelarut yang sesuai pada suhu dan
waktu tertentu. Serta uap yang terbentuk diembunkan dalam kondensor agar
kembali ke labu reaksi. Pada umumnya metode refluks digunakan untuk
ekstraksi bahan-bahan yang sulit dipisahkan. Pada kondisi ini jika dilakukan
pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai (Harbone,J.B.1987).
dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali
sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan
volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator
(Harbone,J.B.1987)
sediaan teh daun sirsak digunakan untuk radang selaput lendir hidung (radang
membunuh parasit. Bagian kulit kayu, akar, dan daun digunakan untuk
tonik jantung sedangkan di Brazil daerah Amazon sediaan teh daun sirsak
digunakan untuk gangguan masalah hati, minyak dari daun dan buah
pengobatan secara eksternal untuk neuralgia, rematik, dan nyeri artritis. Saat
ini di Amerika Serikat dan Eropa, tumbuhan sirsak mulai digunakan sebagai
hipertensi, peradangan, diabetes dan kanker. Saat ini lebih dari 200 senyawa
V.2016).
B. Uraian Bahan
Berat molekul : 18
mempunyai rasa.
RM/BM : C2H6O/46,07
pada lidah.
Nama : Chloroform
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 200 bagian air; mudah larut
minyak lemak.
daripada etanol).
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 14,30 bagian air, larut dalam
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol (95 %) P dan
Kegunaan : antiseptikum
C. Uraian Tumbuhan
1. Klasifikasi
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Anonna
a. Daun
Tanaman sirsak memiliki daun berwarna hijau mudah dan tua dengan
panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm, berbentuk bulat telur, ujung lancip dan ada
juga yang tumpul, daun bagian atas mengkilap hujai dan gundul kusam di
bagian bawah daun. Daun tanaman sirsak ini memiliki bau yang sangat
b. Bunga
kuning keputihan dan setelah tua akan mekar dan menjadi buah .
c. Buah
matang dan hijau muda ketika masih mudah atau mentil. Bentuk buah sirsak
oval dan juga yang loncong, dengan strukut kulit berduri kehitaman dan
tidak terlalu tajam. Bagian dalam buah ini lembek, berwarna putih dan
d. Biji
Tanaman sirsak memiliki biji kehitaman atau coklat berbentuk bulat dan
lonjong dengan panang 16,8 mmdan lebar 9,6 mm. Memiliki jumlah yang
sangat bervariasi mecapi 20-70 butir biji secara normalnya. Jika biji
3. Kandungan Kimia
poliketida yang bersifat nonpolar dengan struktur 30–32 rantai karbon tidak
heksan dari kulit batang sirsak mempunyai efek sitotoksik terhadap sel CEM-
SS dengan nilai IC50 sebesar 0,8 µg/mL dan ekstrak etil asetat dari kulit
batang sirsak mempunyai efek sitotoksik terhadap sel HL. (Padma et al., 2002).
di seluruh daerah tropis dunia, dimana biji dan daun dari spesies ini ditemukan
yang terlibat dalam biosintesis acetogenins ini telah diisolasi dari spesies ini
A.2003).
memiliki lebih dari 20 genus dengan lebih dari 40 spesies Annonaceae. Selain
berdasar penelitian beberapa spesies dari genus Annona, Polyalthia, Uvaria dan
Sirsak adalah tanaman obat yang telah digunakan sebagai obat alami untuk
depresi cardio (memperlambat denyut jantung) pada hewan. Sifat dan aktivitas
obat penenang, insektisida dan stimulan rahim. Aktivitas anti-virus dari ekstrak
(Padma et al.1998).
fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran
yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen
yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (haqiqi, 2008).
1. Fase diam
silica atau aluminium yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau
logam atau plastic yang keras. Jel silica (aluminium) merupakan fase
gugus-OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silica kemuudian digunakan
pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam
gula dalam tetes secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan
jumlah umpan.
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini
yang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis
pelarut yang bersifat larutan relative polar, dapat mengusir pelarut yang
METODE KERJA
a. Aluminium oil
b. Beaker glass
c. Cawan
d. Gelas ukur
e. Hot Plate
f. Kondensor
h. Timbangan
a. Aquades
b. Benzen
c. Etanol
d. Etil asetat
e. Kloroform
g. Metanol
h. n- heksan
B. Cara Kerja
bulat
jam
glass
11. Ekstrak yang diperoleh ditimbang dan dimasukkan dalam botol vial
1. Pembuatan Eluen
a. CHCl3-MeOH-H2O (16:6:1)
b. EtoAc-EOH-H2O (10:2:1)
lalu dijenuhkan
lalu dijenuhkan
untuk digunakan.
dan digambar pada kertas sesuia dengan noda yang tampak atau
didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis pada ekstrak kulit batang
sirsak.
Nilai Rf
No. Eluen Pelarut
(UV)
1. Kloroform Metanol 0,98
CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1) 0,8
0,66
Butanol 0,98
0,94
0,76
0,58
2. Etil Asetat Metanol 0,4
EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1) 0,28
0,2
Butanol 0,9
0,8
3. Benzene Metanol 0,8
Benzen-EtOAc (9 : 1) 0,68
0,54
0,4
Dietil Eter 0,94
0,8
0,72
0,6
4. Hexana Metanol 0,94
Hexana-EtOAc (7 : 3) 0,72
0,66
Dietil Eter 0,88
0,72
0,52
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan ekstraksi batang
sirsak dengan metode penyarian refluks. Metode ini memang tidak termasuk
cara resmi, akan tetapi sangat cocok untuk menyari bahan yang keras seperti
batang dan akar, tetapi cara ini tidak boleh dilakukan apabila bahan aktifnya
mudah menguap atau terurai atau rusak oleh pemanasan. Sebelum di ekstraksi
Batang sirsak dipotong-potong saja atau kalau dibuat serbuk, buatlah serbuk
kasar. Penyarian dengan metode refluks ini juga termasuk cara panas, karena
bahan baku yang disari dipanaskan bersama-sama penyari dalam labu alas
bulat. Supaya cairan penyari tidak banyak menguap, maka diatas labu alas
panjangnya sesuai dengan titik didih penyari organik yang digunakan. Semakin
dengan metode refluks dilakukan selama 4 jam dengan suhu 60oC dengan
Setelah mencapai 4 jam, maka simplisia batang sirsak dan larutan penyari
diuapkan ekstrak disimpan dalam cawan lalu diuapkan di atas penangas air
hingga menjadi ekstrak kental. Setelah ekstrak menjadi kental dan tidak ada
ekstrak methanol, dietil eter dan n-butanol dari sampel batang sirsak. hasil
methanol, dietil eter serta n-butanol dilakukan isolasi zat aktif dengan metode
(9:1), (8:2), (7:3), yang telah dijenuhkan terlebih dahulu dengan kertas saring
kromatografi lapis tipis, ekstrak methanol batang sirsak, ekstrak dietil eter
batang sirsak dan ekstrak n-Butanol batang sirsak kemudian dilihat dibawah
sinar UV.
gel F254, hasil dari noda yang diperoleh akan nampak menggunakan sinar ultra
dan 0,66. Pada eluen heksan : etil asetat (7:3) diperoleh 3 noda dengan nilai Rf
masing-masing 0,94; 0,72 dan 0,66. Pada eluen etil asetat : etanol : air (10:2:1)
diperoleh 3 noda dengan nilai Rf masing-masing 0,4; 0,28 dan 0,2. Pada eluen
benzene – etil asetat (9:1) diperoleh 4 noda dengan nilai Rf masing-masing 0,8;
benzen :etil asetat (9:1) diperoleh 4 noda dengan nilai Rf masing-masing 0,94;
0,8; 0,72 dan 0,6. Sedangkan pada eluen heksan : etil asetat (7:3) diperoleh 3
Hasil kromatografi lapis tipis pada ekstrak n-butanol pada eluen etil
bersifat polar
2. Pada hasil identifikasi ekstrak Dietil Eter Batang Sirsak terdapat 7 senyawa
B. Saran
Leslie T. Technical Data Report for GRAVIOLA (Annona muricata), Sage Press,
Inc., Austin, 2005,h 3-54.
NO Warna Rf Warna Rf
4 - - Hijau 0,4 cm
NO Warna Rf Warna Rf
3 Hijau 0,76 cm - -
4 Hijau 0,58 cm
Lampiran 2
metanol
EtOAc-EtOH-H2O (10:2:1)
Lampiran 3
Gambar proses pengerjaan
A B
C D
Ket: Gambar A : Proses Ekstraksi