ABSTRACT
An elephan grass that can be used as silage complete feed for nutritional value is high
enough, but the availability fluctuates. In the dry season drought production is drastically
decreased. Hence the need for methods of processing and preserving silage fodder is
complete by adding them to the other feed materials such as biomass mulberry has the crude
protein content is high enough. This study aimed to analyze the fiber content in the feed
silage the main ingredient elephant grass and mulberry biomass through the analysis of Van
Soest. Evaluation of the fiber content of silage using a completely randomized design (CRD)
with 3 treatments and 4 replications, P1 (60% of elephant grass + 40% biomass mulberry), P2
(60% of elephant grass + 10% biomass mulberry + 30% concentrate), P3 ( 60% of elephant
grass + 40% concentrate). The results showed that no significant differences (P> 0.05) on the
content of hemicellulose. Significant differences (P <0.05) are shown in the content of NDF,
ADF, cellulose and lignin.
Key words: Silage Complete Feed, Elephant grass, mulberry, NDF dan ADF
ABSTRAK
Rumput gajah merupakan hijauan pakan ternak yang dapat dijadikan bahan silase pakan
lengkap karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, namun ketersediaannya
berfluktuasi. Pada musin kemarau kemarau produksinya sangat drastis menurun. Karena
itu perlu adanya metode pengolahan dan pengawetan pakan ternak yaitu silase komplit
dengan menambahkannya dengan bahan pakan lain yang berkualitas seperti biomassa
murbei yang memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kandungan serat dalam silase pakan lengkap yang diformulasi dengan
bahan utama rumput gajah dan biomassa tanaman murbei melalui analisis Van Soest.
Evaluasi kandungan serat silase menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3
perlakuan dan 4 ulangan, P1 (60% rumput gajah + 40% biomassa murbei), P2 (60% rumput
gajah + 10% biomassa murbei + 30% konsentrat), P3 (60% rumput gajah + 40% konsentrat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis nutrisi silase tidak ada perbedaan nyata
(P>0,05) terhadap kandungan hemiselulosa. Perbedaan nyata (P<0,05) ditunjukkan pada
kandungan NDF, ADF, selulosa dan lignin.
Kata kunci : silase ransum lengkap, rumput gajah, murbei, NDF dan ADF
79
Syahriani Syahrir dan Intan Dwi Novieta
PENDAHULUAN
Silase adalah pakan yang dihasilkan melalui proses fermentasi hijauan dengan
kandungan air yang tinggi. Keberhasilan pembuatan silase berarti memaksimalkan nutrien
yang dapat diawetkan. Silase yang baik diperoleh dengan menekan berbagai aktivitas
enzim yang berada dalam tanaman dan yang tidak dikehendaki, mikroba epiphytic (seperti
yang biasa terdapat dalam hijauan) serta mendorong berkembangnya bakteri penghasil
asam laktat (Sapienza dan Bolsen, 1993).
Rumput gajah merupakan hijauan pakan ternak yang dapat dijadikan bahan silase
pakan lengkap karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hanya saja
ketersediaan dan fluktuasi yang berbeda pada produksi rumput gajah sebagai hijauan
makanan ternak khususnya pada musim kemarau belum dapat memenuhi kebutuhan ternak
ruminansia akan hijauan pakan tersebut, sehingga perlu adanya metode pengolahan dan
pengawetan pakan ternak yaitu silase komplit dengan menambahkannya dengan bahan
pakan lain yang berkualitas seperti biomassa murbei yang memiliki kandungan protein
kasar yang cukup tinggi sekitar 15–13%.
Upaya mengantisipasi fluktuasi produk hijauan, perlu memperhatikan ketersediaan
bahan pakan hijauan, sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi musim. Pada musim
kemarau terjadi penurunan produksi hijauan, sehingga penyediaan pakan menjadi
berkurang. Untuk mengatasi masalah kurangnya ketersediaan hijauan pada musim
kemarau, perlu adanya teknik preservasi hijauan pakan pada saat produksi hijauan
berlimpah pada musim penghujan. Pengawetan pakan dalam bentuk silase merupakan salah
satu teknik preservasi pakan alternatif untuk memperpanjang masa simpan produk pakan
dan mampu meningkatkan kualitas nutrisi dari produk pakan tersebut.
Produksi rumput gajah yang berlebih, dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi
kesenjangan produksi hijauan pakan pada musim hujan dengan musim kemarau. Untuk
memanfaatkan kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik, maka hijauan
pakan dapat diawetkan dalam bentuk silase, karena rumput gajah merupakan bahan yang
baik untuk dibuat silase. Hijauan pakan yang dapat dibuat silase adalah rumput atau
campuran rumput dengan biomassa murbei. Penambahan biomassa murbei (daun, batang,
dan ranting) diharapkan dapat meningkatkan kualitas silase karena biomassa murbei
mengandung kadar protein yang tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kandungan serat silase pakan lengkap yang berbahan utama rumput gajah dan biomassa
murbei berupa kandungan neutral detergen fiber (NDF), acid detergen fiber (ADF),
seluluosa, hemiselulosa dan lignin
Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi dan Industri Pakan Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, dan dilanjutkan dengan analisis kandungan serat silase
yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin.
80
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016
Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4
ulangan dengan susunan perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Yij = µ + τi + εij
Keterangan :
Yij = Hasil pengamatan dari peubah pada formula silase ke-i dengan ulangan ke-j.
µ = Rata-rata pengamatan
τi = Pengaruh perlakuan I (1,2, dan 3)
εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-I (1,2, dan 3) dan ulangan ke-j
(1,2,3 dan 4)
Bahan baku %
% dalam %
pakan lokal PK (%) TDN (%) protein
ransum TDN
yang tersedia kasar
Urea 288,0 100 6 17,3 6,0
Molases+ Molases 3,1 70,7 94 2,9 66,5
Total 100 20,2 72,5
Rumputgajah 13,2 57 95 12,5 54,2
Rumput
Molases+ 20,2 70,7 5 1 3,5
Gajah+
Total 100 5,9 49,1
81
Syahriani Syahrir dan Intan Dwi Novieta
Analisis data
Data yang diperoleh dari dianalisis dengan analisis sidik ragam menggunakan SPSS
16, apabila berpengaruh nyata dilanjutkan uji Duncan (Gaspersz, 1994).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kandungan, NDF (Neutral Detergent Fiber )
ADF (Acid Detergent Fiber), selulosa dan lignin silase ransum lengkap berbahan rumput
gajah dan biomassa murbei berbeda nyata (P<0,05) antar perlakuan akibat perbedaan
kandungan biomassa murbei dan konsentrat dalam formula silase ransum lengkap.
Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan NDF perlakuan P1 (61,68) berbeda nyata
dengan perlakuan P2 (50,03%) dan P3 (44,08%), tetapi perlakuan P2 tidak berbeda nyata
dengan perlakuan P3.
Tabel 3. Kandungan komponen serat silase ransum lengkap berbahan rumput gajah,
biomassa murbei dan konsentrat
Parameter Perlakuan
P1 P2 P3
NDF 61,68b±6,29 50.03a±2.09 44,08a±3,72
ADF 49,99c±1,94 39.35b±1.51 34,54a±1,52
Selulosa 36,54c±2,22 27.11b±1.43 23,09a±1,48
Hemiselulosa 11,69±6,54 10.67±1.50 9,54±4,67
Lignin 11,10b±0,82 8.36a±0.92 7,76a±0,27
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05); P1= 60% rumput gajah + 40% biomassa murbei; P2= 60% rumput gajah + 10% biomassa
murbei + 30% konsentrat; P3: 60% rumput gajah + 40% konsentrat
Kandungan NDF yang sama pada perlakuan P2 dan P3 menunjukkan bahwa proses
fermentasi pada silase pakan komplit yang mengandung biomassa murbei lebih baik
dibandingkan tanpa biomassa murbei. Kandungan NDF lebih tinggi pada ransum lengkap
yang mengandungan biomassa murbei dibandingkan dengan tanpa murbei, namun setelah
melewati proses fermentasi, kandungan NDF menjadi sama besarnya. Hal ini
mengindikasikan terjadinya proses fermentasi yang lebih baik dengan keberadaan biomassa
murbei dalam ransum lengkap.Hal ini sejalan dengan pendapat (Syahrir dkk., 2009) bahwa
adanya peran tepung daun murbei yang menunjang proses fermentasi paling efektif. Peran
tersebut berkaitan dengan kemampuan senyawa DNJ (Deoxynojirimicin)yang terdapat pada
tepung daun murbei. Deoxynojirimycin merupakan analog glukosa yang memiliki
kemampuan untuk menghambat glukosidase. Nitrogen yang disubsitusikan pada DNJ
82
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016
DAFTAR PUSTAKA
Van Soest, P.J., J. B. Robertson and B. A. Lewis, 1991. Methods for dietary fiber, neutral detergent fiber
and nonstarch polysaccharides in relation to animal nutrition. J. Dairy Sci., 74: 3583-3597
83
Syahriani Syahrir dan Intan Dwi Novieta
Ibrahim, M.Y. 2009. Pengaruh pemberian daun lamtoro (Leucaena leocephala) terhadap kualitas silase
rumput gajah (Pennisetum purpereum) yang diberi molasses. Agripet : Vol (9) No.1 : 38 -42.
Overkleeft, G. H., J. Renkema, P. Neele dan A. Hung. 1998. Generation of specific deoxynojirimycins
type inhibitor of the non lysosomal glucosylceramidase. J. Biol. Chem., 273: 26522-26527.
Sapienza D.A. dan Bolsen K. (1993). Teknologi Silase (Penanaman, Pembuatan dan Pemberian pada
Ternak). Pionner-Hi-Bred Internasiona. Inc.
Syahrir S., Wiryawan K.G., Parakkasi A., Winugroho M., dan Sari O.N.P. (2009). Efektivitas daun
murbei sebagai pengganti konsentrat dalam sistem rumen in vitro. Media Peternakan, 32(2):
112-119.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo.. 1994. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
84