Anda di halaman 1dari 8

SETANG SEPEDA MOTOR MEMBAWA BENCANA

Tn. Ahmad, 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan BAK berdarah hilang timbul dan tidak
disertai nyeri sejak 1 bulan ini. Dari Anamnesis didapatkan Tn Ahmad memiliki kebiasaaan merokok dan
bekerja sebagai buruh di pabrik cat. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan kesan tidak terdapat
pembesaran prostat. Dokter menyimpulkan kecurigaan keganasan urogenital. Tn. Ahmad dirujuk ke RS
untuk tindakan selanjutnya.

Di Rumah sakit, Tn Ahmad bertemu dengan tetangga yang membawa anaknya (19 tahun), ke IGD
setelah ditabrak bagian pinggang oleh setang sepeda motor. Pemeriksaan menghasilkan lebam di
pinggang kanan, nyeri di pinggang dan perut bawah, serta adanya darah di urin. Pemeriksaan lebih
lanjut menunjukkan adanya trauma pada ginjal kanan. Pasien ini dirawat kemudian untuk observasi
dengan terlebih dahulu dipasang indwelling catheter.

Bisakah saudara menjelaskan kasus diatas?

Step 1

Puskesmas(Pusat Kesehatan Masyarakat) :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAK Berdarah (Hematuria) :

 Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah didalam urine. Hal ini perlu dibedakan dengan
Bloody urethral discharge atau perdarahan per uretram, yaitu keluar darah dari meatus eksterna
tanpa melalui proses miksi, keadaan ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.
 Hematuria secara visual dibedakan dalam dua keadaan yaitu hematuria makroskopik dan
mikroskopik. Hematuria makroskopik (gross) adalah hematuria yang secara kasat mata dapat
dilihat sebagai urine yang berwarna merah
 Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan >2 sel darah merah
perlapang pandang.
 Porsi hematuria pada saat miksi

inisial total terminal


Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi
Tempat kelainan uretra Buli-buli, ureter , ginjal Leher buli-buli, prostat
Colok dubur (Rectal toucher) :

Pemeriksaan colok dubur adalah suatu pemeriksaan dengan memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi
pelicin ke dalam lubang dubur. Pemeriksaan ini membantu klinisi untuk dapat menemukan penyakit
penyakit pada perineum, anus, rektum, prostat, dan kandung kemih. Pada pemeriksaan colok dubur yang
dinilai adalah keadaan perianal, perineum, tonus sfingter ani dan refleks bulbo-kavernosus (BCR), mukosa
dan ampulla rekti, serta penonjolan prostat kearah rektum. Pada pemeriksaan perianal dapat dilihat
adanya fistula perianal, skin tag, fissura, tumor anus dan hemorrhoid. Dinilai juga keadaan perineum,
apakah meradang atau tidak. Penilaian Sfingter ani dilakukan dengan cara merasakan adanya jepitan pada
sfingter ani pada saat jari telunjuk dimasukkan lubang anus. Colok dubur juga bertujuan untuk mencari
kemungkinan adanya massa di dalam lumen rektum, menilai mukosa dan ampulla rektum serta keadaan
prostat.

pembesaran prostat ( Benign prostatic hyperplasia (BPH)) :

Benign prostatic hyperplasia (BPH), juga dikenal sebagai hipertrofi prostat jinak, adalah penyakit
degeneratif yang sangat umum di kalangan pria lanjut usia.

Keganasan(Neoplasma):

Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Neoplasma, adalah massa abnormal jaringan yang
pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus
demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan itu telah berhenti.

Dalam istilah kedokteran, neoplasma dikenal sebagai tumor dan dikatakan jinak (benigna) apabila
gambaran mikros dan makrosnya mengisyaratkan bahwa tumor tersebut akan tetap terlokalisasi, tidak
dapat menyebar ke tempat lain, dan pada umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal dan
pasien umumnya selamat.

Tumor ganas (maligna) secara kolektif disebut kanker. Kanker adalah penyakit yang ditandai oleh adanya
pertumbuhan yang tidak terkontrol yang mengarah pada proses invasi ke jaringan sekitar dan menyebar
(metastasis) ke bagian tubuh lain.

Rumah Sakit :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

IGD (Instalasi Gawat Darurat):

Instalasi Emergensi/Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian di dalam sebuah rumah sakit
yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat
mengancam kelangsungan hidupnya. Di IGD terdapat dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah
perawat dan dokter jaga. Instalasi Gawat Darurat berfungsi memberikan pelayanan medis yang sifatnya
gawat dan darurat selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Lebam (hematom) :

Hematoma : pengumpulan setempat ekstravasasi darah, biasanya membeku didalam organ ruang atau
jaringan. Subdural h. bekuan darah masif dibawah duramater, menyebabkan gejala-gejala neurologic
akibat penekanan pada otak

Kontusio : Kontusio adalah cedera pada jaringan lunak, diakibatkan oleh kekerasan tumpul (mis. Pukulan,
tendangan, atau jatuh). Terputusnya banyak pembuluh darah kecil yang terjadi mengakibatkan
perdarahan ke jaringan lunak (ekimosis,memar)

Nyeri (Pain):

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorikyang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam
intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas(tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi
(transien,intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus)

Trauma (Injury):

Injury : Cedera atau luka, rusak atau sakit, biasanya dipakai untuk cedera pada tubuh akibat faktor dari
luar.

Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan fisik dengan
terputusnya kontinuitas normal suatu struktur.Trauma dengan kata lain disebut injuri atau wound, yang
dapat diartikan sebagai kerusakan atau luka karena kontak yang keras dengan sesuatu benda.

Observasi :

observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-
usaha pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki.

Adalah peninjauan secara cermat (kbbi)

Indwelling catheter :

Kateter menetap digunakan untuk periode waktu yang lebih lama. Kateter menetap ditempatkan dalam
kandung kemih untuk beberapa minggu pemakaian sebelum dilakukan pergantian kateter. Pemasangan
kateter ini dilakukan sampai klien mampu berkemih dengan tuntas dan spontan atau selama pengukuran
urin akurat dibutuhkan.

Di Rumah sakit, Tn Ahmad bertemu dengan tetangga yang membawa anaknya (19 tahun), ke IGD
setelah ditabrak bagian pinggang oleh setang sepeda motor. Pemeriksaan menghasilkan lebam di
pinggang kanan, nyeri di pinggang dan perut bawah, serta adanya darah di urin. Pemeriksaan lebih
lanjut menunjukkan adanya trauma pada ginjal kanan. Pasien ini dirawat kemudian untuk observasi
dengan terlebih dahulu dipasang indwelling catheter.
Bisakah saudara menjelaskan kasus diatas?

Step 2

1. Mengapa pasien 1 mengeluhkan BAK berdarah hilang timbul dan tidak disertai nyeri sejak 1 bulan
lalu?

Hematuri dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti:

a. Infeksi :Bacterial cystitis (sering), Interstitial cystitis (jarang), Prostatitis, Uretritis, Tuberculosis,
Schistosomiasis

b. Batu : Batu ginjal, Batu ureter, Batu buli-buli

c. Tumor : Renal carcinoma, Ureteric carcinoma, Bladder carcinoma, Prostatic carcinoma

d. Inflamasi : Glomerulonefritis, IgA nefropati, Goodpastures syndrome, Radiation cystitis

e.Trauma : Trauma ginjal (trauma tumpul abdomen), Trauma buli-buli (kateterisasi)

f. Hematologi : Terapi antikoagulan, Henoch-Schonlein purpura, Kelainan koagulasi, Sickle cell disease

karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi penyakit
primernya, yaitu porsi hematuria ( warna merah yang dilihat saat berkemih) terjadi pada saat
kapan(awa, total, akhir) miksi. hematuria bermula pada awal berkemih dimana menunjukkan ada
kelainan di uretra bagian distal. Jika hematuria berlangsung selama berkemih menunjukkan adanya
kelainan di saluran kemih bagian atas dan jika hematuria terjadi di akhir berkemih, kemungkinan
adanya kelainan di leher dari buli-buli (bladder neck ) atau uretra pars prostatika. Pada wanita yang
mengalami hematuria, perlu dipastikan apakah pasien dalam keadaan menstruasi saat dievaluasi
untuk mengambil langkah berjaga-jaga dalam mendapatkan specimen buat analisis. Gejala-gejala lain
seperti peningkatan frekuensi berkemih dan disuria perlu ditanyakan karena kedua gejala dapat
mengarah adanya infeksi saluran kemih atau uroepithelial malignancy

Jika pada pasien didapatkan adanya nyeri kolik, perlu dicurigai penyebab hematuria adalah batu
saluran kemih. Hematuria tanpa rasa nyeri menunjukkan kemungkinan disebabkan oleh kelainan lain
seperti nefrolitiasis, infeksi, atau nekrosis papiler. Selain itu, hematuria yang tidak nyeri serta tanpa
gejala-gejala lain dari penyakit ginjal perlu di periksa dengan lebih lanjut untuk menolak kemungkinan
adanya keganasan genitourinaria. Keluhan lain yang ditanyakan seperti penurunan berat badan,
kemerahan di kulit, arthritis, artralgia, atau gejala penyakit paru menunjukkan adanya penyakit
sistemik termasuk sindroma vaskulitis, keganasan dan tuberkulosis. Nyeri tenggorokan atau infeksi di
kulit yang terjadi tidak lama sangat berhubung erat dengan poststreptokokus glomerulonefritis.
Riwayat pemakaian obat penting untuk diketahui karena gambaran diskolorasi urine atau hematuria
sendiri dapat terjadi akibat pemakaian beberapa macam obat seperti penggunaan analgesic untuk
jangka waktu yang lama analgesic nephropathy. Penggunaan kontrasepsi oral juga dikaitkan dengan
loin-pain hematuria syndrome. Perokok dan pasien yang diobati dengan siklofosfamid juga
mempunyai risiko tinggi menderita kanker buli-buli.
2. Apa hubungan kebiasaan merokok dan bekerja sebagai buruh pabrik cat dengan keluhan pasien
1?

Buruh pabrik cat : Secara umum, kanker kandung kemih ditandai dengan adanya darah pada urin
(total hematuria) yang tidak disertai dengan rasa nyeri dan bersifat intermiten. Kebiasaan merokok
merupakan salah satu faktor risiko utama yang menyebabkan kanker kandung kemih ini. Selain itu,
para pekerja yang menggunakan produk kimiawi yang merupakan turunan dari senyawa arylamines,
seperti para pekerja di pabrik cat, tekstil, ban, dan minyak serta tukang cat dan penata rambut lebih
berisiko untuk menderita kanker kandung kemih (Bladder Cancer Advocacy Network, 2008).

Menurut American Cancer Society pada tahun 2014

Merokok

Merokok merupakan faktor risiko yang penting untuk kanker kandung kemih. Orang yang merokok
memiliki risiko setidaknya 3 kali lebih besar untuk menderita kanker kandung kemih dibandingkan
dengan orang yang tidak merokok.
Rokok : Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang utama penyebab kanker kandung kemih
pada 50% pria dan 31% wanita (Anastasiou et al., 2009). Orang-orang dengan kebiasaan merokok
memiliki peningkatan risiko 2-4 kali lipat untuk menderita kanker kandung kemih dibandingkan
dengan orang yang tidak merokok. Risiko ini juga berhubungan erat dengan frekuensi dan durasi
merokok. (Colombelet al., 2008).

Pada rokok terkandung karsinogen berupa amin aromatik dan hidrokarbon aromatic polikistik (PAH)
lalu disekresikan melalui ginjal

PAH : karsinogenik tinggi membentuk kompleks dengan DNA secara permanen sehingga terjadi
mutase gen

3. Bagaimana intrepertasi pemeriksaan colok dubur pasien 1 ?

Indikasi colok dubur

- curiga apendisitis

- perdarahan

- perubahan pola defekasi

- bagian dari pemeriksaan abdomen

- gangguan genitourinari

- trauma pelvis atau spinal

Rectal toucher: Perianal dan perineum tidak meradang, tidak tampak massa tumor, Sfingter ani mencekik,
mukosa licin, ampula kosong, tak teraba massa tumor, tak teraba penonjolan prostat kearah rektum, tidak
terasa nyeri.

Handscoen: Tak ada feses, tak ada darah, tak ada lendir.
Bila teraba massa

Raba massa tersebut, dan nilai hal-hal berikut:

1) Permukaannya atau keadaan mucosa rektum pada prostate,

2) Pembesarannya : pole atas bisa/tidak teraba dan penonjolannya kedalam rectum,

3) Konsistensi : kenyal, keras, atau lembut,

4) Simetris atau tidak,

5) Berbenjol-benjol atau tidak,

6) Terfiksir atau tidak,

7) Nyeri tekan atau tidak,

8) Adanya krepitasi (batu prostat) atau tidak

4. Mengapa dokter mencurigai terdapat keganasan urogenital pada pasien 1?


5. Apa saja bentuk keganasan urogenital ?
6. Apa tindakan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien 1?
7. Apa yang terjadi bila bagian pinggang pasien 2 ditabrak oleh sepeda motor?

Cedera ginjal dapat terjadi secara:

a) Langsung akibat benturan yang mengenai daerah pinggang.

b) Tidak langsung, yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan

ginjal secara tiba - tiba di dalam rongga retroperitoneum. Jenis cedera yang mengenai ginjal dapat
merupakan cedera tumpul, luka tusuk, atau luka tembak. Goncangan ginjal di dalam rongga
retroperitoneum menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima
arteri renalis. Robekan ini akan memacu terbentuknya bekuan darah yang selanjutnya dapat
menimbulkan trombosis arteri renalis beserta cabangcabangnya. Cedera ginjal dapat dipermudah jika
sebelumnya sudah ada kelainan pada ginjal, seperti hidronefrosis, kista ginjal atau tumor ginjal.

Terdapat 3 penyebab utama dari trauma ginjal :

a) Trauma tumpul

Trauma tumpul biasanya terjadi karena kecelakaan kenderaan bermotor, dan jatuh. Trauma tumpul dari
tabrakan kendaraan bermotor, jatuh dan tabrakan pribadi adalah penyebab utama trauma ginjal

b) Trauma iatrogenik

Trauma iatrogenik dapat hasil dari operasi, retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy, dan
percutaneous lithotripsy. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal

c) Trauma tajam

Trauma tajam adalah seperti tikaman atau luka tembak pada daerah abdomen bagian atas ataupun
pinggang
8. Bagaimana hasil dari pemerikasaan pasien 2 ?

Lebam : Berawal dari terkena beda tumpul di pinggangnya, menyebabkan pecahnya pembuluh darah
kapiler dan terjadilah proses inflamasi disana, sehingga komponen2 darah terkumpul di daerah
interstisial. Proses inflamasi yang terjadi pada memar  pergerakan makrofag ke daerah memar 
makrofag akan memfagosit eritrosit pada daerah memar tersebut. Makrofag ini memproses hemoglobin
dengan cara yang sama seperti yang digunakan pada resiklus normal eritrosit, tetapi dengan cara yang
lebih dipercepat dan terpusat.

Waktu hemoglobin di metabolisme dalam sel-sel ini, maka akan dihasilkan Hemosiderin, biliverdin dan
Hematoidin. Pigmen-pigmen ini berperan pada perubahan memar yang berkisar dari “tanda hitam dan
biru”.

Hematuria : Adanya darah pada urin, menandakan adanya trauma atau luka pada saluran kemihnya,
mungkin saja itu di kandung kemih maupun di ureter atau uretranya. Dilihat bagaimana bentuk hematuria
gross atau mikroskopi, bila gross dilihat bagaiman bentuknya adakah bekuan darah atau tidak untuk
menghilangkan DD terhadap keganasan.

9. Apa pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan untuk melihat trauma ginjal pada pasien 2 ?
10. Mengapa pasien 2 perlu di observasi terlebih dahulu dan perlu menggunakan indwelling catether?

11. Apa saja indikasi digunakanya indwelling Catether?

Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan. Pemasangan kateter dalam jangka waktu yang pendek akan
meminimalkan infeksi, sehingga metode pemasangan kateter sementara adalah metode yang paling baik
a. Indikasi pada pemasangan kateter sementara :

- Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi kandung kemih

- Pengambilan urin residu setelah pengosongan kandung kemih

b. Indikasi pada pemasangan kateter jangka pendek :

- Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)

- Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, sepertivesika urinaria, uretra dan organ sekitarnya

- Preventif pada obstruksi uretra dari perdarahan

- Untuk memantau output urin

- Irigasi vesika urinaria

c. Indikasi pada pemasangan kateter jangka panjang :

- Retensi urin pada penyembuhan penyakit ISK/UTI

- Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urin

- Klien dengan penyakit terminal


Daftar pustaka

1. Dorland N. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi ke 28. Mahode AA, editor. Jakarta: EGC; 2011.
2. Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan; Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien,
Jakarta: Salemba Medika.
3. Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto
4. Lusaya, G.D., 1994-2015. Renal Trauma. Medscape. Available
from:.http://emedicine.medscape.com/article/440811-overview#a0102
[accessed 2 september 2019]
5. Degown RL and Brown DD : DeGowin’s Diagnostic Examination, 7th edition.McGraw-Hill, 2000
6. Swartz MH : Textbook of Physical Diagnosis, Hystory and Examination, 5th edition, Elsevier, 2006
7. Nicholas J. Talley. How to Do and Interpret a Rectal Examination in Gastroenterologi. Am J
Gastroenterology 2008;103:820–822.

Anda mungkin juga menyukai