Anda di halaman 1dari 5

TBC atau tuberculosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang

dan merusak jaringan tubuh manusia. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui saluran
udara. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke tulang, kelenjar
getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya.

Jenis tuberkulosis yang diderita oleh pasien sering kali merupakan infeksi TBC laten, di
mana terdapat bakteri TBC yang “tertidur” atau belum aktif secara klinis. Bakteri TBC akan
aktif dan mulai menunjukkan gejala setelah periode waktu tertentu, beberapa minggu
bahkan beberapa tahun, tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan pasien.

Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah (misalnya pada penderita HIV,
kanker, atau pasien yang menjalani kemoterapi), maka TBC akan berkembang lebih cepat.

Tuberkulosis sering menyerang kelompok berikut ini:

1. Pengidap HIV, diabetes melitus (kencing manis), malnutrisi, atau penyakit lain yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh
2. Orang yang melakukan kontak dengan pasien TBC
3. Orang yang merawat pasien TBC, misalnya dokter atau perawat
4. Orang yang tinggal atau bekerja satu tempat dengan pasien TBC, misalnya di
tempat pengungsian atau klinik
5. Orang yang tinggal di wilayah yang kondisi kesehatannya buruk
6. Pengguna alkohol atau obat terlarang

Orang yang bepergian ke tempat di mana tuberculosis merupakan penyakit yang umum.
Kebanyakan adalah daerah yang masih berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika, Asia,
Eropa Timur, dan Rusia

Tanda-tanda & gejala


Apa saja ciri dan gejala TBC (tuberkulosis)?
Saat masa inkubasi TBC, penderita biasanya tidak menunjukkan gejala apapun dan
penyakit belum menular. Ketika tuberkulosis sudah berkembang, gejala-gejala pun mulai
terlihat.

Tergantung pada organ mana yang diserang, gejala TBC bisa berupa batuk yang
berlangsung 2 minggu atau lebih, dahak atau batuk darah, sesak napas, demam atau
meriang, berkeringat di malam hari tanpa ada aktivitas fisik, penurunan berat badan,
kehilangan nafsu makan, lelah dan lemah.

Gejala TBC seperti di atas bisa jadi disebabkan oleh penyakit lain yang berhubungan
dengan paru-paru. Masih ada gejala-gejala lain yang tidak tercantum di atas. Jika Anda
memiliki kekhawatiran tentang gejala tertentu, segera konsultasikan pada dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Segera temui dokter jika Anda mengalami demam, penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan dan berkeringat di malam hari. Terutama jika Anda mengalami batuk yang terus-
menerus selama 2 minggu. Hal tersebut merupakan gejala penyakit TBC, tetapi juga bisa
menjadi gejala dari penyakit lain. Dokter dapat melakukan tes untuk menentukan penyebab
dari gejala yang Anda alami.

Penyebab
Apa penyebab TBC (tuberculosis)?

TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang dapat menyebar melalui
udara. Bakteri ini dapat terhirup jika terjadi kontak dengan penderita tuberculosis atau
melalui udara yang sudah dicemari penyakit TBC melalui batuk.

Setelah memasuki tubuh, bakteri masih belum aktif melainkan akan “tidur” selama
beberapa waktu. Periode ini disebut masa inkubasi. Karena bakteri tidak aktif, maka tidak
akan ada gejala dan tidak pula menular. Jika pasien mengikuti tes bakteri MTB, hasilnya
akan positif meskipun tidak ada tanda-tanda sama sekali. Risiko TBC dapat dikurangi
secara signifikan jika terdeteksi dini dalam periode inkubasi.

Dari sepuluh orang yang terinfeksi bakteri MTB, hanya satu orang yang biasanya akan
berkembang menjadi terjangkit penyakit TBC. Bakteri akan menyerang tubuh ketika sistem
kekebalan tidak mampu melawannya, ataubakteri tersebut menunggu hingga sistem
kekebalan melemah (misalnya pada orang lanjut usia, atau pada penderita HIV). Jadi,
masa inkubasi akan berbeda pada setiap orang. Ketika bakteri mulai aktif, bakteri akan
berkembang di dalam paru-paru dan pembuluh darah, lalu bermigrasi ke bagian tubuh lain.

Faktor-faktor risiko
Siapa saja yang berisiko terkena TBC (tuberculosis)?

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko Anda terkena TBC. Faktor paling besar adalah
apabila sistem kekebalan tubuh melemah, di antaranya akibat:

 HIV/AIDS
 Diabetes

 Penyakit ginjal stadium akhir

 Kanker

 Malnutrisi

 Pengobatan kanker, seperti kemoterapi

 Konsumsi obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun,


seperti rheumatoid arthritis,penyakit Crohn, dan psoriasis.

Jika seseorang tidak memiliki faktor risiko seperti di atas, bukan berarti ia tidak akan
terkena TBC. Tanda-tanda di atas hanyalah referensi semata. Konsultasikan pada dokter
spesialis untuk keterangan lebih lengkap.
Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan


pada dokter Anda.

Apa saja obat TBC (tuberculosis) yang biasa digunakan?

TBC dapat diobati dengan cukup mudah. Biasanya, pasien diharuskan mengonsumsi obat-
obatan selama enam bulan atau lebih.

Pengobatan TBC yang tepat akan melibatkan 3-4 antibiotik harian. Pasien akan merasa
lebih baik setelah beberapa minggu. Namun, ini bukan berarti bakteri MTB sudah hilang
dari tubuh. Karenanya, penting bagi pasien untuk menyelesaikan tahapan pengobatan
sekalipun gejala-gejala TBC sudah hilang.

Jika pengobatan tidak diselesaikan dengan tuntas atau berhenti di tengah-tengah, bakteri
MTB dapat tersisa di tubuh pasien. Penyakit TBC dapat kembali, menyebar ke bagian
tubuh lain dan menular. Pemakaian antibiotik yang tidak tuntas dapat membuat bakteri MTB
kebal terhadap antibiotik yang tersedia. Hal ini akan mempersulit pengobatan
tuberkulosis karena antibiotik yang tersedia untuk mengobati TB terbatas macamnya.

Jalani pengobatan sesuai anjuran dokter untuk menghindari bakteri MTB menjadi kebal.
Penghentian konsumsi obat hanya berdasarkan anjuran dokter.

Obat-obat antibiotik yang diberikan oleh dokter dapat memberikan efek samping seperti
kencing berwarna merah (bukan darah), telinga berdenging, kesemutan pada kulit, mual
muntah, dan kulit kuning. Kencing berwarna merah bukanlah sesuatu yang berbahaya.
Namun bila efek samping lainnya muncul, segera temui dokter Anda untuk menanganinya.
Orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien TB juga berisiko untuk terinfeksi TB.
Maka dari itu, keluarga pasien ataupun orang yang melakukan kontak dengannya harus
segera diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai