Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia
mengekspresikan dirinya, sehingga melalui kerja orang dapat lebih dikenal
oleh orang lain. Kerja bukan hanya sekedar untuk mendapat upah atau gaji,
jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud-maksud lainnya. Dalam dan
melalui kerja manusia mengungkapkan dirinya lebih otentik sebagai manusia
yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun, pantang menyerah, memiliki
visi dan misi atau sebaliknya. Dunia kerja merupakan sarana bagi perwujudan
dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi semakin baik. (Ayu Handari, 2016)
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami
topik-topik yang berkaitan dengan peningkatan kualitas diri dan pribadi
sebagai seorang pekerja maupun sebagai seorang profesional. Dalam
melakukan perkerjaan perlu juga dibatasi dengan kode etik, yang mana seorang
pekerja dalam melakukan kinerjanya. Maka etika profesi seorang pekerja yang
dalam menjalankan tugas akan berjalan dengan secara profesional dan tepat
sesuai dengan tujuan pekerjaannya. (Ayu Handari, 2016)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, kelompok ataupun masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan
yaitu bagaimana mengatur masalah-masalah itu tidak keluar dari etika dan
hukum agar apa yang dikerjakan tidak menimbulkan efek secara etika dan
hukum terhadap diri sendiri dan orang lain. (Ayu Handari, 2016)
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna:
"Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap
atau permanen". Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan
dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya

1
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang
khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang
hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik desainer, tenaga pendidik. (Ayu
Handari, 2016).

1.2 Rumusan Malasalah


1. Apakah pengertian etika ?
2. Apakah prinsip etika ?
3. Apakah macam-macam etika ?
4. Apakah pengertian etika profesi ?
5. Apakah prinsip etika profesi ?
6. Apakah pengertian etiket ?
7. Apakah pengertian moral ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian etika.
2. Untuk mengetahui prinsip etika.
3. Untuk mengetahui macam-macam etika.
4. Untuk mengetahui pengertian etika profesi.
5. Untuk mengetahui prinsip etika profesi.
6. Untuk mengetahui pengertian etiket.
7. Untuk mengetahui pengertian moral.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang kami gunakan untuk menyusun makalah ini dengan
menggunakan metode pustaka, yaitu metode yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengumpulkan data dari informasi diinternet.

1.5 Kegunaan atau Manfaat Penulisan


Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pembaca maupun penyusun mengenai prinsip etika, etiket, dan moral.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika
2.1.1 Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta
etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang
menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa
yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan
untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.
Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens
2000), mempunyai arti :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
Menurut para ahli, sebagai berikut :
a. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu sikap
hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan pelayanan yang
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban serta

3
keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan suatu
tugas yang berupakan kewajiban terhadap masyarakat.

2.1.2 Prinsip Etika


a. Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan
rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia
memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu
yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan
ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk
bekerja.
b. Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab
yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara
laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam
berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak
diskrminatif atas dasar apapun.
c. Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya
berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini
biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-
menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan
berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi
masyarakat.
d. Prinsip Keadilan
Kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap
orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini
mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak
mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

4
e. Prinsip Kebebasan
Sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak
sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak
asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan
atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan
harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak
melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu
kebebasan individu disini diartikan sebagai :
 Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.
 Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan
pilihannya tersebut.
 Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
f. Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul
dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat
dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh
individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima
sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.

2.1.3 Macam-Macam Etika


Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya perilaku manusia yaitu :
a. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis
dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil.
b. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi

5
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


a. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam
menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral.

2.2 Etika Profesi


2.2.1 Pengertian Etika Profesi
a. Anang Usman, SH., MSi
Menurut Anang Usman, SH., MSi, etika profesi adalah sikap hidup
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan
keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat
yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.
b. Siti Rahayu
Menurut Siti Rahayu (2010), pengertian etika profesi adalah kode
etik untuk profesi tertentu dan karenanya harus dimengerti selayaknya,
bukan sebagai etika absolut.
c. Kaiser
Menurut Kaiser (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7), pengertian etika
profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban

6
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi


Terdapat beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan kode etik profesi. Adapaun prinsip-prinsip etika profesi adalah
sebagai berikut :
a. Prinsip Tanggung Jawab
Setiap profesional harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
suatu pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga
memiliki tanggungjawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari
profesinya bagi kehidupan orang lain atau masyarakat umum.
b. Prinsip Keadilan
Pada prinsip ini, setiap profesional dituntut untuk mengedepankan
keadilan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam hal ini, keadilan
harus diberikan kepada siapa saja yang berhak.
c. Prinsip Otonomi
Setiap profesional memiliki wewenang dan kebebasan dalam
menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang
profesional memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik profesi.
d. Prinsip Integritas Moral
Integritas moral adalah kualitas kejujuran dan prinsip moral dalam
diri seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam menjalankan
profesinya. Artinya, seorang profesional harus memiliki komitmen
pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan
masyarakat.

2.3 Etiket
Etiket merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku
individual dalam masyarakat beradab, merupakan tata cara formal atau tata

7
krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status
social masing-masing individu.
Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu
kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis
mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite
kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau
disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti
cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara,
dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun
dalam pergaulan formal atau resmi.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu
merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar
manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata
aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi
norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat
yang baik dan menyenangkan.
Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain :
 Nilai-nilai kepentingan umum
 Nilai-nilai kehjujuran, keterbukaan dan kebaikan
 Nilai-nilai kesejahteraan
 Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai
 Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh piker. Mampu
membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau
tidak dirahasiakan.

Manfaat beretiket yakni menjalin hubungan yang baik dengan tamu.


Bila kita telah menerapkan etiket dalam melayani tamu, maka tamu akan
merasa dirinya diperhatikan dan dihargai. Dengan demikian akan terjalin
rasa saling menghargai dan hubungan baik pun akan terbina, antara lain:
a. Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.
b. Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain.
c. Untuk tidak menyinggung dan menyakiti hati orang lain.

8
d. Untuk membina dan menjaga hubungan baik.
e. Membujuk serta mempertahankan klien lama.

Persamaan etika dan etiket yaitu:


 Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai
mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak
mengenal etika maupun etiket.
 Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian
menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut
sering dicampuradukkan.

Perbedaan etika dan etiket yaitu:


a. Etiket
 Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket
menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta
ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu
 Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatif. Yang
dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap
sopan dalam kebudayaan lain.
 Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja
b. Etika
 Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika
memberI norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut
masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
 Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
 Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”,
“jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-
tawar.

9
2.4 Moral
Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti
kebiasaan atau adat. Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih dalam
arti yang sama, termasuk bahasa indonesia.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, “moral” dijelaskan dengan
membedakan tiga arti:
a. Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila
b. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana
terungkap dl perbuatan
c. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.

Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


a. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai
suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga
hati nurani.
b. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran berbagai ajaran
filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang
menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa
yang seharusnya dilakukan. Etiket adalah tata aturan sopan santun yang
disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam
bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti
kebiasaan atau adat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Pengertian Etika Menurut Pakar. Tersedia :


https://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-etika-menurut-
pakar.html/. Diakses 6 Agustus 2019.
Anonim. 2017. Pengertian ( Etika, Etiket, Moral, dan Hukum ). Diakses :
http://ruanghampa007.blogspot.com/2017/11/pengertian-etika-etiket-moral-
dan-hukum.html. Diakses 9 Agustus 2019.
Diana, Ika Mauliy. 2013. Prinsip-Prinsip Etika. Tersedia :
https://ikamaullydiana.wordpress.com/2013/12/09/etika-profesi-akuntansi-
2/. Diakses 9 Agustus 2019.
Suhrawardi K. Lubis, 2006. Etika Profesi Hukum. Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.
Umam, Helmi. 2019. Etika, Etiket, dan Moral. Tersedia :
https://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/. Diakses 9 Agustus
2019.

12

Anda mungkin juga menyukai