Makalah Etika Profesi
Makalah Etika Profesi
PENDAHULUAN
1
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang
khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang
hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik desainer, tenaga pendidik. (Ayu
Handari, 2016).
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika
2.1.1 Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta
etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang
menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa
yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan
untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.
Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens
2000), mempunyai arti :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
Menurut para ahli, sebagai berikut :
a. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu sikap
hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan pelayanan yang
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban serta
3
keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan suatu
tugas yang berupakan kewajiban terhadap masyarakat.
4
e. Prinsip Kebebasan
Sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak
sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak
asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan
atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan
harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak
melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu
kebebasan individu disini diartikan sebagai :
Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.
Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan
pilihannya tersebut.
Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
f. Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul
dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat
dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh
individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima
sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
5
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
6
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas
berupa kewajiban terhadap masyarakat.
2.3 Etiket
Etiket merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku
individual dalam masyarakat beradab, merupakan tata cara formal atau tata
7
krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status
social masing-masing individu.
Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu
kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis
mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite
kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau
disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti
cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara,
dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun
dalam pergaulan formal atau resmi.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu
merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar
manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata
aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi
norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat
yang baik dan menyenangkan.
Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain :
Nilai-nilai kepentingan umum
Nilai-nilai kehjujuran, keterbukaan dan kebaikan
Nilai-nilai kesejahteraan
Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai
Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh piker. Mampu
membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau
tidak dirahasiakan.
8
d. Untuk membina dan menjaga hubungan baik.
e. Membujuk serta mempertahankan klien lama.
9
2.4 Moral
Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti
kebiasaan atau adat. Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih dalam
arti yang sama, termasuk bahasa indonesia.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, “moral” dijelaskan dengan
membedakan tiga arti:
a. Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila
b. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana
terungkap dl perbuatan
c. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang
menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa
yang seharusnya dilakukan. Etiket adalah tata aturan sopan santun yang
disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam
bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti
kebiasaan atau adat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12