Anda di halaman 1dari 6

FAMILY HOME: NEAR ENVIRONMENT

Untuk menjadi sebuah ‘home’, sebuah tempat harus melayani penghuninya, baik itu
dari segi kebutuhan, tujuan, dan nilai-nilai mereka. Yang dapat seorang arsitek lakukan
hanyalah menghadirkan sebuah solusi umum dari itu semua, karena tidak ada hunian yang
sempurna.
Arsitek Charles Moore mengatakan “kebanyakan keluarga ingin sekali menumbuhkan
kesan di rumah mereka tentang ikatan dengan masa lalu, daripada menghadapi bayangan
masa depan.” Beliau juga menggarisbawahi bahwa “Kesan dari sebuah rumah memegang
peranan penting atas pikiran manusia.”

A. Family and Housing


Lokasi, konstruksi, dan susunan dari lingkungan keluarga mempunyai efek yang dalam
baik dari kehidupan individu itu sendiri maupun interaksi dan keterlibatannya dalam
lingkungan itu. Terlalu sempit? Akan merasa sesak. Terlalu luas? Akan merasa terisolasi.
Sebuah home lebih sering dilihat sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang
daripada sebuah tempat yang sudah selesai yang siap diperlihatkan.
Home adalah sebuah lingkungan dimana kebutuhan yang diinginkan dapat dipenuhi.
Agar sebuah home dapat memuaskan untuk ditinggali, home tersebut harus memenuhi
tujuan dan rencana penghuninya. Persepsi setiap orang dipengaruhi oleh budaya masing-
masing. Ada yang mengatakan sesuatu yang indah tetapi menurut orang lain itu tidak.

 Life-style and Standard of Living


Setiap individu atau keluarga mempunyai gambaran masing-masing tentang apa yang
menurut mereka itu berharga dan yang paling mereka ingin dapatkan. Standar kehidupan
yang dapat diterima adalah batas minimum kenyamanan seseorang dari suatu waktu. Misal,
ada suatu pasangan yang masih sekolah mereka masih menerima untuk tinggal di asrama
pada saat itu, tetapi setelah mereka lulus mereka ingin untuk tinggal lebih dari asrama.
Standar kehidupan dan konsumsi menggambarkan tujuan dan nilai dari suatu keluarga
atau individu pada suatu waktu. Jika ada suatu keadaan yang berubah akan mempengaruhi
standar hidup orang tersebut. Misal, life-style dari keluarga Gerald Ford saat beliau menjadi
Wakil Presiden dan—setelah itu—Presiden Amerika Serikat berubah drastis.
Joseph A. Kahl mengidentifikasi lima pembagian kelas yang mempunyai nilai-nilai yang
menggambarkan tujuan mereka yang juga mempengaruhi life-style mereka:
1. Upper Class (1% dari populasi) : terdiri dari ahli waris, investor, dan eksekutif kelas
atas
2. Upper Middle Class (9% dari populasi) : terdiri dari orang-orang professional dan
manajer kelas atas, memiliki pendidikan yang tinggi
3. Lower Middle Class (40% dari populasi) : terdiri dari orang-orang semi-profesional,
manager kelas bawah, pengrajin, dan mandor, memiliki pendidikan setidaknya
sekolah menengah
4. Working Class (40% dari populasi) : terdiri dari pekerja kantoran biasa yang
memiliki penghasilan yang tidak terlalu besar
5. Lower Class (1% dari populasi) : terdiri dari pengangguran.
Macam-macam life-style
 Formal vs Informal Life-Style
Life-style formal mencerminkan adat dan tradisi. Etika sangat
berpengaruh disini, life-style ini dapat dilihat dari barang atau pakaian yang
elegan. Acara formal seperti makan malam formal membutuhkan pengeluaran
yang lebih besar daripada acara informal. Walaupun, acara formal lebih sering
dipakai oleh keluarga yang istimewa, tetapi banyak orang yang menikmati
acara-acara formal yang lain, seperti, pernikahan, pertunangan, dll.
Material yang bagus membutuhkan lebih banyak waktu untuk
perawatannya dan juga banyak ruang untuk menyimpannya agar tidak rusak.
Misal, plastik jika kotor tinggal dilap, sementara sutera jika kotor harus dicuci
dan seterika.
Sementara untuk life-style informal lebih menekankan kesantaian dan
fleksibel. Kebanyakan dimiliki oleh orang muda atau keluarga yang
menekankan nilai kebebasan. Jika ada suatu ruang, life-style formal lebih
membuat ruang itu menjadi satu fungsi, sedangkan life-style informal lebih
memilih menjadi multifungsi.
 Conventional or Middle Class Life-Style
Lebih dikenal sebagai life-style rata-rata yang dimiliki kelas menengah.
Perbedaan budaya hadir dalam life-style ini. Life-style ini menganggap bahwa
jalan hidupnya yang paling benar
 Plain Living: The Simple Life
Life-style sederhana adalah life-style yang menitik beratkan
kemandirian dan kebebasan. Idealismenya sangat sederhana. Life-style ini
dimiliki oleh keluarga tradisional atau suatu komunitas yang menolak nilai
material. Misalnya, rumah buatan sendiri, rumah yang dekat dengan alam,
atau rumah yang terbuat dari material bekas.
 Eclectic or Cosmopolitan Life-Style
Life-style yang mengambil ide-ide dari berbagai sumber. Misal,
seseorang yang tinggal di Rumah Joglo dengan furniture dari Papua dan lukisan
Bali, sering memasak makanan Padang. Kepuasan life-style ini dilihat dari
sumber-sumber ide yang lebih beragam dan baru.
 Personalized Life-Style
Life-style dari kata batin, dapat diartikan juga sebagai aktualisasi diri.
Misal, ada beberapa orang yang suka melakukan eksperimen dengan desain
rumah atau teknologi baru yang akhirnya menjadi tren. Desainer yang
mempunyai style sendiri-sendiri termasuk ke kategori ini, biasanya percobaan
pertama mereka adalah diri sendiri.
 Emerging Life-Style
Life-style yang terjadi pada suatu waktu. Misal, pada tahun 1960,
orang-orang yang memiliki rumah untuk tinggal sendiri meningkat, mulai dari
yang berumur 65 keatas meningkat sebanyak 51% dan umur 25 ke bawah
meningkat 133%.
Ada beberapa trend yang dapat merubah dan membentuk suatu life-style, misalnya
keluarga yang memiliki dua karir, komunitas pensiunan, dll. Tetapi, sebuah life-style dapat
dibatasi oleh peraturan pemerintah.
 Values and Housing
1. Privacy
Privasi merujuk kepada kemauan untuk menjalani kehidupan tanpa diganggu
orang lain. Misalnya, pembagian ruangan privat dan semi-publik pada suatu
hunian.
2. Economy
Uang memiliki peranan penting dalam memperoleh suatu hunian. Jika ingin
memiliki hunian kita pasti menimbang keuntungan, kerugian, atau layanan yang
berada pada hunian tsb.
3. Status
Status adalah keinginan untuk diakui oleh orang-orang di sekitarnya, misalnya,
seseorang yang ingin dianggap religius memutuskan untuk tinggal di dekat rumah
ibadah.
4. Family centrism or togetherness
Kekeluargaan merupakan nilai yang berharga yang diekspresikan berbeda di setiap
budaya. Ada yang menganggap mereka sudah dekat walau hanya berhubungan
lewat jejaring sosial, tapi ada yang bilang kalau lewat jejaring sosial saja tidak
cukup, harus kontak langsung. Contoh dari orang yang menekankan nilai ini yaitu
memiliki ruang besar yang dapat menampung banyak orang jika ada kumpul-
kumpul.
5. Physical health
Setiap orang pasti ingin memilih hunian yang bersih, hiegenis, dll. Karena dapat
berpengaruh kepada jalannya kehidupan mereka disana. Mereka juga menimbang
lingkungan sekitar mereka apakah lingkungannya bersih, atau memiliki layanan
kesehatan, misalnya rumah sakit, tempat olahraga, jogging track, dll.
6. Mental health
Kesehatan mental adalah hal yang subjektif diantara orang2. Misalnya, ada yang
menganggap lingkungan sepi enak untuk bersantai dan focus, tetapi ada yang
menganggap lingkungan tersebut monoton atau membosankan. Tetapi setiap
orang pasti ingin lingkungan yang nyaman dan aman untuk ditinggali.
7. Esthetics
Nilai estetika berhubungan dengan keindahan, harmoni, dan tertata. Orang yang
menekankan nilai ini mempertimbangkan pemandangan, suara, dan bau pada
lingkungan sekitar.
8. Creativity
Kreativitas adalah kesempatan untuk orang2 untuk menunjukkan ide dan
inovasinya di lingkungannya. Kreativitas orang2 dapat dilihat dari pola warna pada
rumah, jenis dinding, material, dll.
9. Leisure
Berhubungan dengan kesenangan setiap orang, salah satunya hobi. Misalnya ada
orang yg suka berkebun biasanya memiliki taman di rumahnya.
10. Equality
Adalah menganggap setiap orang memiliki hak dengan adil. Misalnya,
memperbarui suatu komunitas atau wilayah yang memang mempunyai potensi.
11. Freedom
Setiap orang memiliki kebebasan masing-masing. Perlawanan terhadap aturan
adalah salah satu perwujudan dari nilai ini. Orang2 yang memiliki nilai ini lama2
akan dianggap individualis.
12. Altruism
Adalah mempriotaskan orang lain dibanding diri sendiri. Misalnya, ada keluarga
yang awalnya menekankan nilai estetika, kesenangan, dan kebebasan berubah
menjadi kesehatan fisik dan mental, karena mereka memikirkan akan kehidupan
anak2 mereka.

B. Shelter and Self-Image


Suatu pemikiran di mana sebuah rumah adalah pengembangan dari hasil pemikiran /
penggambaran diri sendiri di mana itu sebuah ekspresi yang tak terlukiskan dan bersifat
sangat pribadi

C. Housing and The Stage in the family life cycle


Keperluan manusia berubah-ubah tiap waktunya. Nilai (kepentingan/prioritas) dan
tujuan (objektif) keluarga berubah dari “keinginan” & “kebutuhan” yang muncul dalam
waktu tertentu pada siklus kehidupan “keluarga”.
-Seperti seorang remaja yang tumbuh dewasa karena “dididik” baik dari orang tua mereka
sendiri, keluaraga relatifnya, babysitter, dll. Mereka akan keluar dari rumah kediamannya,
berkeluarga, dan seterusnya. Conjugal Family (mendapat pasangan) & Nuclear Family (saat
ada anak – lahir ataupun diadopsi). Dari itu terbentuklah keluarga procreation. Setiap
individu memiliki kebutuhan sesuai dengan umurnya untuk berkembang.
Terdapat 3 tingkat utama dari siklus kehidupan keluarga dan beberapa kemungkinan
tahap-tahap minor lainnya.
1. Founding Stage -> Pasangan yang masih muda, , biasanya baru menikah,
berkomitmen untuk memiliki tempat tinggal bersama.
2. Expanding Stage -> Saat memiliki anak (ditandakan dengan munculnya anak
pertama)
 Crowded Years -> Saat anak-anak pertama kali masuk pada pendidikan
paling dasar (Pre-school-SD-SMP). Saat tersebut, anak-anak membutuhkan
petunjuk dan pengawasan dari keluarga mereka. Selanjutnya, anak-anak
tumbuh menjadi remaja (SMA) yang dianggap/beranggap bahwa diri mereka
sudah mandiri dan bertanggung jawab.
3. Contracting Stage -> Di mana seorang remaja menjadi anak muda (young adult),
pada tahap ini mereka mencari kerja, melanjutkan pendidikan (kuliah), ataupun
menikah.
 Empty Nest -> Di mana semua anak telah memiliki keluarga mereka masing-
masing
 Retirement Stage -> Di mana kedua orang tua telah pension dari kerja.
 Widowhood -> Stage terakhir, di mana salah satu partner mereka meninggal
dan hidup sendiri.

Tetapi tidak selamanya, keluarga melewati tahap-tahap tersebut. Terkadang ada sepasang
suami-istri yang berkeluarga terpecah karena terpisah, cerai, kematian, dan tidak jarang
juga keluarga yang rusak menjadi keluarga yang baru lagi dengan pernikahan kembali.
Lama-kelamaan keluarga seperti itu akan memperlihatkan sifat & karakteristik dari salah
satu tahap di “siklus kehidupan keluarga”.
Rumah yang terlihat nyaman and diidamkan untuk pasangan muda bisa jadi tidak
tampak memadai atau tidak layak saat masuk Expanding Stage. Tidak hanya membuat
kamar untuk anggota baru di keluarganya tetapi juga rencana merawat anak (Bisa jadi
dirawat oleh kedua orang tuanya, salah satu anggota keluarga lainnya, ataupun orang yan
bayar (Maid / Butler / babysitter), pengaturan (cara) hidup yang baru. Jika rumah sudah
terlalu kecil, pada saat itulah, pasangan muda tersebut yang dulunya sudah puas dengan
keadaan sebelumnya mulai mempertimbangkan alternative lain dalam hidup.
Tergantung dari umur, gender, dan minat untuk seorang anak, Expanding Years bisa
jadi membutuhkan remodeling atau merenovasi ruang atau pindah ke rumah yang lebih
besar. Saat anak-anak masuk sekolah, orang tua akan lebih tertarik dengan adanya fasilitas
untuk edukasi di sekitar rumah dibandingkan sebelumnya.
Contracting Stage pada siklus kehidupan keluarga, orang tua, terutama jika mereka telah
ditinggal sendiri oleh anak-anak ataupun anggota keluarga lainnya di tempat yang terlalu
besar untuk kebutuhannya, bisa saja berpikir untuk pindah ke rumah yang lebih mudah
untuk ditinggali dan rawat. Tahap selanjutnya dari Contracting Stage, orang tua yang sudah
lanjut usia, bisa jadi berpikir aatara memilih untuk tinggal rumahnya sendiri, ke perumahan
komunitas orang-orang pensiunan, tinggal bersama anaknya yang sudah besar, atau
mencari panti jompo (nursing home).
Siklus Kehidupan keluarga menyediakan konsep bermanfaat untuk mengantisipasi
kebutuhan rumah keluarga.

D. Special Housing over the Family Life Cycle


Sebagaimana kebutuhan keluarga dan perubahan gaya hidup semakin meningkat,
tipe baru kelompok dan perkumpulan keluarga muncul untuk menemui kebutuhannya.
Antara itu, ada fasilitas special dan khusus untuk perawatan anak, rumah bagi yang sendiri
(single), siswa yang sudah menikah, asrama di kampus dan sekolah professional (SMK),
rumah untuk buruh tani migran, rumah untuk pensiunan, dan rumah untuk anak dan orang
dewasa yang cacat mental atau fisik. Perubahan peran seorang wanita di rumah juga
mempengaruhi sebuah rumah.
Sebagaimana perubahan gaya hidup, pasangan dimana kedua orang tuanya memiliki jadwal
sekolah atau kerja untu diikuti mungkin dapat memilih hari atau cara perawatan lainnya
untuk anak-anak prasekolah mereka.
Rumah untuk sendiri – apartemen atau pembangunan rumah kota – mungkin tersedia untuk
anak muda (young adult). Hal ini biasanya berada dekat di tempat rekreasi – kolam renang,
lapangan tenis, dan pusat sosial – yang menawarkan kesempatan bagi yang sendiri untuk
berinteraksi dengan orang lain.
 Housing For Elderly
Sebagaimana masyarakat amerika hidup sehat dan hidup produktif lebih setelah
pensiun, rumah yang khusus untuk lanjut usia menjadi penting. Pilihan untuk orang
yang lanjut usia termasuk hidup mandiri, hidup di perumahan komunitas, atau
hidup di rumah bersama, di rumah asuhan (panti jompo). Beberapa orang lanjut usia
hidup nyaman dan hidup dengan kepuasan yang besar di rumah anak mereka yang
sudah menikah, Di mana kebiasaan keluarga besar itu tradisional.
Hidup bersama di rumah bagi yang sudah lanjut usia berarti orang-orang yang lanjut
usia yang tak berhubungan darah hidup di tempat yang sama. Rumah semacam itu
dibuat untuk menyediakan shelter untuk orang lanjut usia yang tidak dapat hidup
mandiri atau hidup di rumah keluarganya atau teman-temannya.

Kesehatan fisik dan penglihatan yang menurun, juga bermasalahnya pendengaran


harus di pertimbangkan dalam mendesain dan penataan rumah untuk yang lanjut
usia. Kemungkinan juga dibutuhkannya pelayanan khusus. Di mana lembaga
kesehatan diperlukan secara paruh waktu atau penuh waktu, kebutuhan khusus
mereka harus dipertimbangkan dan disediakan. Rumah dengan kebutuhan khusus
tersebut sudah telah disediakan, Faktanya, beberapa sudah mandiri.

 Family Mobility : A Special Problem


Amerika sering disebut sebagai negara yang terus bergerak (Berpindah-pindah
tempat tinggal).
Keluarga mereka pindah, tetapi tetap di kota atau negara yang sama.
Perpindahan sepert itu biasanya dikarenakan oleh harapan untuk mendapatkan
lokasi yang lebih baik, tempat yang lebih luas, tempat tinggal dengan tipe atau
desain yang berbeda, atau karena keinginan peribadi seseorang.
Beberapa pergerakan untuk pindah tempat tinggal dikarenakan oleh factor-faktor di
luar kendali keluarga, contohnya: dikarenakan kebakaran, dijual atau pembongkaran
rumah. Yang berhubungan dengan pekerjaan seperti, Tekanan dari pekerjaan dan
kesempatan dari pekerjaan & factor kesehatan seperti, pensiunan dan masalah
kesehatan biasa juga memotivasi pergerakan seperti itu.
Ada juga keluarga yang berpindah ke tempat yang jauh – keluar kota ataupun
keluar negara.
Pergerakan melibatkan suatu keluarga menyesuaikan dengan relokasi tempat
tinggal. Sekolah, kantor, dan komunitas baru yang membuat orang tua, anak, atau
keluarga terkadang menemui masalah baru dan tidak terduga. Tetapi dari itu,
menumbuhkan pengalaman dan kesempatan baru untuk mempelajari dan berbagi
suatu standar dan gaya-hidup.
Kedepannya, masyarakat – terutama yang professional dan pekerja yang
terspesialisasi, bisa bekerja dan menciptakan suatu tempat yang khusus, barang dan
teknologi baru untuk rumah di masa depannya. Bangunan dengan tipe baru, bukan
hanya untuk bangunan eksklusif dan apartemen, tetapi suatu rumah dengan ruang
dan fasilitas yang mendukung untuk personal maupun keluarga.

Anda mungkin juga menyukai