Anda di halaman 1dari 2

Stroke pada DM

Pasien penderita DM memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami stroke, hal ini diakibatkan
beberapa proses komplikasi yang diakibatkan oleh DM itu sendiri, walaupun mekanisme DM
mengakibatkan stroke belum diketahui secara jelas namun dapat diketahui bahwa komplikasi
makrovaskuler berupa aterosklerosis pada pembuluh darah otak dapat menimbulkan manifestasi
stroke(1). Aterosklerosis merupakan hasil dari proses disfungsi endotel yang menginduksi terjadinya
vasokontriksi, proinflamasi, dan proses protrombik yang akan menimbulkan plak mengakibatkan
ruptur pembuluh darah.(2). Proses disfungsi endotel pada DM diakibatkan karena metabolisme
abnormal gula sehingga menciptakan kondisi hiperglikemia, kelebihan asam lemak bebas, dan
resistensi insulin pada tubuh(3). Hiperglikemia dapat menginhibisi produksi nitrit oxyde (NO) dan
meningkatkan produksi reactive oxygen species (ROS) terutama anion superoksida (O2-) pada endotel
dan sel otot polos, hal ini mengakibatkan potensi vasodilatasi endotel dan mengganggu proses
homeostatis vaskuler (4).
Metabolisme abnormal lain dari DM adalah resistensi insulin,hal ini akan menimbulkan
kelebihan free fatty acid dari jaringan adiposa kemudian mengaktifkan enzim protein kinase C (PKC),
menginhibisi phosphatidylinositol-3 (PI-3) dan kembali meningkatkan produksi ROS, mekanisme ini
secara langsung mengganggu produksi NO atau mengurangi bioavailabilitasnya. Aktivasi PKC malah
akan menyebabkan sintesis enzim NAD(P)H lebih cendrung meningkatkan pembentukan anion
superoksida(4). Produksi berlebihan dari anion superoksida yang berlebihan disertai penurunan
produksi NO, menyebabkan terbentuknya peroxynitrite onion yang dapat merusak DNA dan secara
keseluruhan berakibat pada terjadinya disfungsi endotel (4). Disfungsi endotel akan disertai dengan
terjadinya peningkatan agregasi trombosit sehingga dapat menyebabkan proliferasi endotel dan
penebalan membran plasmatik pembuluh darah kecil ('lipohyalinosis') yang menyebabkan infark
lakunar pada otak akibat tersumbatnya aliran darah pada pembuluh pembuluh kecil otak(5). Sehingga
dapat disimpulkan derajat hiperglikemia, lama menderita diabetes dan tidak terkontrolnya gula darah
dapat menjadi pemicu stroke pada pasien.
1. Winter WE, Signorino MR. Diabetes Mellitus: Pathophysiology, etiologies, complications,
management, and laboratory evaluation: special topics in diagnostic testing. Washington:
AACC Press; 2002.
2. Hewitt J, Guerra LC, Fernandez-Moreno MdC, Sierra C. Diabetes and Stroke Prevention: A
Review. Stroke Research and Treatment. 2012:1-6.
3. Paneni F, Beckman JA, Creager MA, Cosentino F. Diabetes and vascular disease:
pathophysiology, clinical consequences, and medical therapy: part I. European Heart Journal.
2013;34:2436-46.
4. Creager MA, Luscher TF. Diabetes and Vascular Disease: Pathophysiology, Clinical
Consequences, and Medical Therapy: Part I. Circulation. 2003;108:1527-32.
5. Laakso M, Kuusisto J. Cerebrovascular disease in type 2 diabetes. International Congress
Series. 2007;1303:65-9.

Anda mungkin juga menyukai