Anda di halaman 1dari 3

MENGATASI RADIKALISME

Radikalisme adalah suatu paham yang menginginkan sebuah perubahan atau


pembaharuan dengan cara drastis hingga ketitik palinng akar. Bahkan,untuk mencapainya
melibatkan banyak cara hingga yang paling ekstrim.

Propaganda kelompok radikalisme selalu menysar pada aspek idiologis.tidak ada


lelahnya merka misalnya selalu melakukan hasutan dan provokasi tentang idiologi negara.
Harapannya, ketika masyarakat mulai melemah secara idiologis dan mulai melupakan jati diri
bangsa masyarakat mudah di pecah belah dan cerai beraikan. Kondisi ini merupakan moment
yang sangat di impikan oleh kelompok radikal.

Karena terorisme bukan persoalan aktor dan jaringan, tetapi merupakan gugusan
keyakinan dan idiologi, langkah efektif menangkal penyebran idiologi tersebaut adalah dengan
menguatkan dengan idiologi kebangsaan. Bangsa ini mempunyai modal besar dalam menangkal
penyabaran idiologi kekersan bernama terorisme.

Idiologi pancasila merupakan pandangan hidup bernegara yang penting di perkuat guna
menangkal idiologi kaum pengagum kekerasan dan teror. Jika terorisme selalu ingin melakuakan
cara kekersaan dalam menyelesaikan persoaalan, sementara pancasila adalah pandangan hidup
yang telah mengikat persodaraan sebangsa dan setanah air dalam persatuaan dan kerukunan. Jika
pola pokir teririsme selalu ingin mencerai beraikan ikatan kewarganegaraan, pancasila adalah
panduan bermasyarakat yang menghormati perbedaan dalam menyelesaikan musyawarah dan
mufakat.

Pancasila merupakan kesatuaan gagasan-gagasan dasar yanag sistematis dan


menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam tatanan
kehidupan negara. Pancasila adalah bekal warga negara dalam mendefinisikan identitas dan
tujuan dalam bermasyarakat. Dengan kerja bersama dalam memeperkuat pancasila, kekuatan
idiologi kebangsaan ini dapat menjadi daya filter dalam menyaring idiologi lain yang
bertentangan dengan falsafah hidup bernegara.(“Membentengi_Diri_Dari_Radikalisme_dengan,”
n.d.)
PENCEGAHAN RADIKALISME
Dalam kebijakan nasional BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)
merupakan leading sector yang berwenang untuk menyusun dan membuat kebijakan dan strategi
serta menjadi koordinator dalam bidang penanggulangan terorisme. Dipimpin oleh seorang
kepala, BNPT mempunyai tiga kebijakan bidang pencegahan perlindungan dan deradikalisasi,
bidang penindakan dan pembinaan kemampuan dan bidang kerjasama internasional. Dalam
menjalankan kebijakan dan strateginya, BNPT menjalankan pendekatan holistik dari hulu ke
hilir. Penyelasaian terorisme tidak hanya selesai dengan penegakan dan penindakan hukum (hard
power) tetapi yang paling penting menyentuh hulu persoalan dengan upaya pencegahan (soft
power).

Dalam bidang pencegahan, BNPT menggunakan dua strategi pertama, kontra radikalisasi
yakni upaya penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan serta nilai- nilai non-kekerasan. Dalam
prosesnya strategi ini dilakukan melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Kontra
radikalisasi diarahkan masyarakat umum melalui kerjasama dengan tokoh agama, tokoh
pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan stakehorlder lain dalam
memberikan nilai-nilai kebangsaan.

Strategi kedua adalah deradikalisasi. Bidang deradikalisasi ditujukan pada kelompok


simpatisan, pendukung, inti dan militan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar lapas.
Tujuan dari deradikalisasi agar; kelompok inti, militan simpatisan dan pendukung meninggalkan
cara-cara kekerasan dan teror dalam memperjuangkan misinya serta memoderasi paham-paham
radikal mereka sejalan dengan semangat kelompok Islam moderat dan cocok dengan misi-misi
kebangsaan yang memperkuat NKRI.(Hendroprioyono, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Hendroprioyono, A. M. (2009). TERORISME – ISIS Oleh :, 1–6.
Membentengi_Diri_Dari_Radikalisme_dengan. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai