Kelompok 10 :
Prodi S1 Keperawatan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Pemasangan dan Perawatan Kateter dan
Irigasi Kandung Kemih” sebagai tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Dasar
dosen Ibu Nisha Dharmayanti.
Makalah ini berisikan tentang sistem perkemihan. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan pemahaman tentang sistem perkemihan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................
D. Manfaat............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................
Saran...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kateter urin merupakan suatu tindakan dengan memasukkan selang
ke dalam kandung kemih yang bertujuan untuk membantu mengeluarkan
urin. Pemasangan kateter urin dapat menjadi tindakan yang
menyelamatkan jiwa, khususnya bila traktus urinarius tersumbat atau
pasien tidak mampu melakukan urinasi. Tindakan pemasangan kateter
juga dilakukan pada pasien dengan indikasi lain, yaitu: untuk menentukan
jumlah urin sisa dalam kandung kemih setelah pasien buang air kecil,
untuk memintas suatu obstruksi yang menyumbat aliran urin, untuk
menghasilkan drainase pascaoperatif pada kandung kemih, daerah vagina
atau prostat, atau menyediakan cara-cara untuk memantau pengeluaran
urin setiap jam pada pasien yang sakit berat (Smelzter, 2001).
Tindakan pemasangan kateter membantu pasien yang tidak mampu
mengontrol perkemihan atau pasien yang mengalami obstruksi. Namun
tindakan ini bisa juga menimbulkan masalah lain seperti infeksi, trauma
pada uretra, dan menurunnya rangsangan berkemih. Menurunnya
rangsangan berkemih terjadi akibat pemasangan kateter dalam waktu yang
lama mengakibatkan kandung kemih tidak akan terisi dan berkontraksi
sehingga pada akhirnya kandung kemih akan kehilangan tonusnya.
Apabila hal ini terjadi dan kateter dilepas, maka otot detrusor mungkin
tidak dapat berkontraksi dan pasien tidak dapat mengontrol pengeluaran
urinnya (Smelzter, 2001).
Irigasi kandung kemih adalah pencucian kateter urin untuk
mempertahankan kepatenan kateter urin menetap, dengan larutan steril.
Karena darah, pus, sedimen dapat terkumpul didalam selang dan
menyebabkan distensi kandung kemih dan urine tetap berada ditempatnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana standart oprasional prosedur pemasangan kateter?
2. Bagaimana standart operasional prosedur perawatan kateter?
3. Bagaimana standart operasional prosedur irigasi kandung kemih?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana standart oprasional prosedur pemasangan
kateter.
2. Untuk mengetahui standart operasional prosedur perawatan kateter.
3. Untuk mengetahui bagaimana standart oprasional prosedur pemasangan
kandung kemih.
D. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehatan khususnya
perawat agar dapat mengetahui dan memahami standart oprasional
prosedur pemasangan kateter, perawatan kateter, dan irigasi kandung
kemih.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan
a. Untuk mengambil sempel urin guna pemeriksaan kultur
mikrobiologi dengan menghindari kontaminasi.
b. Pengukuran residual urin dengan cara, melakukan reguler
kateterisasi pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan
kemudian diukur jumlah urin yang keluar.
c. Untuk pemeriksaan siatografi, kontras dimasukkan kedalam
kandung kemih kedalam kateter.
d. Untuk pemeriksaan urodinamic, yaitu cystometri dan uretral profil
pessure.
5. Pelaksanaan
Tahap prainteraksi
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau keluarganya
e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam
f. Kien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
g. Privasi klien selama berkomunikasi dihargai
h. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian
serta respect selama berkomunikasi dan tindakkan
i. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan
tindakkan
Tahap orientasi
a. Memperkenalkan diri
b. Meminta persetujuan tindakkan
c. Membuat kontrak
Tahap interaksi
a. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
b. Mengatur posisi pasien (wanita : dorsal recumbent, pria :
supinasi dan melepas pakaian bawah)
c. Memasang perlak, pengalas dibawah bokong pasien
d. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup
daerah ekstermitas bawah dengan selimut mandi sehingga
hanya area perinal yang terpajang
e. Meletakkan bengkok di antara paha pasien
f. Menyiapkan cairan antiseptik kedalam com
g. Gunakan sarung tangan bersih
h. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptik
i. Buka sarung tangan dan simpan dan buang ke kantong plastik
yang telah disediakan
j. Buka bungkusan luar set kateter dan urinbagdan kemudian
disimpan dialas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan
sendiri maka siapkan ky jelly kedalam bak steril. Jangan
menyentuh area steril
k. Gunkan sarung tangan steril
l. Buka sebagian bungkusan dalam kateter pegang kateter dan
berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan, atau
dengan dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan
tekhnik steril
Pada laki – laki :
m. Posisikan penis tegak lurus 90o dengan tubuh pasien
Pada wanita :
n. Buka labia minora dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
atau telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan.
o. Dengan menggunakan pinset atau dengan tangan dominan
masukkan kateter secara perlahan hingga unung
kateter.anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter
dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukkan kateter jika ada
hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi jika masih ada
tahanan kateterisasi dihentikan.
p. Pastikan bengkok yang telah disiapkan berada di ujung kateter
agar urin tidak tumpah setelah urin mengalir ambil spesimen
urine bila diperlukan lalu segera sambungkan kateter dengan
urine bag
q. Kembangkan balon kateter dengan aquades atau NaCl steril
sesuai volume yang tertera pada lebel spesifikasi kateter yang
dipakai
r. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon
kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria
s. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kassa
t. Viksasi kateter :
- Pada laki – laki diviksasi dengan plester pada abdomen
- Pada pasien wanita diviksasi dengan plester pada pangkal
paha
u. Menempatkan unrinbag ditempat tidur pada posisi yang lebih
rendah dari kandung kemih
v. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
w. Lepaskan sarung tangan
x. Rapikan kembali pasien
Tahap terminasi
a. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi
tujuan
b. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam
terminasi
c. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula
d. Mencuci tangan
Tahap evaluasi
a. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah pemasangan
kateter
b. Mengevaluasi produksi urin
Tahap dokumentasi
a. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
b. Mencatat waktu tindakkan
c. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan