disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Inovasi
Pembelajaran Fisika
Dosen :
Oleh :
Abstrak
Latar belakang
Tujuan TIMSS
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri
4. Data dan Peluang
Domain isi sains:
1. Biologi
2. Kimia
3. Fisika
4. Ilmu Bumi
1. Pengetahuan
2. Penerapan
3. Penalaran
Indonesia sendiri masuk sebagai negara partisipan tahun 1999. Ini berarti saat
anak-anak itu diujikan masih hidup di zaman ORBA. 2003 dan 2007 anak-anak
yang diuji hidup di zaman reformasi. Indonesia sendiri sebagai partisipan untuk 8
th Grade (kelas 2 SMP). Pada TIMSS tahun 2007 ada 3 negara baru yang ikut,
salah satunya dari Asia Tenggara yaitu Thailand. Tetapi ada juga yang tidak lagi
menjadi partisipan yaitu Philipina. Philipina sendiri secara rangking selalu di
bawah Indonesia.
Indonesia sudah dua tahun 2003 dan 2007 ini prestasi sains di TIMSS
memalukan, selalu kalah dengan Negara Palestiana, Negara yang sedang
berkecamuk perang. Tahun 2003 Palestina Ada di urutan 34 Tahun 2007 ada di
urutan 34. Bandingkan dengan Indonesia 2003 diurutan 36 2007 diurutan 41.
TIMSS 1999
TIMSS pertama kali diadakan pada tahun 1995, saat itu ikut berpartisipasi
41 negara. Negara-negara tersebut mengevaluasi prestasi matematika dan sains
murid-murid kelas ketiga, keempat, ketujuh, kedelapan, dan pada tahun terakhir
sekolah menengah.
Matematika :
2. Measurement 5. Aljabar
Sains :
TIMSS 2003
TIMSS 2003 adalah putaran ketiga dari TIMSS yang serius melakukan
serangkaian penilaian internasional yang dilaksanakan di negara-negara di dunia
untuk mengukur tren dalam matematika dan sains di kelas keempat dan
kedelapan. TIMSS sangat membantu negara –negar yang ikut serta untuk
memperoleh kesempatan memperoleh informasi komparatif tentang siswa mereka
mengenai prestasi dalam matematika dan sains. Dalam TIMSS 2003 terdapat 49
negara yang ikut serta.
IEA, TIMSS, PIRLS, dan National Center for Education Statistics ( dari
U. S Department of Educations) bekerja sama dengan negara peserta untuk
menjelaskan secara rinci mengenai matematika dan sains tentang konten yang
akan dinilai untuk memperbarui hasil pembelajaran.
TIMSS 2007
Tabel berikut menunjukkan peringkat prestasi matematika dan sains siswa antar-
negara peserta (Tahun 2007 rata-rata skor internasioanal = 500 dan standar deviasi
= 100):
Pengertian PISA
Tujuan PISA
Tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan
sains siswa sekolah berusia 15 tahun di negara-negara peserta. Bagi Indonesia,
manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah untuk mengetahui posisi prestasi
literasi siswa Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara
lain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi ini
diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk
peningkatan mutu pendidikan.
Dasar penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains dalam PISA
memuat pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum dan pengetahuan yang
bersifat lintas kurikulum. Masing-masing aspek literasi yang diukur adalah
sebagai berikut:
Membaca: memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk
tulisan.
Matematika: mengidentifikasikan dan memahami serta menggunakan
dasar-dasar matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari.
Sains: menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk
memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta
perubahan yang terjadi pada lingkungan.
Jumlah
Skor Rata-
Tahun Skor Rata-rata Peringkat Negara
Mata Pelajaran rata
Studi Internasional Indonesia Peserta
Indonesia
Studi
Membaca 371 500 39
2000 Matematika 367 500 39 41
Sains 393 500 38
Membaca 382 500 39
2003 Matematika 360 500 38 40
Sains 395 500 38
Membaca 393 500 48 56
2006 Matematika 391 500 50
57
Sains 393 500 50
Membaca 402 500 57
2009 Matematika 371 500 61 65
Sains 383 500 60
2.3 Kemampuan fisika siswa Indonesia dalam TIMSS
Makalah singkat ini mengungkap profil penguasaan siswa dalam ketiga
TIMSS, khususnya dalam bidang Fisika, serta perbandingannya terhadap rata-rata
internasional, dan menyajikan hasil diagnosis terhadap kemungkinan penyebab
kelemahan siswa Indonesia dalam domain konten dan kognitif yang diukur dalam
TIMSS. Makalah ini juga berisi masukan terhadap pengambil kebijakan guna
peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam bidang fisika.
Tabel 2.3.2 Profil Distribusi Butir Soal Fisika TIMSS Tahun 1999, 2003, dan
2007 Berdasarkan Tipe Soal dan domaian Kognitif
Secara visual, profil distribusi butir soal Fisika TIMSS berdasarkan tipe soal
selama tiga periode dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 2.3.1 Profil distribusi Butir Soal TIMSS Tahun 1999, 2003, dan 2007
Berdasarkan
Tipe Soal
Gambar 2.3.3 Profil Kemampuan Siswa Indonesia Pada TIMSS Tahun 1999,
2003, dan 2007
Berdasarkan Domain Kognitif
Pencapaian siswa Indonesia pada TIMSS pada tahun 2007 tidak menjadi
lebih baik, bahkan menurun. Hal ini perlu diantisipasi dengan cerdik oleh para
praktisi di lapangan, bukan dengan cara sekedar membantu siswa latihan soal,
melainkan dengan cara membekalkan kemampuan menerapkan dan bernalar
(berpikir tingkat tinggi dan mencermati data yang disajikan dalam berbagi bentuk
tampilan. Kemampuan membaca pemahaman siswa Indonesia sangat kurang dan
perlu dibantu, karena banyak soal essay yang tidak direspon. Kalaupun direspon,
responnya menunjukkan penalarannya masih tingkat rendah, linier, dan terpisah-
pisah (tidak komprehensif).
Dalam tiga tahun TIMSS rata-rata capaian siswa Indonesia dibawah rata-rata
internasional seperti yang ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut .
Sumber Air
(Danau atau Penampungan Air)
Air PAM
(1) Pemisahan
sampah
Gambar di atas menunjukkan cara air yang dipasok ke rumah-rumah di kota dibuat layak minum.
A. Kesimpulan
B. SARAN