A. Identitas
Nama sesi : Pendampingan K13
Hari, tanggal : .....................................
Pukul : .....................................
Nama GS : .....................................
Sekolah : .....................................
Pendamping : ......................................
B. Petunjuk
1. Amati pembelajaran dari awal sampai akhir.
2. Berilah tanda √ pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa
yang terjadi.
3. Isilah catatan seperlunya terkait keterlaksanaan butir-butir yang diamati.
4. Pada Penerapan Pendekatan/Model Pembelajaran*), HANYA isi pada butir-butir
pendekatan/model pembelajaran yang diterapkan.
C. Lembar Observasi
D. Keterlaksanaan
No Butir-butir Amatan Catatan
Ya Tidak
A Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan suasana pembelajaran
yang menyenangkan.
2. Mengecek penguasaan kompetensi yang
sudah dipelajari sebelumnya .
7. Mengimplementasikan PPK
8. Mengembangkan kemampuan Literasi
B Kegiatan Inti
1 Pengelolaan Pembelajaran
a. Guru membantu Peserta didik
membentuk kelompok.
b. Guru membimbing Peserta didik
dalam kerja kelompok.
c. Guru menguasai materi pelajaran.
d. Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta
didik.
e. Guru memulai dan mengakhiri proses
pembelajaran tepat waktu.
f. Guru membantu Peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasi-
kan tugas yang akan dilakukan.
g. Guru menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
h. Guru mendorong Peserta didik untuk
memanfaatkan sumber belajar yang
ada di sekolah maupun di luar sekolah.
i. Guru memanfaatkan teknologi dan
Informasi.
a. Guru mengimplementasikan PPK
2. Penerapan Pendekatan/Model
Pembelajaran*)
Pendekatan Saintifik *)
a. Memfasilitasi peserta didik untuk
mengamati.
b. Memancing/memfasilitasi peserta
didik untuk merumuskan pertanyaan.
Genre-based Approach *)
a. Melaksanakan tahap Building
Knowledge of the Field (BKoF)
b. Melaksanakan tahap Modelling of the
Texts (MoT)
c. Melaksanakan tahap Joint
Construction of the Texts (JCoT)
d. Melaksanakan tahap Independent
Construction of the Texts (ICoT)
Discovery/Inquiry Learning *)
a. Melaksanakan tahap 1 merencanakan
pertanyaan
b. Melaksanakan tahap 2. Merencanakan
c. Melaksanakan tahap 3.
Mengumpulkan dan menganalisis data
d. Melaksanakan tahap 4. Menarik
simpulan
b. Melaksanakan Langkah 2
Brainstorming
c. Melaksanakan Langkah 3
Pengumpulan Informasi dan Data
d. Melaksanakan Langkah 4 Berbagi
Informasi dan Berdiskusi untuk
Menemukan Solusi Penyelesaian
Masalah
e. Melaksanakan Langkah 5 Presentasi
Hasil Penyelesaian Masalah
f. Melaksanakan Langkah 6 Refleksi
Project-based Learning *)
a. Melaksanakan tahap 1 Penentuan
projek
b. Melaksanakan tahap 2 Perancangan
langkah-langkah penyelesaian projek
c. Melaksanakan tahap 3 Penyusunan
jadwal pelaksanaan projek
d. Melaksanakan tahap 4 Penyelesaian
projek dengan fasilitasi dan monitoring
guru
e. Melaksanakan tahap 5 Penyusunan
laporan dan presentasi/publikasi hasil
projek
f. Melaksanakan tahap 6 Evaluasi proses
dan hasil projek
3. Pelaksanaan Penilaian
a. Melaksanakan Penilaian/
Pencatatan Perkembangan Sikap
C. Kegiatan Penutup
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta
didik untuk membuat simpulan kegiatan
pembelajaran.
2 Melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
3 Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
6 Mengimplementasikan PPK
7 Mengimplementasikan literasi
..............................................................................
Pengamat,
...............................................................................
Catatan :
KARTU PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
KLUSTER ...... SMP INTERNASIONAL DEA MALELA KABUPATEN ALAS TAHUN 2018
ON..........Hari ...................
MATA TTD KEPALA
NO HARI/TGL SEKOLAH GURU YANG DIDAMPINGI MATERI TTD GURU KETERANGAN
PELAJARAN SEKOLAH
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
...................., ...............................................2018
Instruktur IK/Pendamping
NIP.
Format LK Kurikulum 2013
Lembar Kerja 1
PRAKTIK MENGANALISIS PROSES PEMBELAJARAN
(2JP)
1. Tujuan
Peserta dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian pembelajaran yang merupakan tahap
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data (informasi),
menganalisis/mengolah data (informasi), mengomunikasikan (jawaban
terhadap pertanyaan (kesimpulan)), dan mencipta;
2. mengidentifikasi pengembangan sikap dalam pembelajaran;
3. mengidentifikasi kelebihan proses pembelajaran yang dianalisis pada setiap
tahap;
4. mengidentifikasi kelemahan proses pembelajaran yang dianalisis;
5. memberi masukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dan penilaian.
1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat orang.
3. Baca LK 1, Permendikbud 68/2013, Permendikbud 81A/2013, dan Panduan
Penilaian pada Kurikulum 2013. (10 menit)
4. Saksikan video pembelajaran yang diputar oleh fasilitator dengan seksama
hingga selesai. Selama menyaksikan video, buat catatan-catatan sesuai
dengan LK 1 mengenai langkah-langkah dan kegiatan-kegiatan pembelajaran
serta penilaian. Video HANYA akan diputar satu kali.
5. Diskusikan catatan-catatan tersebut dalam kelompok Anda. Lalu tulis hasil
diskusi di kertas plano. (20 menit)
Kompetensi Dasar:
1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat
2.2 Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan
kelompok sebaya dan masyarakat sekitar
3.4 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara
4.4 Menyaji hasil pengamatan tentang norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
4.8 Menyaji bentuk partisispasi kewarganegaraan yang mencerminkan komitmen
terhadap keutuhan nasional
No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi
1. Bagian-bagian pembelajaran
mana yang merupakan tahap Kegiatan Inti
Siswa mencoba /
mengumpulkan data melalui
diskusi dengan temannya
c. mencoba/mengumpulkan terkait dengan study kasus
data (informasi)? yang diberikan oleh guru
(informasi)? diamati
Guru menyampaikan
pembelajaran dengan
sistematis, mampu memberi
motivasi agar siswa mau
Apa kelebihan proses bertanya dan berpendapat
pembelajaran yang Anda melalui sajian gambar dan
saksikan pada setiap tahap bermain peran (simulasi
pembelajaran dengan perilaku yang sesuai dengan
3. pendekatan saintifik? norma)
Suasananya seperti
menegangkan untuk peserta
didik yang tidak aktif (kurang
berani menyampaikan
pendapatnya). Selain itu tidak
semua siswa mampu
memahami dan berani
berpendapat saat
pembelajaran. Karena tidak ada
penyampaian materi dari guru.
Terutama saat berkelompok,
yang biasanya hanya
didominasi anak yang pandai
Apa kelemahan proses saja, sedangkan yang kurang
pembelajaran yang Anda seolah terkesan tidak ikut serta
4. saksikan? berpendapat.
Lembar Kerja 2
PRAKTIK BEDAH BUKU SISWA DAN BUKU GURU
(4JP)
1. Tujuan
Peserta dapat:
1. menjelaskan isi masing-masing bagian buku siswa;
2. menunjukkan kelebihan dan kekurangan isi buku siswa;
3. menjelaskan isi masing-masing bagian buku guru;
4. menunjukkan kelebihan dan kekurangan isi buku guru;
5. merumuskan alternatif tindak lanjut perbaikan bila isi buku siswa belum
layak;
6. merumuskan alternatif tindak lanjut perbaikan apabila langkah-langkah
pembelajaran dan penilaian yang disarankan dalam buku guru kurang layak.
1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Diskusikan dan jawab pertanyaan 1 – 3 berikut ini. (20 menit)
No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi
b. Baca Daftar Isi Buku Perbedaan daftar isi buku guru dan
Guru dan Buku Siswa. buku siswa adalah:
Secara umum apa beda – Pada buku siswa terdapat
antara isi Buku Guru subbab untuk setiap babnya.
dan Buku Siswa? Sedangkan pada buku guru hanya
daftar babnya saja meskipun secara
materi urutannya sama.
– Dilihat dari isi kedua buku
tersebut ternyata, buku siswa
No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi
Langkah-langkah
pembelajaran dalam
Langkah-langkah buku guru ini cukup
pembelajaran layak karena meskipun
(pendekatan tidak tersurat tetapi
saintifik) yang tersirat dalam kegiatan
disarankan pembelajarannya
SELAMAT BEKERJA
Lembar Kerja 3a
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
(1 JP)
1. Tujuan
Peserta dapat:
1. menjelaskan langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan
saintifik;
2. memberikan contoh kegiatan-kegiatan pembelajaran di setiap langkah untuk
masing-masing mata pelajaran.
1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Baca Permendikbud 65/2013, 81A/2013, dan Panduan Penguatan Proses
Pembelajaran. (5 menit)
4. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut. (30 menit)
Setelah
menganalisa dan
mendiskusikan
dengan teman
sebaya, peserta
didik dapat
menyampaikan,
mempresentasika
Peserta didik diharapkan n, dan atau
dapat menyampaikan hasil mensimulasikan
pengamatan, kesimpulan hasil analisanya
berdasarkan hasil analisis atau bisa disebut
secara lisan, tertulis, atau dengan pendapat
media lainnya – menyajikan siswa terhadap
laporan dalam bentuk bagan, gambar gambar,
diagram, atau grafik; video, dan atau
menyusun laporan tertulis; lingkungan
dan menyajikan laporan sekitar yang
meliputi proses, hasil, dan menjadi objek
Mengkomunikasikan kesimpulan secara lisan. pengamatannya
Lembar Kerja 3b
MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
(3JP)
1. Tujuan
Peserta dapat merancang kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik.
1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Rancang kegiatan pembelajaran untuk materi pada sub-bab dari bab dalam
Buku Siswa dan Buku Guru yang telah dianalisis pada LK 2 dengan
menerapkan pendekatan saintifik. Tulis secara rinci rancangan
pembelajarannya pada kolom yang tersedia. (45 menit)
Menyemai Kesadaran Konstitusional dalam
BAB : Kehidupan Bernegara
TAHAP PEMBELAJARA
N KEGIATAN
(Dapat dilanjutkan)
Mencipta
Lembar Kerja 3c
PERANCANGAN PENILAIAN
(2 JP)
1. Tujuan
Peserta dapat merancang penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
pembelajaran bab tertentu pada Buku Siswa.
1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Pilih bab yang sama dengan bab yang Anda telah rancang kegiatan-kegiatan
pembelajarannya ketika menyelesaikan LK 3b.
4. Tulis kompetensi dasar yang dibelajarkan sesuai dengan bab yang Anda pilih.
5. Rancang penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk
bab tersebut. Rumuskan indikator pencapaian kompetensi secukupnya dan
tetapkan teknik-teknik penilaian yang sesuai.
Kompetensi Dasar
(Tulis KD-KD dari
keempat KI) : Menjelaskan makna kedaulatan rakyat
ü Pilihan 1: Observasi
Pilihan 2: Penilaian Diri
Pilihan 3: Antar Siswa
Pilihan 4: Jurnal
Indikator:
Mengidentifikasi sikap siswa saat melakukan observasi terhadap video pemilu
Pilihan 1: Praktik
ü Pilihan 2: Projek
Pilihan 3: Portofolio
Indikator:
Menyusun laporan hasil telaah tentang fungsi lembaga-lembaga negara dalam
UUD 1945
SELAMAT BEKERJA
Lembar Kerja 4
MENYUSUN DAN MENELAAH RPP
(10 JP)
1. Tujuan
Peserta dapat menyusun RPP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013.
1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan lebih kurang empat orang.
3. Susun RPP untuk KD-KD yang telah dikembangkan rancangan kegiatan
pembelajaran dan penilaiannya pada LK 3b dan 3c sesuai dengan ketentuan
penyusunan RPP. (300 menit)
4. Telaah RPP kelompok kelompok lain dengan menggunakan instrumen yang
disediakan. (60 menit)
5. Presentasikan hasil telaah kelompok Anda. (50 menit)
6. Sempurnakan RPP kelompok Anda dan serahkan kepada fasilitator. (25 menit)
Lembar Kerja 5
PRAKTIK MENGISI LAPORAN HASIL PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
(4 JP)
1. Tujuan
Peserta dapat:
6. menjelaskan format buku laporan hasil pencapaian kompetensi peserta didik;
7. mengolah nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
8. menulisnilai (predikat)dan deskripsi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dalam buku laporan hasil pencapaian kompetensi peserta didik.
1. Petunjuk:
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Baca Panduan Penilaian dan Model Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi
Peserta Didik. (30 menit)
4. Diskusikan pertanyaan/tugas berikut ini. (80 menit)
No
. Pertanyaan Jawaban
Menurut Permendikbud
81A/2013, bagaimana
melaporkan hasil kegiatan
ekstrakurikuler dalam buku
c. rapor?
Bagaimana penghitungan
nilai akhir kompetensi
d. pengetahuan? Beri contoh.
Bagaimana penghitungan
nilai akhir kompetensi
e. keterampilan? Beri contoh.
Bagaimana penulisan
deskripsi nilai kompetensi
h. pengetahuan? Beri contoh.
Bagaimana penulisan
deskripsi nilai kompetensi
i. keterampilan? Beri contoh.
Bagaimana penulisan
deskripsi nilai kompetensi
j. sikap? Beri contoh.
SELAMAT BEKERJA
Lembar Kerja 6
SIMULASI PEMBELAJARAN (PEER TEACHING)
(6 JP)
1. Tujuan
Peserta dapat menyimulasikan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah
dikembangkan.
1. Petunjuk
2. Secara bergantian lakukan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah
disempurnakan. Waktu penyajian setiap kelompok 40 menit. Selama
kelompok tertentu menyajikan pembelajaran, satu orang dari tiap kelompok
lainnya berperan sebagai pendamping, dan peserta lain berperan sebagai
peserta didik.
2. Dengan menggunakan instrumen pendampingan (instrumen terlampir),
pendamping:
3. mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen
pendampingan pelaksanaan pembelajaran (untuk mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan kegiatan-kegiatan pembelajaran pada setiap tahap
(mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data
(informasi), mengolah/menganalisis data (informasi), mengomunikasikan
kesimpulan (jawaban terhadap pertanyaan), dan mencipta guna memberi
masukan untuk penyempurnaan;
4. mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan guna memberi masukan untuk
penyempurnaan dengan membuat catatan dan saran.
3. Lakukan refleksi antara pendamping dan kelompok penyaji pembelajaran
dengan menerapkan prinsip-prinsip pendampingan.
4. Lakukan refleksi bersama setelah semua kelompok memodelkan dan
memberi pendampingan pembelajaran dan penilaian untuk memperoleh
masukan umum terhadap praktik pembelajaran.
Peserta dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian pembelajaran yang merupakan tahap mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan data (informasi), menganalisis/mengolah data
(informasi), mengomunikasikan (Nusa Tenggaraban terhadap pertanyaan (kesimpulan),
dan mencipta;
2. mengidentifikasi pengembangan sikap dalam pembelajaran;
3. mengidentifikasi kelebihan proses pembelajaran yang dianalisis pada setiap tahap;
4. mengidentifikasi kelemahan proses pembelajaran yang dianalisis;
5. memberi masukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
penilaian.
Petunjuk
1. Bentuk kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat orang.
2. Baca LK 1, Permendikbud 68/2013, Permendikbud 81A/2013, dan Panduan Penilaian
pada Kurikulum 2013. (10 menit)
3. Saksikan video pembelajaran yang diputar oleh fasilitator dengan seksama hingga selesai.
Selama menyaksikan video, buat catatan-catatan sesuai dengan LK 1 mengenai langkah-
langkah dan kegiatan-kegiatan pembelajaran serta penilaian. Video HANYA akan diputar
satu kali.
4. Diskusikan catatan-catatan tersebut dalam kelompok Anda. Lalu tulis hasil diskusi di kertas
plano. (20 menit)
Kompetensi Dasar:
1. Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat
2. Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya
dan masyarakat sekitar
3. Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
4. Menyaji hasil pengamatan tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa
5. Menyaji bentuk partisispasi kewarganegaraan yang mencerminkan komitmen terhadap
keutuhan nasional
No. Pertanyaan Nusa Tenggaraban/Hasil Diskusi
1. Bagian-bagian pembelajaran mana yang Kegiatan Inti
merupakan tahap
a. mengamati? Siswa diminta untuk mengamati gambar yang
disajikan oleh Guru melalui LCD / slide power
point
b. menanya? Setelah mengamati gambar, siswa diarahkan
untuk membuat pertanyaan dan disampaikan
dalam forum
5. Apa saran Anda agar proses Sebaiknya saat guru menjelaskan atau berbicara
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didepan, diusahakan tetap memperhatikan pola
dan penilaian yang Anda saksikan dalam siswa yang terlihat dalam video masih ada siswa
video tadi menjadi lebih baik? yang berbicara sendiri, bermain gorden, bahkan
ada yang tidak konsentrasi. Sehingga
diharapkan guru ketika mengajar pun juga perlu
sesekali memerhatikan siswanya terkait dengan
penilaian sikap.
Sajikan Nusa Tenggaraban/hasil diskusi kelompok Anda kepada kelompok mata pelajaran Anda
dan diskusikan. (20 menit)
LK 6.1
LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
A. Identitas
Namasesi : PraktikPembelajarandanPenilaian
Hari, tanggal : ...
Pukul : 09.10
Instruktur :
Pengamat : Instruktur/SesamaPeserta (coretyangtidakperlu)
B. Petunjuk
C. LembarObservasi
5. Menyampaikanlingkupdanteknikpenilaianyangakandigunaka V
n.
6. Mengecek pengetahuan prasyarat V
h.GurumendorongPesertadidikuntukmemanfaatkansumber V Buku, pf
belajar yangada di sekolahmaupundiluarsekolah.
i. GurumemanfaatkanteknologidanInformasi. V
2. PenerapanPendekatan/ModelPembelajaran*)
PendekatanSaintifik
a.Memfasilitasipesertadidikuntukmengamati.
b.Memancing/memfasilitasipesertadidikuntukmerumuskan
pertanyaan.
c.Menfasilitasipesertadidikdalammengumpulkaninformasi/
mencoba.
d.Memfasilitasipesertadidikdalammengolah/menganalisisinf
ormasiuntukmembuatkesimpulan.
e.Menfasilitasidanmenyajikankegiatanbagipesertadidikuntu
kmengkomunikasikanpengetahuandanketrampilanyang d
iperolehnya.
f.Menfasilitasipesertadidikuntukmelakukankegiatanmencipt
a.
Genre-based Approach
Discovery/InquiryLearning
c.MelaksanakanLangkah 3PengumpulanInformasidanData
d.MelaksanakanLangkah 4BerbagiInformasidanBerdiskusiuntukMenemukanSolusiPenyelesaianMasalah
e.MelaksanakanLangkah 5PresentasiHasilPenyelesaianMasalah
f.MelaksanakanLangkah 6Refleksi
Project-based Learning
a.Melaksanakantahap 1 Penentuanprojek
V
b.Melaksanakantahap 2 Perancanganlangkah-langkahpenyelesaianprojek
V
c.Melaksanakantahap 3 Penyusunanjadwalpelaksanaanprojek
V
d.Melaksanakantahap 4 Penyelesaianprojekdenganfasilitasidanmonitoringguru
V
Guru kurangmendekatisiswa
e.Melaksanakantahap 5 Penyusunanlaporandanpresentasi/publikasihasilprojek
V
Presentasikurang
f.Melaksanakantahap 6 Evaluasiprosesdanhasilprojek
3.
PelaksanaanPenilaian
a.MelaksanakanPenilaian/
PencatatanPerkembanganSikap
V
b.MelaksanakanPenilaianPengetahuan
V
Tidakspesifiktiapanak
c.MelaksanakanPenilaianKetrampilan
C.
KegiatanPenutup
1
Menfasilitasidanmembimbingpesertadidikuntukmembuatsimpulankegiatanpembelajaran.
V
2
Melakukanpenilaiandan/ataurefleksiterhadapkegiatanyangsudahdilaksanakansecarakonsistendanterprogra
m.
V
3
Memberikanumpanbalikterhadapprosesdanhasilpembelajaran.
V
4
Merencanakankegiatantindaklanjutdalambentukpembelajaranremedi,programpengayaan,layanankonseling
dan/ataumemberikantugasbaiktugasindividualmaupunkelompoksesuaidenganhasilbelajarpesertadidik.
V
5
Menyampaikanrencanapembelajaranpadapertemuanberikutnya.
V
6
Mengimplementasikan PPK
V
7
Mengimplementasikan literasi
V
..............................................................................
Pengamat,
...............................................................................
Kriteria
Aspek Sangat Baik Cukup Perlu
Baik Bimbingan
Pendahuluan
1. Mengucapkan salam dan mengajak berdo’a;
2. Mengajak bernyanyi lagu-lagu nasional;
3. Membacakan buku bacaan selama 15 menit
sebelum kegiatan belajar di mulai;
4. Mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
Kriteria
Aspek Sangat Baik Cukup Perlu
Baik Bimbingan
5. Mengaitkan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
sebagai apersepsi;
6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
garis besar kegiatan yang akan dilakukan; dan
7. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
Kegiatan Inti
1. Menguasai materi pembelajaran dengan
seperangkat nilai-nilai utama karakter,
budaya/kearifan lokal dan mampu mengaitkan materi
dengan kecakapan literasi terkait dengan kehidupan
nyata;
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai dan disajikan secara
sistematis;
3. Menyajikan pembelajaran yang memadukan antara
lain keterpaduan antarmuatan pelajaran,
keterpaduan antara sikap/nilai karakter, literasi,
pengetahuan, dan keterampilan serta keterpaduan
muatan pelajaran dengan tema/mata pelajaran;
4. Menyajikan pembelajaran dengan mengintegrasikan
budaya daerah/kearifan lokal;
5. Menyajikan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan dan model pembelajaran yang tepat;
6. Menunjukkan keterampilan berkomunikasi dalam
penggunaan media dan sumber belajar; dan
7. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar (buku,
model alat peraga, lingkungan).
Penilaian
1. Melaksanakan penilaian sikap.
2. Melaksanakan penilaian pengetahuan.
3. Melaksanakan penilaian keterampilan.
Penutup
1. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
merangkum materi pelajaran;
2. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran;
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut, khusus bagi
peserta didik yang membutuhkan pelayanan khusus
diberikan bantuan psiko-edukasi, dan remedial /
pengayaan;
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya;
6. Menyanyikan lagu daerah yang sesuai dan patut
untuk peserta didik;
7. Berdoa.
Panduan penskoran:
Peringkat Kriteria
SangatBaik ( SB) 91-100% aspek yang dinilai terpenuhi dan dilakukan dengan tepat.
Baik (B) 76-90% aspek yang dinilai terpenuhi dan dilakukan dengan tepat
Cukup (C) 50-75% aspek yang dinilai terpenuhi dan masih perlu ditingkatkan
Perlu Bimbingan (PB) <50% aspek yang dinilai terpenuhi dan masih perlu ditingkatkan.
Penutup
1. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik merangkum materi pelajaran;
2. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran;
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut, khusus bagi peserta didik yang membutuhkan
pelayanan khusus diberikan bantuan psiko-edukasi, dan remedial / pengayaan;
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya;
6. Menyanyikan lagu daerah yang sesuai dan patut untuk peserta didik;
7. Berdoa.
PENDAMPINGAN SEKOLAH
SASARAN K13 TAHUN 2018
Program pendampingan kurikulum 2013 bagi guru-guru di sekolah sasaran wilayah provinsi Nusa
Tenggara Barat tahun 2018 telah berjalan pelaksanaannya yang dimulai dengan kegiatan In Service
Learning di setiap sekolah induk klaster pengelola dana bantuan pemerintah program pendampingan
kurikulum 2013 tahun 2018 dari LPMP Nusa Tenggara barat. Rangkaian kegiatan In Service Learning
dimulai sejak tanggal 2 s.d. 24 Juli 2018 untuk jenjang Sekolah Dasar, 25 Juli s.d 4 Agustus 2018 untuk
jenjang Sekolah Menengah Pertama, 6 s.d.9 Agustus 2018 untuk jenjang Sekolah Menengah Atas, dan
10 s.d. 16 Agustus 2018 untuk jenjang SMK.
Kegiatan In Service Learning akan dilanjutkan dengan kegiatan On the Job Learning dimana para guru
sasaran akan mendapatkan mendampingan khusus dari para instruktur kabupaten/kota saat mengajar
di kelas dengan menggunakan kurikulum 2013. Kegiatan pendampingan ini akan berakhir di bulan
Nopember 2018 untuk selanjutnya setiap induk klaster pengelola program pendampingan menyusun
laporan program pendampingan dan menyerahkannya ke LPMP Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan On the job learning dilaksanakan selama 2 hari di sekolah sasaran dengan tahapan meliputi :
1. Temu awal
Temu awal dilakukan antara Instruktur Pendamping dengan kepala sekolah dan guru sasaran.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun empati dengan komunitas sekolah. Pada kesempatan ini
Instruktur pendamping memperkenalkan diri sambil menunjukkan surat tugas, dan menjelaskan tujuan,
mekanisme, prosedur, dan jadwal pendampingan. Perlu dijelaskan bahwa pendampingan bukan untuk
mengevaluasi proses, melainkan untuk memperkuat pelaksanaan pembelajaran.
2. Observasi pembelajaran
Instruktur Pendamping bersama guru sasaran melakukan pengamatan/ observasi dokumen dan
aktivitas guru sasaran sebelum, selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Pada observasi
pembelajaran setiap guru pendamping minimal melakukan 1 (satu) kali observasi pembelajaran per
hari terhadap guru mata pelajaran/ guru kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Selanjutnya
menganalisis hasil panduan pengamatan berdasarkan konsep pembelajaran pada Kurikulum 2013.
DOWNLOAD
DUNIA PENDIDIKAN
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013
disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran
dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni,
dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) segera diganti dengan kurikulum baru, yang akan mulai
diterapkan tahun 2014. Dalam perubahan kurikulum tersebut, khusus untuk jenjang Sekolah Dasar (SD)
mengalami banyak perubahan standar isi kurikulum. Di SD akan diterapkan sistem pembelajaran berbasis
tematik integrative. Banyak yang mempertanyakan dengan sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian
masyarakat atau pendidik memang sudah sering terdengar jika ganti menteri maka akan juga ganti
kurikulum. Kontroversi terhadap perubahan kurikulum ini terus bermunculan. Banyak pihak menanyakan
alasan digantinya kurikulum. Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan Juni 2013 ini adalah
salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab
tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain
dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik.
Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya
terbebani. Perubahan kurikulum ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang
memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah
Untuk tingkat SD terjadi perubahan yang cukup besar. Di SD yang dulunya ada 10 mata pelajaran
dikurangi menjadi 6 mata pelajaran yaitu empat mata pelajaran utama (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia,
dan Matematika) dan dua mata pelajaran muatan lokal (Seni Budaya dan Penjas).
Berkurangnya mata pelajaran dalam kurikulum baru ini justru membuat lama belajar peserta didik di
sekolah bertambah. Kemendikbud akan menambah jam belajar di sekolah untuk menangkal efek negatif
dunia luar sekolah. Waktu luang yang lebih banyak di luar sekolah dianggap memicu peserta didik
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan
melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan
peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan
jam pelajaran.
menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x
(efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y
(pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan
jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari
siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi
berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan
Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga
bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih
singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang
tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan
pembelajaran tutorial yang baik. Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada
penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan
di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata
pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan
usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan,
dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses
pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang
penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar
penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara
tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum
dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan
Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/
Posted by kurikulum2013kelas6
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya
dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada
peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
5.Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.
Sistem Penilaian
Dalam model pembelajaran discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil
kerja peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model
pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan
penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses
dan hasil belajar pada materi berikutnya.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Di bawah ini lima strategi dalam menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
sebagai berikut.
Tabel 1.13 Peran Guru, Peserta Didik dan Masalah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
o Mengatur dinamika
kelompok.
Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah,
pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penilaiannya
Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan
skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang
diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat
mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnya dari artikel tertulis di perpustakaan, halaman
web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan
yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas,
relevan dan dapat dipahami.
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi
hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan
dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan
dengan mengikuti petunjuk.
Orientasi peserta didik kepada · Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
masalah. dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2
Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik. danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
individu dan kelompok. untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Fase 4
Fase 5
Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih
kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang
mandiri.
Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah
masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara
terbuka dan penuh kebebasan.
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru
harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar
peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari
sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan
yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir
siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai
organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru,
orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri
dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta
siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan
kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu
eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis
suatu gambar.
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi
perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar,
pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi
tertentu dalam suatu mata pelajaran.
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan
yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang
memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan
mengenali potensi kesiapan belajarnya.
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada
PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya
membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai
hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa
mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan
berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara
langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami
dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku
mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Dalam pelaksanaannya, PjBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum
mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih
serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian
untuk menemukan solusi permasalahan.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk
menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam
merencanakan (planning skills), berpikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian masalah
(problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa untuk
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of
contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada
siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana
orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan
perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi
dari siswa.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain banyak
guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang peran utama di kelas. Ini
merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih
menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang
kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas
kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana
belajar bebas dan menyenangkan.
1. Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
Meningkatkan kolaborasi.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang
untuk berkembang sesuai dunia nyata.
Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik
tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat
mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu
peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana
yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak
membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti
kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa
untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran
lainnya.
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang
aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2)
membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
1. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas
yang penting.
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas
atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Kemampuan Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek.
Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat
juga menggunakan rating scale dan ceklis.
Sumber : Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 Kelas VI
Penilaian Autentik dalam K-13
JUL 4
Posted by kurikulum2013kelas6
merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik
mengetahui capaian pembelajaran(learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar, pendidik
dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan
belajar.
Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas
mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya
dalam pembelajaran dan belajar. Bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer cara
belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer oflearning). Bagi guru, hasil penilaian hasil
belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat
juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program
pengayaan bagi peserta didik yang membutuhkan,serta memperbaiki RPP dan proses pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud pelaksanaan tugas profesional
pendidik sebagaimana termaktubdalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Penilaian hasil belajar oleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran.Oleh karena itu,
penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru sebagai pendidikprofesional.
Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), kurikulum berdasarkan
kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas(mastery
learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi
minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu
dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai
keberhasilan belajar secara optimal.
Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assesment). Secara
paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik (authentic
instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih
mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.
1. Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan,
dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester,
sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan pesertadidikdigunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan
perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan
berikutnya;dan
2. Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu
tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan
ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan
pendidikan seorang peserta didik.
Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik berisikan prinsip-prinsip Penilaian Autentik
sebagai berikut:
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada aspek sikap spiritual dan sikap sosial adalah
sebagai berikut:
Menanggapi nilai. Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas
dalam membicarakan nilai tersebut.
b. Penilaian Pengetahuan
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir adalah sebagai berikut:
Deskripsi
Kemampuan Berpikir
Mengingat:
menggunakan keterampilan
yang telah dipelajarinya
terhadap suatu informasi
yang belum diketahuinya
dalam mengelompokkan persamaan dan perbedaan ciri- cirinya, memberi
informasi, menentukan nama bagi kelompok tersebut, menentukan apakah
keterhubungan antara satu satukelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari
kelompok/ informasi dengan yang lain, menentukan mana yang lebih dulu dan
kelompok/ informasi lainnya,
mana yang belakangan muncul,menentukan mana
yang memberikan pengaruh dan mana yang
antara fakta dengan konsep,
menerima pengaruh, menemukan keterkaitan
antara argumentasi antara fakta dengan kesimpulan, menentukan
konsistensi antara apa yang dikemukakan di bagian
dengan kesimpulan, benang awal dengan bagian berikutnya, menemukan pikiran
merah pemikiran antara satu pokok penulis/pembicara/narasumber, menemukan
karya dengan karya lainnya kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya
dengan karya lainnya, dan sebagainya
Mencipta:
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan adalah sebagai berikut:
Dimensi
Pengetahuan Deskripsi
c. Penilaian Keterampilan
Kemampuan
Belajar Deskripsi
Membiasakan
gerakan (mechanism) Melakukan gerakan mekanistik.
Menjadi gerakan Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar
alami (adaptation) gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya.
Menjadi tindakan Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh
orisinal (origination) orang lain dan menjadi ciri khasnya.
Sumber : Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 Kelas VI
Kelebihannya yaitu peserta didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang
diajarkan karena menggunakan alat bantu seperti video, audio dan juga dapat menggunakan
alat bantu seperti komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan komputer.
2. Kekurangan e-learning
Guru banyak yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih
mengajar menggunakan metode ceramah serta belum terampil menggunakan fasilitas seperti
video dan komputer.
Kelebihan pembelajaran kooperatif dilihat dari aspek siswa, adalah memberi peluang kepada
siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh
siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok
(Cilibert-Macmilan, 1993). Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning.
siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa
melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun
keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat,
menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan
mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl 1994). Model
pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa
bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman
sebayanya. Selanjutnya menurut Sharan (1990), siswa yang belajar dengan mengunakan
metode pembelajaran koperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan
didukung dari rekan sebaya. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan
kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan
persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan-santun,
rneningkatkan motivasi siswa memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi
tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikran orang
lain (Johnson, 1993).
Stahl et.al (1994), mengemukakan bahwa melalui model cooperative learning siswa dapat
memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan
serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Selanjutnya Zaltman et.al ( 1972) mengemukakan
bahwa siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan
yang akrab, yang terbentuk dikalangan siswa. ternyara sangat berpengaruh pada tingkah laku
atau kegiatan masing-masing secara individual Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar
menurut Menurut Santos (1983) dapat memberikan berbagai pengalaman.
Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan
secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik Selanjutnya Jarolimek & Parker (1993)
mengarakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1)
Saling ketergantungan yang positif; 2). Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan
individu; 3) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4) Suasana kelas
yang rileks dan menyenanakan; 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara
siswa dengan guru; dan 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan. (2) Kekurangan Cooperative Learning.
Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor yaitu faktor
dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: 1)
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikran dan waktu; 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar
maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai; 3) Selama kegiatan
diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas
meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) Saat
diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain
menjadi pasip..Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yaitu padamya
kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu pelaksanaan tes yang terpusat seperti UN/UNAS
sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan
perolehan UN/UNAS.
Pengelompokkan Hiterogen
Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk ber-
sama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang
telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama,
berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari
tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.
Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan,
memberikan pe¬serta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.
Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak
dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif)
dalam berbagi infor¬masi.
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim
juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized
recitation ).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri
Djamarah, ( 2000).
Metode Discovery
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto
(2002:200) yaitu:
Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus
dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk
menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu
Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari
pengertian retensi dan transfer
Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan,
Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri
Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih
merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek
penemuan khusus,
Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan
siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan
Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru
berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum
diketahui sebelumnya
Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan
atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah,
(2000)
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan
lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam
suatu sidang yang berusaha membahas / mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu
dalam rangka mencari jalan memecahkannya atau mencari pedoman pelaksanaanya.
Kelebihan metode seminar
Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah
yang diseminarkan
Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya
Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah
Terpupuknya kerja sama antar peserta
Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat
Kelemahan Metode Seminar
Memerlukan waktu yang lama
Peserta menjadi kurang aktif
Membutuhkan penataan ruang tersendiri
Metode Inquiry
Metode inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka
mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan
yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga
diperoleh kesimpulan terakhir.
Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang
untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari
lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain
siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi /
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal
ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya,
serta lakukan seperti di atas.
Kesimpulan guru.
Penutup.
Kelebihan:
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
Setiap siswa mendapat peran.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya
sebatas pada dua orang tersebut).