Anda di halaman 1dari 65

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. Identitas
Nama sesi : Pendampingan K13
Hari, tanggal : .....................................
Pukul : .....................................
Nama GS : .....................................
Sekolah : .....................................
Pendamping : ......................................

B. Petunjuk
1. Amati pembelajaran dari awal sampai akhir.
2. Berilah tanda √ pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa
yang terjadi.
3. Isilah catatan seperlunya terkait keterlaksanaan butir-butir yang diamati.
4. Pada Penerapan Pendekatan/Model Pembelajaran*), HANYA isi pada butir-butir
pendekatan/model pembelajaran yang diterapkan.

C. Lembar Observasi
D. Keterlaksanaan
No Butir-butir Amatan Catatan
Ya Tidak
A Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan suasana pembelajaran
yang menyenangkan.
2. Mengecek penguasaan kompetensi yang
sudah dipelajari sebelumnya .

3. Menyampaikan kompetensi yang akan


dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Menyampaikan garis besar cakupan
materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

5. Menyampaikan lingkup dan teknik


penilaian yang akan digunakan.

6. Mengecek pengetahuan prasyarat

7. Mengimplementasikan PPK
8. Mengembangkan kemampuan Literasi

B Kegiatan Inti
1 Pengelolaan Pembelajaran
a. Guru membantu Peserta didik
membentuk kelompok.
b. Guru membimbing Peserta didik
dalam kerja kelompok.
c. Guru menguasai materi pelajaran.
d. Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta
didik.
e. Guru memulai dan mengakhiri proses
pembelajaran tepat waktu.
f. Guru membantu Peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasi-
kan tugas yang akan dilakukan.
g. Guru menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
h. Guru mendorong Peserta didik untuk
memanfaatkan sumber belajar yang
ada di sekolah maupun di luar sekolah.
i. Guru memanfaatkan teknologi dan
Informasi.
a. Guru mengimplementasikan PPK

b. Guru mengembangkan kemampuan


literasi

2. Penerapan Pendekatan/Model
Pembelajaran*)
Pendekatan Saintifik *)
a. Memfasilitasi peserta didik untuk
mengamati.
b. Memancing/memfasilitasi peserta
didik untuk merumuskan pertanyaan.

c. Menfasilitasi peserta didik dalam


mengumpulkan informasi/mencoba.
d. Memfasilitasi peserta didik dalam
mengolah/menganalisis informasi
untuk membuat kesimpulan.
e. Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan
bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang diperolehnya.
f. Menfasilitasi peserta didik untuk
melakukan kegiatan mencipta.

Genre-based Approach *)
a. Melaksanakan tahap Building
Knowledge of the Field (BKoF)
b. Melaksanakan tahap Modelling of the
Texts (MoT)
c. Melaksanakan tahap Joint
Construction of the Texts (JCoT)
d. Melaksanakan tahap Independent
Construction of the Texts (ICoT)

Discovery/Inquiry Learning *)
a. Melaksanakan tahap 1 merencanakan
pertanyaan
b. Melaksanakan tahap 2. Merencanakan

c. Melaksanakan tahap 3.
Mengumpulkan dan menganalisis data
d. Melaksanakan tahap 4. Menarik
simpulan
b. Melaksanakan Langkah 2
Brainstorming
c. Melaksanakan Langkah 3
Pengumpulan Informasi dan Data
d. Melaksanakan Langkah 4 Berbagi
Informasi dan Berdiskusi untuk
Menemukan Solusi Penyelesaian
Masalah
e. Melaksanakan Langkah 5 Presentasi
Hasil Penyelesaian Masalah
f. Melaksanakan Langkah 6 Refleksi

Project-based Learning *)
a. Melaksanakan tahap 1 Penentuan
projek
b. Melaksanakan tahap 2 Perancangan
langkah-langkah penyelesaian projek
c. Melaksanakan tahap 3 Penyusunan
jadwal pelaksanaan projek
d. Melaksanakan tahap 4 Penyelesaian
projek dengan fasilitasi dan monitoring
guru
e. Melaksanakan tahap 5 Penyusunan
laporan dan presentasi/publikasi hasil
projek
f. Melaksanakan tahap 6 Evaluasi proses
dan hasil projek

Problem Based Learning *)


a. Melaksanakan langkah 1. Klarifikasi
permasalahan
b. Melaksanakan langkah 2.
Brainstorming
c. Melaksanakan langkah 3
Pengumpulan Informasi dan Data
d. Melaksanakan langkah 4 Berbagi
Informasi dan Berdiskusi untuk
e. Melaksanakan langkah 5 Presentasi
Hasil Penyelesaian Masalah
f. Melaksanakan langkah 6: Refleksi

3. Pelaksanaan Penilaian
a. Melaksanakan Penilaian/
Pencatatan Perkembangan Sikap

b. Melaksanakan Penilaian Pengetahuan

c. Melaksanakan Penilaian Ketrampilan

C. Kegiatan Penutup
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta
didik untuk membuat simpulan kegiatan
pembelajaran.
2 Melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
3 Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.

4 Merencanakan kegiatan tindak lanjut


dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
5 Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.

6 Mengimplementasikan PPK

7 Mengimplementasikan literasi

..............................................................................
Pengamat,

...............................................................................

Catatan :
KARTU PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
KLUSTER ...... SMP INTERNASIONAL DEA MALELA KABUPATEN ALAS TAHUN 2018
ON..........Hari ...................
MATA TTD KEPALA
NO HARI/TGL SEKOLAH GURU YANG DIDAMPINGI MATERI TTD GURU KETERANGAN
PELAJARAN SEKOLAH
1.

2.

3.

4.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

...................., ...............................................2018
Instruktur IK/Pendamping

NIP.
Format LK Kurikulum 2013
Lembar Kerja 1
PRAKTIK MENGANALISIS PROSES PEMBELAJARAN
(2JP)

1. Tujuan
Peserta dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian pembelajaran yang merupakan tahap
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data (informasi),
menganalisis/mengolah data (informasi), mengomunikasikan (jawaban
terhadap pertanyaan (kesimpulan)), dan mencipta;
2. mengidentifikasi pengembangan sikap dalam pembelajaran;
3. mengidentifikasi kelebihan proses pembelajaran yang dianalisis pada setiap
tahap;
4. mengidentifikasi kelemahan proses pembelajaran yang dianalisis;
5. memberi masukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dan penilaian.

1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat orang.
3. Baca LK 1, Permendikbud 68/2013, Permendikbud 81A/2013, dan Panduan
Penilaian pada Kurikulum 2013. (10 menit)
4. Saksikan video pembelajaran yang diputar oleh fasilitator dengan seksama
hingga selesai. Selama menyaksikan video, buat catatan-catatan sesuai
dengan LK 1 mengenai langkah-langkah dan kegiatan-kegiatan pembelajaran
serta penilaian. Video HANYA akan diputar satu kali.
5. Diskusikan catatan-catatan tersebut dalam kelompok Anda. Lalu tulis hasil
diskusi di kertas plano. (20 menit)

Kompetensi Dasar:
1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat
2.2 Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan
kelompok sebaya dan masyarakat sekitar
3.4 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara
4.4 Menyaji hasil pengamatan tentang norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
4.8 Menyaji bentuk partisispasi kewarganegaraan yang mencerminkan komitmen
terhadap keutuhan nasional

No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi

1. Bagian-bagian pembelajaran
mana yang merupakan tahap Kegiatan Inti

Siswa diminta untuk


mengamati gambar yang
disajikan oleh Guru melalui LCD
a. mengamati? / slide power point

Setelah mengamati gambar,


siswa diarahkan untuk
membuat pertanyaan dan
b. menanya? disampaikan dalam forum

Siswa mencoba /
mengumpulkan data melalui
diskusi dengan temannya
c. mencoba/mengumpulkan terkait dengan study kasus
data (informasi)? yang diberikan oleh guru

d. menganalisis/mengolah data Siswa menalar gambar yang


No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi

(informasi)? diamati

Siswa menyampaikan hasil


e. mengomunikasikan (jawaban analisanya atau bisa disebut
terhadap pertanyaan dengan pendapat siswa
(kesimpulan))? terhadap gambar

Siswa membuat kesimpulan


f. Mencipta? dari hasil diskusi

Siswa termotivasi untuk


a. Sikap apa yang ditumbuh menyampaikan pendapatnya
kembangkan dalam (percaya diri), selain itu siswa
pembelajaran yang Anda diajarkan untuk yakin dengan
saksikan? hasil analisanya.
b. Pada kegiatan apa sikap Sikap tersebut nampak ketika
tersebut ditumbuh kegiatan menanya dan
2. kembangkan? mengkomunikasikan.

Guru menyampaikan
pembelajaran dengan
sistematis, mampu memberi
motivasi agar siswa mau
Apa kelebihan proses bertanya dan berpendapat
pembelajaran yang Anda melalui sajian gambar dan
saksikan pada setiap tahap bermain peran (simulasi
pembelajaran dengan perilaku yang sesuai dengan
3. pendekatan saintifik? norma)

Suasananya seperti
menegangkan untuk peserta
didik yang tidak aktif (kurang
berani menyampaikan
pendapatnya). Selain itu tidak
semua siswa mampu
memahami dan berani
berpendapat saat
pembelajaran. Karena tidak ada
penyampaian materi dari guru.
Terutama saat berkelompok,
yang biasanya hanya
didominasi anak yang pandai
Apa kelemahan proses saja, sedangkan yang kurang
pembelajaran yang Anda seolah terkesan tidak ikut serta
4. saksikan? berpendapat.

Sebaiknya saat guru


menjelaskan atau berbicara
didepan, diusahakan tetap
memperhatikan pola siswa
yang terlihat dalam video
masih ada siswa yang berbicara
sendiri, bermain gorden,
bahkan ada yang tidak
Apa saran Anda agar proses konsentrasi. Sehingga
pembelajaran dengan diharapkan guru ketika
pendekatan saintifik dan mengajar pun juga perlu
penilaian yang Anda saksikan sesekali memerhatikan
dalam video tadi menjadi lebih siswanya terkait dengan
5. baik? penilaian sikap.
5. Sajikan jawaban/hasil diskusi kelompok Anda kepada kelompok mata
pelajaran Anda dan diskusikan. (20 menit)
SELAMAT BEKERJA

Lembar Kerja 2
PRAKTIK BEDAH BUKU SISWA DAN BUKU GURU
(4JP)

1. Tujuan
Peserta dapat:
1. menjelaskan isi masing-masing bagian buku siswa;
2. menunjukkan kelebihan dan kekurangan isi buku siswa;
3. menjelaskan isi masing-masing bagian buku guru;
4. menunjukkan kelebihan dan kekurangan isi buku guru;
5. merumuskan alternatif tindak lanjut perbaikan bila isi buku siswa belum
layak;
6. merumuskan alternatif tindak lanjut perbaikan apabila langkah-langkah
pembelajaran dan penilaian yang disarankan dalam buku guru kurang layak.

1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Diskusikan dan jawab pertanyaan 1 – 3 berikut ini. (20 menit)
No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi

Guru harus berpedoman pada buku


guru yang disusun untuk
Baca Kata Pengantar mempermudah dan memperjelas
pada halaman iii buku penggunaan buku bagi peserta didik
guru dan buku siswa. yang diterbitkan oleh Pemerintah.
Apa yang perlu Guru perlu menganalisis isi buku-buku
dilakukan oleh guru tersebut apakah sesuai dengan
terhadap buku-buku silabus pembelajaran.
tersebut untuk 1. Menganalisis kesesuaian KI dan
mengoptimalkan KD pada buku
pencapaian kompetensi 2. Menganalisis materi yang ada
a. peserta didik? pada buku

b. Baca Daftar Isi Buku Perbedaan daftar isi buku guru dan
Guru dan Buku Siswa. buku siswa adalah:
Secara umum apa beda – Pada buku siswa terdapat
antara isi Buku Guru subbab untuk setiap babnya.
dan Buku Siswa? Sedangkan pada buku guru hanya
daftar babnya saja meskipun secara
materi urutannya sama.
– Dilihat dari isi kedua buku
tersebut ternyata, buku siswa
No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi

memuat materi dan instrumen


penilaian unjuk kerja serta memuat
lembarkerja siswa sedangkan buku
guru memuat petunjuk umum
langkah-langkah pembalajaran yang
harus dilakukan guru dan siswa
dikelas agar siswa bisa dengan
mudah mencapai kompetensi dasar
yang diinginkan
Didalam Buku Guru terdapat KI dan
KD yang wajib dicapai oleh peserta
didik. Sedangkan di Buku Siswa tidak
tercantum KI dan KD yang perlu
dicapai. Sedangkan hal tersebut juga
perlu diketahui oleh siswa sebagai
acuan ketercapaiannya terhadap KI
dan KD tersebut.

c. Baca penjelasan awal Buku Panduan Guru Untuk Mata


pada Buku Guru. Tulis Pelajaran PPKN disusun untuk
ringkasan isinya. mempermudah dan memperjelas
penggunaan buku bagi peserta didik
yang diterbitkan oleh Pemerintah.
Bagian pertama:
berisi tentang petunjuk umum
pembelajaran PPKN, keterampilan
proses dalam pembelajaran PPKN,
serta penilaian dalam pembelajaran
PPKN.
Bagian kedua:
menguraikan strategi pembelajaran
PPKN tiap topik, sesuai Kurikulum
2013 dan buku peserta didik.
– Pembelajaran PPKN sebaiknya
menggunakan metode
discovery
, metode pembelajaran yang
menekankan pola dasar: melakukan
pengamatan, menginferensi, dan
mengomunikasikan/menyajikan–
Media dan sumber belajar
lainnya digunakan guru untuk
memberi bantuan peserta didik
melakukan eksplorasi dalam bentuk
mengamati
(observing)
, menghubung-hubungkan fenomena
(associating)
, menanya atau merumuskan masalah
(questioning), dan melakukan
percobaan (experimenting) atau
pengamatan lanjutan.
– Di dalam pembelajaran PPKN
, peserta didik didorong untuk belajar
melaluiketerlibatan aktif dengan
keterampilan-keterampilan, konsep-
konsep, dan prinsip-prinsip.
– Perlu diketahui, bahwa
KD PPKN diorganisasikan ke dalam
empat Kompetensi Inti (KI).
1) Kompetensi Inti (KI) 1 berkaitan
No
. Pertanyaan Jawaban/Hasil Diskusi

dengan sikap diri terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
2) Kompetensi Inti (KI) 2 berkaitan
dengan karakter diri dan sikap sosial.
3) Kompetensi Inti (KI) 3 berisi KD
tentang pengetahuan terhadap materi
ajar, sedangkan
4) Kompetensi Inti (KI) 4 berisi KD
tentang Keterampilan.
– Pembelajaran PPKN kelas VII
SMP melatihkan keterampilan
proses dasar terdiri atas mengamati,
menggolongkan/mengklasifikasi,
mengukur, mengomunikasikan,
menginterpretasi data, memprediksi,
menggunakan alat, melakukan
percobaan, dan menyimpulkan.
– Sikap (KD pada KI I dan KI
II) dikembangkan melalui pembiasaan
dalam pembelajaran PPKN dan
ketelad anan. Contohnya sikap
kejujuran, ketekunan, kemauan untuk
bekerja sama, dan lain-lain
dikembangkan melalui
Penilaian dalam pembelajaran
PPKN menggunakan prinsip bahwa
penilaian adalah bagian dari
pembelajaran, digunakan untuk
membantu peserta didik mencapai
tujuan belajarnya. Oleh karena itu,
penilaian dilakukan seiring dengan
pembelajaran, baik saat proses
maupun di akhir proses.
Contoh Instrumen Penilaian untuk
Keterampilan Proses:
1.Penilaian Unjuk Kerja :
2.Penilaian Produk :
menilai hasil pengamatan, percobaan,
maupun tugas proyek menggunakan
kriteria penilaian (rubrik).
3.Penilaian Sikap :
Pembagian alokasi waktu
pembelajaran PPKN ini berdasarkan
asumsi:
a. pembelajaran PPKN efektif
(diluar Ulangan Subsumatif dan
Ulangan Sumatif )adalah 16
minggu/semester.
b. Jam pelajaran PPKN 3 JP/minggu
dibagi menjadi 2 TM/minggu, yakni 2
JP dan 1 JP
3. Sajikan kesimpulan kelompok Anda kepada kelas dan perhatikan umpan balik
dari para peserta dan fasilitator. (15 menit)
4. Pilih satu bab dari buku siswa dan lakukan analisis isi buku. Setiap kelompok
memilih bab yang berbeda. Tulis hasil analisis Anda pada Tabel 1. (35 menit)

Tabel 1: Analisis Buku Siswa


Bab:
Kompetensi Keberadaan dalam buku Alternatif Tindak
Permasalahan
(kesesuaian dengan KD,
kecukupan isi,
kedalaman isi,
kebenaran isi langkah
Dasar (Tulis Hlm pembelajaran, dan
Nomor KD) . penilaian) Lanjut Perbaikan

Isi buku tidak


terlalu mendalam
Tidak ada petunjuk
Isi buku tidak terlalu penilaian sikap
mendalam Tidak ada pada buku siswa
petunjuk penilaian sikap untuk setiap
pada buku siswa untuk kegiatan praktik.
setiap kegiatan praktik. Perlu ditambah
Perlu ditambah Membuat format
Membuat format penilaian siswa
penilaian siswa sebelum
sebelum pembelajaran pembelajaran
dimulai. dimulai.
5. Sajikan kesimpulan kelompok Anda kepada kelas dan perhatikan umpan balik
dari para peserta dan fasilitator. (25 menit)
6. Pilih satu bab pada buku guru yang bersesuaian dengan bab pada Buku Siswa
yang Anda analisis. Analisis bab tersebut dan tulis hasil analisis Anda pada
Tabel 2. (40 menit)

Tabel 2: Analisis Buku Guru


Bab :
Nomor KD-KD yang Dicakup:
Tingkat Kelayakan Alternatif Tindak Lanjut
Hal yang Dianalisis beserta Alasan Perbaikan

Sudah layak karena


buku guru tersebut
sudah mencakup
seluruh indikator dan
Indikator mampu membantu
pencapaian pencapaian indikator
kompetensi materi BAB tersebut.

Tujuan dalam buku guru


ini sudah layak karena
tujuannya sejalan
Tujuan dengan kompetensi
pembelajaran dasar.

Langkah-langkah
pembelajaran dalam
Langkah-langkah buku guru ini cukup
pembelajaran layak karena meskipun
(pendekatan tidak tersurat tetapi
saintifik) yang tersirat dalam kegiatan
disarankan pembelajarannya

Penilaian sikap, Kurang layak karena Kurang layak karena


pengetahuan, dan dalam buku guru tidak dalam buku guru tidak
keterampilan tercantum contoh tercantum contoh
instrumen dan rubrik instrumen dan rubrik
untuk penilaian untuk penilaian
pengetahuan, pengetahuan,
keterampilan maupun keterampilan maupun
sikap. Perlu dibuat sikap. Perlu dibuat
contoh instrumen dan contoh instrumen dan
rubrik penilaian pada rubrik penilaian pada
setiap topik. setiap topik.
7. Sajikan kesimpulan kelompok Anda kepada kelas dan perhatikan umpan balik
dari para peserta dan fasilitator. ( 20 menit)
8. Sempurnakan rumusan tindak lanjut kelompok Anda dan serahkan kepada
fasilitator. (10 menit)

SELAMAT BEKERJA

Lembar Kerja 3a
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
(1 JP)
1. Tujuan
Peserta dapat:
1. menjelaskan langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan
saintifik;
2. memberikan contoh kegiatan-kegiatan pembelajaran di setiap langkah untuk
masing-masing mata pelajaran.

1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Baca Permendikbud 65/2013, 81A/2013, dan Panduan Penguatan Proses
Pembelajaran. (5 menit)
4. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut. (30 menit)

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran?


pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk
mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan
pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan
data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/
menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan
serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah
tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.
1. Mengapa pendekatan saintifik perlu diterapkan?
Karena dengan menerapkan pendekatan saintifik diharapkan mampu
mempersiapkan generasi yang berpikir kritis dan berketerampilan.
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui
metode ilmiah. Dalam proses pembelajaran menyentuh tiga ranah
yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
1. Tulis langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
tujuan masing-masing langkah, dan contoh-contoh kegiatan pembelajaran
pada mata pelajaran Anda.
CONTOH
KEGIATAN
LANGKAH TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat


membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa Peserta didik
atau dengan alat) untuk diminta untuk
mengidentifikasi hal-hal yang mengamati
ingin diketahui – Mengamati gambar, video,
dengan indra (membaca, dan atau
mendengar, menyimak, lingkungan
melihat, menonton, dan sekitar yang
sebagainya) dengan atau sesuai dengan
Mengamati tanpa alat. materi

Menanya Peserta didik diharapkan Setelah


dapat mengajukan mengamati
pertanyaan tentang hal-hal gambar, video,
yang tidak dPPKnhami dari dan atau
apa yang diamati atau lingkungan
pertanyaan untuk sekitar yang
mendapatkan informasi sesuai dengan
tambahan tentang apa yang materi peserta
diamati – Membuat dan didik diarahkan
mengajukan pertanyaan, untuk membuat
tanya jawab, berdiskusi pertanyaan dan
tentang informasi yang belum disampaikan
dPPKnhami, informasi dalam forum baik
tambahan yang ingin secara lisan
diketahui, atau sebagai
klarifikasi. maupun tulisan

Peserta didik diharapkan


dapat melakukan eksperimen,
membaca sumber lain dan
buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas,
wawancara dengan Peserta didik
narasumber – diminta untuk
Mengeksplorasi, mencoba, mencoba /
berdiskusi, mengumpulkan
mendemonstrasikan, meniru data terkait objek
bentuk/gerak, melakukan yang diamati
eksperimen, membaca melalui
sumber lain selain buku teks, wawancara,
mengumpulkan data dari nara observasi,
sumber melalui angket, membaca
wawancara, dan referensi lain
Mencoba/mengumpu memodifikasi/ yang relevan
lkan data (informasi) menambahi/mengembangkan dengan materi

Peserta didik diharapkan


dapat mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen
mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan Siswa menalar
mengumpulkan informasi – gambar, video,
mengolah informasi yang dan atau
sudah dikumpulkan, lingkungan
menganalisis data dalam sekitar yang
bentuk membuat kategori, diamati melalui
mengasosiasi atau diskusi dengan
menghubungkan temannya terkait
fenomena/informasi yang dengan study
terkait dalam rangka kasus yang
Mengasosiasikan/me menemukan suatu pola, dan diberikan oleh
ngolah informasi menyimpulkan guru

Setelah
menganalisa dan
mendiskusikan
dengan teman
sebaya, peserta
didik dapat
menyampaikan,
mempresentasika
Peserta didik diharapkan n, dan atau
dapat menyampaikan hasil mensimulasikan
pengamatan, kesimpulan hasil analisanya
berdasarkan hasil analisis atau bisa disebut
secara lisan, tertulis, atau dengan pendapat
media lainnya – menyajikan siswa terhadap
laporan dalam bentuk bagan, gambar gambar,
diagram, atau grafik; video, dan atau
menyusun laporan tertulis; lingkungan
dan menyajikan laporan sekitar yang
meliputi proses, hasil, dan menjadi objek
Mengkomunikasikan kesimpulan secara lisan. pengamatannya

Mencipta Peserta didik diharapkan Peserta didik


dapat menginovasi, mencipta, membuat
mendisain model, rancangan,
produk (karya) berdasarkan kesimpulan dari
pengetahuan yang dipelajari. hasil diskusi

4. Sajikan jawaban-jawaban kelompok Anda untuk mendapatkan masukan dari


kelompok lain. (10 menit)

Lembar Kerja 3b
MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
(3JP)

1. Tujuan
Peserta dapat merancang kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik.

1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Rancang kegiatan pembelajaran untuk materi pada sub-bab dari bab dalam
Buku Siswa dan Buku Guru yang telah dianalisis pada LK 2 dengan
menerapkan pendekatan saintifik. Tulis secara rinci rancangan
pembelajarannya pada kolom yang tersedia. (45 menit)
Menyemai Kesadaran Konstitusional dalam
BAB : Kehidupan Bernegara

SUB-BAB : Makna Kedaulatan Rakyat

TAHAP PEMBELAJARA
N KEGIATAN

Peserta didik mengamati gambar dan video terkait


Mengamati demokrasi

Siswa dapat menanyakan tentang pengertian


demokrasi, hubungan pemilu dengan demokrasi,
demokrasi yang diterapkan di Indonesia dan lain
sebagainya, tetapi tetap dalam batas bahasan
Menanya materi.

Siswa mengidentifikasi macam kedaulatan,


Mencoba/ hubungan pemilu dengan demokrasi, pemilu
mengumpulkan data termasuk kedaulatan yang mana, dan lain
(informasi) sebagainya

Mengasosiasikan/ Siswa menulis hasil diskusi kelompok terkait


mengolah data dengan tayangan video maupun gambar yang
(informasi) disajikan

Mengomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan


kelas
Kelompok lain bisa menanggapi atau menanya

(Dapat dilanjutkan)
Mencipta

3. Presentasikan rancangan kegiatan pembelajaran kelompok Anda. (40 menit)


4. Sempurnakan rancangan langkah-langkah pembelajaran yang telah Anda
buat dengan memperhatikan masukan kelompok lain. (15 menit)

Lembar Kerja 3c
PERANCANGAN PENILAIAN
(2 JP)

1. Tujuan
Peserta dapat merancang penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
pembelajaran bab tertentu pada Buku Siswa.

1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Pilih bab yang sama dengan bab yang Anda telah rancang kegiatan-kegiatan
pembelajarannya ketika menyelesaikan LK 3b.
4. Tulis kompetensi dasar yang dibelajarkan sesuai dengan bab yang Anda pilih.
5. Rancang penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk
bab tersebut. Rumuskan indikator pencapaian kompetensi secukupnya dan
tetapkan teknik-teknik penilaian yang sesuai.
Kompetensi Dasar
(Tulis KD-KD dari
keempat KI) : Menjelaskan makna kedaulatan rakyat

Menyemai Kesadaran Konstitusional


Bab : dalam Kehidupan Bernegara

1. Sikap yang akan dinilai: jujur, disiplin dan bertanggung jawab


2. Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap (Pilih minimal 1 yang paling cocok
dengan mencentang)

ü Pilihan 1: Observasi
Pilihan 2: Penilaian Diri
Pilihan 3: Antar Siswa
Pilihan 4: Jurnal
Indikator:
Mengidentifikasi sikap siswa saat melakukan observasi terhadap video pemilu

1. Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Pilih minimal 1 yang


paling cocok dengan mencentang)

ü Pilihan 1: Tes Tertulis


Pilihan 2: Tes Lisan
Pilihan 3: Penugasan
Indikator:
Mendeskripsikan makna kedaulatan rakyat

1. Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan (Pilih minimal 1 yang


paling cocok dengan mencentang)

Pilihan 1: Praktik
ü Pilihan 2: Projek
Pilihan 3: Portofolio
Indikator:
Menyusun laporan hasil telaah tentang fungsi lembaga-lembaga negara dalam
UUD 1945

SELAMAT BEKERJA

Lembar Kerja 4
MENYUSUN DAN MENELAAH RPP
(10 JP)

1. Tujuan
Peserta dapat menyusun RPP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013.

1. Petunjuk
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan lebih kurang empat orang.
3. Susun RPP untuk KD-KD yang telah dikembangkan rancangan kegiatan
pembelajaran dan penilaiannya pada LK 3b dan 3c sesuai dengan ketentuan
penyusunan RPP. (300 menit)
4. Telaah RPP kelompok kelompok lain dengan menggunakan instrumen yang
disediakan. (60 menit)
5. Presentasikan hasil telaah kelompok Anda. (50 menit)
6. Sempurnakan RPP kelompok Anda dan serahkan kepada fasilitator. (25 menit)
Lembar Kerja 5
PRAKTIK MENGISI LAPORAN HASIL PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
(4 JP)

1. Tujuan
Peserta dapat:
6. menjelaskan format buku laporan hasil pencapaian kompetensi peserta didik;
7. mengolah nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
8. menulisnilai (predikat)dan deskripsi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dalam buku laporan hasil pencapaian kompetensi peserta didik.

1. Petunjuk:
2. Bentuk kelompok yang beranggotakan kurang lebih empat orang.
3. Baca Panduan Penilaian dan Model Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi
Peserta Didik. (30 menit)
4. Diskusikan pertanyaan/tugas berikut ini. (80 menit)
No
. Pertanyaan Jawaban

Bagaimana format buku


laporan hasil pencapaian
peserta didik menurut Model
Penilaian Pencapaian
Kompetensi Peserta Didik SMP
dari Direktorat PSMP tahun
a. 2014?
No
. Pertanyaan Jawaban

Bagaimana penulisan nilai


peserta didik untuk
kompetensi sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan dalam laporan
hasil pencapaian kompetensi
b. pesertadidik?

Menurut Permendikbud
81A/2013, bagaimana
melaporkan hasil kegiatan
ekstrakurikuler dalam buku
c. rapor?

Bagaimana penghitungan
nilai akhir kompetensi
d. pengetahuan? Beri contoh.

Bagaimana penghitungan
nilai akhir kompetensi
e. keterampilan? Beri contoh.

Bagaimana pengolahan nilai


akhir kompetensi sikap dalam
f. mata pelajaran? Beri contoh.

Bagaimana pengolahan nilai


akhir kompetensi sikap
antarmata pelajaran? Beri
g. contoh.

Bagaimana penulisan
deskripsi nilai kompetensi
h. pengetahuan? Beri contoh.

Bagaimana penulisan
deskripsi nilai kompetensi
i. keterampilan? Beri contoh.

Bagaimana penulisan
deskripsi nilai kompetensi
j. sikap? Beri contoh.

Beri contoh kasus nilai


(pencapaian kompetensi)
peserta didik yang naik kelas
k. dan tidak naik kelas.

Apa yang perlu dilakukan


apabila seorang peserta didik
tidak mencapai KKM pada
mata pelajaran tertentu
setelah ulangan akhir
l. semester?
4. Sajikan jawaban-jawaban kelompok Anda kepada kelas untuk mendapatkan
masukan. (60 menit)
5. Sempurnakan jawaban-jawaban kelompok Anda berdasarkan masukan yang
Anda peroleh lalu serahkan kepada fasilitator. (10 menit)

SELAMAT BEKERJA
Lembar Kerja 6
SIMULASI PEMBELAJARAN (PEER TEACHING)
(6 JP)

1. Tujuan
Peserta dapat menyimulasikan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah
dikembangkan.

1. Petunjuk
2. Secara bergantian lakukan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah
disempurnakan. Waktu penyajian setiap kelompok 40 menit. Selama
kelompok tertentu menyajikan pembelajaran, satu orang dari tiap kelompok
lainnya berperan sebagai pendamping, dan peserta lain berperan sebagai
peserta didik.
2. Dengan menggunakan instrumen pendampingan (instrumen terlampir),
pendamping:
3. mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen
pendampingan pelaksanaan pembelajaran (untuk mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan kegiatan-kegiatan pembelajaran pada setiap tahap
(mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data
(informasi), mengolah/menganalisis data (informasi), mengomunikasikan
kesimpulan (jawaban terhadap pertanyaan), dan mencipta guna memberi
masukan untuk penyempurnaan;
4. mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan guna memberi masukan untuk
penyempurnaan dengan membuat catatan dan saran.
3. Lakukan refleksi antara pendamping dan kelompok penyaji pembelajaran
dengan menerapkan prinsip-prinsip pendampingan.
4. Lakukan refleksi bersama setelah semua kelompok memodelkan dan
memberi pendampingan pembelajaran dan penilaian untuk memperoleh
masukan umum terhadap praktik pembelajaran.

Menganalisis Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Peserta dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian pembelajaran yang merupakan tahap mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan data (informasi), menganalisis/mengolah data
(informasi), mengomunikasikan (Nusa Tenggaraban terhadap pertanyaan (kesimpulan),
dan mencipta;
2. mengidentifikasi pengembangan sikap dalam pembelajaran;
3. mengidentifikasi kelebihan proses pembelajaran yang dianalisis pada setiap tahap;
4. mengidentifikasi kelemahan proses pembelajaran yang dianalisis;
5. memberi masukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
penilaian.
Petunjuk
1. Bentuk kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat orang.
2. Baca LK 1, Permendikbud 68/2013, Permendikbud 81A/2013, dan Panduan Penilaian
pada Kurikulum 2013. (10 menit)
3. Saksikan video pembelajaran yang diputar oleh fasilitator dengan seksama hingga selesai.
Selama menyaksikan video, buat catatan-catatan sesuai dengan LK 1 mengenai langkah-
langkah dan kegiatan-kegiatan pembelajaran serta penilaian. Video HANYA akan diputar
satu kali.
4. Diskusikan catatan-catatan tersebut dalam kelompok Anda. Lalu tulis hasil diskusi di kertas
plano. (20 menit)
Kompetensi Dasar:
1. Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat
2. Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya
dan masyarakat sekitar
3. Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
4. Menyaji hasil pengamatan tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa
5. Menyaji bentuk partisispasi kewarganegaraan yang mencerminkan komitmen terhadap
keutuhan nasional
No. Pertanyaan Nusa Tenggaraban/Hasil Diskusi
1. Bagian-bagian pembelajaran mana yang Kegiatan Inti
merupakan tahap
a. mengamati? Siswa diminta untuk mengamati gambar yang
disajikan oleh Guru melalui LCD / slide power
point
b. menanya? Setelah mengamati gambar, siswa diarahkan
untuk membuat pertanyaan dan disampaikan
dalam forum

c. mencoba/mengumpulkan data Siswa mencoba / mengumpulkan data melalui


(informasi)? diskusi dengan temannya terkait dengan study
kasus yang diberikan oleh guru

d. menganalisis/mengolah data Siswa menalar gambar yang diamati


(informasi)?
e. mengomunikasikan (Nusa Siswa menyampaikan hasil analisanya atau bisa
Tenggaraban terhadap pertanyaan disebut dengan pendapat siswa terhadap
(kesimpulan))? gambar

f. Mencipta? Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi

2. a. Sikap apa yang ditumbuh kembangkan Siswa termotivasi untuk menyampaikan


dalam pembelajaran yang Anda saksikan? pendapatnya (percaya diri), selain itu siswa
b. Pada kegiatan apa sikap tersebut diajarkan untuk yakin dengan hasil analisanya.
ditumbuh kembangkan? Sikap tersebut nampak ketika kegiatan menanya
dan mengkomunikasikan.
No. Pertanyaan Nusa Tenggaraban/Hasil Diskusi
3. Apa kelebihan proses pembelajaran yang Guru menyampaikan pembelajaran dengan
Anda saksikan pada setiap tahap sistematis, mampu memberi motivasi agar siswa
pembelajaran dengan pendekatan mau bertanya dan berpendapat melalui sajian
saintifik? gambar dan bermain peran (simulasi perilaku
yang sesuai dengan norma)

4. Apa kelemahan proses pembelajaran Suasananya seperti menegangkan untuk


yang Anda saksikan? peserta didik yang tidak aktif (kurang berani
menyampaikan pendapatnya). Selain itu tidak
semua siswa mampu memahami dan berani
berpendapat saat pembelajaran. Karena tidak
ada penyampaian materi dari guru. Terutama
saat berkelompok, yang biasanya hanya
didominasi anak yang pandai saja, sedangkan
yang kurang seolah terkesan tidak ikut serta
berpendapat.

5. Apa saran Anda agar proses Sebaiknya saat guru menjelaskan atau berbicara
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didepan, diusahakan tetap memperhatikan pola
dan penilaian yang Anda saksikan dalam siswa yang terlihat dalam video masih ada siswa
video tadi menjadi lebih baik? yang berbicara sendiri, bermain gorden, bahkan
ada yang tidak konsentrasi. Sehingga
diharapkan guru ketika mengajar pun juga perlu
sesekali memerhatikan siswanya terkait dengan
penilaian sikap.

Sajikan Nusa Tenggaraban/hasil diskusi kelompok Anda kepada kelompok mata pelajaran Anda
dan diskusikan. (20 menit)

LK 6.1
LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. Identitas

Namasesi : PraktikPembelajarandanPenilaian
Hari, tanggal : ...
Pukul : 09.10
Instruktur :
Pengamat : Instruktur/SesamaPeserta (coretyangtidakperlu)

B. Petunjuk

1. Amati pembelajaran dari awal sampai akhir.


2. Berilah tanda √ pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa yang terjadi.
3. Isilahcatatanseperlunyaterkaitketerlaksanaanbutir-butiryangdiamati.
4. PadaPenerapanPendekatan/ModelPembelajaran*),HANYA isipadabutir-
butirpendekatan/modelpembelajaran yang diterapkan.

C. LembarObservasi

No Butir-butirAmatan Keterlaksanaan Catatan


Ya Tidak
A Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan suasana pembelajaran yang menyenangkan. V Menegur siswa kurang

2. Mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari V


sebelumnya.

3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan V


manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan V


yang akan dilakukan.

5. Menyampaikanlingkupdanteknikpenilaianyangakandigunaka V
n.
6. Mengecek pengetahuan prasyarat V

7. Mengimplementasikan PPK V Relijius, nasionalis

8. Mengembangkan kemampuan literasi V Kurang – tayangan


fantasi
B Kegiatan Inti
1Pengelolaan Pembelajaran
a.Guru membantu Peserta didik membentuk kelompok. V
b.Guru membimbing Peserta didik dalam kerja kelompok. V
c.Guru menguasai materi pelajaran. V
d.Melaksanakanpembelajaranyangmenumbuhkanpartisipasi V
aktifpesertadidik.
e.Guru memulaidanmengakhiriprosespembelajarantepatwa V
ktu.
f.GurumembantuPesertadidikmendefinisikandanmengorgani V
sasikantugasyangakandilakukan.
g.Gurumenggunakanbahasayangbaikdanbenar. V

h.GurumendorongPesertadidikuntukmemanfaatkansumber V Buku, pf
belajar yangada di sekolahmaupundiluarsekolah.
i. GurumemanfaatkanteknologidanInformasi. V

a. Guru mengimplementasikan PPK V


b. Guru mengembangkan kemampuan literasi V

2. PenerapanPendekatan/ModelPembelajaran*)

PendekatanSaintifik
a.Memfasilitasipesertadidikuntukmengamati.

b.Memancing/memfasilitasipesertadidikuntukmerumuskan
pertanyaan.
c.Menfasilitasipesertadidikdalammengumpulkaninformasi/
mencoba.
d.Memfasilitasipesertadidikdalammengolah/menganalisisinf
ormasiuntukmembuatkesimpulan.
e.Menfasilitasidanmenyajikankegiatanbagipesertadidikuntu
kmengkomunikasikanpengetahuandanketrampilanyang d
iperolehnya.
f.Menfasilitasipesertadidikuntukmelakukankegiatanmencipt
a.
Genre-based Approach

a.MelaksanakantahapBuildingKnowledge of the Field(BKoF)

b.MelaksanakantahapModelling of theTexts (MoT)

c.MelaksanakantahapJointConstruction of the Texts(JCoT)

d.MelaksanakantahapIndependentConstruction of the Texts (ICoT)

Discovery/InquiryLearning

a. Melaksanakan tahap 1 merencanakan pertanyaan


b.Melaksanakantahap 2.Merencanakan
c.Melaksanakantahap 3.Mengumpulkandanmenganalisisdata
d.Melaksanakantahap 4.Menariksimpulan
b.MelaksanakanLangkah 2
Brainstorming

c.MelaksanakanLangkah 3PengumpulanInformasidanData

d.MelaksanakanLangkah 4BerbagiInformasidanBerdiskusiuntukMenemukanSolusiPenyelesaianMasalah

e.MelaksanakanLangkah 5PresentasiHasilPenyelesaianMasalah

f.MelaksanakanLangkah 6Refleksi

Project-based Learning

a.Melaksanakantahap 1 Penentuanprojek
V

b.Melaksanakantahap 2 Perancanganlangkah-langkahpenyelesaianprojek
V

Penyampaiankurangjelas–siswaada yang kebingungan

c.Melaksanakantahap 3 Penyusunanjadwalpelaksanaanprojek
V
d.Melaksanakantahap 4 Penyelesaianprojekdenganfasilitasidanmonitoringguru
V

Guru kurangmendekatisiswa

e.Melaksanakantahap 5 Penyusunanlaporandanpresentasi/publikasihasilprojek
V

Presentasikurang

f.Melaksanakantahap 6 Evaluasiprosesdanhasilprojek

Problem Based Learning

a. Melaksanakan langkah 1. Klarifikasi permasalahan

b. Melaksanakan langkah 2. Brainstorming

c. Melaksanakan langkah 3 PengumpulanInformasidan Data


d.

d. Melaksanakan langkah 4BerbagiInformasidanBerdiskusiuntukMenemukanSolusiPenyelesaianMasalah

e. Melaksanakan langkah 5 PresentasiHasilPenyelesaianMasalah


f.

f. Melaksanakan langkah 6: Refleksi

3.
PelaksanaanPenilaian

a.MelaksanakanPenilaian/
PencatatanPerkembanganSikap
V

b.MelaksanakanPenilaianPengetahuan
V
Tidakspesifiktiapanak

c.MelaksanakanPenilaianKetrampilan

C.
KegiatanPenutup

1
Menfasilitasidanmembimbingpesertadidikuntukmembuatsimpulankegiatanpembelajaran.
V

2
Melakukanpenilaiandan/ataurefleksiterhadapkegiatanyangsudahdilaksanakansecarakonsistendanterprogra
m.
V

3
Memberikanumpanbalikterhadapprosesdanhasilpembelajaran.
V

4
Merencanakankegiatantindaklanjutdalambentukpembelajaranremedi,programpengayaan,layanankonseling
dan/ataumemberikantugasbaiktugasindividualmaupunkelompoksesuaidenganhasilbelajarpesertadidik.
V

5
Menyampaikanrencanapembelajaranpadapertemuanberikutnya.
V

6
Mengimplementasikan PPK
V

7
Mengimplementasikan literasi
V

..............................................................................
Pengamat,

...............................................................................

Demikianlah Lembar Pengamatan Praktik Pembelajaran dan Penilaian


Format Pengamatan Praktik Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian
(Tematik Terpadu/Mata Pelajaran)

Nama Peserta : ________________________


Kelompok : _______________________
Kelas : ________________________
Tema/Subtema/Mapel : _____________________________

Kriteria
Aspek Sangat Baik Cukup Perlu
Baik Bimbingan
Pendahuluan
1. Mengucapkan salam dan mengajak berdo’a;
2. Mengajak bernyanyi lagu-lagu nasional;
3. Membacakan buku bacaan selama 15 menit
sebelum kegiatan belajar di mulai;
4. Mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
Kriteria
Aspek Sangat Baik Cukup Perlu
Baik Bimbingan
5. Mengaitkan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
sebagai apersepsi;
6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
garis besar kegiatan yang akan dilakukan; dan
7. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.

Kegiatan Inti
1. Menguasai materi pembelajaran dengan
seperangkat nilai-nilai utama karakter,
budaya/kearifan lokal dan mampu mengaitkan materi
dengan kecakapan literasi terkait dengan kehidupan
nyata;
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai dan disajikan secara
sistematis;
3. Menyajikan pembelajaran yang memadukan antara
lain keterpaduan antarmuatan pelajaran,
keterpaduan antara sikap/nilai karakter, literasi,
pengetahuan, dan keterampilan serta keterpaduan
muatan pelajaran dengan tema/mata pelajaran;
4. Menyajikan pembelajaran dengan mengintegrasikan
budaya daerah/kearifan lokal;
5. Menyajikan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan dan model pembelajaran yang tepat;
6. Menunjukkan keterampilan berkomunikasi dalam
penggunaan media dan sumber belajar; dan
7. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar (buku,
model alat peraga, lingkungan).

Penilaian
1. Melaksanakan penilaian sikap.
2. Melaksanakan penilaian pengetahuan.
3. Melaksanakan penilaian keterampilan.
Penutup
1. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
merangkum materi pelajaran;
2. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran;
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut, khusus bagi
peserta didik yang membutuhkan pelayanan khusus
diberikan bantuan psiko-edukasi, dan remedial /
pengayaan;
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya;
6. Menyanyikan lagu daerah yang sesuai dan patut
untuk peserta didik;
7. Berdoa.

Panduan penskoran:
Peringkat Kriteria
SangatBaik ( SB) 91-100% aspek yang dinilai terpenuhi dan dilakukan dengan tepat.
Baik (B) 76-90% aspek yang dinilai terpenuhi dan dilakukan dengan tepat
Cukup (C) 50-75% aspek yang dinilai terpenuhi dan masih perlu ditingkatkan
Perlu Bimbingan (PB) <50% aspek yang dinilai terpenuhi dan masih perlu ditingkatkan.

Penutup
1. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik merangkum materi pelajaran;
2. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran;
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut, khusus bagi peserta didik yang membutuhkan
pelayanan khusus diberikan bantuan psiko-edukasi, dan remedial / pengayaan;
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya;
6. Menyanyikan lagu daerah yang sesuai dan patut untuk peserta didik;
7. Berdoa.

PENDAMPINGAN SEKOLAH
SASARAN K13 TAHUN 2018
Program pendampingan kurikulum 2013 bagi guru-guru di sekolah sasaran wilayah provinsi Nusa
Tenggara Barat tahun 2018 telah berjalan pelaksanaannya yang dimulai dengan kegiatan In Service
Learning di setiap sekolah induk klaster pengelola dana bantuan pemerintah program pendampingan
kurikulum 2013 tahun 2018 dari LPMP Nusa Tenggara barat. Rangkaian kegiatan In Service Learning
dimulai sejak tanggal 2 s.d. 24 Juli 2018 untuk jenjang Sekolah Dasar, 25 Juli s.d 4 Agustus 2018 untuk
jenjang Sekolah Menengah Pertama, 6 s.d.9 Agustus 2018 untuk jenjang Sekolah Menengah Atas, dan
10 s.d. 16 Agustus 2018 untuk jenjang SMK.

Kegiatan In Service Learning akan dilanjutkan dengan kegiatan On the Job Learning dimana para guru
sasaran akan mendapatkan mendampingan khusus dari para instruktur kabupaten/kota saat mengajar
di kelas dengan menggunakan kurikulum 2013. Kegiatan pendampingan ini akan berakhir di bulan
Nopember 2018 untuk selanjutnya setiap induk klaster pengelola program pendampingan menyusun
laporan program pendampingan dan menyerahkannya ke LPMP Nusa Tenggara Barat.

Sebagaimana dijelaskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum


2013 Tahun 2018, kegiatan On the job learning merupakan kunjungan Instruktur pendamping (sesuai
guru kelas dan guru mata pelajaran) ke sekolah selama 1-2 hari untuk memberikan bimbingan teknis
kepada guru Kelas I, IV, VII, dan X dalam pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolah.

Kegiatan On the job learning dilaksanakan selama 2 hari di sekolah sasaran dengan tahapan meliputi :

1. Temu awal
Temu awal dilakukan antara Instruktur Pendamping dengan kepala sekolah dan guru sasaran.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun empati dengan komunitas sekolah. Pada kesempatan ini
Instruktur pendamping memperkenalkan diri sambil menunjukkan surat tugas, dan menjelaskan tujuan,
mekanisme, prosedur, dan jadwal pendampingan. Perlu dijelaskan bahwa pendampingan bukan untuk
mengevaluasi proses, melainkan untuk memperkuat pelaksanaan pembelajaran.

2. Observasi pembelajaran
Instruktur Pendamping bersama guru sasaran melakukan pengamatan/ observasi dokumen dan
aktivitas guru sasaran sebelum, selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Pada observasi
pembelajaran setiap guru pendamping minimal melakukan 1 (satu) kali observasi pembelajaran per
hari terhadap guru mata pelajaran/ guru kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Selanjutnya
menganalisis hasil panduan pengamatan berdasarkan konsep pembelajaran pada Kurikulum 2013.

Langkah observasi pembelajaran ini sebagai berikut:


a. Pra-observasi yaitu pertemuan awal pendamping dengan guru yang didampingi untuk mencermati
hasil analisis, RPP, media pembelajaran, buku, nilai dan perangkat pembelajaran lainnya.
b. Pelaksanaan observasi pembelajaran:
c. Refleksi hasil observasi yaitu diskusi pendamping dengan guru sasaran tentang pelaksanaan
pembelajaran.
3. Temu akhir
Temu akhir dilakukan Instruktur pendamping dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru
sasaran.
Pada kesempatan ini Instruktur pendamping:
a. menginformasikan hasil pendampingan, kelebihan dan kekurangan/kendala dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013;
b. mengajukan saran/usulan solusi peningkatan kualitas implementasi Kurikulum 2013 dari berbagai
aspek;
c. menginformasikan rencana tindak lanjut.

 DOWNLOAD

DUNIA PENDIDIKAN

Inti dari Kurikulum 2013 dan Alasan dari


Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013
POSTED BY SUAIDINMATH ⋅ 13 MEI 2014 ⋅ 3 KOMENTAR
INTI DARI KURIKULUM 2013

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013

disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum

disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan

observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh

atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran

dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni,

dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan

pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya

mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa

depan yang lebih baik.

ALASAN DARI PERUBAHAN KURIKULUM KTSP KE KURIKULUM 2013

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) segera diganti dengan kurikulum baru, yang akan mulai

diterapkan tahun 2014. Dalam perubahan kurikulum tersebut, khusus untuk jenjang Sekolah Dasar (SD)

mengalami banyak perubahan standar isi kurikulum. Di SD akan diterapkan sistem pembelajaran berbasis

tematik integrative. Banyak yang mempertanyakan dengan sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang melakukan perubahan kurikulum. Di kalangan

masyarakat atau pendidik memang sudah sering terdengar jika ganti menteri maka akan juga ganti

kurikulum. Kontroversi terhadap perubahan kurikulum ini terus bermunculan. Banyak pihak menanyakan

alasan digantinya kurikulum. Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan Juni 2013 ini adalah

salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab

tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain

dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik.

Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya

terbebani. Perubahan kurikulum ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang

memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah

ternyata tak berjalan mulus.

Untuk tingkat SD terjadi perubahan yang cukup besar. Di SD yang dulunya ada 10 mata pelajaran

dikurangi menjadi 6 mata pelajaran yaitu empat mata pelajaran utama (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia,

dan Matematika) dan dua mata pelajaran muatan lokal (Seni Budaya dan Penjas).

Berkurangnya mata pelajaran dalam kurikulum baru ini justru membuat lama belajar peserta didik di

sekolah bertambah. Kemendikbud akan menambah jam belajar di sekolah untuk menangkal efek negatif
dunia luar sekolah. Waktu luang yang lebih banyak di luar sekolah dianggap memicu peserta didik

melakukan atau bersentuhan dengan tindakan negatif.

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar

nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang

diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran

Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan

melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan

peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan

jam pelajaran.

Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1.

menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x

(efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y
(pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan

jam pelajaran).

Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari

siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi

berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan

Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga

bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih

singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang

tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan

pembelajaran tutorial yang baik. Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada

penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan

di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata

pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan

usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan,

dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,

kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap

perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses

pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang

penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar

penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara

tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum

yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.


Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini

dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan

terhadap pengembangan kurikulum 2013.

Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/

Model-Model Pembelajaran dalam K-13


JUL 4

Posted by kurikulum2013kelas6

M odel pembelajaran yang mendukung

penerapan pendekatan sintifik diantaranya adalah Model Pembelajaran Berbasis Penemuan


(Discovery Learning), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
1. Definisi dan Konsep
 Definisi
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan
kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Pada inkuiri masalahnya bukan
hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk
mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery
Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi
peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui
dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah
modus Ekspository peserta didik hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke
modus Discovery peserta didik menemukan informasisendiri.
 Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini
dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan
eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang
sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat
berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada
akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru
memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk menjadi seorang problem solver,
seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Melalui kegiatan tersebut peserta didikakan
menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
1. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Di bawah ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan modeldiscovery learningdi kelas.
 Perencanaan

Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Menentukan tujuan pembelajaran.


2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya)
3. Memilih materi pelajaran.
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi).
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya
untuk dipelajari peserta didik.
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak,
atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
 Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan Model PembelajaranDiscovery Learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai
berikut.
1.Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya
dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada
peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2.Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)

3.Data Collection (Pengumpulan Data)


Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada
para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4.Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

5.Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6.Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.

 Sistem Penilaian
Dalam model pembelajaran discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil
kerja peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model
pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan
penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses
dan hasil belajar pada materi berikutnya.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Di bawah ini lima strategi dalam menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

 Permasalahan sebagai kajian.


 Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
 Permasalahan sebagai contoh
 Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
 Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
sebagai berikut.

Tabel 1.13 Peran Guru, Peserta Didik dan Masalah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Peserta Didik Masalah sebagai Awal


Guru sebagai Pelatih sebagai Problem Solver Tantangan dan Motivasi

o Asking about o Peserta yang aktif. o Menarik untuk


thinking (bertanya tentang dipecahkan.
pemikiran). o Terlibat langsung dalam
pembelajaran. o Menyediakan kebutuhan
o Memonitor yang ada hubungannya
pembelajaran. dengan pelajaran yang
o Probbing (menantang
peserta didik untuk
berpikir ).

o Menjaga agar peserta


didik terlibat.

o Mengatur dinamika
kelompok.

o Menjaga berlangsungnya o Membangun


proses. pembelajaran. dipelajari.

1. Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut.


 Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi
sasaran dimana proyek sebagai pusat.
 Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan
panutannya.
 Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional.
 Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik
untuk menemukan jawaban yang relevan sehingga dengan demikian telah terjadi proses
pembelajaran yang mandiri.
 Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan
balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
 Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan
saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan
masalah, kerja kelompok, dan self-management.
 Driving Questions:PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik berbuat
menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
 Constructive Investigations:sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan
para peserta didik.
 Autonomy: proyek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.
1. Prinsip Proses Pembelajaran PBL

Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah,
pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penilaiannya

Konsep Dasar (Basic Concept)

Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan
skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang
diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat
mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.

Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)


Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya
peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming dengan cara semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih
pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas
dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat.
Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan
memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak
ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnya dari artikel tertulis di perpustakaan, halaman
web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan
yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas,
relevan dan dapat dipahami.

Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi
hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan
dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan
dengan mengikuti petunjuk.

1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Tabel 1.13 Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase-fase Perilaku Guru

· Menjelaskan tujuan pembelajaran,


Fase 1 menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Orientasi peserta didik kepada · Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
masalah. dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Fase 2
Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik. danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

Fase 3
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
individu dan kelompok. untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.

Fase 4

Mengembangkan dan menyajikan Membantu peserta didik dalam merencanakan


hasil karya. dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, model dan berbagi tugas dengan teman.

Fase 5

Menganalisa dan mengevaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang


proses pemecahan masalah. telah dipelajari/meminta kelompok presentasi
hasil kerja.

Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu
sebagai berikut.

 Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih
kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang
mandiri.
 Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah
masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
 Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
 Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara
terbuka dan penuh kebebasan.

Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong


siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama
dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda.

Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru
harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar
peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari
sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan
yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir
siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai
organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru,
orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri
dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta
siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.

1. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah


Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta
didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi
diri (self-assessment) dan peer-assessment.
 Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya
dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh peserta
didik itu sendiri dalam belajar.
 Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap
upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman
dalam kelompoknya.

Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.

 Penilaian kinerja peserta didik.

Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan
kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu
eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis
suatu gambar.

 Penilaian portofolio peserta didik.

Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi
perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar,
pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi
tertentu dalam suatu mata pelajaran.

 Penilaian potensi belajar.

Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan
yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang
memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan
mengenali potensi kesiapan belajarnya.

 Penilaian usaha kelompok.

Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada
PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya
membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai
hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa
mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan
berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara
langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami
dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku
mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).

Dalam pelaksanaannya, PjBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum
mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih
serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian
untuk menemukan solusi permasalahan.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk
menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam
merencanakan (planning skills), berpikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian masalah
(problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa untuk
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of
contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada
siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana
orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.

 Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.


 Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
 Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan.
 Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan.
 Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
 Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
 Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
 Stuasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan
perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi
dari siswa.

Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain banyak
guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang peran utama di kelas. Ini
merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih
menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang
kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas
kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana
belajar bebas dan menyenangkan.
1. Fakta Empirik Keberhasilan

Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai
berikut.

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
 Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
 Meningkatkan kolaborasi.
 Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
 Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
 Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
 Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang
untuk berkembang sesuai dunia nyata.
 Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
 Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek

 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
 Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik
tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat
mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu
peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana
yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak
membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti
kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa
untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang, termasuk orang dewasa.

Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran
lainnya.

1. Langkah-langkah Operasional dan Penilaiannya


 Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.

1. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang
aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

1. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2)
membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.

1. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas
yang penting.

1. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.

1. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)


Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya
selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
 Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek

Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas
atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan.

 Kemampuan Pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.

 Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.

 Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

1. Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek.
Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat
juga menggunakan rating scale dan ceklis.

1. Peran Guru dan Peserta Didik

Peran guru padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain


pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi
antara guru dan peserta didik, d) Mencari keunikan peserta didik, e) Menilai peserta didik dengan
cara transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan peserta didik.

Peran peserta didik padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan kemampuan


bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar
mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f)
Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial, antara lain
wawancara, survey, observasi.

Sumber : Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 Kelas VI
Penilaian Autentik dalam K-13
JUL 4

Posted by kurikulum2013kelas6

P enilaian dalam proses pendidikan

merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik
mengetahui capaian pembelajaran(learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar, pendidik
dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan
belajar.
Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas
mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya
dalam pembelajaran dan belajar. Bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer cara
belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer oflearning). Bagi guru, hasil penilaian hasil
belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat
juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program
pengayaan bagi peserta didik yang membutuhkan,serta memperbaiki RPP dan proses pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud pelaksanaan tugas profesional
pendidik sebagaimana termaktubdalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Penilaian hasil belajar oleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran.Oleh karena itu,
penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru sebagai pendidikprofesional.
Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), kurikulum berdasarkan
kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas(mastery
learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi
minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu
dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai
keberhasilan belajar secara optimal.
Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assesment). Secara
paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik (authentic
instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih
mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.

1. Fungsi Penilaian Autentik


Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau
hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:

1. Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan,
dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester,
sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan pesertadidikdigunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan
perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan
berikutnya;dan
2. Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu
tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan
ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan
pendidikan seorang peserta didik.

2. Tujuan Penilaian Autentik


1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu
tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran,satu tahunan,dan masa studi satuan
pendidikan.
3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi
mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajardan
pencapaian hasil belajar.

d Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

3. Acuan Penilaian Autentik


1. Penilaian Hasil Belajar menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta
didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh dari
hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang peserta didiktidak dibandingkan
dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang
dipersyaratkan.
2. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial
yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual,
kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai dengan
waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan
pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
3. Acuan Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum
untuk keterampilan.

4. Prinsip Penilaian Hasil Belajar


Prinsip penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum
dalam penilaian hasil Belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. Objektif,berartipenilaiandidasarkanpadaprosedurdankriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
4. Terpadu,berartipenilaianolehpendidikmerupakan salahsatu komponen yang tak terpisahkan
darikegiatan pembelajaran.
5. Terbuka,berartiprosedurpenilaian,kriteriapenilaian,dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Holistikdanberkesinambungan,berartipenilaianoleh pendidik mencakup semuaaspek
kompetensidan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik.
7. Sistematis,berartipenilaiandilakukansecaraberencanadan bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah baku.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
9. Edukatif,berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam
belajar.

Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik berisikan prinsip-prinsip Penilaian Autentik
sebagai berikut:

1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.


2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13. Terkait dengan dunia kerja.
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

5. Lingkup Penilaian Hasil Belajar


Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan.

a. Penilaian Sikap (Spiritual dan Sosial)

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada aspek sikap spiritual dan sikap sosial adalah
sebagai berikut:

Tabel Tingkatan Penilaian Sikap dan Deskripsinya

Tingkatan Sikap Deskripsi

Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan


Menerima nilai. perhatian terhadap nilai tersebut.

Menanggapi nilai. Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas
dalam membicarakan nilai tersebut.

Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai


Menghargai nilai. tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut.

Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari


Menghayati nilai. sistem nilai dirinya.

Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya


dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan
Mengamalkan nilai. bertindak (karakter).

(Sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964)

b. Penilaian Pengetahuan

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir adalah sebagai berikut:

Tabel Kemampuan Berpikir dan Deskripsinya

Deskripsi
Kemampuan Berpikir

Mengingat:

mengemukakan kembali apa


yang sudah dipelajaridari Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan,
guru, buku, sumber lainnya kebenaran pengetahuan yang diingat dan digunakan
sebagaimana aslinya, tanpa ketika menjawab pertanyaan tentang fakta, definisi
melakukan perubahan konsep, prosedur, hukum, teori dari apa yang sudah
dipelajari di kelas tanpa diubah/berubah.

Kemampuan mengolah pengetahuan yang dipelajari


menjadi sesuatu yang baru
seperti menggantikansuatu kata/istilah dengan
kata/istilah lain yang sama maknanya; menulis
kembali suatu kalimat/ paragraf/ tulisan dengan
Memahami: kalimat/ paragraf/tulisan sendiri dengan tanpa
mengubah artinya informasi aslinya; mengubah
bentuk komunikasi dari bentuk kalimat ke bentuk
sudah ada proses pengolahan
grafik tabel/visual atau sebaliknya; memberi
dari bentuk aslinya tetapi arti tafsir suatu kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai
dari kata, istilah, tulisan, kemampuan peserta
grafik, tabel, gambar, foto didik; memperkirakan kemungkinan yang terjadi
tidak berubah. dari suatu informasi dalam suatu
kalimat/paragraf/tulisan/data.

Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti


konsep massa, cahaya, suara, listrik, hukum
penawaran dan permintaan, hukum Boyle, hukum
Menerapkan: Archimedes,
membagi/mengali/menambah/mengurangi/
menjumlah, menghitung modal dan harga, hukum
menggunakan informasi,
persamaan kuadrat, menentukan arah kiblat,
konsep, prosedur, prinsip, menggunakan jangka, menghitung jarak tempat di
hukum, teori yang sudah peta, menerapkan prinsip kronologi dalam
dipelajari untuk sesuatu yang menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan
baru/belum dipelajari. sebagainya dalam mempelajari sesuatu yang belum
pernah dipelajari sebelumnya.

Menganalisis: Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan


Deskripsi
Kemampuan Berpikir

menggunakan keterampilan
yang telah dipelajarinya
terhadap suatu informasi
yang belum diketahuinya
dalam mengelompokkan persamaan dan perbedaan ciri- cirinya, memberi
informasi, menentukan nama bagi kelompok tersebut, menentukan apakah
keterhubungan antara satu satukelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari
kelompok/ informasi dengan yang lain, menentukan mana yang lebih dulu dan
kelompok/ informasi lainnya,
mana yang belakangan muncul,menentukan mana
yang memberikan pengaruh dan mana yang
antara fakta dengan konsep,
menerima pengaruh, menemukan keterkaitan
antara argumentasi antara fakta dengan kesimpulan, menentukan
konsistensi antara apa yang dikemukakan di bagian
dengan kesimpulan, benang awal dengan bagian berikutnya, menemukan pikiran
merah pemikiran antara satu pokok penulis/pembicara/narasumber, menemukan
karya dengan karya lainnya kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya
dengan karya lainnya, dan sebagainya

Kemampuan menilai apakah informasi yang


diberikan berguna, apakah suatu informasi/ benda
Mengevaluasi: menarik/menyenangkan bagi dirinya, adakah
penyimpangan dari kriteria suatu pekerjaan/
menentukan nilai suatu keputusan/peraturan, memberikan pertimbangan
benda atau informasi alternatif mana yang harus dipilih berdasarkan
berdasarkan suatu kriteria kriteria, menilai benar/salah/ bagus/jelek dan
sebagainya suatu hasil kerja berdasarkan kriteria.

Mencipta:

membuat sesuatu yang baru


dari apa yang sudah ada
sehingga hasil tersebut
merupakan satu kesatuan Kemampuan membuat suatu cerita/tulisandari
utuh dan berbeda dari berbagai sumber yang dibacanya, membuat suatu
komponen yang digunakan benda dari bahan yang tersedia, mengembangkan
untuk membentuknya fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan
berbagai bentuk kreativitas lainnya.

(Sumber: Olahan Anderson, dkk. 2001).

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan adalah sebagai berikut:

Tabel Dimensi Pengetahuan dan Deskripsinya

Dimensi
Pengetahuan Deskripsi

Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama


benda, angka, tahun, dan hal-hal yang
Faktual terkaitsecarakhusus dengan suatu mata pelajaran.

Pengetahuan tentangkategori,klasifikasi, keterkaitan


antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,
Konseptual definisi, teori.

Prosedural Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari


suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik,
metoda, dan kriteria untuk menentukan ketepatan
penggunaan suatu prosedur.

Pengetahuan tentang cara mempelajaripengetahuan,


menentukan pengetahuan yang penting dantidak
penting(strategic knowledge), pengetahuan yang
sesuai dengan kontekstertentu,danpengetahuan diri
Metakognitif (self-knowledge).

c. Penilaian Keterampilan

SasaranPenilaianHasilBelajar oleh pendidikpada keterampilan abstrak berupa kemampuan belajar


adalah sebagai berikut:

Tabel Kemampuan Belajar dan Deskripsinya

Kemampuan
Belajar Deskripsi

Perhatian pada waktu mengamati suatu


objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu
penjelasan,catatan yang dibuat tentang yang
diamati,kesabaran, waktu (on task) yang digunakan
Mengamati untuk mengamati

Jenis,kualitas,dan jumlahpertanyaanyang diajukan


peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual,
Menanya prosedural, dan hipotetik).

Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,


kelengkapan informasi, validitasinformasiyang
Mengumpulkan dikumpulkan,dan instrumen/alat yang digunakan
informasi/mencoba untuk mengumpulkan data.

Mengembangkan interpretasi, argumentasi


dankesimpulan mengenai keterkaitaninformasidari
dua fakta/konsep, interpretasiargumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebihdaridua
fakta/konsep/teori,mensintesis dan argumentasiserta
kesimpulanketerkaitan antarberbagai jenis
fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/
konsep/teoridari duasumberatau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasidan kesimpulan dari
Mengasosiasi/ Mengolah konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai
Informasi jenis sumber.

Menyajikan hasil kajian (dari mengamatisampai


menalar)dalambentuk tulisan, grafis, media
Mengomunikasikan elektronik, multi media dan lain-lain.

(Sumber: Olahan Dyers)

Tabel Keterampilan Konkret dan Deskripsinya

Keterampilan Kongkret Deskripsi


Persepsi (perception) Menunjukkan perhatian untuk melakukan suatu gerakan.

Menunjukkan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan


Kesiapan (set) suatu gerakan.

Meniru (guided response) Meniru gerakan secara terbimbing.

Membiasakan
gerakan (mechanism) Melakukan gerakan mekanistik.

Mahir (complex or overt


response) Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi.

Menjadi gerakan Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar
alami (adaptation) gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya.

Menjadi tindakan Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh
orisinal (origination) orang lain dan menjadi ciri khasnya.
Sumber : Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 Kelas VI

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terlengkap


iftahul halimah December 07, 2015
Pada kesempatan ini hh akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran sehingga bisa dipake rujukan kita sebagai pengajar agar bisa memaksimalkan
kelebihan dan meminimalkan kekurangan model pembelajaran tersebut.

Kelebihan&Kekurangan Model Pembelajaran e-Learning


1. Kelebihan e-learning

Kelebihannya yaitu peserta didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang
diajarkan karena menggunakan alat bantu seperti video, audio dan juga dapat menggunakan
alat bantu seperti komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan komputer.

2. Kekurangan e-learning

Guru banyak yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih
mengajar menggunakan metode ceramah serta belum terampil menggunakan fasilitas seperti
video dan komputer.

Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning

Kelebihan pembelajaran kooperatif dilihat dari aspek siswa, adalah memberi peluang kepada
siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh
siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok
(Cilibert-Macmilan, 1993). Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning.
siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa
melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun
keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat,
menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan
mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl 1994). Model
pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa
bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman
sebayanya. Selanjutnya menurut Sharan (1990), siswa yang belajar dengan mengunakan
metode pembelajaran koperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan
didukung dari rekan sebaya. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan
kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan
persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan-santun,
rneningkatkan motivasi siswa memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi
tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikran orang
lain (Johnson, 1993).
Stahl et.al (1994), mengemukakan bahwa melalui model cooperative learning siswa dapat
memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan
serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Selanjutnya Zaltman et.al ( 1972) mengemukakan
bahwa siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan
yang akrab, yang terbentuk dikalangan siswa. ternyara sangat berpengaruh pada tingkah laku
atau kegiatan masing-masing secara individual Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar
menurut Menurut Santos (1983) dapat memberikan berbagai pengalaman.
Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan
secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik Selanjutnya Jarolimek & Parker (1993)
mengarakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1)
Saling ketergantungan yang positif; 2). Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan
individu; 3) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4) Suasana kelas
yang rileks dan menyenanakan; 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara
siswa dengan guru; dan 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan. (2) Kekurangan Cooperative Learning.

Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor yaitu faktor
dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: 1)
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikran dan waktu; 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar
maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai; 3) Selama kegiatan
diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas
meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) Saat
diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain
menjadi pasip..Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yaitu padamya
kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu pelaksanaan tes yang terpusat seperti UN/UNAS
sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan
perolehan UN/UNAS.

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik


Menurut Kunandar (2007:315), Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
 Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
 Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
 Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
 Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan yang
dihadapi.
 Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama
 Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
 Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi
dalam lingkungan peserta didik.

Selain kelebihan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan


pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang
guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam
pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap
mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang
inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai
karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:


 Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang memiliki
kemampuan belajar berbeda
 Menerapka bimbingan sesama teman
 Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
 Memperbaiki kehadiran
 Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
 Sikap apatis berkurang
 Pemahaman materi lebih mendalam
 Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
 Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan
kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
 Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada
anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam
diskusi
 Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi
dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.
Fasilitator juga dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara:
Pengelompokkan Homogen
Instruksi: Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para
pe¬serta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca.
Oleh karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di
kelompok yang sama.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama,
berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja.
 Kelebihan: Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif
yang ber-beda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh
pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar
untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.
 Kelemahan: fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.

Pengelompokkan Hiterogen
Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk ber-
sama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang
telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama,
berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari
tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.
 Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan,
memberikan pe¬serta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.
 Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak
dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif)
dalam berbagi infor¬masi.

Metode Ceramah (Preaching Method)


Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode
yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi
kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :


 Guru mudah menguasai kelas.
 Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
 Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
 Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :


 Membuat siswa pasif
 Mengandung unsur paksaan kepada siswa
 Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
 Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang
lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
 Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
 Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
 Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim
juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized
recitation ).

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :


 Mendorong siswa berpikir kritis.
 Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
 Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah
bersama.
 Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
 Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
 Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
 Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
 Metode ini tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
 Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
 Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)

Metode demontrasi ( Demonstration method )

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri
Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :


 Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
 Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
 Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
 Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu
benda.
 Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
 Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
 Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
 Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
 Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Metode Discovery
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto
(2002:200) yaitu:
 Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus
dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk
menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu
 Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari
pengertian retensi dan transfer
 Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan,
 Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri
 Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih
merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek
penemuan khusus,
 Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan
siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan
 Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru
berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum
diketahui sebelumnya
 Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak

Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:


 Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya
siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara
pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan
dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan
akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain
 Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar
waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu
 Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa
yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional
 Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan.
Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai
perkembangan emosional sosial secara keseluruhan
 dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak
ada
 Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru,
demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah
menjamin penemuan yang penuh arti

Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :


 Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat-alat.
 Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
 Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :


 Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
 Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
 Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang monoton dan mudah membosankan.
 Dapat menimbulkan verbalisme.

Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :


 Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan
nyata dalam pengajaran.
 Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
 Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
 Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
 Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
 Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
 Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan.
 Biayanya cukup mahal.
 Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan
atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah,
(2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan
lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :


 Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
 Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
 Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
 Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
 Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
 Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
 Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru.

Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam
suatu sidang yang berusaha membahas / mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu
dalam rangka mencari jalan memecahkannya atau mencari pedoman pelaksanaanya.
Kelebihan metode seminar
 Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah
yang diseminarkan
 Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya
 Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah
 Terpupuknya kerja sama antar peserta
 Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat
Kelemahan Metode Seminar
 Memerlukan waktu yang lama
 Peserta menjadi kurang aktif
 Membutuhkan penataan ruang tersendiri

Metode Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh
pelajar (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan
pengajaran. Merka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas.
Kelebihan metode kerja kelompok
 Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka
 Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan kemampuan para siswa
 Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih menggunakan
ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah
 Mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan
berdiskusi
Kelemahan metode kerja kelompok
 Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para siswa yang mampu sebab mereka
cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang
 Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan siswa memimpin kelompok atau
untuk bekerja sendiri-sendiri
 Kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan daya
guna mengajar yang berbeda pula

Metode Kerja Lapangan


Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu
tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja,
tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta
bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
Kelebihan metode kerja lapangan
 Siswa mendapat kesemmpatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga
memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja
 Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan
maupun kekurangannya
Kelemahaan metode kerja lapangan
 Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan
penguasaan pengetahuan yang terbatas
 Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah
shingga guru perlu meninjau dan mepersiapkan terlebih dahulu
 Tidak tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli

Student Teams – Achievement Divisions (STAD)


Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota
lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
 Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam
kelompok itu mengerti.
 Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
 Memberi evaluasi.
 Penutup.
Kelebihan:
 Seluruh siswa menjadi lebih siap.
 Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
 Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
 Membedakan siswa.

Metode Inquiry
Metode inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka
mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan
yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga
diperoleh kesimpulan terakhir.

Kelebihan metode inquiry


 Mendorong siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur, dan
terbuka
 Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
 Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa
 Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi belajar yang baru
 Mendorong siswa untuk berffikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri
Kelemahan metode inquiry
 Siswa perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir
memperoleh pengertian tentang konsep

Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang
untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari
lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain
siswa memegang peranaan sebagai orang lain.

Kelebihan metode simulasi


 Dapat menyenangkan siswa
 Menggalak guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa
 Eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya
 Mengurangi hal-hal yang verbalistik
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
Kelemahan metode simulasi
 Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset
 Terlalu mahal biayanya
 Banyak orang meragukan hasilnnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen
penting
 Menghendaki pengelompokan yang fleksibel
 Menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa

Metode Problem Solving


Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.

Kelebihan metode problem solving


 Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan
pendapatnya sehingga para siswa merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan
menumbuhkan rasa percaya diri
 Para siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang lain
 Untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya
Kelemahan metode problem solving
 Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan
materi sering diabaikan
 Metode ini sering kali menyulitkan mereka yang sungkan mengutarakan pendapat
secara lisan

Metode TGT (Teams Games Tournament)


Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok
bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam
bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta
tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti
dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut,
santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok
sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau
dalam rangaka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah
sebagai berikut:
 Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan
mekanisme kegiatan
 Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4
siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap
kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditempati oleh siswa yang levelnya paling
rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan
kelompok.
 Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang
telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal
3 menit). Siswa bisa nmngerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai,
sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal.
Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang diperolehnay diberikan sebutan
(gelar) superior, very good, good, medium.
 Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.),
dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar
tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja
turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
 Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan
penghargaan kelompok dan individual.

Kelebihan metode TGT (Teams Games Tournament)


 Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi
 Suasana belajar nyaman, menyenagkan dan kondusif
 Tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusikecil
Kelemahan metode TGT (Teams Games Tournament)
 Tidak efisien waktu
 Hanya dilaksanakan pada luang waktu selasai UAS
 Belajarnya kurang efektif karena hanya bersifat games

Metode Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning)


Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan
mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah
otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi.
Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis,
suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi,
identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

Kelebihan metode Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)


 Melatih siswa untuk berlatih menyelesaikan masalh dalam kehidupan sehari- hari
 Merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi siswa
 Suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal
Kekurangan metode Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
 Sulitnya membentuk watak siswa dan pembiasaan tingkah laku

Metode Problem Terbuka (OE, Open Ended)


Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam
(multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas,
kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa
dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang
bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutynya siswa juga
diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model
pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola
pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar,
diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa,
kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit
dilepas mandiri).
Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat
respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
Kelebihan metode Problem Terbuka (OE, Open Ended)
 Melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-
interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisas
 Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan
yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam
Kekurangan metode Problem Terbuka (OE, Open Ended)
 Terlalu mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir,
keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)


Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/
kliping.
Langkah-langkah:
 Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
 Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
 Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas.
 Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
 Guru membuat kesimpulan bersama.
 Penutup.
Kelebihan:
 Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
 Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan:
 Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.

Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
 Guru membagi siswa untuk berpasangan.
 Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
 Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi /
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal
ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
 Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya,
serta lakukan seperti di atas.
 Kesimpulan guru.
 Penutup.
Kelebihan:
 Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
 Setiap siswa mendapat peran.
 Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
 Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
 Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya
sebatas pada dua orang tersebut).

Semoga postingan ini bermanfaat amin.

Anda mungkin juga menyukai