Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Mengabadikan moment atau memotret diri sendiri bukanlah sebuah hal janggal
untuk dilakukan pada jaman teknologi saat ini. Kecanggihan kamera dalam bentuk yang
sangat kecil dan merupakan suatu keharusan sebuah ponsel pintar (Smartphone)
memiliki dua buah kamera yang terletak dibagian depan dan belakang ponsel. Sehingga
memudahkan para penggunanya untuk melakukan kegiatan memotret diri sendiri melalui
kamera depan yang sering kita sebut dengan “selfie”.
Kegiatan “selfie” sudah menjadi kebiasaan atau bahkan kegiatan yang wajib
dilakukan ketika masyarakat bersama-sama berkumpul pada suatu moment. Sehingga
dari kebiasaan masyarakat inilah lahir sebuah alat bantu memotret diri sendiri atau
memotret tanpa bantuan orang lain, yang saat ini dikenal sebagai tongkat narsis
“monopod”. Tetapi tongkat narsis yang ada pada masyarakat pada umumnya merupakan
tongkat narsis yang masih manual, seperti menarik untuk memanjangkan tongkat masih
secara manual yaitu dengan bantuan tangan dan tenaga manusia dan mendorong untuk
memendekan tongkat pada posisi semula.
Berdasarkan survei, rata-rata pengguna tongsis ialah para anak-anak muda yang
gemar melakukan traveling, berkumpul, dan memiliki hasrat berfoto yang tinggi dalam
mengeksplor kehidupan mereka. Jika dibandingkan dengan perbandinganjumlah
penduduk di Indonesia, penduduk usia muda atau usia produktif memiliki skala yang
paling besar dibandingkan penduduk usia lanjut. Hal ini berarti monopod memiliki pangsa
pasar yang besar di Indonesia.
Dengan alasan pangsa pasar yang besar dan ingin berinovasi dalam menciptakan
pengembangan produk dari produk monopod yang lebih modern dari yang ada dipasaran
saat ini, maka kami mengembangkan produk monopod ke arah yang lebih otomasi dan
diberi nama “autofit monopod”. Otomasi-otomasi yang dilakukan ialah dengan merubah
monopod manual dalam pengoprasiannya menjadi sebuah monopod yang bisa dipanjang
pendekan atau di naik turunkan secara otomatis, sehingga para pengguna dapat
menggunakannya dengan lebih praktis dan mudah serta mendapatkan pandangan
produk yang modern.

1
2

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENGEMBANGAN PRODUK

Tujuan dan manfaat dari pelaksanaan praktikum :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggaan.


2. Mengelompokkan atribut produk dengan analisis faktor hingga diketahui faktor
yang paling mendekati kebutuhan pelanggan dalam pengembangan produk.
3. Mengetahui prioritas/sasaran atribut produk yang harus dikembangkan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan menggunakan QFD (Quality Function
Deployment).
4. Melakukan desain produk inovasi untuk penerapan pengembangan produk.

5. Melakukan analisis biaya untuk menilai layak atau tidaknya investasi yang kita
lakukan.

6. Melakukan peramalan NPV (Net Present Value) menggunakan Crystall Ball.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup yang dibahas pada laporan praktikum ini sebagai berikut :

1. Atribut mutu yang digunakan berdasarkan kepada 8 (delapan) dimensi Garvin.


2. Survei kebutuhan konsumen dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan
disebar ke 30 responden.
3. Kuesioner disebarkan secara langsung pada kertas kuesioner.
4. Data hasil kuesioner diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.
5. Perencanaan dan pengembangan produk melalui proses QFD, dilaksanakan
dengan menyusun satu atau lebih matriks yang disebut The House of Quality
6. Desain produk inovasi dengan menggunakan computer aided design (CAD).
7. Kriteria penilaian investasi menggunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross
B/C), Profitability Ratio (PR).
8. Peramalan NPV (Net Present Value) menggunakan Crystall Ball.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PASAR

2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis Pasar

Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual
dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan
transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya
transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada
kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata
ataupun pasar tidak nyata (abstrak).

1. Pasar Nyata
Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang yang akan diperjual belikan dan
dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
2. Pasar Abstrak

Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-
barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan
menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar
modal dan pasar valuta asing.

Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan
pasar modern.
1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan
pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang
diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
2. Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual
belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri.Tempat berlangsungnya pasar
ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu, misalnya pasar
hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak. Menurut
keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:

3
4

1. Pasar Lokal
2. Pasar Daerah
3. Pasar Nasional
4. Pasar Internasional

2.1.2. Marketing Mix


Konsep Marketing Mix merupakan salah satu konsep dalam pemasaran modern
pada saat sekarang ini. Dimana konsep tersebut adalah salah satu kegiatan pemasaran
yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam mengejar maksimum profit.
Dalam hal ini Swastha (1985;94) memberikan pengertian Marketing Mix adalah empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Selanjutnya Kotler (1985 :
45-48) mengemukakan bahwa Marketing Mix dapat dibagi menjadi 4 P sebagai berikut :
1. Product (Produk)
2. Price (Harga)
3. Place (distribusi/tempat)
4. Promotion (promosi)

Keempat produk di atas merupakan penentu dalam menganalisa pasar secara


keseluruhan, selanjutnya penulis akan menguraikan keempat komponen di atas sebagai
berikut

1. Product (produk)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar guna
mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi yang dapat
memuaskan kebutuhan.Suatu produk dapat berupa suatu benda, jasa dan
keinginan lain-lain untuk melukiskan sesuatu yang dapat memenuhi
keinginan.Untuk itu setiap pengusaha harus mengetahui perkembangan kebutuhan
konsumen melalui penelitian pasar agar dapat mengetahui dan dapat
menyesuaikan diri dalam menciptakan produk.
Kebijaksanaan mengenai produk meliputi kualitas (mutu) produk model
atau bentuk produk yang ditawarkan, merk, garansi, pelayanan khusus yang
ditawarkan perusahaan, dsb. Salah satu hal yang paling penting di dalam suatu
produk adalah kualitas dari produk yang akan dipasarkan. Kualitas (mutu)
merupakan suatu ukuran kualitas seberapa dekatnya sebuah barang atau jasa
mempunyai kesesuaian dengan standar-standar yang telah ditentukan atau sesuai
dengan harapan kosumen. Dimensi mutu menurut David Garvin dibagi menjadi
delapan dimensi, yaitu :

a. Performance (Performa)
5

Berkaitan dengan aspek fungsional dari suatu produk, dan merupakan


karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli
sebuah produk.
Contoh : TV berwarna, memiliki gambar yang jelas.

b. Features (Tampilan)
Merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
Contoh : sleep timer pada menu TV.

c. Reliability (Keandalan)
Kemungkinan produk berfungsi pada periode waktu tertentu dan kondisi
tertentu.
Contoh : mobil mengalami permasalahan pada mesin (turun mesin) sebelum
periode waktu yang telah ditentukan (misal periode waktunya adalah 5 tahun).

d. Conformance
Kecocokan atau kesesuaian dengan standar industri.

e. Durability (Ketahanan)
Daya tahan suatu produk.
Contoh : mobil, semakin panjang masa pakainya maka semakin baik
durability mobil tersebut.

f. Serviceability

Kemampu layanan salah satunya adalah kemudahan untuk diperbaiki jika


terjadi kerusakan, baik dari segi ketersediaan suku cadang, tenaga ahli atau
mekanisme kerja produk itu sendiri yang cukup sederhana sehingga tidak sulit
dalam proses perbaikannya, dan sebagainya.

g. Aesthetics (Estetika)
Keindahan penampilan yang bersifat subyektif,berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi individual.

h. Perceived Quality
Berkaitan dengan perasaan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk
dan merupakan karakteristik yang berkaitan dengan image suatu produk.

i. Price (harga)
6

Harga merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi
produsen merupakan penentu bagi permintaan pasar dan mempengaruhi
posisi pesaing perusahaan dalam merebut konsumen.Harga merupakan
indikator dari pada barang, dalam menetapkan harga perlu hati-hati dalam
memperhatikan potensi pasar. Oleh sebab itu, menentukan harga perlu
diperhatikan agar harga yang ditetapkan dapat dijangkau oleh konsumen
disamping itu dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

j. Place (distribusi/tempat)
Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan akan lebih berguna
bagi kensumen/pembeli apabila produk tersebut tersedia pada tempat dan
saat dimana saja dibutuhkan. Dalam pencapain tujuan utama dari pemasaran
yakni menyalurkan barang-barang atau jasa, secara efisien dari produsen ke
konsumen, maka diperlukan adanya kegiatan penyaluran (distribusi) sebagai
mata rantai yang harus dilalui oleh barang-barang dari produsen ke
konsumen pada waktu dan jumlah yang tepat.

Barang yang dihasilkan oleh para produsen biasanya tidak secara


langsung mereka menjualnya kepada konsumen, tetapi biasanya mereka
melalui suatu perantara agar produk yang dihasilkan dapat dengan mudah
sampai ke tangan konsumen. Basu swastha (1990:190) memberikan defenisi
tentang saluran distribusi sebagai berikut: Saluran distribusi untuk suatu
barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang tersebut dari produsen sampai ketangan konsumen sebagai pemakai.
Saluran distribusi yang digunakan adalah suatu struktur yang
menggambarkan alternatif saluran yang dipilih oleh para produsen seperti:
pedagang besar, agen, dan pengecer.Produsen mempunyai 3 alternatif yaitu:

a. Distribusi Insentif
Distribusi ini dapat digunakan oleh para produsen yang menjual komponen
perusahaan yang berusaha menggunakan penyalur terutama pengecer
sebanyak-banyaknya untuk mendekati para konsumen.Usaha ini
dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen,
semakin cepat para konsumen terpenuhi kebutuhannya maka semakin
cepat pula terpenuhi kepuasannya.

b. Distribusi Selektif
7

Perusahaan yang menggunakan distribusi ini berusaha memilih sejumlah


pedagang besar atau pengecer, agen yang terbatas dalam suatu daerah.
Saluran ini biasanya digunakan untuk memasarkan suatu produk baru
(barang special) apabila distribusi ini menguntungkan dari distribusi insentif
maka jumlah pengecer atau agen yang digunakan akan lebih terbatas.

c. Distribusi Ekslusif
Saluran ini dilakukan oleh perusahaan dan hanya menggunakan suatu
pedagang besar atau pengecer dalam daerah tertentu. Jadi produsen
hanya menjual produknya kepada suatu pedangang besar saja dengan
mengunakan satu penyelur, maka produsen akan lebih mudah dapat
mengadakan pengawasan pada tingkat harga enceran maupun usaha
kerja sama dengan penyalur dalam periklanan. Pemilihan saluran distribusi
merupakan suatu masalah yang sangat penting sebab keterlambatan
barang-barang sampai ketangan kosumen dapat menturangi keuntungan
yang diterima oleh perusahaan.

k. Promotion(promosi)
Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan informasi dan
mempengaruhi serta menarik konsumen sicara lansung terhadap produk yang
dihasilkan.Promosi adalah cara yang efektif dalam merebut konsumen dipasaran,
serta memperkenalkan barang-barang baru yang diproduksi.

2.1.3. Riset dan Survei Pasar


Survei pasar adalah teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan
preferensi konsumen dan niat pembelian produk perusahaan dan jasa dalam suatu
wilayah geografis. Pasar survei dilakukan baik secara in-house oleh perusahaan atau
melalui agen riset pemasaran.
Survei pasar sangat penting karena perusahaan-perusahaan dapat mengetahui
apa yang pelanggan mereka suka dan tidak suka tentang produk dan layanan mereka.
Dengan cara itu, perusahaan dapat lebih baik memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.
Terdapat beberapa metode dalam melakukan survei pasar. Metode tersebut antara lain :

1. Kuesioner
Metode riset pemasaran kuisioner bisa dilakukan dengan survei kertas
(wawancara langsung) atau online.Pada umumnya, kuesioner lebih berpeluang
dijawab jika ada insentifnya (yakni imbalan).

2. Fokus Grup
8

Fokus grup adalah metode riset pemasaran dengan mengunakan grup kecil
konsumen yang dikumpulkan dibawah arahan seorang moderator, sementara para
peneliti merekam dan mencatat pengamatan mereka atas respon, reaksi, dan
komentar pelanggan.Peserta biasanya dibayar atas waktu mereka.

3. Survei
Survei lebih singkat dibanding kuesioner, jadi tidak perlu imbalan. Survei secara
online akan mendapat respon yang luar biasa jika metode riset pemasaran ini
disuguhkan secara positif. Perlu diketahui, metode riset pemasaran menggunakan
survei telepon adalah sangat tidak efektif, karena dapat mengganggu ketenangan
responden.Kebanyakan dari responden sangat terganggu dan metode ini semakin
tidak dapat diandalkan.

2.1.4. Kuesioner dan Penyebarannya


2.1.4.1. Pengertian Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu alat komunikasi antara orang yang akan diteliti
(responden), berupa daftar pertanyaan, yang dibagikan oleh penilai untuk diisi oleh
responden. Kuesioner dibedakan menjadi 2 bagian yaitu kuesioner tertulis dan kuesioner
wawancara. Kuesioner tertulis diisi oleh responden secara tertulis, sedangkan kuesioner
wawancara digunakan oleh penilai sebagai pengangan dalam melakukan wawancara.
Dalam melakukan pengumpulan data kuesioner, perlu diperhatikan beberapa hal
berikut :
1. Karena responden menuangkan pikiran/pendapat secara tertulis, kuesioner tidak
sesuai untuk mengumpulkan data untuk hal yang sensitif.
2. Penggunaan kuesioner tepat apabila responden mempunyai pengetahuan yang
memadai dan kemampuan yang cukup untuk menuangkan pikiran secara tertulis.

2.1.4.2. Penyebaran Kuesioner


Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan cara di sebar langsung oleh
penilai juga dapat dilakukan dengan cara mengirim kuesioner melalui pos atau email.
Penyebaran langsung oleh penilai lebih baik bila dibandingkan dengan penyebaran
melalui pos atau email. Karena dengan penyebaran langsung, responden akan langsung
mengisi dan menilai kuesioner yang disebarkan.
Pemilihan cara yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner tergantung dari
beberapa hal, yaitu :

1. Tingkat ketelitian Hipotesis


9

Opini, sikap, hal-hal yang bisa ambigue tidak dapat lewat pos karena jumlah
pertanyaan tertentu.

2. Kejujuran Jawaban
Lewat pos tidak menjamin bahwa yang mengisi betul-betul orang yang
diharapkan.Tetapi lewat pos memberi kesempatan berpikir bagi responden, tidak
terganggu oleh kehadiran penilai.

3. Kedalaman Informasi
Lewat pos, tertulis, kurang mendalam.Langsung dibawa oleh penilai, bisa
memperlihatkan responden disaat pengisian atau menjawab kuesioner.

4. Jenis Responden
Tertulis lewat pos hanya sesuai jika responden bisa baca-tulis dan terbiasa
menyatakan sesuatu secara tertulis.

5. Ongkos
Lewat pos dan email lebih murah, responden bisa lebih banyak.

Dalam penyebaran kuesioner seringkali ditemui berbagai permasalahan.


Permasalahan tersebut antara lain responden tidak menjawab pertanyaan yang
ditanyakan dalam kuesioner. Hal ini dapat terjadi apabila responden tidak mampu
menjawab, namun ada juga responden yang sebenarnya mampu tetapi tidak mau
menjawab. Agar responden mau menjawab kuesioner, maka perlu dilakukan berbagai
usaha untuk meningkatkan jumlah responden yang menjawab.Berikut beberapa cara
yang dapat dilakukan :

1. Dirangsang agar mau mengisi,


a. Membuat kuesioner menarik.
b. Membuat kuesioner bersifat anonim.
c. Menyebutkan nama lembaga dan kegunaan kuesioner.
d. Membuat kuesioner tidak terlalu panjang, sehingga pengisiannya tidak terlalu
banyak makan waktu.
e. Membuat kuesioner dengan teks yang sederhana, efisien, juga mudah
dimengerti.

2. Mengingatkan responden agar mengisi kuesioner, dengan :


a. Mengirimkan kuesioner (susulan), untuk kedua kali.
b. Mengirimkan surat yang isinya mengingatkan responden agar mengisi
kuesioner yang telah dikirimkan sebelumnya.
Dari segi pertanyaan yang terkandung, kuesioner dibedakan atas :
10

1. Kuesioner Tertutup
a. Daftar Pertanyaan yang untuk setiap pertanyaannya telah disediakan
sejumlah pilihan jawaban.
Contoh :
Negara mana di dunia yang anda anggap mempunyai tingkat korupsi yang
tinggi? (Lingkari jawaban anda)
1) India
2) Amerika
3) Indonesia
4) Portugal
b. Karena itu penilai haruslah menguasai materi yang dipermasalahkan,
begitu juga responden yang harus menjawab.

2. Kuesioner Terbuka
a. Untuk setiap pertanyaan tidak disediakan pilihan jawaban.
b. Responden menjawab bebas, tidak terikat pada pilihan jawaban yang
disediakan oleh penilai.
Contoh :
Negara mana di dunia yang anda anggap mempunyai tingkat korupsi yang
tinggi?

3. Kuesioner Tertutup dan Terbuka


Untuk tiap pertanyaan.Selain disediakan pilihan jawaban, juga diberikan
kesempatan menjawab secara bebas.
Contoh :
Negara mana di dunia yang anda anggap mempunyai tingkat korupsi yang tinggi?
1) India
2) Amerika
3) Indonesia
4) Portugal
5) Lainnya (harap sebutkan) ..............................................

2.1.4.3. Penyusunan Kuesioner


Kuesioner yang dibuat sebaiknya membutuhkan waktu pengisian yang tidak
terlalu lama (kira-kira 30 menit), dan disusun dengan memperhatikan teknik pengolahan
data yang akan digunakan. Terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
menyusun kuesioner, yaitu :
11

1. Syarat Perumusan Pertanyaan :


a. Menggunakan bahasa sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan yang biasa dipakai oleh responden.
b. Menggunakan kalimat pendek-pendek.
c. Tidak menganggap responden telah mempunyai pengetahuan atau pengalaman
tertentu.
d. Melindungi harga diri responden.
e. Menghindari kata-kata/pertanyaan dengan arti ganda atau dengan arti yang tidak
jelas.
f. Pada setiap pertanyaan hanya menyajikan satu buah pikiran saja.

2. Susunan Pertanyaan, Disusun agar memudahkan dan menarik bagi responden, yaitu
sebagai berikut :
a. Dimulai dari pertanyaan yang MUDAH ke pertanyaan yang SULIT.
b. Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menarik.
c. Menempatkan pertanyaan yang bersifat pribadi di bagian akhir kuesioner.
d. Jika perlu menggunakan lebih dari satu pertanyaan untuk satu sasaran.

Sebelum disebar, kuesioner harus di uji terlebih dahulu, pengujian tersebut antara lain:

1. Uji pendahuluan (pre-test) pada beberapa responden terpilih, antara lain


dengan cara pengujian sebagai berikut :
a. Banyak jawaban ”tidak-tahu”, berarti pertanyaan tidak jelas.
b. Hampir semua/semua jawaban ”ya” atau “tidak”, berarti pertanyaan terlalu
mengarah.
c. Banyak pertanyaan tidak dijawab, berarti pertanyaan suit dimengerti, atau
mungkin mengandung hal yang tabu.
d. Banyak jawaban pada bagian terbuka, (pada kuesioner kombinasi), berarti
pilihan jawaban kurang lengkap. Mungkin karena penyusun kuesioner
tidak/kurang menguasai permasalahan.

2. Studi Dokumentasi
a. Khusus pada kasus pengembangan Sistem Informasi yang berbasiskan
komputer, untuk dapat menganalisis kondisi yang terjadi di perusahaan
maka studi dokumentasi merupakan cara khusus untuk mengetahui
prosedur atau dokumen yang digunakan pihak perusahaan.
b. Studi dokumentasi yang dimaksud adalah mempelajari peraturan ataupun
dokumen yang resmi digunakan oleh pihak perusahaan dalam menjalankan
operasionalnya.
12

c. Dokumen yang digunakan dapat berupa peraturan-peraturan tertulis yang


mengatur aktivitas di perusahaan, seperti Pedoman Kerja atau Tata Tertib
Kerja, atau juga dapat disebut Standard Operation Process (SOP).
d. Bentuk dokumen dapat berupa narasi, namun akan sangat beruntung bila
telah berupa Flow Work Diagram atau Flow Map Diagram.

2.1.5. Pengolahan Data Hasil Survei


Pengolahan data hasil survei dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
multivariat.Analisis multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik yang secara
bersama-sama melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek
atau orang.

1. Jenis data dalam analisis multivariat


a. Data Nominal dan Data Ordinal
Data nominal merupakan bagian dari data kualitatif. Contoh data kualitatif
antara lain data gender, golongan darah, dan sebagainya. Data kualitatif
terbagi 2 yaitu data kualitatif nominal, contohnya jenis gender, dan data
kualitatif ordinal, contohnya data sikap konsumen dimana pengisian data
disusun menurut skala sbb:
Sangat setuju → kode 5
Setuju → kode 4
Netral → kode 3
Tidak setuju → kode 2
Sangat tidak setuju → kode 1

b. Data Interval dan Data Rasio


Jenis data ini merupakan bagian dari data kuantitatif (data metrik). Data
metrik adalah data yang didapat dengan cara mengukur dan bisa
mempunyai nilai desimal. Contoh data tinggi badan. Data metrik dibagi 2
yaitu data interval dan data rasio. Keduanya mirip, perbedaannya hanya
pada ciri adanya data absolut yang terdapat pada data rasio. Contoh data
interval adalah pengukuran temperature ruangan, yang dapat dinyatakan
dalam derajat Celcius, Fahrenheit atau Reamur.

2. Klasifikasi Metode Statistik Multivariat


a. Dependensi, antar variabel ada saling ketergantungan. Alat analisisnya
adalah analisis faktor, cluster, MDS dan CA.
13

b. Interdependensi, variabel yang ada tidak saling bergantung satu sama lain.
Alat analisisnya adalah regresi berganda, regresi logistik, analisis
diskriminan, SEM, ANOVA dan korelasi kanonikal.

2.1.6. Pengenalan Program SPSS

SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis
statistika. SPSS dipublikasikan oleh SPSS Inc. SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences atau Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun 1968,
diciptakan oleh Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford
University, yang sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan
Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago. SPSS adalah salah satu program
yang paling banyak digunakan untuk analisis statistika ilmu sosial. SPSS digunakan oleh
peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan,
organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data
(seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus
meta data ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar
SPSS. Statistik yang termasuk software dasar SPSS :
1. Statistik deskriptif : tabulasi silang, frekuensi, deskripsi, dan penelusuran dan
statistik deskripsi rasio.
2. Statistik bivariat : rata-rata, t-test, ANOVA, korelasi (bivariat, parsial, jarak),
dan nonparametric tests
3. Prediksi hasil numerik : regresi linear
4. Prediksi untuk mengidentivikasi kelompok: analisis faktor, analisis Cluster
(two-step, K-means, hierarkis), dan diskriminan.
Berbagai fitur dalam SPSS dapat diakses melalui menu pull-down atau dapat
diprogram dengan bahasa perintah sintaks proprietary 4GL. Pemrograman perintah
sintaks memiliki keuntungan di bidang reproduktivitas serta pengendalian manipulasi data
kompleks dan analisis. Perhubungan menu pull-down juga menghasilkan sintaks
perintah, walaupun pengaturan awalnya harus diubah terlebih dahulu agar sintaks dapat
dilihat oleh user. Program dapat berjalan secara interaktif, atau tanpa pengendalian
menggunakan Fasilitas Kerja Produksi.Sebagai tambahan, bahasa makro juga dapat
digunakan untuk menulis perintah subrutin dan ekstensi program Python dapat
mengakses informasi di dalam kamus data dan data, kemudian secara dinamis membuat
program perintah sintaks.
14

Ekstensi program Phyton, yang diperkenalkan pada SPSS 14, menggantikan skrip
SAX Basic yang kurang fungsional, walaupun SAX Basic juga masih dapat digunakan.
Ekstensi Phyton menyebabkan SPSS dapat menjalankan statistik mana pun dalam paket
free software R. Sejak versi 14 dan seterusnya, SPSS dapat diatur secara eksternal
melalui Phyton pada program VB.NET menggunakan “plug-ins” yang telah disediakan.

SPSS meletakkan batasan-batasan pada struktur file internal, tipe data,


pengolahan data dan pencocokan file, yang memudahkan pemrograman. SPSS datasets
memiliki struktur tabel dua dimensi dimana bagian baris menunjukkan kasus-kasus
(seperti pribadi atau rumah tangga) dan bagian kolom menampilkan ukuran-ukuran
(seperti umur, jenis kelamin, pendapatan rumah tangga).Hanya dua tipe data yang
digambarkan : numerik dan teks (string). Seluruh pengolahan data dilakukan berurutan
kasus per kasus melalui file. File dapat dipasangkan satu per satu atau satu-banyak, tapi
tidak dapat banyak per banyak.

User interface grafis memiliki dua jenis tampilan yang dapat dipilih dengan cara
meng-klik salah satu dari dua tombol di bagian bawah kiri dari window SPSS. Tampilan
‘Data View’ menampilkan tampilan spread sheet dari kasus-kasus (baris) dan variabel
(kolom). Tampilan ‘Variable View’ menampilkan kamus metadata di mana setiap baris
mewakili sebuah variabel dan menampilkan nama variabel, label variabel, label nilai,
lebar cetakan, tipe pengukuran dan variasi dari karakteristik-karakteristik lainnya. Sel-sel
di kedua tampilan dapat diedit secara manual, memungkinkan pengaturan struktur file
dan pemasukan data tanpa harus menggunakan sintaks perintah. Hal ini cukup untuk
dataset-dataset kecil. Data set yang lebih besar, seperti survei statistik, lebih sering dibuat
menggunakan software data entry, atau dimasukkan selama computer-assisted personal
interviewing, dengan pemindaian dan menggunakan software pengenalan karakter
optikal, atau dengan pengambilan langsung dari kuesioner online. Dataset-dataset ini
kemudian dimasukkan ke dalam SPSS.

SPSS dapat membaca dan menulis data dari file teks ASCII (termasuk file
hierarkis), paket statistik lainnya, spreadsheets dan database. SPSS dapat membaca dan
menulis ke dalam tabel database eksternal relasional melalui ODBC dan SQL.

Output statistik memiliki format file proprietary (file *.spo, men-support tabel poros)
yang mana, sebagai tambahan atas penampil dalam paket, disediakan pembaca stand-
alone. Output proprietary dapat diubah ke dalam bentuk teks atau Microsoft Word. Selain
itu, output dapat dibaca sebagai data (menggunakan perintah OMS), sebagai teks, teks
dengan pembatasan tabulasi, HTML, XML, dataset SPSS atau pilihan format image grafis
(JPEG, PNG, BMP, dan EMP).
15

SPSS, piranti lunak khusus untuk melakukan analisis data, memberikan banyak
kelebihan dan kemudahan dibandingkan spreadsheet. SPSS mampu mengakses data
dari berbagai macam format data yang tersedia seperti dBase, Lotus, Access, text file,
spreadsheet, bahkan mengakses database melalui ODBC (Open Data Base
Connectivity) sehingga data yang sudah ada, dalam berbagai macam format, bisa
langsung dibaca SPSS untuk dianalisis.

SPSS memberi tampilan data yang lebih informatif, yaitu menampilkan data
sesuai nilainya (menampilkan label data dalam kata-kata) meskipun sebetulnya kita
sedang bekerja menggunakan angka-angka (kode data). Misalnya untuk field Jenis
Kelamin, kode angka yang digunakan adalah 1 untuk “pria” dan 2 untuk “wanita”, maka
yang akan muncul di layar adalah label datanya, yaitu “pria” dan “wanita”.

SPSS memberikan informasi lebih akurat dengan memperlakukan missing data


secara tepat, yaitu dengan memberi kode alasan mengapa terjadi missing data.Misalnya
karena pertanyaan tidak relevan dengan kondisi responden, pertanyaan tidak dijawab,
atau karena memang pertanyaannya yang harus dilompati.

SPSS melakukan analisis yang sama untuk kelompok-kelompok pengamatan


yang berbeda secara sekaligus hanya dalam beberapa mouse klik saja. Contohnya:
mengetahui nilai minimum, maksimum dan rata-rata penjualan per kuartal per wilayah
penjualan secara bersamaan pada masing-masing kelompok produk, mengetahui hal-hal
yang signifikan berpengaruh terhadap volume penjualan (apakah kelompok umur
konsumen, tingkat pendidikan, jenis kelamin, besar pengeluaran per bulan, dan
sebagainya) pada masing-masing wilayah penjualan.

SPSS mampu merangkum data dalam format tabel multidimensi (crosstabs), yaitu
beberapa field ditabulasikan secara bersamaan. Contohnya:
1. Tabel persentase jumlah responden dari beberapa kelompok umur terhadap
beberapa kategori produk perawatan rambut.
2. Tabel persentase jumlah responden dari beberapa tingkat pendidikan
terhadap beberapa partai politik pilihan menurut beberapa wilayah pemilihan
umum.
3. Tabel multidimensi SPSS sifatnya interaktif. Kolom tabel dapat diubah menjadi
baris tabel dan sebaliknya. Semua nilai dalam sel-sel tabel akan disesuaikan
secara otomatis. Hal ini sangat memudahkan pekerjaan eksplorasi data.
Beberapa keunggulan di atas hanyalah sebagian dari seluruh keunggulan yang
dimiliki SPSS dibandingkan dengan spreadsheet.Masih ada banyak keunggulan
16

lainnya.Bahkan, semua pekerjaan di atas dilakukan dengan bantuan dialog box, tanpa
perlu mengerti bahasa pemrograman.

2.1.6.1. Melakukan Analisis Data Menggunakan Program SPSS


 Buka SPSS 18, kemudian pilih type in data
 Masukkan atribut mutu kedalam variabel view kolom name
 Klik data view untuk memasukkan hasil survei
 Setelah semua data hasil kuesioner diketik dikolom data, selanjutnya klik
menu analyze → Dimension Reduction → faktor, hingga muncul tampilan
sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tampilan Factor Analysis – SPSS 18

 Masukkan semua variabel kedalam kotak variabel


 Klik descriptive, hingga muncul tampilan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Tampilan Factor Analysis 2 – SPSS 18


17

 Beri tanda √ pada Initial solution, Anti image dan KMO and Bartlett’s Test of
Sphericity.
 Klik continue dan OK
 Outputnya sebagai berikut :

Gambar 2.3 Output Pengolahan Data

Pengujian ulang dilakukan apabila nilai KMO berada dibawah 0.5.Perhatikan


data MSA yang bertanda a, jika nilainya berada dibawah 0.5 maka
dikeluarkan dari matriks. Berikut adalah langkah-langkah pengujian ulang :
 Buka file (kembali ke data view)
 Klik menu analyze → Dimension Reduction → Faktor
 Masukkan semua variabel kecuali variabel dengan nilai MSA dibawah 0.5
 Ikuti langkah-langkah berikutnya dari tanda *
 Jika nilai KMO yang diperoleh masih dibawah 0.5 maka ulangi langkah-
langkah pengujian ulang.

2.1.6.2. Proses Factoring dan Rotasi

Proses ini merupakan inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap
sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor.Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
 Buka file
 Klik menu analyze → Dimension Reduction → faktor
 Masukkan nilai variabel yang mempunyai nilai MSA diatas 0.5
 Klik extraction sehingga muncul tampilan sebagai berikut :
18

Gambar 2.4Extraction

 Pada item method pilih Principal Component


 Pada menu analyze pilih correlation matrix
 Pada menu Display aktifkan semua pilihan, yakni Unrotated factor solution
dan Scree Plot
 Pada menu Extract pilih based on eigenvalue, greater than 1
 Klik continue untuk kembali ke menu awal
 Klik rotation hingga muncul tampilan sebagai berikut :

Gambar 2.5Rotation

 Pada menu method pilih Varimax


 Pada menu display aktifkan semua pilihan, yaitu Rotated Solution dan
Loading Plots
 Maximum iterations for convergence tetap pada angka 25
 Klik continue untuk kembali ke menu utama.
 Klik OK, sehingga muncul output dari hasil proses Factoring dan rotasi.
19

2.1.6.3. Proses Validasi

Proses validasi pada analisis faktor dilakukan untuk mengetahui apakah hasil
analisis faktor tersebut bisa digeneralisasikan pada populasi. Proses validasi yang umum
digunakan adalah menguji kestabilan faktor yang telah terbentuk. Untuk mengetahui
kestabilan faktor, sampel yang ada akan dipecah menjadi dua bagian, kemudian setiap
bagian akan diuji dengan analisis faktor. Kemudian hasil masing-masing dibandingkan,
dengan ketentuan jika sebuah faktor stabil, maka hasil-hasil yang ada relatif tidak jauh
berbeda, baik jumlah faktor maupun angka-angkanya. Berikut adalah langkah-langkah
proses validasi:

 Buka file (kembali ke data view)


 Dari menu data, pilih submenu select cases, tampak seperti berikut :

Gambar 2.6 Proses Validasi

 Klik mouse pada Based on Time or case range, kemudian klik kotak range,
muncul tampilan sebagai berikut
20

Gambar 2.7 Proses Validasi - 2

 Isi kotak first case “1”dan kotak last case “2” lalu Klik kotak pada fliter out
unselected cases
 Klik OK
 Lakukan analisis faktor untuk responden 1 sampai 25, langkah-langkahnya
mengikuti langkah pada proses Factoring dan rotasi. Variabel yang akan
dianalisis adalah variabel yang telah dilakukan pengujian ulang sampai Anti
image Correlation berada diatas 0.5
 Faktor yang terbentuk tetap sama, lalu lanjutkan untuk analisis untuk
responden nomor 21 hingga 50, langkahnya sama dengan analisis faktor
responen 1 sampai 25, hanya pada kotak filter First Case diisi 21 dan Last
Case diisi 50.
2.2 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI
2.2.1. Pengertian Perencanaan dan Pengembangan Produk
Perancangan dan pengembangan produk merupakan aktifitas yang berkaitan
dengan inovasi sebuah produk.Produk yang dirancang atau dikembangkan harus dapat
memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki nilai tambah kompetitif yang belum ada
pada produk-produk yang tersedia saat ini atau produk-produk kompetitor sehingga dapat
unggul disasaran pasar.

Ide untuk melakukan inovasi produk dapat berasal dari masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat, khususnya terkait penggunaan suatu alat untuk melaksanakan
tugas / kegiatan sehari-hari.Inovasi produk yang dilakukan harus dapat memenuhi
kebutuhan kebutuhan penggunanya.Oleh sebab itu pengembangan ide-ide untuk
melakukan inovasi produk harus berasal dari hasil studi pasar.Studi pasar dilakukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen atau pelanggan secara lebih spesifik
sekaligus mengamati kekuatan dan kelemahan produk-produk kompetitor yang ada saat
ini.
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan
produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim
21

pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian
yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat
mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode
tertentu. Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk
mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan:
1. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan
2. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk
turunan).
3. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
4. Waktu dan urutan proyek.

Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus
mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek seharusnya
memuat:
1. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan
mengembangkan produk
2. Teknologi yang digunakan.
3. Target proyek secara finansial.
4. Anggaran dan deadline proyek.
2.2.2. Proses Perencanaan Produk

Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan


dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-
peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup
usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis
keunggulan para pesaing.

Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi


perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk
dan pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan
produk, yaitu:
a. Produk baru.
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
22

Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:


a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalamgayahidup,
demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada danpeluang-peluang
kategori produk baru.

2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek


Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan
peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada meliputi :
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk
yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing.Strategi ini digunakan
untuk memilih peluang.Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada
tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu
dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan:
 Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
 Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
 Fokus pelanggan.
 Produk tiruan.

b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan
sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-
produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu
perusahaan dalam memperkirakan peluang produk yang menyebabkan
kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan kelemahan dari
penawaran pesaing.

c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan yang
utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru
dalam lini produk.

d. Perencanaan platform produk


23

Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan


produk.Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk
dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan
fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Keputusan mengenai platform
produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari perusahaan
dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk
produk baru.

e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental


Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental
adalah:
 Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
 Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
 Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
 Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
 Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
 Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
 Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
 Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan

Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai


dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan
mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan
pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti
resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.

3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu


a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber
daya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk
diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.

b. Penentuan waktu proyek


Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
 Penentuan waktu pengenalan produk.
 Kesiapan teknologi.
 Kesiapan pasar.
24

 Persaingan dalam penawaran produk.

4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan


Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada
poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai
suatu pernyataan visi produk.Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk
kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi
pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih
detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim
pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu
pernyataan misi.

5. Merefleksikan hasil dengan proses


Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan
beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses. Karena
pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check
harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini
merupakan waktu untuk perbaikan.

2.2.3. Planning Matrix – Quality Function Deployment (QFD)


QFD adalah suatu sistem yang digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan /
keinginan pelanggan atau konsumen menjadi sebuah produk yang siap digunakan. QFD
pertama kali diterapkan di Jepang sebagai metode untuk melakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Dalam QFD fungsi-fungsi mutu yang tersebar dalam proses untuk
menghasilkan sebuah produk, proses pembuatan produk, sampai produk tersebut
diterima oleh konsumen, yang dikendalikan dalam sebuah sistem yang terpadu.
Secara garis besar QFD terdiri dari 4 tahap perencanaan dan pengembangan
yang disebut 4 fase model QFD.

1. Matriks Perencanaan
Matriks utama yang digunakan dalam QFD dikenal sebagai rumah mutu
(House of Quality – HOQ). Dalam HOQ karakteristik produk sebagai hasil dari
menerjemahkan kebutuhan/keinginan pelanggan, yang kemudian akan dianalisis
berdasarkan :
 Keterkaitan (hubungan) antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan
teknis produk.
 Tingkat kepentingan.
25

 Standar (nilai target setiap karakteristik produk) dari masing-masing


karakteristik mutu produk.
 Dengan QFD, sasaran pengembangan produk dari segi teknis dapat terlihat
hubungan dengan kebutuhan pelanggan, keadaan pesaing dan keadaan
perusahaan.

2. Matriks Perancangan
Matriks perancangan merupakan matriks yang digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang kritis terhadap pengembangan
produk.Matriks ini disebut pula matriks perencanaan part.

3. Matriks Operasi
Matriks operasi adalah matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi proses
pembuatan suatu produk. Matrik ini disebut juga sebagai matriks perencanaan
proses.

4. Matriks Pengendalian
Matriks pengendalian adalah matriks yang menguraikan tindakan yang perlu
diambil dalam perbaikan produksi suatu produk.Matriks ini disebut juga matriks
perencanaan manufaktur.
26

2.2.4. GambaranMengenai The House Of Quality (HOQ)

Gambar 2.8Kerangka HOQ

 Customer Needs : daftar kebutuhan konsumen berkaitan dengan produk


yang sedang dikembangkan
 Importance to Customer : tingkat kepentingan atau bobot dari kebutuhan-
kebutuhan konsumen
 Customer Satisfaction Performance : tingkat kepuasan konsumen terhadap
produk atau jasa yang telah ada
 Competitive Satisfaction Performance : tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk atau jasa pesaing
 Goal : target yang ingin dicapai oleh tim pengembang berkaitan dengan
tingkat kepuasan konsumen
 Sales Point : informasi mengenai karakteristik dalam menjual produk atau
jasa berdasarkan kemampuan produk dalam memenuhi kepuasan
konsumen
 Cummulative Normalized Raw Weight : menunjukkan seberapa banyak
kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan yang paling penting.
 Technical Response : berisi aspek-aspek teknis yang merupakan
terjemahan dari kebutuhan-kebutuhan konsumen
 Relationships : menunjukkan hubungan antara aspek teknis dengan
kebutuhan konsumen
27

 Technical Correlations : menunjukkan hubungan antara aspek teknis yang


satu dengan yang lainnya
 Commpetitive Benchmark : untuk memberikan gambaran posisi produk
yang sedang dikembangkan dengan pesaing
 Targets : merupakan tujuan sekaligus tahap akhir dari proses HOQ

Proses dalam QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matriks yang
disebut The House of Quality. Matriks ini menjelaskan apa saja yang menjasi kebutuhan
dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Matriks yang disebut The House
of Quality terdiri dari beberapa bagian :
1. Costumer Need and Benefits
Berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelangan yang biasanya
ditentukan dengan riset pasar secara kualitatif. Cara untuk mengetahui kebutuhan
dan harapan pekanggan antara lain :
a. Mengadakan wawwancara secara langsung dengan pelanggan untuk
mengetahui keinginan meraka.
b. Menyebarkan angket atau kuesioner kepada pelanggan mengenai kebutuhan
dan harapan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan
organisasi atau perusahaan kepada pelanggan.
c. Menerima keluhan dan saran dari pelanggan.

d. Mengadakan pengujian terhadap pelanggan potensia, yaitu dengan


memberikan kepada mereka merk produk baru kemudian meminta tanggapan
mereka terhadap produk tersebut.
2. Planning Matriks
Berisikan tiga tipe informasi, yaitu :
a. Data pasar secara kuantitati, yang menunjukan hubungan kepentingan
antarakebutuhan dan harapan pelanggan, dan tingkat kepuasan pelanggan
terhadap organisasiatau perusahaan dan pesaing.
b. Penggunaan rencana strategi untuk produk atau jasa baru.
c. Menghitung seberapa besar tingkat kebutuhan dan harapan pelanggan.
3. Technical Respons
Berisikan bahasa teknik organisasi, penggambaran tingkat tinggi dari produk
atau jasa.Secara normal pengambaran teknik disusun dari kebutuhan dan harapan
pelanggan.
4. Relationship
Berisi pertimbangan tim tentang hubungan yang kuat atau lemah antara
kebutuhan dan harapan pelanggan dengan tanggapan teknis.
28

5. Technical Correlations

Berisi mengenai elemen-elemendalam tanggapan teknis dari tim


pengembangan.

6. Technical Matriks

Berisi tiga tipe informasi, yaitu :


a. Prioritas tanggapan teknis berdasarkan kebutuhan dan harapan pelanggan
pada Planning Matriks dan hubungannya dengan Technical Matriks
b. Perbandingan dengan performance teknis milik pesaing
c. Target permansi teknis.

Terdapat beberapa langkah-langkah dalam menyiapkan pelaksanaan House of


Quality, antara lain :
1. Menentukan Karakteristik produk atau jasa.
Karakteristik produk atau jasa yang dimaksud disini adalah karakteristik produk atau
jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan arapan pelangan, yang meliputi antara
lasin adalah desain, komposisi, proses pemberian produk atau jasa, mutu dan
sebagainya.
2. Mengadakan penilaian atas karakteristik produk yang telah ditetapkan pada langkah
pertama. Penilaian ini digunakan untuk dapat menerjemahkan apa yang diinginkan
pelanggan menjadi suatu rangkaian pemrosesanterhadap produk atau jasa yang
dimaksud.
3. Menentukan variable performansi para pemasok.
Pemasok yang dimaksud disini adalah para pemasok bahan baku bagi perusahaan
untuk perusahaan manufaktur dan perusahaan pemberi jasa, bagi perusahaan atau
organisasi juga harus ditentukan, misalnya ketepatan penyerahan produk atau jasa,
mutu produk atau jasa, pebuatan desain produkatau proses pemberian jasa dan
sebagainya.
4. Mengadakan penilaian terhadap performansi maupun kekuatan atau kelemahan
organisasi kita dan apa yang dapat kita andalkan dari para pemasokperusahaan
atau organisasi kita.
5. Menentukan hubungan antara variable-variabel performansi tersebut.
6. Menyusun target performansi yang akan kita capai.

Tahapan pembuatan HOQ adalah sebagai berikut :


1. Menentukan persyaratan teknis produk
2. Menentukan tingkat kepentingan (bobot) dilihat dari gambar “Component
Transformation Matrix”
29

3. Menentukan tingkat hubungan antara karakteristik mutu produk dan kebutuhan


pelanggan, kuat, sedang atau lemah
4. Menentukan tingkat kesulitan tiap karakteristik mutu produk untuk direalisasikan
pada produk yang akan dirancang.
5. Menentukan nilai target bagi setiap karakteristik mutu produk.
6. Menentukan apakah karakteristik mutu produk dapat dipenuhi sesuai target,
minimal atau maksimal.
7. Menentukan tingkat korelasi karakteristik mutu produk
8. Melakukan analisis keunggulan / kelemahan terhadap produk yang dirancang /
dikembangkan dengan membandingkan produk rancangan dan produk-produk
competitor.
9. Melakukan analisis menyeluruh terhadap hasil pengisian HOQ.

Berikut adalah langkah membuat HOQ menggunakan Software HOQ :


1. Isi kolom Demanded Quality sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pelanggan.
2. Isi baris Quality Characteristics yaitu spesifikasi atau karakteristik mutu berdasarkan
hasil terjemahan kebutuhan pelanggan.
3. Isi kolom Weight /Importance sesuai tingkat kepentingan masing-masing kebutuhan
pelanggan
4. Isi matrix hubungan yang menjelaskan hubungan antara kebutuhan pelanggan
dengan karakteristik mutu produk. Cara mengisinya adalah dengan meng-klik sudut
kanan bawah setiap sel.
5. Pilihannya
‫סּ‬: strong relationship :9
ᴏ :moderate relationship :3
▲: weak relationship :1
6. Isi baris Difficulty pada setiap karakteristik mutu produk dengan skala 0-10 (sangat
mudah – sangat sulit)
7. Isi baris nilai target bagi setiap karakteristik mutu produk, sesuai dengan target yang
ingin dicapai.
8. Isi baris Direction of Improvement untuk menentukan apakah karakteristik mutu
produk akan dikembangkan sesuai nilai target, maksimal dan minimal
9. Isi matrix hubungan (correlation) yang menjelaskan hubungan antar karakteristik
mutu produk. Cara mengisi matrix hubungan adalah dengan mengklik sudut kanan
bawah pada setiap sel. Pilihannya adalah :
(++) :Strong positive correlation
(+) : Positive correlation
(-) : Negative Correlation
▼ : Strong negative correlation
10. Isi matrix Competitive Analysis untuk menganalisis keunggulan atau kelemahan
produk yang akan dirancang atau dikembangkan terhadap produk-produk pesaing
dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan.
30

2.3.5. Penggunaan Macromedia Freehand MX


Macromedia Freehand merupakan salah satu software Desain Grafis .
Macromedia Freehand adalah aplikasi computer untuk membuat grafik vector 2
dimensi( penggunaanlambang geometris seperti titik, garis, lengkungan dan polygon)
untuk merepresentasikan gambar, dikenal dengan pemodelan geometris.
Pada saat kita menjalankanMacromedia Freehandpertama kali, secara default kita
akan dihadapkan pada panel freehand pada layar. Tabbed panel yang dapat diatur sesuai
keinginan dapat dipindahkan dengan men-drag tab-nya.

Gambar 2.9Startup macromedia Freehand MX


31

Gambar 2.10Tampilan Screen Macromedia Freehand

Freenhand memiliki berbagai toolbaryaitu :


 ToolBox
 Main
 Text
 Info
 Envelope
 Xtra Tools
 Xtra Operations
 Status (Windows)
Untuk menampilkan atau menyembunyikan toolbar secara sendiri-sendiri, pilihlah
Window > Toolbars, Untuk menampilkan atau menyembunyikan semua toolbar yang
aktif , pilih View > Toolbar, Untuk menampilkan atau menyembunyikan Toolbox, pilihlah
Window > Toolbars > Toolbox.

Freehand juga memiliki beberapa Toolbox seperti :


32

Tabel 2.1Toolbox pada Freehand

Main toolbars pada freehand sebagai berikut :

Tabel 2.2MainToolbarpada Freehand


33

2.3 ANALISA FINANSIAL


2.3.1. Analisa Biaya
Analisa biaya dalam suatu organisasi merupakan hal penting yang diperlukan
dalam setiap aktifitas dari organisasi itu sendiri. Berkembangnya suatu organisasi juga
tidak lepas dari biaya, apakah biaya tersebut diperlukan untuk membeli bahan baku demi
terciptanya suatu proses produksi yang tetap berjalan ataupun digunakan sebagai alat
pendukung dalam proses pemasaran, dan lain sebagainya. Dari beberapa kegunaan
biaya yang sudah dikemukakan diatas, para ahli ekonomi mendefinisikan bahwa biaya
adalah penggunaan sumber-sumber ekonimis yang diukur dengan satuan uang yang
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk objek atau tujuan tertentu ( madiasmo,
2000.29). Demikian pula menurut Supriyono (1999.216), bahwa biaya (expenses) adalah
harga perolehan ekonomis yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka m,emperoleh
penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Sedangkan menurut
Sunarto (2003.24), biaya adalah harga pokok atau biaya yang dimanfaatkan atau
digunakan untuk memperoleh pendapatan.Dari ketiga pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa biaya adalah harga pokok atau harga perolehan ekonomis yang
diukur dalam satuan uang yang digunakan untuk tujuan tertentu. Dalam teori akutansi
biaya dapat didefinisikan sebagai aliran sumber daya yang dihitung dalam satuan
moneter, yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja,
produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau
kepentingan lain pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara
total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasarkan perlakuannya dalam
hubungannya dengan volume kegiatan, menurut Mulyadi (1991.2507) dalam bukunya
“Akutansi Biaya” biaya dapat digolongkan kedalam 2 kelompok besar, yaitu :

1. Biaya langsung produk / jasa


Biaya yang dapat dibebankan secara langsung ke produk atau jasa. Biaya
ini dibebankan sebagai cost produk / jasa melalui aktifitas yang menghasilkan
produk / jasa yang bersangkutan.
2. Biaya tidak langsung produk / jasa
Biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke produk / jasa. Biaya
ini dikelompokan menjadi 2 golongan berikut ini :
a. Biaya langsung aktifitas

Biaya yang dapat dibebankan secara langsung ke aktifitas melalui direct


tracing.
b. Biaya tidak langsung aktifitas
34

Biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke aktifitas. Biaya ini
dibebankan ke aktifitas melalui salah satu dari dua cara, yaitu :
 Driver tracing, dibebankan ke aktifitas melalui resource driver, yaitu
basisyang menunjukan hubungan sebab akibat antara konsumsi sumber
daya dengan aktifitas.
 Allocation, dibebankan ke aktifitas melalui basis yang bersifat sembarang.

Berdasarkan bagaimana biaya akan bereaksi terhadap perubahan tingkat aktifitas,


biaya dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu.Biaya tetap persatuan berubah dengan adanya perubahan volume
kegiatan.Biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan
kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu.Besar biaya
tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode
serta strategi manajemen.Contoh biaya tetap diantaranya; depresiasi, bunga, gaji,
sewa.
2. Biaya Variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.Biaya variabel per unit konstan (tetap, semakin besar volume kegiatan
semakin besar pula biaya totalnya, sebaliknya semakin kecil biaya volume kegiatan,
semakin kecil pula biaya totalnya). Biaya bahan baku merupakan contoh biaya
variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Ada jenis
biaya variabel yang perilakunya bertingkat (step like behaviour) yang mempunyai
perilaku sebagai step variabel cost. Contoh biaya variabel cost ; material, upah
buruh.
3. Biaya semi variabel
Biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel didalamnya.Unsur
biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk penyediaan jasa, sedangkan
unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan.Contoh biaya semi variabel ;selling expenses,
administrasi dan umum, biaya perbaikan dan perawatan.

2.3.2. Perhitungan Kriteria Investasi

Kriteria investasi merupakan kriteria yang digunakan untuk menghitung sejauh


mana suatu proyek yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat
dari secara keuntungan finansialnya maupun sosial.
35

Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang di


investasikan, jika hasil tersebut menunjukan layak maka pada saat proyek tersebut
dilaksanakan jarang mengalami kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kegagalan untuk proyek yang dinilai layak diantaranya adalah banjir, gempa bumi,
kebakaran, peraturan pemerintah, dan kemungkinan data yang diperoleh tidak sesuai.
Kriteria investasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Net Present Value(NPV).
2. Internal Rate of Return (IRR).
3. Net Benefit Ratio (NBC).
4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross BC).
5. Payback Period (PBP)
6. Break Even Point (BEP)

Tujuan dari analisis kelayakan adalah untuk mengetahui apakah proyek yang akan
dikerjakan diterima atau ditolak, hal ini dilihat berdasarkan hasil perhitungan dari kriteria
investasi diatas. Diterima dalam pengertian studi kelayakan adalah feasible untuk
dilaksanakan dan dikembangkan karena dapat menghasilkan benefit jika dilihat dari segi
finansial benefitnya, apakah sudah sesuai dengan rencana yag telah ditetapkan dalam
analisis kelayakan. Feasible disini merupakan indikasi bahwa proyek yang sedang
dikerjakan masuk dalam prioritas yang harus segera dilaksanakan, karena proyek
tersebut dinilai layak.Dari hasil perhitungan kriteria investasi, dapat diambil kesimpulan
terhadap proyek yang akan dikerjakan yaitu :

1. Apakah proyek tersebut diterima atau ditolak.


2. Memilih satu atau beberapa proyek yang dinilai paling layak untuk dikerjakan.
3. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.

Benar atau tidaknya hasil perhitungan kriteria investasi diatas, tergantung pada data
atau informasi yang diperoleh. Sehingga dalam menggunakan data atau informasi,
sebaiknya diteliti dulu kebenarannya agar tidak terjadi kesalahan dalam hasil perhitungan
dan keputusan yang nantinya yang akan diambil.

1. Net Present Value (NPV)


NPV adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur
apakah suatu proyek feasible atau tidak.Perhitungan NPV merupakan Nett Benefit
yang telah di diskon dengan menggunakan Social Opportunity Cost of Capital
(SOCC). Sebagai discountfactor formula atau rumus dalam mencari NPV ini adalah
sebagai berikut :
36

Atau

Atau

Keterangan :
NB = Net Benefit = Benefit – Cost
C = Biaya Investasi + Biaya Operasi
= Benefit yang telah di-discount

= Cost yang telah di-discount

I = Discount factor
N = Tahun (waktu)

Apabila hasil perhitungan NPV lebih besar dari nol, maka dapat dikatakan
bahwa proyek tersebut feasible atau layak untuk dikerjakan, sebaliknya jika nilai NPV
berada dibawah nol, maka proyek tersebut tidak layak untuk dikerjakan.

Untuk menghitung nilai NPV didalam suatu proyek, dibutuhkan data-data


tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan serta benefit dari
proyek yang akan direncanakan.

2. Internal rate of return (IRR)


IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan
nol. Dengan demikian apabila hasil IRR lebih besar dari discount factor maka proyek
tersebut dikatakan feasible, jika IRR sama dengan discountfactor dapat juga
dikatakan pulang pokok dan jika dibawah discountfactor maka dapat dikatakan
proyek tersebut tidak feasible. Formula atau rumus untuk mencari nilai IRR adalah
sebagai berikut :

............................................. (3.4)
37

Keterangan :
= discount rate yang menghasilkan NPV1
= discount rate yang menghasilkan NPV2
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah
didiscount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif dengan formula
sebagai berikut :

.............................................. (3.5)

Jika nilai Net B/C lebih besar dari 1 (satu), hal ini menunjukan bahwa
usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan, begitupun sebaliknya. Untuk Net B/C
sama dengan 1 (satu) mempunyai arti bahwa proyek/usaha tersebut Break even
Poin (BEP) dimana cash in flows sama dengan cash out flows atau totalcost sama
dengan total revenue.

4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

GBCR adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah di-discount


dengan cost secara keseluruhan yang telah di-discount.

.............................................(3.6)

Sama seperti hasil perhitungan NBCR diatas, apabila hasil yang diperolehnya
lebih dari 1 (satu), maka proyek/usaha tersebut layak untuk dikerjakan, begitupun
sebaliknya. Jika hasil yang diperoleh sama dengan satu, maka proyek/usaha
tersebut dalam keadaan BreakEvenPoint (BEP).

5. Pay Back Period (PBP)

PBP adalah jangka waktu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan


secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk presentvalue (Yacob
Ibrahim;154). Analisis ini perlu dilakukan dalam suatu proyek/usaha yang akan
dikerjakanm karena dengan analisis PBP dapat diketahui berapa lama suatu proyek
yang dikerjakan akan mengembalikan nilai investasi. Semakin cepat nilai investasi
38

dalam suatu proyek kembali, maka perputaran modal (cash in flows) proyek tersebut
semakin lancar. Rumus perhitungan untuk mencari nilai PBP adalah sebagai berikut :

........................................ (3.8)

Keterangan :

T p-1 = tahun sebelum terdapat PBP


= jumlah Investasi yang telah didiskon
= Jumlah Benefit yang telah didiskon sebelum PBP
= Jumlah benefit pada PBP berada
6. Break Even Point (BEP)
Analisis breakeven adalah analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat
keseimbangan antara biaya, volume dan penjualan agara perusahaan tidak
mengalami untung maupun rugi, atau adalam bahasa ekonominya adalah total
revenue sama dengan total cost. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai BEP
atas dasar unit atau jumlah produksi adalah sebagai berikut :
.................................... (3.9)

Keterangan :

FC = Biaya tetap
P = Harga jual per unit
VC = Biaya variabel per unit
Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai BEP atas dasar penjualan dalam
rupiah adalah sebagai berikut:

……………………………………(3.10)

Contoh :

Sebuah perusahaan berproduksi dengan biaya tetap Rp. 600.000,00 biaya


variabel per unit Rp. 80,000 harga jual per unit Rp. 160,00 kapasitas produksi
maksimal 16.000 unit.

Pemecahan :
39

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai BEP perusahaan tersebut pada titik
penjualan sebesar 7500 unit. Maka untuk mencari nilai BEP(Rp) adalah

Dari hasil perhitungan BEPRp diatas dapat diketahui titik pulang pokok
perusahaan pada saat total penjualan mencapai Rp. 1.200.000,-

2.3.3. Crystal Ball

Crystal Ball merupakan software komputer yang mudah digunakan oleh pengguna
komputer dengan tujuan untuk membantu proses pengambilan keputusan pada suatu
keadaan yang tak tentu, salah satunya adalah proses peramalan dan analisis resiko.
CrystalBall sangat mudah untuk dipelajari dan digunakan.Tidak seperti software
peramalan dan analisis resiko lainnya, pada software ini tidak perlu mempelajari format-
format yang tidak familiar atau bahasa model yang khusus. Untuk memulainya, yang
perlu dilakukan adalah membuat spread sheetCrystal Ball digunakan untuk para
pengambil keputusan, dari pengusaha yang ingin menganalisis pangsa pasar potensial
dengan melakukan evaluasi, percobaan dan hipotesis.

2.3.3.1 Forecasting NPV dengan Menggunakan Crystal Ball

Sebelum melakukan forecasting dengaan menggunakan crystalball,


terlebih dahulu menentukan sel-sel keputusan.

Gambar 2.11StartupSoftware Crystal Ball

Sel-sel yang akan digunakan untuk melakukan forecasting NPV pada


proyek/usaha ini adalah :
40

a. Sel-sel asumsi pada proyek iniadalah net benefit sesudah pajak dikalikan
dengan discountfactornya dari tahun ke-0 sampai tahun ke-5. Sel asumsi
harus ditulis dalam format nilai bukan formula. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.12 Menu Define Assumption Software Crystal Ball

Dipilih/diblok Present Value, kemudian klik pada menu define assumption.


Pada proyek/usaha ini dimisalkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi
triangular.

Gambar 2.13Triangular Distribution Software Crystal Ball - 1

Untuk minimum dan maksimum nilai tetap pada posisi default atau biarlah
software yang menentukan nilai minimum dan maksimumnya. Setelah proses
pemilihan sel asumsi selesai maka di worksheet tadi pada kolom dan baris
yang dipilih akan berwarna hijau. Jelasnya dapat dipilih pada gambar dibawah
ini.
41

Gambar 2.14Triangular Distribution Software Crystal Ball - 2

Gambar 2.15 Menu Define Decision Software Crystal Ball

Gambar 2.16 Define Decision Variable Cell


42

Gambar 2.17 Hasil Define Decision Software Crystal Ball

Forecasting terhadap NPV dilakukan untuk melihat nilai peramalan dan


frekuensinya dari proyek diatas. Taruh kursor pada kolom, kemudian klik
define forecast. Setelah itu dilakukan pada lembar kerja kolom akan berubah
warna menjadi warna biru. Jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.18 Menu Define Forecast Software Crystal Ball

Gambar 2.19Define Forecast Variable Cell


43

Gambar 2.20 Hasil Define Forecast Software Crystal Ball

Setelah sel-sel tersebut dipilih kemudian klik runsimulation atau kode


start pada menu crystalball.

Gambar 2.21 Kode Start Pada Menu Software Crystal Ball

Gambar 2.22Run Simulation Software Crystal Ball

Setelah run simulation lanjutkan dengan mengklik create report pada


menu dan pilih full report. Hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
44

Gambar 2.23Create Report Software Crystal Ball


BAB III

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN

3.1. VARIABEL KEBUTUHAN PELANGGAN


3.1.1.Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner guna
memperoleh informasi keinginan dan harapan konsumen dalam membeli
multipurpose cosmetic.Kedekatan sebuah barang atau jasa terhadap kesesuaian
standar-standar yang telah ditentukan atau sesuai dengan keinginan konsumen
dapat diperoleh dengan memperhatikan ukuran kualitas (mutu).Untuk memperoleh
ukuran kualitas tersebut, kuesioner yang diberikan kepada konsumen disesuaikan
dengan dimensi mutu David Garvin yaituperformance, features, reliability,
conformance, durability, serviceability, aesthetics, perceived quality.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat membuat seseorang ingin
membeli sebuah kosmetik, maka diambil sampel sebanyak 50 koresponden, yang
kemudian diminta pendapatnya tentang atribut-atribut cosmeticyang merupakan
turunan dari dimensi mutu Garvin, seperti:
1. Kebiasaan sehari-hari wanita dalam menggunakan kosmetik.
2. Kosmetik dapat meningkatkan rasa percaya diri.
3. Pemakaian lipstick, eye shadow dan blash on menambah daya tarik.
4. Kompisisi kosmetik yang menyehatkan kulit wajah.
5. Kepraktisan alat kosmetik
6. Warna kosmetik
7. Lipstick, eye shadow dan blash on dalam satu kemasan.
8. Penggunaan kuas dalam aplikasi eye shadow.
9. Penggunaan kuas dalam aplikasi lipstick.
10. Voucher belanja.
11. Inovasi lipstick, eye shadow dan blash on.
12. Lipstick yang tidak mudah leleh.
13. Mencantumkan expired date dalam kemasan.
14. Waktu rata-rata lipstick, eye shadow dan blash onhabis.
15. Kosmetik memenuhi standar mutu SNI.
16. Kosmetik memperoleh sertifikat halal MUI.
17. Kosmetik tidak mengandung bahan berbahaya.
18. Tutorial penggunaan produk.
19. Kemudahan produk diperoleh.
20. Pelayanan customer service.
21. Pembelian secara online.
22. Pemberitahuan adanya informasi produk baru lewat jejaring sosial.
23. Design kemasan.
24. Pemasaran lewart brand ambassador.
25. Merk produk.
Setiap atribut diberi nilai 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (ragu-
ragu), 4 (setuju), dan 5 (sangat setuju).

45
46

3.1.2.Pengolahan SPSS metode Faktor Analisis


Setelah seluruh kuesioner yang disebarkan ke responden sudah terkumpul
secara lengkap, selanjutnya data tersebut dibuat databasenya yang kemudian
diolah dengan menggunakan SPSS metode faktor analisis.Tahap pertama dalam
metode ini adalah menilai variabel mana saja yang dianggap layak untuk
dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Tahapan tersebut dilakukan mulai dari
proses input data hingga diperoleh beberapa faktor yang terbentuk dari variabel-
variabel yang layak atau mempunyai korelasi yang kuat.

3.1.2.1. Nilai Faktor Pengolahan Awal


Tabel 3.1 Tabel KMO and Bartlett's Test – awal

 Pada tabel di atas nilai KMO dan Bartlett’s Test I adalah 0,659, angka tersebut
sudah berada di atas 0.5.

 Pada tabel Anti-image Correlation terdapat angka korelasi yang bertanda a.


MSA variabel dengan nilai di bawah 0.5 akan dikeluarkan dari matrik dan
dilakukan pengujian ulang. Jika ada lebih dari satu variabel yang mempunyai
MSA di bawah 0.5, maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan nilai MSA
terkecil, seperti terlihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.2Tabel Anti Image Correlation– Awal

No. Variabel Nilai No. Variabel Nilai


a
1 Kebiasaan .402 14 Waktu Habis .512a
2 Percaya diri .597a 15 SNI .777a
3 Kombinasi .653a 16 Halal MUI .809a
4 Komposisi .394a 17 Non B3 .839a
5 Praktis .443a 18 Tutorial .833a
6 Warna .441a 19 Available .687a
7 Simpel 3in1 .630a 20 Customer Service .772a
8 Kuas Eyeshadow .346a 21 Pembelian Online .626a
9 Kuas Lipstick .373a 22 Produk Baru Sosmed .593a
10 Voucher .769a 23 Design Kemasan .528a
47

11 Fungsional .580a 24 Brand Ambasador .604a


12 Tidak Mudah Patah .586a 25 Merk Produk .562a
13 Expired Date .659a

3.1.2.2. Eliminasi Atribut Berdasarkan Tabel Anti Image Corelation


Setelah dilakukan pengujian ulang, maka didapatkan beberapa
atribut yang harus dikeluarkan karena memiliki MSA variable di bawah 0.5.
Atribut-atribut tersebut adalah:

Tabel 3.3 Tabel Urutan Eliminasi Atribut

No. Ket Nilai KMO


1 - 0.659
2 Kuas Eyeshadow 0.695
3 Kebiasaan 0.723
4 Warna 0.731
5 Merk Produk 0.749
6 Design Kemasan 0.756

Tabel 3.4 Tabel Anti Image Correlation – Akhir

No. Variabel Nilai No. Variabel Nilai


a
1 Percaya diri .621 11 Waktu Habis .534a
2 Kombinasi .642a 12 SNI .823a
3 Komposisi .561a 13 Halal MUI .831a
4 Praktis .532a 14 Non B3 .820a
5 Simpel 3 in 1 .603a 15 Tutorial .867a
6 Kuas Lipstick .669a 16 Available .781a
7 Voucher .821a 17 Customer Service .824a
8 Fungsional .550a 18 Pembelian Online .745a
9 Tidak Mudah Patah .763a 19 Produk Baru Sosmed .618a
48

10 Expired Date .824a 20 Brand Ambasador .706a

3.1.2.3. Nilai Faktor Pengolahan Akhir

Tabel 3.5 Tabel KMO dan Bartlett's Test - akhir

Pada tabel di atas nilai KMO dan Bartlett’s Test adalah 0,756,
angka tersebut sudah berada di atas 0.5. Hal ini menunjukkan bahwa data
tersebut mempunyai korelasi yang baik.Nilai variabel memiliki nilai MSA
sudah di atas sehingga atribut ini sudah bisa di olah pada proses factoring
dan rotasi.

3.2. ANALISIS FAKTOR


3.2.1. Process Factoring and Rotasi
Proses ini merupakan inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap
sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Ikuti langkah-
langkah proses factoring dan rotasi pada Bab II.Setelah melaksanakan proses factoring
dan rotasi didapatkan nilai KMO and Bartlett’s Test yang tetap, yaitu 0.756.

3.2.2. Nilai Communalities


Nilai communalities dari hasil factoring dan rotasi dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.6Communalities
49

Semakin besar nilai


Communalities sebuah
variabel, maka semakin erat
hubungannya dengan faktor
yang terbentuk. Pada tabel di atas
kosmetik yang tersertifikasi halal oleh
MUI memiliki hasil extraction
yang paling besar yaitu sebesar
0.896 atau 89.60%, sehingga variabel
tersebut erat hubungannya dengan
faktor yang terbentuk.

3.2.3.Total Variance Explained


Nilai total variance explained dari hasil
factoring dan rotasi dapat dilihat pada
tabel di bawah ini

Tabel 3.7Total Variance Explained


50

Eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam


menghitung varians dari keenam variabel yang mempunyai korelasi kuat. Jumlah angka
Eigenvalues dari 20 variabel di atas adalah sama dengan total varians dari 20 data
tersebut. Pada tabel di atas, hanya terdapat 6 variabel yang memiliki nilai eigenvalue
diatas 1. Faktor-faktor ini yang akan mewakili 20 variabel tersebut.

3.2.4. Screen Plot


Berikut adalah gambar screen plot untuk eigenvalues:

Gambar 3.1Screen Plot

3.2.5. Nilai Component Matrix


Nilai component matrix dari hasil factoring dan rotasi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
51

Tabel 3.8Nilai Komponen Matrix

3.2.6.Rotated Component Matrix

Rotated Component Matrix merupakan hasil analisis faktor di mana pada


komponen matriks setelah rotasi, diperoleh variabel-variabel yang tadinya mempunyai
korelasi kuat terhadap kedua faktor menjadi lebih jelas masuk ke faktor mana variabel-
variabel tersebut.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.9 Komponen Matriks setelah dirotasi


52

Nilai Rotated Component Matrix didapatkan hasil factoring dan rotasi menjadi
6faktor, berdasarkan tabel dibawah ini:

Tabel 3.10 Hasil Factoring dan Rotasi

Faktor

Sevice and Perceive


Design Performance Feature Aesthetics
Conformance Quality
53

Simple Produk Baru


Voucher Percaya diri Komposisi Praktis
3 in 1 Sosmed

Tidak Mudah Brand Kuas


Fungsional Kombinasi
Patah Ambassador Lipstick

Waktu
Expired Date
Habis

SNI
Nama Variabel

Halal

Non B3

Tutorial

Available

Customer
Service

Pembelian
Online

3.2.7. Component Transformation Matrix

Berikut adalah tabel component transformation matrix


54

Tabel 3.11Component Transformation Matrix

ComponentTransformation Matrix digunakan untuk memperlihatkan apakah


keenam komponen yang terbentuk sudah tepat.Berikut adalah tabel bobot untuk hasil dari
component transformation matrix

Tabel 3.12 Hasil Bobot Component Transformation Matrix

Nilai
Faktor Transformasi Bobot
Matrix
1 0.911 0.334
2 0.560 0.205
3 0.510 0.187
4 0.352 0.129
5 0.157 0.058
6 0.236 0.087
Jumlah 2.726 1

Hasil bobot ini digunakan untuk menentukan atribut-atribut hasil faktor untuk
menentukan HOQ (House Of Quality).
BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI

4.1. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

4.1.1. Produk yang akandikembangkan

Produk yang akandikembangkanoleh kelompok 2adalahmultipurpose cosmetics


yang menggabungkan fungsi lipstick, blash on dan eyeshadow dalam satu kemasan. Hal
ini dimaksudkan agar konsumen semakin nyaman karena praktis digunakan, dan
multifungsi. Dengan adanya keunggulan-keunggulan tersebut maka diharapkan pasar
dapat merespon baik adanya terobosan baru ini.
Darihasilsurveypasarmenggunakankuesioner, diperoleh 6 (enam) faktor yang
sangatmenentukanseorangkonsumendalammembeli produk multipurpose cosmetics.
Faktor-faktortersebutadalah:

 Sevice and Conformance


 Design
 Performance
 Perseive Quality
 Feature
 Aesthetics

Faktordiatasdiperolehdarihasilpengolahan data menggunakan program


SPSS.Setiapfaktorakandilakukananalisakegiatanuntukmemperolehtujuandarifaktorterseb
ut.Hasildarianalisakegiatanakanmenjadidasaruntukmenyusunrancanganproduk.Selaindari
ketigafactordiatasditambahjugadenganidentifikasiprodukpesainguntuk member
nilaitambahpadaproduk kami.

4.1.2. Rencana Pengembangan Produk

Rencanapengembanganprodukmerupakantahapan-tahapankegiatan lengkap yang


harus dilakukan
termasuktahapverifikasidanvalidasi.Tahapankegiatanpengembanganprodukdapatdilihatda
ri tabelberikut :

55
56

Tabel 4.1 Rencana PengembanganProduk

Sumber Daya
Waktu PIC
No Uraian Kegiatan yang Output Kegiatan
Pelaksanaan (Fungsi/Bagian)
dibutuhkan

Identifikasi kebutuhan pasar Mendapatkan hasil kebutuhan


1 2 minggu Marketing 5 orang
dan segmentasi pasar pasar

Pemilihan warna produk dan Marketing, R&D Mendapatkan warna sesuai


2 1 minggu 5 orang
desain dan Purchasing permintaan/kebutuhan

Pemilihan bahan baku dan


bahan penunjang dengan Mendapatkan bahan baku sesuai
3 2 minggu R&D 1 orang
spesifikasi sesuai desain spesifikasi produk
produk

Perancangan layout pabrik Mendapatkan layout sesuai


4 1 bulan PPIC & Teknisi 4 orang
dan work design dengan tata letak produk

Perancangan produk sesuai Mendapatkan disain produk


5 dengan antropometri orang 2 minggu R&D 2 orang dengan ukuran sesuai
Indonesia antropometri orang Indonesia

Mendapatkan laporan hasil


6 Melakukan verifikasi produk 2 minggu R&D dan QC 2 orang
verifikasi produk

Mendapatkan laporan hasil


7 Melakukan validasi produk 2 minggu R&D dan QC 2 orang
validasi produk

Penentuan, Pembelian,
R&D, Produksi Mesin terinstalasi sesuai dengan
8 Instalasi mesin yang 2 minggu 3 orang
dan Teknisi kebutuhan produksi
dibutuhkan
57

Lanjutan Tabel 4.1 Rencana Pengembangan Produk

Mendapatkan supplier dengan


Pemilihan supplier bahan
PPIC & kualitas baik dan harga bersaing
9 baku dengan kualitas baik 2 minggu 2 orang
Purchasing serta kemampuan supply sesuai
dan harga bersaing
kebutuhan

Pengolahan data hasil input Rekapitulasi Laporan hasil


10 1 minggu Semua bagian 7 orang
kegiatan kegiatan pengembangan produk

Mendapatkan kebutuhan jumlah


Penentuan jumlah tenaga PPIC, HRD &
11 2 minggu 4 orang tenaga kerja sesuai dengan
kerja yang dibutuhkan Produksi
jumlah produksi

Mendapatkan tenaga kerja dari


Pendayagunaan SDM di
12 2 minggu HRD 2 orang lingkungan sekitar pabrik dengan
lingkungan sekitar pabrik
skill yang baik

Melakukan pemisahan limbah


Penetapan SOP
General Affair sisa industri kemudian dijual
13 Pengolahan limbah sisa 1 minggu 2 orang
dan Teknisi kepada industri yang
industri
membutuhkan

Instalasi pengolahan air Pengolahan air limbah sudah


14 3 minggu Teknisi 1 orang
limbah domestik diinstalasi

Marketing dan
15 Sosialisasi fungsi produk 1 bulan 5 orang Masyarakat mengenal produk
R&D
58

4.2. THE HOUSE OF QUALITY (HOQ) PRODUK

Berikut merupakan hasil HOQ Multipurpose Cosmetics yang dirancang dan


dikembangkan oleh kelompok 2

Gambar 4.1HOQ Multipurpose Cosmetics Kelompok 2


59

Setelah melakukan keterkaitan dari 20 karakteristik produk multipurpose


cosmetics kemudian membagi menjadi 6 faktor, maka produk ini berpotensi untuk
bersaing di pasaran karena desain yang simple, praktis, dan rapi dalam pemakaian
dengan adanya kuas untuk membantu aplikasi ke wajah. Jika dibandingkan kompetitor
yang terlebih dahulu ada di pasaran seperti merk Benefit, Wardah, dan Reflon.

Selain itu produk ini memiliki ciri khas yang berbeda dibandngkan kompetotor,
yaitu fungsi 3 in 1 dimana lipstick, eyeshadow, dan blush on dalam satu kemasan
sehingga jika dibandingkan akan jauh lebih ekonomis. Kelompok kami akan melanjutkan
tahapan pengembangan produk industri ke tahapan desain produk.

4.3 DESAIN PRODUK INDUSTRI

Produk ini adalahmultipurpose cosmetics, yaitu kosmetik yang menggabungkan


fungsi lipstick, blush on dan eyeshadow dalam satu kemasanJikasebelumnya konsumen
menggunakan lipstick, blash on dan eye shadow pada berbeda kemasan, sehingga tidak
praktis dalam penggunaan dan penyimpanan, namun multipurpose ini selain
mengkombinasi lipstick, blash on dan eye shadow dalam satu kemasan, terdapat juga
kuas untuk membantu aplikasi ke wajah.

Penciptaanproduk ini ditandaidenganmerekmultipurpose yang


dalamBahasainggrisberarti “fungsi ganda” karena diharapkan kedepannya agar produk ini
dapat memberikan kenyaman para pengguna produk ini karna jauh lebih praktis dan lebih
ekonomis disbanding produk lain.

Gambar 4.2 Logo Multipurpose

GambardesainataurancanganMutipurpose Cosmetics yang dilakukan kelompok 2


digambardenganmenggunakanaplikasimakromedia. Berikut adalah desain produk industri
Multipurpose Cosmetics yang dilakukan oleh kelompok 2 :
60

Gambar 4.3 Tampak Bagian dalam Multipurpose Cosmetics

Gambar 4.4 Kemasan depan Multipurpose Cosmetics

Gambar 4.5 Tampak depan Multipurpose Cosmetics


61

Gambar 4.6 Hasil pemakaian Multipurpose Cosmetics


BAB V
ANALISA BIAYA

5.1. BIAYA INVESTASI DAN OPERASIONAL

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap sebuah gagasan usaha


dalam pembangunan perusahaan kosmetik diperoleh sebagai berikut :

Tabel 5.1 Kebutuhan Investasi dan Operasional


Ukuran (m)
No Item Harga Satuan Total
P L

1 Tanah Lokasi Usaha 130 250 Rp 1.000.000,00 Rp 32.500.000.000,00

2 Kawasan Parkir 10 20 Rp 200.000,00 Rp 40.000.000,00

3 Bangunan Gudang Penerimaan 10 30 Rp 1.000.000,00 Rp 300.000.000,00

Bangunan Gudang
4 Penyimpanan 10 40 Rp 1.000.000,00 Rp 400.000.000,00

5 Bangunan Produksi 40 40 Rp 1.200.000,00 Rp 1.920.000.000,00

6 Bangunan Gudang Barang Jadi 10 30 Rp 1.000.000,00 Rp 300.000.000,00

7 Bangunan Kantor 10 40 Rp 1.000.000,00 Rp 400.000.000,00

8 Bangunan Musholla 5 10 Rp 800.000,00 Rp 40.000.000,00

9 Bangunan Security 3 5 Rp 1.200.000,00 Rp 12.000.000,00

10 Bangunan Utility 10 10 Rp 120.000.000,00

11 Biaya Mesin& Biaya instalasi Rp 500.000.000,00

12 Peralatan Kantor Rp 50.000.000,00

Total Biaya Investasi Rp 36.582.000.000,00

Kredit Bank Rp 10.000.000.000,00

Sisa Modal Rp 26.582.000.000,00

5.1.1. Jadwal Pengembalian Kredit


a. Cicilan pengembalian pokok pinjaman dan bunga Bank dari jumlah
penjaman sebesar Rp. 10.000.000.000
A = P(A/P,i,n)
= 10.000.000.000 (A/P,9%,5)
= 10.000.000.000 (0,2571)

= 2.571.000.000

62
63

Pembayan yang harus dilakukan perusahaan ke bank per tahun sebesar


Rp. 2.571.000.000,- .
b. Bunga yang harus dibayarkan per tahun adalah :
= Sisa kredit x Bunga Bank (9%)
c. Pengembalian pokok pinjaman diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
= cicilan per tahun (a) – Bunga yang harus di bayar (b)

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh jadwal pengembalian kredit yang harus


dilakukan perusahaan selama 5 tahun ke banksebesar Rp. 2.571.000.000 per tahun,
jadwal pengembalian kredit yang harus dilakukan perusahaan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 5.2 Jadwal Pengembalian Kredit


Cicilan/ Pengembalian Pokok
Tahun Bunga 9% Jumlah PPP Sisa Kredit
Tahun Pinjaman (PPP)

0 10.000.000.000

1 2.571.000.000 900.000.000 1.671.000.000 1.671.000.000 8.329.000.000

2 2.571.000.000 749.610.000 1.821.390.000 3.492.390.000 6.507.610.000

3 2.571.000.000 585.684.900 1.985.315.100 5.477.705.100 4.522.294.900

4 2.571.000.000 407.006.541 2.163.993.459 7.641.698.559 2.358.301.441

5 2.571.000.000 212.247.130 2.358.752.870 10.000.451.429 0

5.1.2. Rekapitulasi Biaya


a. Biaya tidak tetap terdiri dari :
 Biaya bahan baku
= harga bahan baku / unit x jumlah produksi
 Biaya bahan pembantu
= harga bahan pembantu / unit x jumlah produksi
 Upah tenaga kerja = upah tenaga kerja / unit x jumlah produksi

 Consumerable

b. Biaya tetap
 Biaya gaji dihitung selama 1 tahun

Dari perhitungan diatas diperoleh hasil rekapitulasi biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan selama 5 tahun berjalan dapat dilihat pada tabel berikut :
64

Tabel 5. 3 Rekapitulasi Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan


Tahun (Rp)
Jenis Biaya
1 2 3 4 5

A. Biaya Tidak Tetap 4.275.000.000 4.275.000.000 5.700.000.000 5.700.000.000 5.700.000.000

Bahan Baku 2.250.000.000 2.250.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

Bahan Pembantu 450.000.000 450.000.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000

Upah Tenaga
Kerja 1.575.000.000 1.575.000.000 2.100.000.000 2.100.000.000 2.100.000.000

B. Biaya Tetap 374.000.000 374.000.000 374.000.000 374.000.000 374.000.000

Biaya gaji 276.000.000 276.000.000 276.000.000 276.000.000 276.000.000

Biaya umum 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000

Biaya penyusutan 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Biaya perawatan 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000

Total Biaya 4.694.000.000 4.694.000.000 6.074.000.000 6.074.000.000 6.074.000.000

5.2. PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI


5.2.1 Pendapatan
Hasil usaha merupakan unit produk yang diproduksi dikallikan dengan harga
jual perunit. Pada tahun pertama dan kedua jumlah produksi sebanyak 225.000 unit,
sedangkan pada tahun ketiga, keempat , dan kelima jumlah produksi sebanyak
300.000 unit dengan harga jual perunit Rp. 100.000,- sehingga hasil usaha pada
tahun pertama dapat diperoleh sebagai berikut:

Tahun I = 225.000 x Rp. 100000

= Rp. 22.500.000.000,-

5.2.1. Investasi Awal

Investasi awal merupakan modal awal yang dikeluarkan perusahaan tanpa


bantuan pihak perbankan ataupun pihak lain. Investasi awal yang dimiliki perusahaan
ini sebesar Rp. 26.582.000.000,-

5.2.2. Operating Cost

Merupakan total biaya operasi dan pemeliharaan. Biaya ini dapat dilihat pada
tabel 5.3.
65

5.2.3. Pokok dan pinjaman bunga bank

dapat dilihat pada tabel 5.3.

5.2.4. Nett benefit

Net benefit sebelum pajak, merupakan hasil pengurangan dari grossbenefit


dengan total cost, dimana total cost merupakan hasil penjumlahan dari operatingcost,
pokok pinjaman dan bunga bank.

5.2.5. Discount factor (DF)

Discount factor yang dipakai diambil berdasarkan suku bunga perbankan


yang saat ini berjalan. Perhitungan DF pada n tahun berjalan dari Annuity menjadi
Present Value adalah sebagai berikut :

DFn = n

Dengan langkah diatas dapat diperoleh hasil perhitungan nilai NVP nya. Nilai
NVP adalah penjumlahan dari tahun ke 0 sampai tahun ke 5, didasari pada net
benefit yang diperoleh dari hasil perhitungan net benefit setelah pajak dikalikan
dengan discount factornya. Hasil perhitungan untuk mencari NPV dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 5.4 Perhitungan Nilai NVP


66

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan nilai NPV sebesar Rp.


24.962.674.367,- yang berarti nilai NPV ≥ 0. Maka perusahaan ini dapat dikatakan
layak.

5.2.6. Internal Rate of Return (IRR)

DF2 diambil berdasarkan suku bunga investasi tertinggi dari BI rate yang
sedang berjalan saat ini. Setelah diperoleh dari discountfactor ke 2 selanjutnya di cari
nilai NVP dengan menggunakan DF2 tersebut. Nilai NVP1 dan NVP2 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini

Tabel 5.5 Perhitungan NVP1 dan NVP2


DF DF PBP (kumulatif
Tahun Net Benefit Present Value 1 Present Value 2
9% 35% dari PV)

0 -36.582.000.000 1,0000 -36.582.000.000 1,0000 -36.582.000.000 -36.582.000.000

1 12.988.000.000 0,9174 11.915.596.330 0,7407 9.620.740.741 -24.666.403.670

2 12.988.000.000 0,8417 10.931.739.753 0,5487 7.126.474.623 -13.734.663.917

3 18.151.750.000 0,7722 14.016.481.484 0,4064 7.377.635.523 281.817.567

4 18.151.750.000 0,7084 12.859.157.325 0,3011 5.464.915.202 13.140.974.892

5 18.189.150.000 0,6499 11.821.699.475 0,2230 4.056.426.040 24.962.674.367

NPV 24.962.674.367 -2.935.807.871

IRR 0.322639729 32,26%

Perhitungan IRR yang didapat adalah sebesar 32,26% yang lebih besar dari
discount factor saat ini yaitu 9%. Oleh karena itu perusahaan ini dapat dikatakan
layak.

5.2.7. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount
positif dengan net benefit yang telah di discount negatif. Perhitungan Net B/C
berdasarkan tabel berikut :

Tabel 5.6 PerhitunganNilai NBCR

Tahun Net Benefit DF 9% Present Value

0 -36.582.000.000 1,0000 -36.582.000.000


67

1 12.988.000.000 0,9174 11.915.596.330

2 12.988.000.000 0,8417 10.931.739.753

3 18.151.750.000 0,7722 14.016.481.484

4 18.151.750.000 0,7084 12.859.157.325

5 18.189.150.000 0,6499 11.821.699.475

Ʃ PV Positif 61.544.674.367

Ʃ PV Negatif 36.582.000.000

Net B/C 1,68

Nilai Net B/C yang didapatkan adalah sebesar 1,68 atau lebih besar dari 1
(satu). Oleh karena itu perusahaan ini dapat dikatakan layak.

5.2.8. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C merupakan perbandingan antara benefit kotor yang telah di


discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount. PerhitunganGross
B/C berdasarkan tabel berikut :

Tabel 5.7 PerhitunganNilai GBCR


Gross Benefit Total Cost
Tahun DF 9% B (GB x DF) C (TC x DF)
(GB) (TC)

0 - 1,0000 - 36.582.000.000 36.582.000.000

1 22.500.000.000 0,9174 20.642.201.835 7.220.000.000 6.623.853.211

2 22.500.000.000 0,8417 18.937.799.848 7.220.000.000 6.076.929.551

3 30.000.000.000 0,7722 23.165.504.402 8.645.000.000 6.675.526.185

4 30.000.000.000 0,7084 21.252.756.332 8.645.000.000 6.124.335.950

5 30.044.000.000 0,6499 19.526.538.570 8.645.000.000 5.618.656.835

103.524.800.987 67.701.301.732

Gross B/C 1,53

Nilai Gross B/C yang didapatkan adalah sebesar 1,53 atau lebih besar dari 1
(satu), hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut layak didirikan.
68

5.2.9. Pay Back Period (PBP)

PBP adalah jangka waktu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan


secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value.analisis
ini perlu dilakukan dalam suat proyek/usaha yang akan dikerjakan,karena dengan
analisis PBP dapat diketahui berapa lama suat proyek yang akan dikerjakan akan
mengembalikan nilai investasi. Perhitungan PBP berdasarkan Tabel berikut :

Tabel 5. 8 Rekapitulasi Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan


DF
Tahun Net Benefit Present Value 1 Kumulatif
9%

0 -36.582.000.000 1,0000 -36.582.000.000 -36.582.000.000

1 12.988.000.000 0,9174 11.915.596.330 -24.666.403.670

2 12.988.000.000 0,8417 10.931.739.753 -13.734.663.917

3 18.151.750.000 0,7722 14.016.481.484 281.817.567

4 18.151.750.000 0,7084 12.859.157.325 13.140.974.892

5 18.189.150.000 0,6499 11.821.699.475 24.962.674.367

NPV 24.962.674.367

PBP 2,24 Tahun

26,88 Bulan

Dari hasil diatas PBP dari maka nilai investasi akan kembali pada tahun ke
2,24 ≈ tahun ke 3
69

5.2.10. Break Event Point (BEP)

BEP digunakan untuk mengukur tingkat keseimbangan antara biaya, volume


dan penjualan agar perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi perhitungan
BEP dapat berupa Quantity atau biaya. Pada tabel 5.6 maka dapat dihasilkan BEP
sebagai berikut :

Secara quantity dapat dihitungBEPnya dengan variabel cost per-unit rata–rata


adalah Rp. 19.000,- dengan harga jual Rp. 100.000,- maka BEPnya adalah :

Dari perhitungan di atas maka BEP yang akan didapat setelah penjualan
4617,283951Pcs ≈ 4.618 Pcs.

5.3. ANALISA BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN CRYSTAL BALL

5.3.1. Forecasting NPV dengan Menggunakan Crystal Ball


Berikut adalah hasil hasil forecasting NPV dengan menggunakan Crystal Ball

Tabel 5.9Forecasting NPV dengan Crystal Ball


Net Benefit DF Present Value 1
Tahun
12% (dalam ribuan)
(dalam ribuan)

0 -36.582.000 1,0000 -36.582.000

1 12.988.000 0,9174 11.915.596,330

2 12.988.000 0,8417 10.931.739,753

3 18.151.750 0,7722 14.016.481,484

4 18.151.750 0,7084 12.859.157,325

5 18.189.150 0,6499 11.821.699,475

NPV 24.962.674,367

5.3.2. Hasil Asumsi Distribusi Triangular

Berikut ini adalah hasil data NPV yang telah diolah menggunakan Distribusi
Triangular pada software Crystall Ball.
70

Tabel 5.10 Hasil Asumsi Distribusi Triangular


Minimum Likeliest Maximum

Asumsi tahun ke 1 10.724.037 11.915.596 13.107.156

Asumsi tahun ke 2 9.838.566 10.931.740 12.024.914

Asumsi tahun ke 3 12.614.833 14.016.481 15.418.130

Asumsi tahun ke 4 11.573.242 12.859.157 14.145.073

Asumsi tahun ke 5 10.639.530 11.821.699 13.003.869

5.3.3. Hasil Forecast NPV

Dari hasil asumsi tahunan yang diperoleh di atas, maka didapatkan data
forecasting NPV, seperti tabel berikut ini :

Tabel 5.11 Hasil Statistik Tabel NPV

Tabel 5.12 Hasil Forecast Berdasarkan Persentil

Grafik 5.1 Grafik Forecast NPV


71
72

BAB VI
KESIMPULAN

Setelah dilakukan identifikasi kebutuhan pasar, perencanaan dan pengembangan


produk, serta analisa biaya pada laporan praktikum manajemen industri ini, maka dapat
disimpulkan beberapa hal, diantaranya adalah :

1. Proses identifikasi pelanggan produk Multipurpose Cosmetics yang dilakukan dengan


penyebaran kuesioner berdasarkan pada 25 atribut, namun yang digunakan dalam
pengolahan data hanya 20 atribut seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 7.1 Daftar Atribut ProdukHasil Pengolahan Data

No. Atribut No. Atribut


1 Percaya diri 11 Waktu Habis
2 Kombinasi 12 SNI
3 Komposisi 13 Halal MUI
4 Praktis 14 Non B3
5 Simpel 3 in 1 15 Tutorial
6 Kuas Lipstick 16 Available
7 Voucher 17 Customer Service
8 Fungsional 18 Pembelian Online
9 Tidak Mudah Patah 19 Produk Baru Sosmed
10 Expired Date 20 Brand Ambasador

2. Pada proses factoring dan rotasi, berdasarkan 20 atribut produk Multipurpose


Cosmetics membentuk enam faktor, yaitu Service & Conformance, Design,
Performance, Perceive Quality, Feature, dan Aesthethics.
3. Untuk uji kelayakan industri didapatkan :
 Nilai NPV untuk 5 tahun ke depan sebesar Rp 24.926.674.367 lebih besar dari 0.
 Nilai IRR sebesar 32,26 %. Lebih besar dari nilai MARR yaitu 9%.
 Nilai Net B/C sebesar 1,68 lebih besar dari 1.
 Nilai Gross B/C sebesar 1,53 lebih besar dari 1
 Nilai Payback Period sebesar 2,24 tahun sama dengan 26,88 bulan.
 Break Even Point didapatkan setelah penjualan produk sebanyak 4618 unit atau
penjualan mencapai Rp 461.728.395,-
Sehingga, investasi PT. Indah Abadi Jaya dapat dikatakan layak.
4. Perhitungan NPV berdasarkan Crystal Ball didapatkan data forecasting NPV, seperti
tabel berikut ini :

Tabel 6.2 Hasil Statistik NPV dengan Cystal Ball


73

Tabel 6.3 Hasil Forecast NPV dengan Cystal Ball berdasarkan persentil

Grafik 6.1 Grafik Forecast NPV


BAB VII
SARAN

Saran dari kelompok kami adalah:


1. Dalam pengisian kuesioner sebaiknya koresponden diberikan prototype dari produk
yang akan dibuat sehingga koresponden dapat menilai secara obyektif untuk produk
yang akan dikembangkan.
2. Dalam menganalisa kelayakan industri sebaiknya dilakukan analisa pemasaran
sehingga didapatkan pangsa pasar yang sesuai.
3. Dalam perhitungan besarnya investasi, perlu ditambahkan biaya-biaya yang akan
dikeluarkan sebelum industri didirikan (biaya pra investasi).
4. Dalam perhitungan NPV, biaya-biaya yang dikeluarkan sama setiap tahunnya.
Sebaiknya diprediksi kemungkinan kenaikan biaya-biaya per tahunnya seperti biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, serta biaya yang lainnya.

74

Anda mungkin juga menyukai