Anda di halaman 1dari 32

KETETAPAN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NO.024/TAP/MPM FTUI/2015

TENTANG
GARIS BESAR PROGRAM KERJA 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

MENIMBANG

1. Bahwa diperlukannya anggota IKM FTUI yang berguna bagi agama, bangsa, dan
negara
2. Bahwa perlu adanya arahan terhadap pelaksanaan program kerja BEM FTUI, IMD dan
IMPI FTUI, BO FTUI, BOK FTUI, BSO FTUI dan KPD FTUI periode 2016.
3. Bahwa diperlukan adanya pembinaan terhadap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
4. Bahwa pembinaan tersebut harus dilaksanakan dengan beralur dan berkesinambungan
hingga mahasiswa baru dapat menamatkan proses pendidikan di Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.

MENGINGAT

1. Kode Etik IKM FTUI


2. Garis-garis Besar Haluan IKM FTUI
3. Peraturan Dasar IKM FTUI, Bab III Pasal 9, 10 dan 11, Bab V Pasal 13 ayat (3)
4. Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI,Bab II Pasal 14, 15, 17 ayat (9) dan (25)

MEMPERHATIKAN

1. Sidang Pleno Majelis Permusyawaratan Mahasiwa Fakultas Teknik Universitas


Indonesia pada hari Rabu, 2 Desember 2015.
2. Rapat rutin tim evaluasi GBPK MPM FTUI 2015.
3. Rapat Dengar Pendapat IKM FTUI yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2015
di Ruang BEM FTUI.
MENETAPKAN

1. Mencabut Ketetapan MPM FTUI NO.025/TAP/MPM FTUI/2014.


2. Menetapkan Ketetapan MPM FTUI NO.024/TAP/MPM FTUI/2015 Garis Besar
Program Kerja 2016, yang terdiri dari GBPKD dan RIP, terlampir.

Ditetapkan di : Ruang MPM FTUI, Depok


Pada Hari : Rabu
Tanggal : 2 Desember 2015
Pukul : 12.46 WIB

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Rahganda Satiya Perkasa


Ketua Umum Sekretaris Umum

Tembusan :
1. Ketua BEM FTUI dan Ketua-ketua IM FTUI
2. Ketua BO, BOK, BSO, dan KPD FTUI
LAMPIRAN NO.024/TAP/MPM FTUI/2015

GARIS BESAR PROGRAM KERJA 2016

I. Gambaran Umum
Garis Besar Program Kerja (GBPK) ialah amanat dari landasan operasional empat
tahunan IKM FT UI yaitu GBHI dan merupakan panduan untuk merancang dan menyusun
program kerja bagi lembaga eksekutif. Dengan mengacu kepada latar belakang GBHI pada
Muker VIII, GBHI sebagai landasan operasional empat tahunan dibuat untuk memastikan
IKM FT UI sebagai wadah perjuangan bersama dapat melaksanakan tujuan dan usaha
IKM FT UI serta fungsi mahasiswa sesuai dengan keadaan dan juga berkelanjutan.

Tujuan IKM FT UI:


Membentuk Mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara, maka dengan
ini kami menyatakan terbentuknya Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Indonesia (IKM FTUI).

Usaha dari IKM FT UI:

1. Menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dinamis, madani, dan


berkesinambungan.
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan
3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
4. Membekali anggota IKM FT UI untuk menghadapi dinamika kehidupan pasca
kampus

GBHI memiliki strategi sebagai arahan untuk melaksanakan usaha dari IKM FT UI.
Poin – poin strategi GBHI tersebut kemudian diejawantahkan ke dalam GBPK. Untuk
mengarahkan agar program kerja yang dirancang bersifat dinamis dan berkesinambungan
maka GBPK dibagi menjadi dua bagian, yaitu Garis Besar Program Kerja Dasar (GBPKD)
dan Rancangan Induk Pembinaan (RIP) yang kemudian ketercapaiannya akan diukur
dalam Indeks Ketercapaian GBHI (IKG).

GBPKD difokuskan untuk mengarahkan program kerja yang ditujukan untuk


memastikan eksistensi lembaga eksekutif dan memastikan mahasiswa IKM FT UI dalam
kondisi yang layak atau dengan kata lain cenderung melakukan pelayanan. GBPKD
dirancang sebagai panduan yang berbentuk daftar upaya yang harus dilakukan oleh
lembaga eksekutif di tiap periode untuk melaksanakan strategi GBHI tertentu atau dengan
kata lain bersifat task-oriented.

RIP difokuskan untuk mengarahkan program kerja yang ditujukan untuk


mengembangkan mahasiswa agar kemudian mahasiswa dalam satu ikatan moral dapat
memiliki sumbangsih terhadap agama, bangsa dan Negara dengan berlandaskan Kode Etik
IKM FT UI atau dengan kata lain cenderung melakukan pembinaan. Memiliki sumbangsih
terhadap bangsa dan Negara yang dimaksud ialah turut serta mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang tertera dalam pembukaan UUD 1945. RIP dirancang sebagai panduan yang
berbentuk standar capaian yang suatu saat harus dicapai tiap mahasiswa dalam IKM FTUI
atau dengan kata lain bersifat target-oriented sehingga upaya dan kemasan program kerja
yang akan dilakukan bergantung pada kondisi warga dan kreativitas lembaga eksekutif.

Indeks Keberhasilan GBHI(IKG) merupakan indikator yang akan merepresentasikan


ketercapaian suatu lembaga eksekutif dalam menjalankan perannya mewujudkan visi, misi
dan strategi GBHI yang bermuara pada tujuan dan usaha IKM FT UI. IKG akan diukur
menggunakan gabungan indeks – indeks yang merepresentasikan ketercapaian lembaga
eksekutif dalam melaksanakan poin-poin strategi GBHI. Pengukuran terhadap IKG
dilakukan setidaknya dua kali dalam satu periode agar dapat menjadi bahan evaluasi dan
dapat ditindaklanjutkan bagi kepengurusan periode tersebut dan periode berikutnya. IKG
setiap lembaga eksekutif akan digabungkan per periode sebagai IKG IKM FT UI sebagai
bahan evaluasi untuk Musyawarah Kerja berikutnya. Adanya IKG ditujukan sebagai acuan
untuk melihat dan mengarahkan perkembangan IKM FT UI secara berkelanjutan.
II. Jenis Program Kerja dan Kegiatan
Program kerja ialah segala kegiatan yang dirancang untuk mencapai suatu alur dengan
berlandaskan GBPK.Alur adalah serangkaian program kerja yang dirancang untuk
mencapai tujuan dan usaha IKM FTUI
Jenis program kerja berdasarkan orientasinya ialah sebagai berikut:
a. Program Kerja Keberlanjutan
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk memastikan dan mengembangkan
keberlangsungan serta keberlanjutan lembaga. Dirancang dengan
mengacu pada GBPK.
b. Program Kerja Advokasi
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk memperjuangkan hak dan
mendukung mahasiswa dalam hal finansial serta akademis. Dirancang
dengan mengacu pada GBPK.
c. Program Kerja Pembekalan
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk menyiapkan dan mengembangkan
mahasiswa dengan nilai dan kemampuan agar dapat menjalankan kode
etik serta melakukan fungsi mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat.
Dirancang dengan berpedoman dengan RIP
d. Program Kerja Penggerak Perubahan
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk menggerakan mahasiwa dalam
IKM FT UI untuk menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara. Dirancang dengan
berpedoman dengan RIP.
e. Program Kerja Penyesuai Kebutuhan
Definisi: Program kerja dimaksudkan untuk memberikan ruang gerak bagi
eksekutif merealisasikan Tujuan IKM FTUI dengan menyesuaikan
terhadap kondisi dan kebutuhan anggotanya yang belum terakomodir
dalam GBPK sehingga tidak terjadi pemaksaan poin GBPKD ataupun
RIP dalam proker eksekutif. Perumusannya didasari oleh penilaian
eksekutif terhadap kondisi dan kebutuhan lembaga, mahasiswa ataupun
masyarakat yang tujuannya bukanlah untuk mencapai Tujuan dan
Usaha IKM FT UI namun tidak menyimpang dari Kode Etik IKM
FTUI. Program Kerja ini diajukan ke MPM FT UI secara tertulis
dengan analisa dan bukti yang mendukung untuk dikeluarkan kebijakan
dan ketetapan mengenai urgensi dan tidak menyimpangnya dengan
Kode Etik IKM FT UI.

Jenis kegiatan lembaga eksekutif berdasarkan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:


a. Program Kerja Proyek
Definisi: Program kerja yang penyelenggaraannya membutuhkan kepanitiaan
dan/atau SDM di luar dari pengurus lembaga eksekutif terkait.
b. Program Kerja Non-Proyek
Definisi: Program kerja yang penyelenggarannya dilakukan oleh SDM dari
pengurus lembaga tersebut.
c. Tugas Khusus
Definisi: Arahan yang diberikan ketua lembaga kepada bidang/individu yang
tidak tercantum di GBPK.

III. Diferensiasi Arahan Program Kerja


GBPK merupakan arahan yang ditujukan dan mengikat seluruh lembaga eksekutif.
Lembaga eksekutif yang diberi arahan langsung untuk melaksanakan poin tertentu
berarti memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan poin tersebut. Sedangkan
tanggung jawab dalam bentuk koordinator berarti mengakorodinasikan lembaga
yang menjadi tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas di poin yang telah
ditentukan sehingga terarah namun tidak diharuskan merancang proker untuk
poin tersebut.
Berikut diferensiasi arahan lembaga eksekutif:
a. IMD/IMPI:
1. Program Kerja Keberlanjutan,
2. Program Kerja Advokasi,
3. Program Kerja Pembekalan,
4. Program Kerja Penggerak Perubahan.
b. BEM:
1. Program Kerja Keberlanjutan,
2. Program Kerja Advokasi: Poin Fasilitas. Koordinator dalam poin pendidikan
dan kesejahteraan.
3. Program Kerja Pembekalan: Nilai Nasionalisme, Ke-IKM-an, Kepedulian,
Interaksi serta Kemampuan menyelesaikan masalah. Koordinator dalam nilai
IPTEK, Kepemimpinan dan Ketuhanan yang tidak memiliki BOK
4. Program Kerja Penggerak Perubahan: Kemampuan Menyelesaikan Masalah.
Koordinator dalam Kemampuan Keilmuan Keteknikan.
c. BO dan BSO:
1. Program Kerja Keberlanjutan
2. Program Kerja Pembekalan: Kemampuan Manajerial Personal
3. Program Kerja Penggerak Perubahan: Kemampuan Menyelesaikan Masalah
d. BOK:
1. Program Kerja Keberlanjutan
2. Program Kerja Pembekalan: Nilai Ketuhanan, Kemampuan Keagamaan dan
Kemampuan Manajerial Personal.
e. KPD:
1. Program Kerja Keberlanjutan
2. Program Kerja Pembekalan: Nilai IPTEK dan Kemampuan Keilmuan
Keteknikan
IV. Gambaran Landasan Berpikir dalam Perumusan Acuan Program Kerja sesuai
Tata Peraturan IKM FT UI

V. Arahan Mekanisme Pembuatan Program Kerja


Berdasarkan IKG yang dituju, dibentuk alur untuk mencapai IKG dan dibentuklah
program kerja berdasarkan alur yang ada.

IKG

Program Kerja
Program Kerja

Program Kerja
Alur
GARIS BESAR PROGRAM KERJA DASAR

I. PROGRAM KERJA KEBERLANJUTAN


Arahan: Memastikan terciptanya suasana lembaga yang kondusif dalam rangka
menjamin keberlanjutan hidup lembaga melalui kegiatan administrasi,
keuangan, relasi, kaderisasi pengurus, serta evaluasi lembaga.

A. Administrasi
Tujuan: Memastikan adanya kerapihan arsip, ketepatan waktu, dan dokumentasi
kegiatan lembaga, serta memfasilitasi warga dalam urusan surat-menyurat
terkait kemahasiswaan.
Poin Kerja :
1. Melakukan inventarisasi terhadap segala barang yang dimiliki lembaga.
Penjelasan: Barang yang diinventaris adalah barang yang dirasa perlu dan
penting bagi keberlangsungan masing-masing lembaga.
2. Melakukan pengarsipan terhadap surat-surat, baik surat masuk maupun surat
keluar.
3. Membuat timeline lembaga selama satu periode kepengurusan dan memastikan
pelaksanaan timeline sesuai perencanaan.
4. Membuat notulensi dan absensi sesuai format yang telah ditetapkan oleh MPM
FTUI untuk setiap rapat yang ada di dalam lembaga.
Penjelasan: Rapat yang ada di dalam lembaga termasuk rapat BPH dan rapat
bidang.
5. Membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) lembaga sesuai format yang
telah ditetapkan oleh MPM FTUI.
B. Keuangan
Tujuan: Memastikan sistem pengelolaan, pendapatan, dan pengeluaran keuangan
lembaga yang terpadu, transparan, akuntabel, dan mandiri.

Poin Kerja:
1. Membuat Rancangan Kegiatan dan Alokasi Tahunan lembaga selama satu
periode di awal kepengurusan yang dapat menjamin keberlangsungan lembaga
setiap bulan periode aktif.
Penjelasan: Perencanaan ini harus dapat dipertanggungjawabkan dengan
memprediksi pemasukan dan pengeluaran tiap bulan sesuai pengalaman
lembaga. Menjaga dan mengontrol neraca keuangan (cash flow) lembaga
sehingga tidak terjadi defisit keuangan.
2. Menjaga dan mengontrol neraca keuangan (Cash flow) lembaga sehingga tidak
terjadi defisit keuangan. Neraca keuangan setiap bulan dilaporkan kepada dan
diperiksa oleh MPM.
3. Mencari sumber dana yang tidak bertentangan dengan landasan IKM FTUI
sebagai pemasukan keuangan lembaga.
Penjelasan: Sumber dana ini merupakan salah satu bentuk independensi
lembaga dan merupakan pemasukan selain yang bersumber dari Fakultas.
4. Memastikan adanya suatu program kerja dana usaha berkelanjutan lembaga
yang dapat diteruskan pada kepengurusan berikutnya.
Penjelasan: Berkelanjutan yang dimaksud adalah lembaga berikutnya dapat
mempertahankan bisnis atau sistem yang sudah ada.
5. Memastikan tersedianya dana turunan untuk diwariskan kepada kepengurusan
selanjutnya.
Penjelasan: Dana turunan yang dimaksud adalah jumlah dari dana abadi dan
dana modal yang digunakan sebagai dana awal organisasi kepengurusan
selanjutnya. Besarnya ditentukan oleh masing-masing lembaga
mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan tiap lembaga. Poin ini tidak
berlaku jika lembaga di-nonaktifkan untuk kepengurusan berikutnya.
6. Membuat LPJ keuangan lembaga secara periodik dalam format yang
ditetapkan oleh MPM FTUI dan memublikasikan kepada pengurus dan warga
lembaga IKM FTUI.
7. Bertanggung jawab atas pembuatan setiap LPJ Keuangan Program Kerja yang
dilaksanakan lembaga dengan format dan waktu pengumpulan yang ditetapkan
oleh MPM FTUI.

C. Relasi
Tujuan: Menjaga adanya hubungan baik antara lembaga dengan pihak-pihak terkait
demi menjaga keberlangsungan hidup lembaga.
Poin Kerja:
1. Mengupayakan suatu kegiatan antara lembaga dengan warga dalam rangka
fokus menjalin silaturahim antara lembaga dengan warga.
2. Mengupayakan suatu kegiatan antara warga dalam rangka fokus menjalin
silaturahim dan meningkatkan interaksi antar warga.
3. Mengupayakan komunikasi intensif dengan pihak-pihak terkait dalam rangka
menjaga hubungan baik.
Penjelasan: Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah pihak-pihak yang dapat
membantu dalam keberlangsungan dan keberlanjutan lembaga.
4. Menyampaikan informasi yang masuk dari beragai sumber kepada warga IKM
FTUI
Penjelasan: Informasi yang diberikan tidak mengandung sara dan kepentingan
partai politik
5. Memfasilitasi komunikasi antara mahasiswa dengan alumni, baik secara
langsung ataupun tidak langsung.

D. Kaderisasi
Tujuan: Mempersiapkan orang-orang yang mampu untuk melanjutkan tongkat
kepengurusan lembaga pada periode berikutnya dalam rangka
mempertahankan keberlangsungan lembaga melalui elemen penggeraknya.
Poin Kerja:
1. Membuat kurikulum kaderisasi untuk semua pengurus lembaga.
Penjelasan: Pembuatan kurikulum kaderisasi mengacu kepada Standar
Pemangku Jabatan (SPJ) dan format yang telah ditetapkan MPM FTUI.
2. Mengadakan pelatihan untuksemua pengurus lembaga.

E. Evaluasi dan Pengembangan


Tujuan: Mengevaluasi kinerja lembaga beserta pengurusnya melalui basis data
dan/atau observasi keadaan secara sistematis, serta melakukan
rekomendasi pengembangan lembaga dalam rangka menyesuaikan
kedinamisan zaman.
Poin Kerja:
1. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja pengurus lembaga dan
memberikan rekomendasi untuk pengembangan berikutnya
2. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja dan
memberikan rekomendasi untuk pengembangan berikutnya, yang dikumpulkan
ke MPM setiap penyerahan LPJ lembaga.
3. Melakukan evaluasi terkait kebutuhan warga dan memberikan rekomendasi
untuk pengembangan berikutnya
4. Melakukan pengukuran& evaluasi terhadap indeks kinerja lembagayang telah
ditetapkan oleh MPM FTUI. Penjelasan: Indeks Kinerja Lembaga yang
dimaksud adalah IKG (Indeks Ketercapaian GBHI)
5. Melakukan evaluasi terhadap indeks kinerja lembaga dan performa lembaga
selama kepengurusan dan memberikan gambaran langkah strategis untuk
kepengurusan selanjutnya.
6. Melakukan kegiatan pengarsipan terhadap data-data evaluasi dan survey
lembaga dengan rapi dan sistematis.
II. PROGRAM KERJA ADVOKASI
Arahan: Memperjuangkan dan melakukan pembelaan atas hak-hak dasar mahasiswa dalam
hal kesejahteraan, pendidikan, dan fasilitas penunjang sebagai kebutuhan dasar
perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan.

A. Kesejahteraan
Tujuan: Menjamin seluruh mahasiswa untuk dapat tetap berkuliah denga baik tanpa
adanya hambatan finansial.
Poin Kerja:
1. Melakukan pendataan terhadap tingkat kesejahteraan mahasiswa dalam hal
finansial.
2. Mendukung dan memfasilitasi bantuan terhadap mahasiswa yang bermasalah
secara finansial.
3. Memberikan informasi dan atau membatu mahasiswa dalam memperoleh sumber
dana alternatif (beasiswa, info magang,dll.)
4. Melakukan evaluasi dan advokasi terhadap sistem pembayaran biaya kuliah serta
pelaksanaan baik yang sedang berlangsung ataupun bila ada yang sedang
dirancang.
Penjelasan: Evaluasi yang dimaksud terkait masalah yang muncul atau yang akan
mucul saat sistem tersebut diterapkan dengan kemudian ditindaklanjuti dengan
advokasi.

B. Pendidikan
Tujuan: Menjamin hak-hak mahasiswa dalam hal kebutuhan dasar akademik
perkuliahan terwadahi.
Poin Kerja:
1. Menghimpun informasi yang menunjukkan performa akademis setiap mahasiswa.
2. Melakukan advokasi terhadap mahasiswa yang bermasalah secara akademik.
3. Membantu mahasiswa dalam birokrasi dengan pihak penyelenggara pendidikan
apabila terjadi masalah.
4. Memfasilitasi terbentuknya kegiatan dan keperluan akademis mahasiswa.
5. Melakukan evaluasi dan advokasi terhadap kurikulum pendidikan yang sedang
berlangsung dan bila ada yang sedang dirancang.
Penjelasan: Evaluasi yang dimaksud terkait masalah yang muncul atau yang akan
mucul saat sistem tersebut diterapkan dengan kemudian ditindaklanjuti dengan
advokasi.

C. Fasilitas
Tujuan: Mengupayakan tersedianya fasilitas yang kondusif bagi perkuliahan dan
kegiatan kemahasiswaan.
Poin Kerja:
1. Melakukan evaluasi dan advokasi terkait kondisi fasilitas penunjang perkuliahan
kepada pihak terkait, baik yang sudah terakomodasi maupun belum.
Penjelasan: Fasilitas penunjang perkuliahan yang dimaksud meliputi peralatan
laboratorium, kondisi kelas, ruang diskusi atau fasilitas lain yang mempengaruhi
pembelajaran mahasiswa.
2. Melakukan evaluasi dan advokasi terhadap kebijakan yang mengatur fasilitas
serta penggunaannya baik yang sudah diterapkan ataupun yang sedang dirancang.
RANCANGAN INDUK PEMBINAAN

A. LANDASAN PEMBINAAN DI IKM FTUI


Landasan dari pembinaan di IKM FTUI adalah Pembukaan PD/PRT IKM FTUI
Musyawarah Kerja VIII Alinea ke-3 1 , Kode Etik IKM FTUI, Garis Besar Haluan
IKM FTUI (GBHI), Peraturan Dasar IKM FTUI Bab III bagian Usaha pasal 10,
Peraturan Dasar Bab V bagian Keanggotaan pasal 12 ayat 3, Peraturan Rumah Tangga
Bab I Keanggotaan bagian III Pembinaan Anggota pasal 5 & pasal 6, Peraturan
Rumah Tangga Bab II MPM bagian III kewajiban MPM FTUI pasal 17 ayat 8 &25
dan Rancangan Induk Pembinaan (RIP)

Kode Etik IKM FTUI:


1. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Anggota IKM FTUI merupakan insan tepelajar yang selalu menunjukkan
komitmen yang tinggi pada dunia pendidikan
3. Anggota IKM FTUI merupakan mahasiswa yang berperan aktif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Bangsa Indonesia.
4. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang berjiwa kemanusiaan tinggi dan peka
terhadap perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan di masyarakat.
5. Anggota IKM FTUI menjunjung tinggi semangat kebersamaan, kekeluargaan,
persatuan, dan kesatuan IKM FTUI sesuai dengan hukum yang berlaku di
lingkungan IKM FTUI.
6. Anggota IKM FTUI selalu menghormati dan menjunjung tinggi serta menjaga
nama baik almamater dan civitas akademikanya.

1
Pembukaan PD/PRT Musyawarah Kerja VIII Alinea Ke-3 :
“Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh satu sikap moral bersama
yang bertujuan untuk membentuk Mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara, maka
dengan ini kami menyatakan terbentuknya Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia (IKM FTUI).”
GBHI bagian II, Strategi (Poin 1-5, 8 & 9) :
1. Melayani kebutuhan dan meningkatkan pemahaman dalam aspek kerohanian.
2. Melayani kebutuhan dan mengembangkan potensi intelektual yang mengarah
kepada peningkatan proses pendidikan akademis dan non-akademis.
3. Melayani kebutuhan dan mengembangkan potensi dalam penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbasis kerakyatan.
4. Membangun kepekaan dan meningkatkan potensi dalam aspek politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
5. Mengoptimalkan interaksi antar anggota IKM FTUI, antara anggota IKM
FTUI dengan lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, dan antar lembaga
kemahasiswaan di IKM FTUI.
6. Mempersiapkan anggota IKM FTUI untuk menghadapi dinamika kehidupan
pascakampus2.
7. Mengoptimalkan aspek pembinaan dan kaderisasi di IKM FTUI3.

Peraturan Dasar Bab III pasal 10 (Poin 1-2, & 4) :


Pasal 10
Usaha dari IKM FTUI adalah:
1. Menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dinamis, madani, dan
berkesinambungan.
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan.
3. Membekali anggota IKM FTUI untuk menghadapi dinamika kehidupan
pascakampus4.

PD Bab V bagian keanggotaan pasal 12 ayat 3 :


Pasal 12
3. Anggota aktif yaitu anggota muda yang telah lulus proses pembinaan yang

2
Strategi GBHI Poin 8
3
Strategi GBHI Poin 9
4
Peraturan Dasar BAB III Pasal 10 Poin 4
ditetapkan dan disahkan MPM FTUI dengan keterlibatan semua lembaga IKM
FTUI sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan.

PRT Bab I Keanggotaan Bagian III pembinaan anggota pasal 5 & pasal 6 :
Pasal 5
1. Pembinaan anggota diperuntukkan bagi anggota IKM FTUI.
2. Pembinaan anggota merupakan tanggung jawab seluruh lembaga kemahasiswaan
IKM FTUI dan dikoordinasikan oleh MPM FTUI.
3. Tujuan pembinaan anggota adalah untuk mewujudkan tujuan IKM FTUI.

Pasal 6
Pembinaan anggota bersifat berkesinambungan untuk jangka waktu selama masa
keanggotaannya masih berlaku.

PRT Bab II MPM Bagian III kewajiban MPM FTUI pasal 17 ayat 8 & 25 :
Pasal 17
8. Membuat dan mengesahkan prosedur pembinaan anggota IKM FTUI
25. Mengkoordinasikan, menetapkan dan mengevaluasi pelaksanaan pembinaan
anggota.

B. LATAR BELAKANG
Bahwa berdasarkan Peraturan Dasar Ikatan Keluarga Mahasiwa BAB I Nama,
Definisi, Bentuk, Waktu dan Kedudukan Pasal 2 bahwa IKM FTUI adalah satu-
satunya wadah perjuangan bersama yang menghimpun kelompok mahasiswa FTUI
dalam satu ikatan dan satu sikap moral, dan dalam rangka untuk melaksanakan Tujuan
IKM FTUI pada Alinea ke-3 Pembukan PD/PRT IKM FTUI Musyawarah Kerja VIII,
untuk membentuk mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara, maka
mahasiswa dituntut untuk memiliki jiwa perubahan yang tinggi, pemegang idealisme
yang kokoh, dan memiliki kompetensi yang memadai untuk membuat sebuah
perubahan. Dalam hal ini, mahasiswa memiliki tiga fungsi, yaitu :
 agent of change, artinya mahasiswa memiliki fungsi sebagai agen perubahan
yang memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia, serta berkewajiban untuk mengubah keadaan
menjadi lebih baik.
 iron stock, artinya mahasiswa sebagai sumber daya dengan segala kompetensi
yang ia miliki, merupakan generasi penerus yang akan memegang kendali dan
masa depan bangsa ini. Untuk itu, mahasiswa harus dibina dan dikembangkan
kemampuannya agar siap menyongsong masa depan bangsa ini.
 moral force, artinya mahasiswa juga memiliki peran moral. Mahasiswa harus
memiliki moral yang baik dan memegang idealisme yang murni serta kokoh
(tidak memiliki kepentingan politik), agar tidak terpengaruh oleh kepentingan
pribadi yang merugikan banyak orang.

Sebagai elemen terbesar dalam perguruan tinggi mahasiswa wajib


mengaktualisasikan ketiga fungsi Perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi memiliki pengejawantahan yang
luas dan mendukung ke arah kesinergisan kegiatan akademis dan non akademis
(dalam hal ini misalnya kegiatan dalam lembaga kemahasiswaan).
Untuk menjalankan kewajibannya, mahasiswa membutuhkan pembekalan baik
dalam rangka menjaga motivasi dan ketergugahan serta kemampuan, maka diperlukan
proses pembinaan yang merupakan proses bertahap dan berkesinambungan dalam
membentuk dan mengembangkan diri mahasiswa untuk mencapai perubahan kearah
yang lebih baik dari sisi paradigma, kemampuan dan sikap sesuai dengan tujuan
pembinaan.
C. FUNGSI
1. Menjadi acuan dalam program kerja terkait pembinaan yang diselenggarakan
IKM FTUI
2. Menjadi koridor pembentukan Rancangan Induk Pembinaan bagi lembaga Badan
Otonom Keagamaan (BOK), Badan Otonom (BO), Badan Semi Otonom (BSO)
dan Kelompok Peminatan Departemen (KPD)
3. Panduan dalam menanamkan nilai-nilai kepada mahasiswa berdasarkan kode etik
IKM FTUI, cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945, Tridharma Perguruan Tinggi dan fungsi mahasiswa
4. Menggugah dan mendorong mahasiswa untuk menerapkan nilai dan menjalankan
perannya sebagai moral force, agent of change dan iron stock dalam entitas baik
civitas akademika maupun masyarakat
5. Menjadi acuan pembentukan parameter berdasarkan arahan Rancangan Induk
Pembinaan bersama dengan pemenuhan target Indeks Keberhasilan GBHI dalam
berbagai bentuk pembinaan di IKM FTUI
6. Menjamin terselenggaranya evaluasi komperhensif dan kontrol pembinaan yang
dilakukan

D. TUJUAN PEMBINAAN
 Mewujudkan Kode Etik IKM FTUI sebagai landasan dari kehidupan
kemahasiswaan (PRT Bab I Keanggotan Bagian III Pembinaan Pasal 5)
 Mewujudkan Usaha IKM FTUI, poin 1, 3 dan 4
1. Poin 1 : Menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dinami, madani, dan
berkesinambungan.
2. Poin 3 : Menciptakan suasana kondusif untuk pegembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
3. Poin 4 : Membekali anggota IKM FTUI untuk menghadapi dinamika
kehidupan pasca kampus.
E. GAMBARAN DASAR DAN TAHAPAN PEMBINAAN
Pembinaan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, dilakukan
berdasarkan klasifikasi program kerja yang mengacu pada Rancangan Induk
Pembinaan, yakni program kerja pembinaan dan program kerja penggerak perubahan.

Fase Pembinaan dan Kaderisasi


Semester 1 2 3 4 5 6 >6
Angkatan 1 2 3 4
Fase 1 2 3 4

Pembinaan Lanjut
Pembinaan
Awal
Pembekalan
Pembinaan Lanjut
Pasca Kampus
Keterangan Penggerak
Pembekalan
Pembekalan Perubahan
dan
Pembekalan dan Penggerak dan
Penggerak
Perubahan Pembekalan
Perubahan
Pasca Kampus
kaderisasi awal kaderisasi lanjut

Kaderisasi
Proses persiapan Anggota Aktif untuk menjadi konseptor, eksekutor, dan decision
maker baik tingkat departemen maupun tingkat teknik yang berititik tekan pada skill
Manajerial.Kaderisasi akan dirumuskan oleh SC Kaderisasi yang terdiri dari perwakilan
setiap lembaga dan dikoordinasikan oleh MPM FTUI.
Penjelasan:
 Konseptor adalah pembuat konsep dalam tahap perencanaan.
 Eksekutor adalah pelaku konsep dalam hal teknis.
 Decision maker adalah pembuat keputusan dalam ruang lingkup perannya
Fase Pembinaan
Fase 1 (Pembinaan Awal dan Kaderisasi Awal):
Objek Pembinaan: Mahasiswa semester 1
Keterangan:
 Fase 1 merupakan proses penanaman nilai-nilai dasar dan proses seleksi menuju
Anggota Aktif atau Anggota Muda
 Pada tahap pembinaan awal, proses yang dilakukan adalah menggunakan program
kerja pembinaan yang berupa penanaman dan pembekalan untuk menyiapkan dan
mengembangkan mahasiswa dengan nilai dan kemampuan agar dapat menjalankan
kode etik serta melakukan fungsi mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat.
 Proses Kaderisasi hanya berhak diikuti oleh Anggota Aktif
 Diberikan pemahaman peran dan fungsi lembaga-lembaga di IKM FTUI agar anggota
IKM FTUI memiliki gambaran jelas dan siap untuk memilih lembaga dan bidang apa
mereka akan berkontribusi
 Memahami peran dan fungsi lembaga-lembaga di IKM FTUI agar anggota IKM FTUI
memiliki gambaran jelas dan siap untuk memilih lembaga dan bidang apa mereka
akan berkontribusi (khusus untuk Program Internasional)
 Anggota muda dapat mengikuti pembinaan tahap 2 untuk menjadi Anggota Aktif.

Fase 2 (Pembinaan Lanjut 1, Kaderisasi Awal dan Kaderisasi Lanjutan):


Objek Pembinaan: Mahasiswa Anggota IKM FTUI semester 2, 3 dan 4
Keterangan:
 Selain menyiapkan mahasiswa, program kerja penggerak perubahan mulai di
efektifkan, mengarahkan mahasiswa menjadi penggerak IKM FTUI untuk
menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan memberikan sumbangsih bagi bangsa
dan negara.
 Khusus untuk Anggota Muda, diadakan pembinaan tahap 2 untuk memperoleh status
Anggota Aktif.
 Memahami peran dan fungsi lembaga-lembaga di IKM FTUI agar anggota IKM FTUI
memiliki gambaran jelas dan siap untuk memilih lembaga dan bidang apa mereka
akan berkontribusi.
 Pada akhir semester 3 tercipta mahasiswa yang mampu berperan decision maker dan
eksekutor tingkat departemen, serta konseptor dan eksekutor tingkat teknik.

Fase 3 (Pembinaan Lanjut 2 dan Kaderisasi Lanjutan) :


Objek Pembinaan: Mahasiswa Anggota IKM FTUI semester 5 dan semester 6.
Keterangan:
 Mahasiswa dibekali dan siap membekali dalam membina fase sebelumnya.
 Mahasiswa dianggap telah memiliki kesiapan dan menerapkan kemampuannya untuk
menjadi penggerak IKM FTUI untuk menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.
 Khusus untuk Anggota Muda, diadakan pembinaan tahap 2 untuk memperoleh status
Anggota Aktif
 Memberikan pemahaman peran dan fungsi lembaga-lembaga di IKM FTUI agar
anggota IKM FTUI memiliki gambaran jelas dan siap untuk memilih lembaga dan
bidang apa mereka akan berkontribusi.
 Terbentuknya konseptor, eksekutor, dan decision maker tingkat teknik.
 Mahasiswa sudah mulai dibekali dengan program kerja untuk mempersiapkan pasca
kampus.

Fase 4 (Pembekalan Pasca Kampus):


Objek Pembinaan: Mahasiswa Anggota IKM FTUI semester 7 dan di atasnya.
Keterangan:
 Pada tahap pembekalan pasca kampus, mahasiswa dianggap telah memiliki kesiapan
dan menerapkan kemampuannya untuk menjadi penggerak IKM FTUI untuk
menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan memberikan sumbangsih bagi bangsa
dan negara.
 Mempersiapkan skill dan knowledge yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia pasca
kampus.
 Semua mahasiswa IKM FTUI, baik aktif maupun muda, berhak mendapatkan
pembekalan pasca kampus.
 Dari tingkat ini mahasiswa mampu membina mahasiswa di tingkat 1, 2, dan 3.

ALUR PEMBINAAN

Siap Menghadapi Pasca


Pembinaan Kampus
Pasca Kampus
Pembinaan
Lanjut

Pembinaan
Awal

Mahasiswa
Baru
ALUR KADERISASI

Mulai

Mahasiswa Baru

Pembinaan Awal

Lulus
PA Anggota Muda

SOP
Anggota Aktif Tahap 2

Kaderisasi Awal Kaderisasi Lanjut Selesai


Keterangan :
Setelah melewati setiap proses, maka dilakukan penilaian dengan parameter tertentu
Setelah pembinaan awal, penilaian dilakukan untuk menentukan apakah seorang
mahasiswa menjadi anggota aktif atau tetap menjadi anggota muda. Pada pembinaan
pembinaan lanjut 1, pembinaan lanjut 2, hingga pembekalan pasca kampus, tetap
dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Namun dalam hal ini tidak
dilakukan seleksi (tidak seperti setelah pembinaan awal untuk menentukan apakah
mahasiswa anggota aktif atau tetap anggota muda).
Pembinaan tahap 2 bagi yang tidak lulus menjadi anggota aktif diberlakukan untuk
memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki keinginan untuk menjadi anggota
aktif. Input dari proses ini adalah anggota muda IKM FTUI dari semua angkatan.

A. NILAI DAN SKILL


1. NILAI
Nilai merupakan semangat/rasa/motivasi yang ditanamkan kepada anggota
IKM FTUI dalam rangka menggugah /menumbuhkan kesadaran yang merupakan
dasar dari bergeraknya anggota IKM FTUI untuk mewujudkan tujuan pembinaan

Ketuhanan

Nasionalisme IPTEK

Nilai
Ke IKM-an Kepedulian

Kepemimpinan Interaksi
Ketuhanan
Definisi : Rasa kepercayaan dan kesadaran seseorang sebagai hamba dari Tuhan
Yang Maha Esa
Fase Tujuan
1, 2, 3, 4 Mahasiswa beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

IPTEK
Definisi : Ketergugahan untuk menggali, mendalami bidang keilmuan sesuai
dengan kompetensi utama dan memanfaatkannya bagi kemaslahatan
bersama
Fase Tujuan
1 Mahasiswa memahami core competence secara umum
Mahasiswa memahami kelebihan dan aplikasi
2, 3 kompetensi utamanya untuk dapat digunakan di
masyarakat
Mahasiswa memahami core competence yang
4
dibutuhkan saat pasca kampus

Ke-IKM-an
Definisi : Rasa keterikatan dengan IKM FTUI dan kesadarannya untuk
menggerakkan serta mengembangkan kebermanfaatan IKM FTUI.
Fase Tujuan
Mahasiswa mengetahui perannya dalam berkontribusi
1 untuk menumbuhkan kebermanfaatan dalam IKM
FTUI.
Mahasiswa memiliki kesadaran akan perannya dalam
2,3,4 mengembangkan dan menumbuhkan kebermanfaatan
untuk IKM FTUI.
Interaksi
Definisi : Kesadaran akan pentingnya menjalin hubungan dengan orang lain,
menyampaikan, menerima dan bertukar wawasan sehingga terdapat
persamaan pemahaman tentang IKM FTUI sebagai wadah perjuangan
bersama yang berandaskan kode etik
Fase Tujuan
Mahasiswa sadar akan pentingnya menjalin interaksi,
sebagai sarana dalam menyampaikan, menerima dan
memiliki pemahaman yang sama terkait IKM FTUI
1,2,3,4
antara anggota IKM FTUI di lingkungan Departemen,
Teknik, alumni dan masyarakat dengan berlandaskan
Kode Etik IKM FTUI.

Nasionalisme
Definisi : Kesadaran diri sebagai bagian dari Indonesia dan semangat untuk
memberikan yang terbaik demi kemajuan bangsanya.
Fase Tujuan
Mahasiswa sadar akan peran dan fungsi mereka dan
juga dirinya adalah bagian dari bangsa Indonesia serta
1, 2, 3, 4
memiliki antusiasme untuk berperan aktif dalam
mewujudkan tujuan bangsa Indonesia

Kepedulian
Definisi : Rasa ingin bergerak yang ditimbulkan dari sensitifitas terhadap hal
yang seharusnya terjadi terkait kepentingan bersama baik IKM FTUI
maupun masyarakat.
Fase Tujuan
1,2,3,4 Mahasiswa memiliki perhatian dan insiatif untuk
bergerak menyelesaikan masalah bersama baik di IKM
FTUI maupun masyarakat.
(POLEKSOSBUDHANKAM)

Kepemimpinan
Definisi : Kesadaran serta motivasi untuk membimbing dirinya ataupun orang
lain, bersama-sama untuk mencapai arah dan perannya di masyarakat.
Fase Tujuan
Mahasiswa sadar dan termotivasi untuk membimbing
1 dirinya menuju arah dan peran yang ingin diambil di
masyarakat
Mahasiswa semangat untuk mengajak dan menggerakan
2, 3, 4
orang lain untuk melaksanakan perannya di masyarakat
2. Skill
Skill merupakan kemampuan atau keahlian tertentu yang diperlukan
mahasiswa dalam mewujudkan atau menunjang nilai untuk mewujudkan tujuan
pembinaan.

Kemampuan
Keagamaan

Kemampuan
Keilmuan
Menyelesaikan
Keteknikan
Masalah

Skill

Manajerial Manajerial
Organisasi Personal

Kemampuan Keagamaan
Definisi : Kemampuan untuk beribadah yang merupakan tindak lanjut bentuk
keimanan dari agama yang diyakini.

Fase Arahan
1,2,3,4 Mahasiswa dibina untuk dapat mengaplikasikan ilmu
agama dan memahami pentingnya pengaplikasian yang
dianut dalam kehidupan sehari-hari

Keilmuan Keteknikan

Definisi : Kemampuan memahami, mendalami, dan mengaplikasikan ilmu


keteknikannya untuk masyarakat
Fase Arahan
Mahasiswa dibina untuk dapat memiliki solusi
pemikiran yang bisa diberikan untuk menyelesaikan
1
permasalahan di masyarakat dengan berbasis teknologi
kerakyatan
Mahasiswa mampu menerapkan solusi pemikiran dari
permasalahan yang terjadi di masyarakat tersebut secara
2, 3, 4
aplikatif kepada masyarakat dengan berbasis teknologi
kerakyatan

Manajerial Personal
Definisi : Kemampuan mengatur dan mengolah diri sendiri termasuk di dalamnya
mengolah potensi, mengembangkan karakter dan bersaing secara sehat
untuk mencapai arah dan perannya di masyarakat.
Fase Arahan
Mahasiswa dibina untuk mampu mengatur urusan
akademis dan non akademis serta mengembangkan
1
karakter dan potensi diri agar dapat berdaptasi di dunia
perkuliahan
Mahasiswa dibina untuk mampu mengembangkan
2, 3 karakter dan potensi diri agar dapat bersaing dan
melaksanakan perannya di masyarakat.
Mahasiswa dibina untuk mampu mengembangkan
4 karakter dan potensi diri agar siap menghadapi dunia
pasca kampus.

Manajerial Organisasi
Deifinisi : Kemampuan untuk mengatur dan mengelola orang lain dan/atau
organisasi untuk bisa bergerak bersama mencapai arah dan peran yang
ingin di ambil di masyarakat.
Fase Arahan
Mahasiswa dibina untuk mampu mengatasi masalah,
bekerjasama, menyusun target, mengatur alur kerja dan
1,2,3,4 melakukan evaluasi dalam suatu kelompok atau
organisasi untuk mencapai tujuan bersama dan untuk
memberikan peran di masyarakat.

Kemampuan Menyelesaikan Masalah


Definisi : Kemampuan dalam mengolah pemikiran dan tindakan yang tepat dan
solutif dalam menghadapi berbagai permasalahan
Fase Arahan
Mahasiswa dibina untuk memiliki cara berpikir analitis,

1, 2, 3, 4 taktis, logis, sistematis, inovatif, dan kreatif dan mampu


menerapkannya dalam menyelesaikan masalah.

Keterangan:
 Analitis : Dalam bertindak harus dapat menganalisis keadaan, melakukan
pertimbangan dalam menganalisis (metode analisis).
 Logis : Dasar berpikir secara logis; kerangka berpikir yang menghasilkan
pemikiran yang dapat diterima oleh akal sehat karena berlandaskan.
 Taktis : Dapat mengambil keputusan atau langkah dengan tepat dan cepat.
 Sistematis : Memiliki tahapan dalam berpikir yang teratur dan memiliki
target dalam setiap langkahnya.
 Kreatif dan Inovatif : Mampu menghasilkan ide-ide baru dan memperbarui
ide-ide yang ada.
 Solutif : Membentuk suatu pemikiran yang mengarah kepada suatu solusi.
SUB-LAMPIRAN NO.024/TAP/MPM FTUI/2015:

MEKANISME PEMBINAAN MAHASISWA


YANG TIDAK LULUS TINGKAT 1 (PEMBINAAN TAHAP II)

1. SC Pembinaan Tahap II tiap departemen memiliki rekap nilai Pembinaanawal dari setiap
departemen sampai tiga periode sebelumnya.
2. SC Pembinaan Tahap II tiap departemen mendata anggota muda yang tidak lulus
Pembinaan awal sampai tiga periode sebelumnya, disertai dengan nilai pembinaan awal
yang mereka miliki.
3. SC Pembinaan Tahap II wajib mengategorikan mahasiswa Anggota Muda sampai tiga
periode sebelumnya berdasarkan nilai pembinaan awal yang dinyatakan kurang.

SOP :
1. Semua mahasiswa yang tidak lulus pembinaan awal dan ingin menjadi anggota aktif
wajib mengikuti proker-proker pembinaan tahap II sebagai peserta dan atau panitia di
tingkat departemen dan teknik. (Catatan: Batas minimal jumlah dan jenis proker yang
diikuti ditentukan oleh SC Pembinaan tahap II).
2. Semua proker pembinaan tahap II yang diikuti oleh mahasiswa Anggota Muda,
dilaksanakan sebelum pelantikan Anggota Aktif tahap II (sebelum pembinaan Maba
periode berikutnya dimulai).
3. Dinyatakan lulus jika mengikuti proker-proker eksekutif yang telah ditentukan dengan
batas nilai minimal dan akan dilantik pada pelantikan Anggota Aktif tahap II.
4. SC Pembinaan tahap II tiap departemen wajib menyerahkan rekap nilai akhir pembinaan
tahap II pada pleno MPM sebelum pelantikan Anggota Aktif tahap II.
5. Pembinaan tahap II dilaksanakan mulai awal tahun periode lembaga.

Anda mungkin juga menyukai