Insidens
1. Kelainan bawaan yg mengakbatkanmal formasi jantung saat lahir
didapat stenosiskatup pulmonal 6,9%
2. Stenosis pulmonal reumatik sangat jarang,walupun terdpt biasanya dsertai
pnykitkarditis reumatik yg berat & mngenai ke-4katup jantung
3. Regurgitasi pulmonal tjd krn disfungsi katupakibat hipertensi pulmonal
4. Hipertensi pulmonal tjd akibat pnykit reumatikkatup mitral
Etiologi
1. Faktor endogen
a) Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
b) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan.
2. Faktor eksogen
a) Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum
obat-obatan tanpa resep dokter,
(thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin,amethopterin, jamu)
b) Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c) Pajanan terhadap sinar –X
3. Kelainan kongenital pd stenosis pulmonalissejak lahir paling sering: tdk terbentuk
katuppulmonal, atresia pulmonal, stenosispulmonal dgn ventrikel intak, VSD,
tetralogifallot, transposisi arteri besar
4. kelainan didapat : reumatik jantung, TBC,malignant circinoid tumor
endocarditis,miksoma & sarcoma
5. Regurgitasi pulmonal biasanya krn dilatasicincin katup akibat hipertensi pulmonal
/dilatasi arteri pulmonal, endokarditis infeksi &iatrogenic, tindakan operatif
stenosispulmonal / tetralogi fallot, sindrom karsinoid,katerisasi jantung, & trauma
dada.
Tandastenosispulmonal
a) Gagal jantung kanan
b) Angina pektoris
c) Habitus sindrom noonan (badan pendek, dada seperti perisai, leher berselaput)
d) Sianosis karena timbulASD
e) Terabathrill sistolik pada intercostae3 4 linea parasternalis kiri
f) Teraba impuls ventrikel kanan diparasternal
g) Bising sistolik bersifat ejeksi, suara jantung kedua pecah degan lemahnya
komponen pulmonal
h) Regurgtasi pulmonal
i) Dapat ditoleransi pasien
j) Jarang ada gagal jantung kanan dengan demikian hanya regurgitasi pulmonal
saja
k) Lelah
l) Bising diastolic meniup/kasar terdengar keras saat inspirasi disternum bagian
kiri atas& apabila bising ini akibat hipertensi pulmonal disebut bising
graham bell
m) Denyutan ventrikel kanan terasa sepanjang dada sebelah kiri
n) Ada bunyi sistol click degan suara dua yang pecah secara fisiologis
MANIFESTASI KLINIS PADA STENOSIS PULMONAL
1. Gangguan fungsi miokard :
a) Takikardia
b) Perspirasi ( yang tidak tepat )
c) Penurunan haluaran urine
d) Keletihan
e) Kelemahan
f) Gelisah
g) Anoreksia
h) Ekstrimitas pucat dan dingin
i) Denyut nadi perifer lemah
j) Penurunan tekanan darah
k) Irama gallop
l) Kardiomegali
2. Kongesti paru
a) Takipnea
b) Dispnea
c) Retraksi ( bayi )
d) Pernapasan cuping hidung
e) Intoleransi terhadap latihan fisik
f) Ortopnea
g) Batuk, suara serak
h) Sianosis
i) Mengi
j) Suara seperti mendengkur ( grunting )
3. Kongesti vena sistemik
a) Pertambahan berat badan
b) Hepatomegali
c) Edema perifer, periorbital
d) Asites
e) Distensi vena leher ( pada anak-anak )
Pemeriksaan penunjang
a) EKG : stenosis pulmonal ringan biasanya normal, yang berat terdapat gambran hipertrofi
atrium & ventrikel kanan. Makin berat kelainan makintinggi gel Rdi V1
b) EKG : regurgitasi pulmonal gambran normal /ada hipertrofi ventrikel kanan
c) Px radiologis : stenosis pulmonal gambran vaskularisasi paru perifer normal,
arteri pulmonalis tampak membesar akibat dilatasi pasca stenosis, pembesaran
ventrikel kanan pada stenosis pulmonal sedang sampai berat.
d) Px radiologis : regurgitasi pulmonal gambran normal / tampak perbesaran ventrikel kanan
& perbesaran arteri pulmonalis
e) Px fungsi paru: stenosis pulmonal abnormal dengan penurunan volume , jalan
udara & kapasitas difusi paru dsebabkan ketidak sempurnaan perkembangan
paru saat masa anak
f) Px echo pada stenosis pulmonal berat tampak hiper trofi ventrikel kanan
g) Px radioisotope dengan radioangiografi pada stenosis pulmonal berguna
untuk melihat ada /tidaknya pintasan dari kiri ke kanan.
h) Pada regurgitasi pulmonal tampak adanya aliran kembali kontrasi ke ventrikel
kanan pada fase diastolik
i) Kateterisasi
Pemeriksaan kateterisasi menunjukkan bahwa saturasi oksigen di aorta
umumnya lebih rendah dari arteri pulmonal. Tekanan diventrikel kiri relatif
sama atau bahkan bisa lebih rendah dibandingkan dengan ventrikel kanan.
Diagnosis
a) Stenosis pulmonal dengan EKG, radiologis & echocardiografi
b) Terdengar bising sistolik ejeksi sepanjang sternum bagian kiri & sering
disertai dengan ejection click pada fase awal sistolik
c) Pembesaranventrikelkanandgnpxfisik
d) Regugitasi pulmonal dilihat dengan angiografi pulmonal dimana terdapat
aliran balik cairan kontras dari arteri pulmonalis ke ventrikel kanan pada fase
diastolik
Komplikasi
a) Stenosis pulmonalis berat : gagal jantungkanan, infark miokard kanan dengan
pembesaran ventrikel kanan, endokarditis tapi jarang
b) Regurgitasi pulmonal : gagal jantung,endokarditis tapi jarang
Penatalaksaan
a) Stenosis pulmonal ringan sampai sedang tanpa operasi hanya pengobatan
konservatif saja
b) Stenosis pulmonal berat dengan gagal jantung kanan dilakukan
valvulotomi/ dengan pemberian diuretic secara hat-hati karena dapat
menrunkan isi sekuncup sehingga menimbulkan kelelahan berat
c) Regurgitasi pulmonal dengan pemberian profil aksi santibiotik pada tindakan
dental /operasi.
E. Implementasi
Tgl/Jam No. Implementasi Paraf
Dx
1 Pengkajian:
Memantau adanya pucat atau sianosis
Hasil : sianosis (-)
Memantau kecepatan irama, kedalaman, usaha respirasi
Hasil : RR : 19 x/menit
Mengkaji kebutuhan insersi jalan nafas.
Hasil :
Mengauskultasi bunyi nafas, mengkaji adanya bunyi nafas
tambahan
Hasil : Wheezing masih terdengar namun sudah berkurang
HE :
Menginformasikan kepada klien dan keluarga tentang teknik
relaksasi untuk meningkatkan pola pernafasan
Respon : pasien dan keluarga tahu dan paham serta dapat
melakukan teknik relaksasi yang telah diajarkan.
Menginformasikan pada klien dan keluarga bahwa meraka
harus memberitahukan pada perawat saat terjadi
ketidakefektifan pola pernafasan
Respon : klien dan keluarga mau melaporkan jika terjadi
ketidakefektifan pola pernafasan
Kolaborasi:
Memberikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/ masker
sesuai indikasi
Hasil : sesak nafas berkurang
Aktifitas lain :
Memposisikan pasien untuk mengoptimalkan pernafasan
Hasil : klien merasa nyaman dengan posisi yang diberikan
padanya.