Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada kehidupan sehari-hari seringkali dirasakan adanya gaya yang


timbul jika kita memasukkan sebuah benda kedalam zat cair, sebuah
benda yang tercelup sebagian atau selurunya kedalam zat cair akan
mengalami gaya dorong keatas yang mana besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Keadaaan tersebut sama
halnya dengan hukum Archimedes. Hukum Archimedes berhubungan
dengan gaya berat dan gaya angkat ke atas suatu benda yang dimasukkan
kedalam air. Benda menjadi lebih ringan pada saat didalam air daripada
berat benda saat diudara. Hal ini sesungguhnya berat benda didalam air
bukan berarti berkurang, gaya gravitasi pada benda tersebut tetap. Akan
tetapi zat cair tersebut mengadakan gaya angkat keatas terhadap setiap
benda yang tercelup, hal ini yang menyebabkan berat benda tersebut
terasa ringan.
Adapun gaya angkat/dorong zat cair keatas pada sebuah benda juga
dipengaruhi oleh berat suatu benda tersebu. Berat benda yang tercelup
kedalam zat cair juga mempengaruhi berat air yang dipindahkan. Untuk
mengetahui pengaruh dan hubungan antara berat benda, gaya angkat zat
cair dan juga berat air yang dipindahkan, praktikan melalukan percobaan
dengan judul Hukum Archimedes dengan memanipulasi berat benda yang
dicelupkan kedalam zat cair.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh berat benda terhadap gaya angkat zat cair ?
2. Bagaimana pengaruh berat benda terhadap berat air yang berpindah ?
3. Bagaimana hubungan antara gaya angkat zat cair (Fa) dengan berat air
yang berpindah (W) ?
2

C. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini yaitu :
1. Mengetahui pengaruh berat benda terhadap gaya angakat zat cair.
2. Mengetahui pengaruh berat benda terhadap berat air yang berpindah.
3. Mengetahui hubungan antara gaya angkat zat cair (Fa) dengan berat air
yang berpindah (W)
3

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hukum Archimedes
Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada
timbanggan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika
menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur
pada timbangan kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas.
Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat
dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang
diangkat hilang sehingga berat batu menjadi menjadi lebih kecil, tetapi
karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan
gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda
apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan (Tipler, 2001).
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada
kedalaman yang berbeda.Tekanan fluida bertambah terhadap
kedalam.Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida
tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkanke dalam fluida, maka akan
terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan
tekanan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian
bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang
berada dibagian atas benda.
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida terapung, di mana
bagian benda yang tercelup hanya sebagian, maka volume fluida yang
dipindahkan sama dengan volume bagian benda yang tercelup dalam
fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda benda dan bagaimana bentuk
benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah
karya Archimedes yang saat ini diwariskan kepada kitaa dan lebih
dikenal dengan julukan “Prinsip Archimedes”. Prinsip Archimedes
menyatakan bahwa :“Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau
sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya
4

apung) pada benda, dimana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama
dengan zat cair yang dipindahkan” (Giancolli, 1989).
Besarnya gaya apung yang diterima, nilainya sama dengan berat air
yang dipindahkan oleh benda tersebut (berat = massa benda x percepatan
gravitasi) dan memiliki arah gaya yang bertolak belakang (arah gaya berat
kebawah, arah gaya apung ke atas).

Gambar 1.Gaya Apung


Sumber : yuksinau.id

Akibat adanya gaya apung, berat beda di dalam zat cair akan
berkurang, sehingga benda yang diangkat di dalam zat cair akan lebih
ringan daripada benda yang diangkat di darat. Seakan benda berkurang
bila benda dimasukan ke zat cair atau air. Karena adanya gaya ke atas yang
ditimbulkan oleh air dan diterima oleh benda (Deni, 2019)
Berdasarkan gambar di atas akan terlihat bahwa sebagian zat cair
naik ke atas ketika ada benda yang dimasukan ke dalamnya. Jika ΔV
menyatakan volume zat cair yang dipindah oleh benda, maka besar ΔV
akan sama sesuai dengan volume benda yang dicelupkan.
Benda dicelupkan ke dalam zat cair atau fluida, maka ada 3
kemungkinan yang terjadi yaitu tenggelam, melayang, dan terapung.
5

1. Benda Terapung

Benda akan mengapung apabila massa jenis benda lebih kecil


daripada massa jenis zat cair (ρb < ρc). Saat benda terapung maka
hanya sebagian volume benda yang tercelup ke dalam zat cair,
sedangkan sebagian lagi dalam keadaan mengapung. Volume total
benda sejumlah dari volume benda yang tercelup ditambah dengan
volume benda yang mengapung.
Vb = V’ + V”FA = ρc.V”.g
Dengan :
V’ = volume benda yang terapung (m3)
V” = volume benda yang tercelup (m3)
Vb = volume benda keseluruhan (m3)
FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
Jika sistem dalam keadaan setimbang, maka berlaku :
FA = W
ρc.V”.g = ρb.Vb.g ρc.V” = ρb.Vb
Dengan :
ρb = massa jenis benda (kg/m3).
6

2. Benda Melayang

Benda akan melayang apabila massa jenis benda sama dengan


massa jenis zat cair (ρb = ρc). Benda melayang akan berada di antara
permukaan zat car dan dasar bejana.
Karena massa jenis benda dan zat cair sama, maka berlaku :
FA = ρc.Vb.g = ρb.Vb.g
Dengan :
FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
ρb = massa jenis benda (kg/m3)
Vb = volume benda (m3)
g = gravitasi (m/s2)

3. Benda Tenggelam
7

Saat massa jenis benda lebih besar daripada masas jenis zat cair
(ρb > ρc), maka benda akan tenggelam dan berada di dasar bejana.
Berlaku:
FA = Wu − Wc
Dengan :
A = gaya apung (N)
Wu = berat benda di udara/ berat sebenarnya (N)
WC = berat benda dalam zat cair
(N) g = gravitasi (m/s2) Wu > Wc
Karena berata benda merupakan hasil kali massa dengan
gravitasi, maka diperoleh :
ρc.Vb = mu − mc
Dengan :
ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
mu = massa benda di udara (kg)
mc = massa seolah-olah benda dalam zat cair (kg)
Vb = volume benda (m3)
Rumus Hukum Archimedes
Sesuai dengan bunyi hukum Archimedes di atas, maka besarnya gaya
apung (B) dapat dihitung dengan rumus hukum archimedes:

Dimana adalah massa jenis air, adalah gravitasi bumi (10 m/s2),
adalah volume air yang dipindahkan oleh benda yang
tercelup.
Besarnya gaya apung (B), dapat pula langsung dicari dengan formula
berikut:

Dimana, adalah berat air yang dipindahkan benda


yang tercelup. Berarti, semakin banyak volume yang tercelup atau
semakin banyak air yang dipindahkan, maka benda akan mendapat gaya
apung yang semakin besar.
8

Untuk benda yang tercelup seluruhnya, hukum Archimedes dapat


diformulasikan sebagai berikut:

Dimana w merupakan berat (berat = massa x percepatan


gravitasi). Perhatikan gambar dibawah, pada saat ditimbang, benda
memiliki massa sebesar 5 kg. Kemudian, benda tersebut dicelupkan ke
air seluruhnya sehingga memindahkan air sebanyak 2 kg. Maka, berat
benda yang tercelup akan berubah menjadi: 50 Newton – 20 Newton =
30 Newton. Jadi, pada saat benda tercelup di air, massa benda akan
menjadi lebih ringan akibat gaya apung yang diterima benda. Itulah
mengapa pada saat kita berenang, badan kita terasa lebih ringan
didalam air dibanding di luar air.

Gambar 2. Perbedaan berat benda di udara dan di fluida


Sumber: bukupedia.net
Dari rumus hukum Archimedes di atas, diketahui hubungan massa jenis
benda dengan massa jenis air:

Atau, dapat pula dirumuskan menjadi:


9

B. Penerapan Hukum Archimedes


Hukum Archimedes dapat menjelaskan mengapa suatu benda yang
tercelup di air dapat melayang, mengapung, dan tenggelam. Penerapan
hukum Archimedes ini diantaranya adalah perancangan kapal laut,
bangunan lepas pantai (offshore), hingga kapal selam. Selain gaya apung,
hukum Archimedes juga dipakai untuk menentukan massa jenis suatu benda
padat, serta diterapkan pada stabilitas hidrostatik kapal yang mengapung di
permukaan air.
Hukum Archimedes diterapkan pada kapal selam. Kapal selam
merupakan kapal yang dapat mengubah-ubah massa jenisnya agar dapat
menyelam, melayang dan mengapung di permukaan air. Untuk mengubah
massa jenisnya, kapal selam menambahkan massa atau mengurangi
massanya dengan cara memasukkan air atau mengeluarkan air. Agar dapat
menyelam, kapal selam memasukkan air sehingga massa kapal bertambah
besar, begitu pula sebaliknya jika kapal selam ingin kembali muncul ke
permukaan. Prinsip kapal selam dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Hukum Archimedes pada Kapal Selam


Sumber: Brainly.com
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil hipotesis adalah:
1. Semakin besar berat benda maka gaya angkat zat cair semakin besar.
2. Semakin besar berat benda maka berat air yang berpindah akan semakin
besar.
10

3. Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair
akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan.
11

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Praktikum yang berjudul “ Hukum Archimedes ” ini menggunakan
metode eksperimen karena pada praktikum ini terdapat variabel
manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol.
B. Tempat dan Tanggal
Praktikum yang berjudul “ Hukum Archimedes ” dilaksanakan di
Laboratorium IPA gedung C12 FMIPA UNESA pada tanggal 12 maret
2019 pukul 07.30 WIB.
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Dasar statif 1 buah
2. Kaki statif 1 buah
3. Batang statif pendek 1 buah
4. Batang atatif panjang 1 buah
5. Mistar 1 buah
6. Neraca pegas 1 buah
7. Tabung berpancuran 1 buah
8. Balok pendukung 1 buah
9. Jepit panahan 1 buah
10. Gelas kimia 1 buah
11. Beban 3 buah
12. Silinder ukur 1 buah
13. Neraca O’hauss 1 buah
b. Bahan
1. Air 300 ml
12

D. Rancangan Percobaan

Gambar 4. Rancangan Percobaan Hukum Archimedes


Sumber: nuriqlima18.blogspot.com
E. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel manipulasi : Massa beban
Definisi Operasional Variabel: Variabel manipulasi yang digunakan
adalah massa beban
2. Variabel kontrol : volume air
Definisi Operasional Variabel: Variabel yang dibuat sama pada praktikum
adalah volume air yaitu 300 ml.
3. Variabel respon : berat air yang pindah dan gaya angkat
Definisi Operasional Variabel: Pada praktikum respon yang akan terjadi
ketika beban yang dari udara di masukan kedalam bejana air sehingga
sebagian air akan berpindah.
F. Langkah Kerja
1. Merakit peralatan sesuai dengan gambar di bawah ini.

Gambar 5. Rancangan
Sumber : LKM 3 Fluida IPA
2. Memasang balok pendukung pada batang statif panjang
3. Memasang penjepit panahan pada balok pendukung kemudian gantungkan
neraca pegas pada jepit panahan
13

4. Meletakan silinder ukur sedemikian rupa sehingga air dapat tertampung


5. Menggantungkan sebuah beban pada neraca pegas dan catat berat beban
yang ditunjukkan oleh neraca pegas (w0)
6. Menimbang massa (m0) silinder ukur dalam keadaan kosong dengan neraca
O’hauss
7. Memasukan air ke dalam tabung berpancuran. Tunggu sampai beberapa saat
sampai air tidak menetes. Dapat menggunakan gelas kimia untuk
menampung air yang tumpah
8. Menempatkan silinder ukur di bawah pipa pancur tabung berpancuran
9. Menurunkan balok pendukung sampai beban seluruhnya tercelup ke dalam
air
10. Menunggu sampai air tidak tumpah lagi, kemudian dengan membaca
neraca pegas catat berat beban (w), saat berada di dalam air
11. Menimbang massa m1, yakni massa silinder ukur + massa air tumpahan
12. Mengulangi langkah 1 sampai langkah 11 untuk 2 buah beban dan 3 buah
beban
13. Menghitung massa air yang dipindahkan, ma = m1 – m0
14. Menghitung berat air yang dipindahkan (wa = ma. G) dengan
menggunakan percepatan g = 10 m/s2,
15. Menggunakan persamaan Fa = w0 – w1 Jika gaya ke atas , bandingkan Fa
dengan wa
14

G. ALUR

Balok pendukung
- Dipasangi batang statif panjang
- Dipasangi penjepit panahan

Penjepit panahan
- Digantungi neraca pegas
- Diletakan silinder ukur
- Ditimbang (m0)
Neraca
- Digantungi beban
- Dicatat beratnya (W0)
Tabung Berpancuran

- Dituangkan air
fluida archimedes
- Ditunggu hingga air tidak menetes ke luar

Silinder ukur
- Diletakkan di bawah pipa pancuran
- Diturunkan beban seluruhnya tercelup dalam
air
- Ditunggu hingga ai r tidak tumpah
- Dicatatat berat beban dalam air

Berat massa air yang


dipindahkan
15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil pengamatan berat air yang dipindahkan
Hasil 1 Beban 2 Beban 3 Beban
Berat (w0) beban di udara 0,4 0,7 1
Berat (w1) beban di dalam air 0,3 0,5 0,7
Massa (m0) silinder ukur kosong 39,4 39,4 39,4
Massa (m1) silinder ukur + air 43,6 52,7 63
tumpahan
Massa air yang dipindahkan 4,2 13,3 23,6
(ma = m1 – m0)
Berat air yang dipindahkan 0,041 0,130 0,231
(wa = ma.g)
Gaya keatas dari air (Fa = wa-w1) 0,1 0,2 0,3
Sesuai dengan tabel 4.1 terdapat tiga beban yang digunakan. Berat
1 beban diudara(w0) adalah 0,4N. Berat beban di dalam air adalah 0,3N.
Berat 2 beban di udara(w0) adalah 0,7N dan berat beban di dalam air
adalah 0,5N. Berat 3 beban di udara (w0) adalah 1N dan berat beban di
dalam air adalah 0,7N. Dan massa silinder ukur kosong pada ketiga beban
adalah sama yaitu 39,4gr. Pada 1 beban diperoleh m1 sebesar 43,6 gr, ma
sebesar 4,2gr, wa sebesar 0,041kg dan Fa sebesar 0,1N. Pada percobaan
kedua menggunakan 2 beban diperoleh m1 sebesar 52,7 gr, ma sebesar
13,3 gr, wa sebesar 0,130kg dan Fa sebesar 0,2N. Dan yang terakhir
adalah percobaan ketiga menggunakan 3 beban diperoleh m1 sebesar 63gr,
ma sebesar 23,6 gr, wa sebesar 0,231kg dan Fa sebesar 0,3N.
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran gaya angkat
No Benda Gaya Angkat (Fa)
1. 1 benda 0,098 N
2. 2 benda 0, 147 N
3. 3 benda 0, 2156 N
16

Sesuai dengan tabel 4.2 pengukuran gaya angkat. Diperoleh hasil bahwa
pada benda didapatkan gaya angkat (Fa) sebesar 0,98 Newton. Pada
percobaan menggunakan 2 benda diperoleh gara angkat (Fa) sebesar 0,147
Newton dan yang terakhir dengan menggunakan 3 benda diperoleh hasil
gaya angkat (Fa) sebesar 0,2156 Newton.
Grafik 4.1 Pengaruh Massa terhadap berat air yang dipindahkan
(Wa)

Grafik pengaruh Massa Terhadap


Berat air yang dipindahkan (Wa)
dipindahkan (Wa
Berat air yang

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 beban 2 beban 3 beban

Massa

Grafik diatas merupakan grafik pengaruh massa terhadap berat air yng
dipindahkan. Dapat dilihat pada grafik bahwa massa beban berpengaruh
terhadap berat air yang di pindahkan (Wa) yaitu semakin berat beban yang
digunakan maka berat air yang digunakan juga akan semakin besar.
Grafik 4.2 Pengaruh Massa terhadap gaya keatas dari air (Fa)

Grafik pengaruh Massa Terhadap


Gaya keatas dari air (Fa)
Gaya keatas dari air (Fa)

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 beban 2 beban 3 beban
Massa
17

Grafik diatas merupakan grafik pengaruh massa terhadap gaya keatas (Fa).
Dapat dilihat pada grafik 4.2 bahwa massa beban berpengaruh terhadap
gaya keatas air yaitu semakin berat beban yang digunakan maka gaya
keatas air juga akan semakin besar.
B. Pembahasan
Sesuai dengan data yang telah di peroleh pada tabel 4.1 hasil
pengukuran berat air yang dipindahkan dan tabel 4.2 hasil pengukuran
gaya angkat, berat benda memiliki pengaruh terhadap gaya angkat zat cair
yaitu semakin berat benda atau beban yang digunakan maka gaya angkat
zat cair semakin besar. Dari data hasil percobaan yang sudah di peroleh
tersebut sudah sesuai dengan teori dan hipotesis. Berat benda yang
digunakan juga berpengaruh terhadap berat air yang berpindah yaitu
semakin berat benda maka berat air yang berpindah akan semakin kecil.
Hal tersebut sudah sesuai dengan data yang dipeoleh dan sesuai dengan
hipotesis. Pada percobaan ini, berat benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair maka akan mengalami gaya keatas yang
besarnya sama dengan berat zat cair. Dari hasil yang sudah diperoleh
belum sesuai dengan teori dan hipotesis dimana hukum archimedes yang
berbunyi bahwa gerak angkat keatas sama dengan air yang dipindahkan.
Tetapi, hasil yang diperoleh jauh berbeda dengan nilai berat zat cair yang
dipindahkan. Seharusnya data yang diperoleh, nilainya lebih mendekati
dengan nilai berat zat cair yang dipindahkan. Dalam percobaan yang sudah
dilakukan, dimana gaya ke atas zat cair pada masing-masing beban
berrturut-turut adalah 0,1N, 0,2N dan 0,3N. Sedangkat berat air yang
dipindahkan (wa) berturut-turut diperoleh sebesar 0,041kg, 0,130kg dan
0,231 kg. Perbedaan nilai antara gaya angkat dengan berat zat cair yang
dipindahkan sangat jauh dikarenakan oleh beberapa faktof baik dari faktor
lingkungan dan faktor internal dari praktikan. Faktor lingkungan seperti
gaya gravitasi yang di asumsikan sebesar 9,8 m/s2 padahal di laboratorium
Pendidikan Ipa Unesa belum tentu dapat sebesar 9,8 m/s2 dan juga tekanan
di laboratorium belum tentu benar-benar 1 atm. Selain itu faktor dari
praktikan yang kurang teliti pada saat membaca skala pada neraca pegas
18

maupun neraca ohaus. Dari beberapa faktor tersebut mempengaruhi hasil


percobaan yang telah di lakukan.
19

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesuai dengan percobaan yang telah dilkukan dapat diperoleh
kesimpulan bahwa :
1. Berat benda memiliki pengaruh terhadap gaya angkat zat cair yaitu
semakin berat benda maka gaya angkat zat cair semakin besar.
2. Berat benda memiliki pengaruh terhadap berat air yang dipindahkan
yaitu semakin berat benda yang digunakan maka berat air yang
dipindahkan akan semakin besar.
3. Hubungan antara gaya angkat zat cair (Fa) dengan berat air adalah
sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat
cair yang dipindahkan. Tetapi hasil percobaan yang di peroleh tidak
sesuai dengan teori dan hipotesis yang disebabkan karena beberapa
faktor .
B. Saran
1. Praktikan harus lebih teliti dalam membaca skala pada neraca baik
neraca o hauss dan neraca pegas
2. Percobaan ini seharusnya dilakukan dalam tekanan 1 atm supaya
tidak terkontaminasi dengan suhu ruangan dan data yang diperoleh
akurat
20

DAFTAR PUSTAKA

Alifvian.2017.HUKUMARCHIMEDES.Online.
https://www.studiobelajar.com/hukum-archimedes/.Diakses pada 17 maret 2019
pukul 18.48
Deni.2019.BUNYO,PENERAPAN,CONTOH SOAL HUKUM ARCHIMEDES.
Online.https://www.yuksinau.id/hukum-archimedes/#!. Diakses pada tanggal 18
maret 2019 pukul 21.34
Giancolli.1989.FISIKA.Jakarta:Erlangga
Tipler.2001.FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK.Jakarta:Erlangga
21

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Menimbang berat Gambar 2. Menimbang silinder ukur


benda di udara yang kosong

Gambar 3. Menimbang berat 2 benda Gambar 4. Menimbang berat 1


diair benda diair
22

LAMPIRAN PERHITUNGAN

 Perhitungan Massa Air yang Dipindahkan (Ma)


Beban 1
ma = m1- mo

= 43,6-39,4
= 4,2 gr
Beban 2

ma = m1- mo

= 52,7-39,4
= 13,3 gr

Beban 3
ma = m1- mo

= 63-39,4
= 23,6 gr

 Perhitungan Berat Air yang Dipindahkan (Wa)


Beban 1
Wa = ma x g
= 4,2 x 9,8
= 41,16 gr
= 0,041 kg
Beban 2
Wa = ma x g

= 13,3 x 9,8

= 130,34 gr

= 0,130 kg

Beban 3
Wa = ma x g

= 23,6 x 9,8
23

= 231,28 gr

= 0,231 kg

 Gaya angkat keatas oleh air(Fah)


Beban 1

Fa = Wo - W1

= 0,4 - 0,3

= 0,1 N

Beban 2

Fa = Wo - W1

= 0,7- 0,5

= 0,2 N

Beban 3

Fa = Wo - W1

= 1- 0,7

= 0,3 N

 Gaya angkat keatas oleh air (Fap)


Beban 1
Fa = P g V
= 1000 x 9,8 x 0, 00001
= 0, 098 N
Beban 2
Fa = P g V
= 1000 x 9,8 x 0, 000015
= 0,147 N
Beban 2
Fa = P g V
= 1000 x 9,8 x 0, 000022
= 0,2156 N

Anda mungkin juga menyukai