Upaya peningkatan produksi komoditas kacang- kali setahun, sedangkan aksesi ubi kayu dire-
kacangan dan umbi-umbian memerlukan penye- majakan sekali setahun (Gambar 2).
diaan varietas unggul berdaya hasil tinggi dan
toleran/tahan terhadap cekaman biotik dan abio- Konservasi Kedelai
tik. Oleh karena itu, guna memenuhi permintaan
varietas unggul kacang-kacangan dan umbi- Sebagian besar aksesi kedelai yang diperbarui
umbian yang semakin banyak, maka dukungan benihnya memiliki biji berukuran sedang, warna
ketersediaan plasma nutfah sebagai sumber biji kuning, dan terdapat 27 aksesi bijinya ber-
gen, sifat atau karakter tanaman sangatlah pen- warna hitam. Hasil biji rata-rata 1,48 t/ha,
ting. Saat ini, Balitkabi memiliki koleksi plasma namun terdapat 14 aksesi yang hasilnya di atas
nutfah meliputi: kedelai 1.054 aksesi, kacang 2,0 t/ha yakni MLGG-0312, MLGG-0328, MLGG
tanah 500 aksesi, kacang hijau 1.050 aksesi, -0559, MLGG-0565, MLGG-0647, MLGG-0675,
kacang tunggak 150 aksesi, kacang gude 73 MLGG-0717, MLGG-0772, MLGG-0786, MLGG-
aksesi, ubi kayu 323 aksesi, dan ubi jalar 305 0827, MLGG-0846, MLGG-0852, MLGG-0853,
aksesi. Kekayaan sumber daya genetik atau MLGG-0855, dan MLGG-0895 dengan umur
plasma nutfah dilestarikan di ruang simpan ber- masak di atas 80 hari dan ukuran biji 6,56-10,67
pendingin (cold storage), dan untuk plasma g/100 biji. Terdapat 5 aksesi kedelai yang
nutfah umbi-umbian dilestarikan di lapangan berukuran biji besar di atas 14 g/100 biji, yaitu
dalam bentuk pertanaman hidup. Secara berkala MLGG 0242, MLGG 0553, MLGG 0617, MLGG
terhadap aksesi-aksesi plasma nutfah tanaman 0669, dan MLGG 0903. Ukuran biji kedelai me-
kacang-kacangan dilakukan pembaruan benih rupakan salah satu karakter penting yang men-
(rejuvinasi) terutama yang daya kecambahnya dapat perhatian petani/pasar, sesuai dengan
telah merosot hingga 70%. Secara berkala pula pemanfaatannya. Misalnya, industri tahu dan
untuk plasma nutfah tanaman kacang-kacangan tempe, lebih disukai kedelai yang berbiji besar.
dan umbi-umbian dilakukan karakterisasi atau
evaluasi terhadap cekaman lingkungan biotik Konservasi Kacang Tanah
atau lingkungan abiotik sejalan dengan program
pemuliaan komoditas yang bersangkutan. Aksesi kacang tanah yang dikonservasi seba-
gian besar memiliki polong berukuran sedang
KONSERVASI PLASMA NUTFAH ANEKA (66,2%), tergolong jenis Spanish (80%) dengan
KACANG DAN UMBI jumlah biji per polong didominasi biji 2, kulit
polong agak kasar, agak berpinggang dan se-
Meluasnya penggunaan varietas unggul dan dikit berpelatuk. Polong tipe spanish umumnya
intensifnya pemanfaatan hutan akan memper- dipanen lebih awal (85–95 hari) dan sesuai
besar peluang tersingkirnya varietas lokal dan untuk produk kacang garing. Dari 150 aksesi,
varietas liar, yang akan diikuti pula oleh musnah- hasil polong rata-rata 2,56 t/ha polong kering,
nya gen-gen berguna yang terkandung di dalam- tertinggi 4,40 t/ha polong kering. Sebanyak 54
nya. Dengan konservasi, karakterisasi, dan aksesi memiliki hasil polong kering di atas 3,0 t/
evaluasi plasma nutfah maka gen-gen pengatur ha. Tiga diantaranya yakni MLGA 0134, MLGA
karakter dapat dikenali, dilestarikan, didokumen- 0140, dan MLGA 0148 memiliki hasil di atas 4,0
tasikan serta didayagunakan secara optimal dan t/ha dan termasuk tipe Spanish.
efisien melalui sistem informasi dan dokumentasi
yang handal. Konservasi Kacang Hijau
Pada tahun 2012, telah diperbarui benih
plasma nutfah kacang-kacangan (225 aksesi Sebanyak 225 aksesi kacang hijau yang dikon-
kedelai, 150 aksesi kacang tanah, 225 aksesi servasi pada tahun 2012, 104 aksesi memiliki
kacang hijau, 75 aksesi kacang tunggak, 71 warna biji kusam dan 39 aksesi berbiji kecil (<4
aksesi kacang gude, dan 6 aksesi kacang g/100 biji). Dua aksesi memiliki warna polong
komak), bibit 303 aksesi ubi jalar dan 323 aksesi krem yakni MLG-0179 dan MLG-0185. Hasil biji
ubi kayu selalu diremajakan, aksesi ubi jalar tiga kacang hijau rata-rata 1,26 t/ha, dan terdapat 11