Laporan Supervisi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

BABI

PENDAHULUAN

l. Latar Belakang

Supervisi merupa.kan bagian keempal dari empat kegiatan proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh tim supervisor baik oleh kepala sekolah

dan/atau pengawas pengawas. Keempat proses pembelajaran itu antara lain;

diawali dengan perencanaan, kemudian pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian,

dan yang keempat pengawasan. Hal itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat

(3), "Setiap satuan pendidikan mela/cukan perencanaan proses pembe/ajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, don

pengmvasan proses pembelajaran untuk ter/aksananya proses pembelajaran yang

efeksif dan efislen"

Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan

bersama dengan pendidik.. Perencanaan iru berbentuk silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005

ditegaskan, "Perencanaan proses pembelajaran me/iputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber be/ajar, dan penilaian

'-....· has ii be/ajar".

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik berdasarkan

perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di

ruangan belajar dan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada peserta

didik, Peristiwa di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, clan kegiatan

akhir. Penilaian proses den basil belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan
oleh pendidik dan satuan pendidikan. Wujud nyata penilaian itu adalah ulangan

harian. ulangan tengah semester, ulangan semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Pengawasan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah.

Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,

dan tindak Ianjut.

Keempat kegiatan proses pembelajaran itu merupakan satu kesatuan

dengan penanggung jawab yang jelas. Perencanaan merupakan dasar utama dari

semua kegiatan. Perencanaan yang benar diasumsikao bermuara kepada

pelaksanaan yang benar. Pereneanaan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan

dan pendidik. Silabus mats pelajaran dan silabus muatan Iokal disusun oleb guru

bersama timnya yang diketuai oleh kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum

memenuhi standar yang diharuskan, penanggung jawabnya odalah kepala satuan

pendidikan. Selain itu, silabus merupakan penmgkat kurikulum yang kategori

tanggung jawabnya berada di tangan kepala satuan pendidikan. Lagi pula, di

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus merupakan

dokumen dua kurikulum, sedangkan penanggungjawab penyusunan kurikulum di

tingkat satuan pendidikan adalah kepala satuan pendidikan.

Reeana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh pendidik

berdasarkan Icarakteristik peserta didik yang beroda di kelasnya. Penyusunan RPP

pada dasarnya dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang seeara

berkelompok. Jika RPP yang bermasalah berarti yang beratanggung jawab adalah

pendidik. Jadi di dalam perencanaan proses pembelajaran sudah terlihat

dikotomus (pemisah) tanggung jawab antara kepala satuan pendidikan dengan

pendidik. Silabus tanggung jawab kepala satuan pendidikan dan RPP tanggung
jawab pendidik,

Pelaksanaan proses pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada

perencanaan yang disusun oleh satuan pend.idikan dan pendidik. Kegiatan ini

berangkat dari keberadaan silabus dan RPP. Pelaksanaannya akan terlihat nyata

di ruang kelas, dalarn bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalarn suasana

yang menyenangkan. Seperti yang ditegaskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005, pasal 19, ayat (I) tentang Standar Nasional Pendidikan seperti

berikut ini. "Proses pembelajaran pada satuan pendidilcan diselenggarakan

secara interalaif. in.spiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa.

kTeativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, clan perkembangan fisik

serta psJkologis peserta didik".

Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan pendidikan

dilakukan oleh pendidik., satuan pendidikan, dan pemerintah. Pada tataran satuan

pendidikan hal itu dilakukan oleh pendidik clan satuan pendidikan. Penegasan itu

tennaktub pada PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,pasal 63, ayat

(I) sepeti berikut ini. " Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri alas: (a) penilaian hasil be/ajar oleh pendidilc; (b) penilaian

hasil be/ajar oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian hasil be/ajar oleh

Pemerintah. "Lebih lanjut rincian dari pasal 63 ayat (I) ini diuraikan secara rinci

di dalarn Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang

Standar Penilaian.

Perencanaan, pelaksanaan, dao penilaiao dalam proses pembelajaran

perlu diawasi. Hal itulah yang keempat, yakni pengawasan proses pembelajaran.
Bahan sajian sederhana ini berbicara tentang pengawasan proses pembelajaran.

Pembahasan akan dilakukan dengan sistematika berpikir seperti berikut ini. (1)

ruang lingkup kerja kepengawasan; (2) program atau perencanaan pengawasan;

(3) pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan, Dengan tiga

sistematika berpikir itu, diharapkan baban ini dapat dijadikan sebagai landasan

berpikir untuk melaksanakan kegiatan kepengawasan pada satuan pendidikan baik

oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala satuan pendidikan.

2. Fokus Masalah Supervisi Akademik


Meningkatkan kompetensi profesional guru di kelas
Meningkatkan kwalltas proses pembelajaran di kelas

3. Tujuan dan Sasaran Supervisi Akademik


Tujuan Supervi.si Akademik
a. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam membuat persiapan atau

perencanaan pembelajaran di dalam kelas.

b. Untuk mengetahui kemahiran dan ketepatan dalam memilih pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan

disampaikan kepada peserta didik.

c. Untuk mengetahui kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam

melaksanakan proses pembelajaran cli dalarn kelas, misalnya dalam

membuka proses pembelajaran, apersepsi,penguasaan kelas, kegiatan inti,

teknik bertanya dan sebagainya sampai pada kegiatan akhir atau evaluasi.

d. Untuk mengetahui k6mpetensi guru dalam mengembangkan intrumen

pcnilaian dalam melaksanakan evaluasi, baik evaluasi selama proses

pembelajaran atau evaluasi basil belajar.

e. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut


pembelajaran kepada peserta didik.

f. Untuk mengetahui kelengkapan adrninistrasi pembelajaran yang diperlukan

dalam rangka roelaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga profesional di

bidang pendidikan.

Sasaran Supervisi Akademik

a. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam

rangka membuat perencanaan pembelajaran.

b. Guru yang bersangkutan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ia

miliki dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di dalarn kelas.

c. Guru yang bersangkutan akan mengetahui kelemahan dan kekurangannya

dalarn merencanakan dan mengembangkan instrumcn penilaian pcmbelajaran.

d. Sebagai bahan introspeksi pada diri pribadi seorang guru, bahwa tugas

profesional scbagai pendidik itu sangat pelik dan kompleks sehingga akan

menjadi motivasi untuk selalu menambah dan meningkatkan wawasan serta

pengetahuan.
BABII
RUANG LINGKUP SUPERVISI KELAS

Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran. Kelirna

lingkup itu adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.

Hal itu tertuang di dalam Peraturan Menteri Penclidikan Nasional Nomor 2212016

tentang Standar Proses seperti berikut ini.

1. Pemantauan

a. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian basil perobelajaran.

b. Pernantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,

pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

c. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan

pendidikan.

2. Supervisi

a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, clan penilaian basil pem belajaran.

b. Su_pervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,

diskusi, pelatihan, dan konsultasi,

c, Kegiatan supervisi dilakukan oleb kepala dan penga was satnan

pendidikan.

3. Evaluasi

a. EvaJuasi proses pembelajaran dilakukan untuk me nentukan kualitas

pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil


pembelajaran.

b. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

a) membandingkan proses pembelajaran yang dilak sanakan guru

dengan standar proses,

b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pem belajaran sesuai

dengan kompetensi guru.

c. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja

guru dalam proses pembelajaran.

4. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasiproses pembelajaran

dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

5. Tindak Lanjut

a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi

standar.

b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum

memenuhi standar.
'
c. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pe nataran lebih

lanjut.

Kelima lingkup (pematauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak

lanjut) kepengawasan merupakan kegiatan yang berentetan. Ada hubungan

hierarkis dari lima kegiatan itu. Kegiatan diawali dengan pematauan. Hal yang
dipantau adalah perencanaan, pelaksanaan, clan penilaian proses pembelajaran.

Basil pemantauan itu tampil dalam wujud data berupa kondisi ril, kenyataan yang

sebenarnya, dan fakta autentik.. Hasil pematauan itu bisa berupa catatan, rekeman,

dan dokumentasi. Untuk mendapatkannya dilakukan dengan berbagai cara atau

teknik. Tentu saja cara dan teknik itu memerlukan instrument pemantauan.

Instrumen itu pada hakikatnya adalah instrument pengumpulan data, informasi,

dan fakta tentang kondisi ril dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses

pembelajaran.

Data atau infonnasi yang diperoleh melalui pemanantauan diolah dan

ditafsirkan agar bennakna. Basil penafsiran terhadap data atau infonnasi

tersebutlah memerlukan tindakan selanjutnya. Jika data mengatakan bahwa

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran telah memenuhi

standar, tentu pengawas (kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah)

berupaya untuk mengembangkan ke tingkat yang lebih tinggi di atas standar.

Kalau data menyatakan belum memenuhi standar, upaya yang dilakukan adalah

meningkatkannya menjadi standar. Kegiatan-kegiatan itulah yang dilakukan di

dalam supervisi. Jadi, supervisi hanya dapat dilkukan jika ada data dan informasi

bermakna dari basil pemantauan.

Supervisi pendidikan (akademik dan menejerial) menurut Depdiknas (2009)

adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan

basil belajar serta pengelolaan sekolah (satuan pendidikan). Inti dari kegiatan

supervisi adalah perbaikan dan peningkatan. Data yang diperoleh dari kegiatan

pemantauan dijadikan landasan untuk melakukan supervisi (memperbaiki dan

meningkatkan). Jika data menginformasikan hal yang kurang baik, kegiatan


supervisinya adalah memperbaiki. Kalau data menginformasikan hal yang tel ah

baik, kegiatan supervisinya adalah rneningkatkan.

Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,

diskusi, pelatihan, clan konsultasi (Pennendiknas No. 41/2007). Kegiatan

supervisi yang dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah

adalah kegiatan untuk memperbaiki dan atau meningkkatkan. Hal yang diperbaiki

atau ditingkatkan adalah perencanaan, pelnksanaan, clan penilaian proses

pembelajaran. Cara yang digunakan adalah dengan pemberian contoh, disksusi,

pelatihan, clan konsultasi. Pemilihan cara ini tentu sangat ditentukan oleh keadaan

clan kebutuhan pendidik. Bisa jadi seorang pendidik hanya memerlukan contoh

untuk meningkatkan kemampuan merencanakan, sedangkan pendidik yang

memerlukan diskusi, konsultasi, dan pelatihan. Selain itu, kiat kepala satuan

pendidikan dan pengawas sekolah dalarn mengemban tugasnya juga sangat

berpengaruh terhadap pemilihan cara yang tepat. Hal yang esensial dalam

pemantauan adalah instrumen, pengumpulan data, pengolahan data, dan

penafsiran data. Seclangkan di dalarn supervisi hal esensialnya adalah penguasaan

pengawas sekolah terhadap substansi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

proses pembelajaran serta teknik (kiat) melakukan supervisi. Secara standar,

perencanaan proses pembelajaran hanya dua, yakni silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Akan tetapi, sesuai dengan paradigma

kurikulum, setiap satuan pendidikan berhak menyusun clan melaksanakan

kurikulum sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Jika seorang pengawas

sekolah mengawasi sepuluh sekolah misalnya, bisa jadi akan terdapat variasi dari

perencana

Anda mungkin juga menyukai