Anda di halaman 1dari 5

JIPFRI, Vol. 1 No.

1 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah


Halaman: 9 - 13
Mei 2017

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS


BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR

Effendi*
Prodi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda
Jalan Kotabaru Sukaraja, Buay Madang, OKU Timur, Sumatera Selatan
* E-mail: effendi@stkipnurulhuda.ac.id

Abstrak
Reward merupakan salah satu faktor diluar dari pribadi mahasiswa. Dengan pemberian reward dalam proses
perkuliahan secara tidak langsung akan membuat mahasiswa lebih bersemangat dan aktif sehingga terjadi proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pemberian reward
berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Populasidalam penelitian adalah seluruh seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah fisika dasar. Variabel dalam
penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas adalah pemberian reward, dan variabel terikat adalah aktivitas belajar
mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi. Setelah data terkumpul, kemudian data dianalisis
dengan ststistik uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data yang dilakukan didapat t hitung = 6,20 dan
tdaftar = 2,01, hipotesis akan diterima apabila thitung terletak antara –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Dari hasil perhitungan dapat
diketahui 6,20 tidak terletak antara -2,01 dan +2,01, sehingga kesimpulannya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
terdapat pengaruh pemberian reward terhadap aktivitas belajar mahasiswa.

Kata kunci: reward, aktivitas belajar dan fisika dasar

PENDAHULUAN perkuliahan di prodi pendidikan fisika. Salah


satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan
Ada dua faktor yang mempengaruhi pemberian reward yang dapat diberikan pada
hasil belajar mahasiswa, yaitu faktor internal saat kegiatan perkuliahan berlangsung.
dan faktor eksternal (Ahmadi, 1998:72). Kedua Memberikan reward itu berarti sama
faktor tersebut saling terkait antara satu dengan dengan memberikan motivasi kepada
yang lain. Sehingga dengan demikian seoarang mahasiswa sebagai salah satu faktor
pendidik utama dosen harus mampu untuk pencapaian prestasi akademiknya. Hal tersebut
memahami kedua faktor tersebut. Salah satu merupakan prakondisi yang harus ada pada diri
penyebab rendahnya hasil belajar mahasiswa seorang mahasiswa dalam usaha untuk
terindikasi dari belum optimlanya seorang motivasi dalam belajarnya. Adanya motivasi
dosen dalam memperhatikan dua faktor itu, dapat mendorong mahasiswa untuk belajar
termasuk menggunakan media, metode dan selanjutnya berimplikasikan pada aktivitas
strategi perkuliahan yang lebih variatif. Untuk belajar mahasiswa. Tujuan yang harus dicapai
itu, seorang dosen perlu mengembangkan dalam pemberian reward adalah untuk lebih
pendekatan dan metode yang lebih variatif mengembangkan dan mengoptimalkan
untuk mengatasi berbagai kesulitan mahasiswa motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi
seperti kejenuhan mempelajari fisika, ektrinsik, artinya mahasiswa melakukan suatu
kurangnya motivasi untuk belajar dan faktor perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
lingkungan yang kurang mendukung proses kesadaran mahasiswa itu sendiri. Pemberian
pembelajaran. Maka, dosen harus mencari reward juga diharapkan dapat membangun
strategi yang cocok agar mahasiswa dapat suatu hubungan yang positif antara dosen dan
tertarik dan lebih antusias untuk mengikuti mahasiswa, karena reward itu adalah bagian

p-ISSN 2549-905X|e-ISSN 2549-9076 STKIP Nurul Huda


EFFENDI

dari pada penjelmaan dari rasa cinta kasih memecahkan soal, menganalisis,
sayang seorang dosen kepada siswa. melihat hubungan, mengambil
Reward merupakan suatu bentuk teori keputusan.
penguatan positif yang bersumber dari teori 7. Motor activies (kegiatan gerak)
behavioristik. Reward berasal dari Bahasa seperti: melakukan percobaan,
Inggris yang berarti penghargaan atau hadiah membuat konstruksi, model
(John M. Echols dan Hasan Shadilya, 1996: mereparasi, bermain, berkebun,
482). Pemberian reward dalam proses beternak dan lain-lain
perkuliahan cukup penting terutama sebagai 8. Emosional activies (kegiatan
faktor eksternal dalam mempengaruhi dan emosional) seperti: menaruh minat,
mengarahkan perilaku mahasiswa. Hal ini merasa bosan, gembira,
berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, bersemangat, bergairah, berani,
diantaranya pemberian reward ini dapat tenang, gugup dan lain-lain.
menimbulkan motivasi belajar mahasiswa dan Kurangnya aktivitas belajar merupakan
dapat mempengaruhi perilaku positif dalam salah satu faktor penyebab rendahnya
kehidupan mahasiswa. penguasaan materi oleh siswa. Aktivitas belajar
Proses belajar yang dilakukan oleh adalah rangkaian kegiatan fisik maupun mental
mahasiswa merupakan kunci keberhasilan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
secara akademiknya. Proses belajar dan megakibatkan adanya perubahan dalam
merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan dirinya baik nampak maupun yang tidak
bahan belajar. Aktivitas belajar yang dialami nampak untuk diamati. Pengajaran yang efektif
oleh mahasiswa sebagai suatu proses, yaitu adalah pengajaran yang menyediakan
proses belajar mengajar (Dimyati, 2009: 236). kesempatan belajar sendiri atau melakukan
B. Diedrich, (dalam Sadirman 2010: 101) aktivitas sendiri. mahasiswa belajar sambil
menggolongkan aktivitas belajar sebagai bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh
berikut : pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek
1. Visual activies (kegiatan visual) tingkah laku lainnya, serta mengembangkan
seperti: membaca, mengamati keterampilan yang bermakna untuk hidup
demonstrasi, percobaan, meng- bermasyarakat (Hamalik, 2001: 171). Adapun
amati gambar, melihat orang tujuan dari penelitian ini secara umum yakni
bekerja, dan lain-lain. untuk mengetahui efektivitas pemberian reward
2. Oral activies (kegiatan oral) seperti: terhadap hasil belajar mahasiswa prodi
menyatakan, merumuskan, berta- pendidikan fisika. Oleh karena itu nantinya hasil
nya, memberi saran, mengeluarkan penelitian ini dapat bermanfaat dosen,
pendapat, mengadakan wawan- mahasiswa dan peneliti.
cara, diskusi dan lain-lain.
3. Listening activies (kegiatan METODE/EKSPERIMEN
mendengar) seperti: mendengar-
kan percakapan, uraian, diskusi, Penelitian ini adalah penelitian yang
musik, pidato dan lain-lain. bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
4. Writing activies (kegiatan menulis) penelitian yang menggunakan teknik analisis
seperti: menulis cerita, mengarang, statistik untuk mengukur data dan menarik
membuat laporan angket, menyalin kesimpulan. Jenis data penelitian merupakan
dan lain-lain. komponen penelitian yang diperlukan oleh
5. Drawing activies (kegiatan meng- peneliti untuk memperoleh data dalam meneliti.
gambar) seperti: menggambar, Metode pengumpulan data yang digunakan
membuat grafik, peta, diagram dan dalam penelitian ini adalah metode observasi
lain-lain. yang digunakan pada kelompok eksperimen
6. Mental activies (kegiatan mental) dan kelompok kontrol pada saat proses
seperti: menanggapi, mengingat, pembelajaran sedang berlangsung. Sebelum

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 10


EFFENDI

lembar observasi digunakan untuk penelitian  F12 (V1 ,V2 ) dengan F½(V1,V2) didapat dari
maka instrumen tersebut dipastikan dahulu
kebaikan dan keburukannnya. Hasil ujicoba daftar I, dan terima Ho untuk harga Fhit lainnya.
dianalisa untuk mengetahui apakah item-item Serta besarnya  diambil 5% V1 = n1-1 dan V2
lembar observasi tersebut memenuhi kualifikasi = n2-1 (Sudjana, 2005 : 250). Sedangkan untuk
lembar observasi yang baik atau tidak. Lembar pengujian hipotesisnya menggunakan
observasi aktivitas belajar mahasiswa dalam distribusi student. Untuk sampel random atau
penelitian berjumlah 16 item acak bebas, pengujian perbandingan mean
Data yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan uji t sebagai berikut:
adalah data kuantitatif. Dalam penelitian ini
data yang digunakan meliputi data kontinum X1  X 2
thit =
yang diperolah dari data data hasil belajar. 1 1
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Sg 
n1 n2
mahasiswa pendidikan fisika yang mengambil (3)
mata kuliah fisika dasar yakni berjumlah 2
Menggunakan taraf signifikan 5% dan dk
kelas. Teknik Pengumpulan data adalah teknik
= 𝑛1 + 𝑛2 − 2, t hitung ≥ t tabel maka Ho
yang digunakan untuk memperoleh data sesuai
diterima dan Ho ditolak jika t hitung mempunyai
dengan data yang diperlukan. dalam penelitian
harga-harga lain (Sudjana, 2005:239).
ini adalah menggunakan metode observasi.
Sebelum digunakan dalam pengumpulan data,
HASIL DAN PEMBAHASAN
instrumen tersebut harus memenuhi kriteria
instrumen yang baik. Sebelum analisis data Pada analisis data hasil penelitian
dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat yaitu uji yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
normalitas dan uji homogenitas. mahasiswa pada kelas eksperimen aktivitas
Pengujian noralitas dengan belajarnya lebih baik jika dibandingkan dengan
2
menggunakan rumus Kai Kuadrat (X ) dan taraf aktivitas belajar mahasiswa pada kelas kontrol.
kesalahan yang digunakan adalah 5% dengan Hal ini terlihat jelas pada nilai rata-rata aktivitas
dk (derajat kebebasan) n-1. Rumus Kai Kuadrat belajarnya, dimana pada kelas eksperimen nilai
(X2) sebagai berikut: rata- rata aktivitas belajarnya adalah ̅̅̅ 𝑥𝑒 =
(𝑓𝑜 − f h)²
𝑥² = (1) 51,357 sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-
fh
rata aktivitas belajarnya adalah ̅̅̅𝑥𝑘 = 47,643.
Sedangkan untuk melihat kedua sampel Adapun persentase dari aktivitas belajar
homogen atau tidak, maka homogenitas fisika mahasiswa antara siswa yang dalam
variansnya menggunakan uji F. Rumus statistik proses pembelajarannya ada pemberian
yang digunakan adalah: reward dengan mahasiswa yang dalam proses
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhit = (2) pembelajarannya sama sekali tidak ada
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
pemberian reward adalah seperti tabel 1.
Dengan Kriteria uji tolak Ho, jika : Fhit
Tabel 1. Persentase aktivitas belajar

No Skor Kategori Persentase (%)


Kelas eksperimen Kelas Kontrol
1 > 54 Tinggi 25 10,71
2 44-54 Sedang 71,43 78,58
3 < 44 Rendah 3,57 10,71
Jumlah 100 100

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 11


EFFENDI

maksimum 64. Pada kelas yang dalam proses


Dari tabel dapat dijelaskan bahwa pembelajarannya sama sekali tidak ada
mahasiswa yang mendapatkan skor > 54 pada pemberian reward (kelas kontrol) mahasiswa
kelas eksperimen 25% dan kelas kontrol cenderung pasif dalam mengikuti proses
10,71%. Ini menyatakan bahwa persentase pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari skor
pada kelas eksperimen untuk kategori aktivitas rata-rata aktivitas belajar siswa yang diperoleh
tinggi lebih besar dibandingkan pada kelas sebesar ̅̅̅
𝑥𝑘 = 47,643 yang termasuk dalam
kontrol. Sedangkan skor < 44 pada kelas kategori skor sedang, dengan skor maksimum
eksperimen 3,57% dan kelas yang kontrol 64. Aktivitas belajar mahasiswa yang baik
10,71%. Ini menyatakan bahwa persentase terlihat pada kelas yang dalam proses
pada kelas eksperimen untuk kategori aktivitas pembelajarannya ada pemberian reward, yaitu
rendah lebih kecil dibandingkan kelas kontrol. ditunjukkan dari skor rata-rata aktivitas belajar
Analisis dan pembahasan di atas dapat mahasiswa yang diperoleh lebih besar jika
ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang dibandingkan dengan siswa yang dalam proses
signifikan pemberian reward terhadap aktivitas pembelajarannya sama sekali tidak ada
belajar mahasiswa. Adanya pengaruh yang pemberian reward. Dari hasil uji hipotesis yang
signifikan ini dapat dilihat melalui pengujian dilakukan diperoleh nilai t hitung > t tabel atau
hipotesis, yang menghasilkan nilai t hitung > t 6,20 > 2,01. Pengujian hipotesis yang diterima
tabel atau 6,20 > 2,01. Kriteria pengujian adalah Ha dan Ho ditolak.Jelas sekali bahwa
adalah terima Ho jika −𝑡1−½𝛼 < 𝑡 < 𝑡1−½𝛼 , apapun bentuknya reward secara psikologi
dimana 𝑡1−½𝛼 didapat dari daftar distribusi t. pasti berdampak kepada pribadi seseorang
Untuk harga t lainnya Ho ditolak. Pengujian terlebih kepada mahasiswa. Maka sudah
hipotesis yang diterima adalah Ha dan Ho seharusnya seorang dosen mampu memotivasi
ditolak. belajar mahasiswa sehingga berdampak
Hal ini berarti sesuai dengan pendapat kepada aktivitas perkulihannya yang akhirnya
Purwanto (2006: 182), yang menyatakan berdampak pula terhadap prestasi
bahwa pemberian reward dalam suatu proses akademiknya.
pembelajaran sangat dibutuhkan
kebenarannya demi meningkatkan aktivitas UCAPAN TERIMAKASIH
belajar mahasiswa. Maksud dari pemberian
reward kepada mahasiswa ini pada prinsipnya Ucapan terimakasih kepada beberapa
adalah agar setiap mahasiswa lebih giat lagi pihak yang telah membantu lancarnya kegiatan
usahanya untuk memperbaiki atau penelitian antara lain: 1) Ketua STKIP Nurul
mempertinggi prestasi akademik yang telah Huda Sukaraja, 2) Ketua prodi dan para dosen
dicapainya, dengan kata lain mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda
menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar Sukaraja, 3) Ketua Lembaga Penelitian dan
lebih baik Pengabdian Masyarakat (LP2M) STKIP Nurul
Huda, 4) Seluruh mahasiswa pendidikan fisika
PENUTUP yang mengambil mata kuliah fisika dasar.

Terdapat pengaruh yang signifikan DAFTAR PUSTAKA


pemberian reward terhadap aktivitas
mahasiswa. Hal ini dapat dilihat Pada kelas Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
yang dalam proses pembelajarannya ada Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
pemberian reward (kelas eksperimen) Jakarta: PT. Rineka Cipta.
mahasiswa lebih aktif dalam mengikuti proses
. (2010). Prosedur
pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari skor
Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
rata-rata aktivitas belajar mahasiswa yang
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
diperoleh sebesar ̅̅̅
𝑥𝑒 = 51,357 yang termasuk
dalam kategori skor tinggi, dengan skor A.M, Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 12


EFFENDI

Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Raja


Grasindo Persada.

Budiningsih, Asri. (2004). Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Dimyati, Mujiono. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Departemen Agama RI. (2002). Al-quran


Terjemah dan Penjelasan Ayat
Ahkam. Jakarta : Pena.

Echol, John M., Shadily, Hasan. (1996).


Kamus Inggris Indonesia. Jakarta :
Gramedia.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar


Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk


Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.

Slameto, (2003). Belajar Dan Faktor Yang


Mempengaruhinya. Jakarta: Renika
Cipta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika.


Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, NS. 2001. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 13

Anda mungkin juga menyukai