Tugas Akhir Fad
Tugas Akhir Fad
Oleh:
Muhammad Fadhil
12100118172
Preseptor:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ilmu kedokteran kehakiman.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran UNISBA di rumah
sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung.
Dengan tersusunnya tugas akhir ini, penulis tak lupa menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Fahmi Arief Hakim, dr., Sp.F
sebagai preseptor.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini,
untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran dalam perbaikan tugas akhir ini. Besar harapan
penulis agar tugas akhir ini dapat diterima dan memiliki nilai manfaat bagi banyak pihak,
khususnya pihak-pihak yang terkait dan berhubungan dengan tugas akhir ini.
Tiada kata lain yang pantas diucapkan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal. Amin
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
- Sifat luka, yaitu apakah itu memar, abrasi atau laserasi dll.
- Dimensi luka, misalnya panjang, lebar, kedalaman dll. Hal ini membantu untuk mengambil
foto luka dengan indikasi dimensi (misalnya pita pengukur ditempatkan di samping luka),
dan untuk pengukuran yang akan diambil dari luka seperti yang muncul pertama, dan
kemudian dengan tepi luka ditarik bersama-sama (jika itu adalah laserasi dll).
- Posisi luka dalam kaitannya dengan tanda anatomiyang tetap, misalnya jarak dari garis
tengah, di bawah klavikula dll.
- Ketinggian luka dari tumit (yaitu permukaan tanah) - ini sangat penting dalam kasus di
mana pejalan kaki telah ditabral oleh kendaraan bermotor.
Jenis-jenis utama luka yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk:
- lecet
- memar / kontusio
- laserasi
- luka gores
- luka tusukan
- fraktur
- bekas gigitan
- luka pertahanan
Lecet (abrasi)
Sebuah abrasi adalah gundulan kulit yang disebabkan oleh gesekan.Sebuah luka dapat
berupa dalam atau dangkal tergantung pada kekuatan dan kekasaran permukaan yang
menyebabkan abrasi.Seseorang yang terseret di trotoar mungkin memiliki luka yang lebih dalam
dan lebih kasar daripada orang yang terseret di karpet.Sesekali, arah daya dapat ditentukan.Jika
salah satu ujung luka memiliki margin dengan kulit timbul, misalnya, daya berasal dari sisi
berlawanan.
Memar (kontusio)
Memar adalah perubahan warna kulit yang disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan
dari pembuluh darah yang pecah.Secara umum, semakin tua seseorang, semakin mudah pembuluh
darahakan pecah. Tidak ada cara, namun, untuk menentukan dengan tepat berapa banyak daya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan memar. Usia memar sulit untuk menentukan karena
variabilitas besar reaksi tubuh terhadap trauma. Orang dengan kelainan darah dan penyakit hati
dapat mengembangkan lebih kontusio parah daripada orang yang sehat.Apabila terjadinya
penyembuhan, luka memar berubah warna dari biru atau merah, merah-biru, hijau, coklat, dan
akhirnya kuning.Perubahan warna ini, walaubagaimanapun, mungkin muncul tidak beraturan dan
mungkin tumpang tindih. Tidak ada cara untuk mengetahui berapa lama setiap tahap warna akan
berlangsung. Kadang-kadang luka memar baru-baru ini akan memiliki semburat coklat.
Laserasi (Robek)
Kulit robek dari trauma tumpul disebut laserasi.Banyak robekan terkait dengan kedua luka
memar dan lecet.Sebagai contoh, sebuah pukulan ke kepala dengan palu dapat menyebabkan
robeknya kulit kepala dengan lecet yang berdekatan.Jika darah keluar ke jaringan sekitarnya, kulit
juga bisa memar.Laserasi harus dibedakan dari luka iris. Laserasi biasanya memiliki jembatan
jaringan menghubungkan satu sisi luka yang lain. Luka iris dan insisi tidak memiliki jembatan
jaringan karena benda tajam memotong luka bersih dari atas ke bawah luka.
Kematian akibat trauma tumpul mungkin memiliki beberapa atau tidak ada tanda-tanda
eksternal atas trauma.Hal ini terjadi terutama pada pukulan fatal di abdomen.
Tanda Battle - perubahan warna kebiruan pada kulit belakang telinga yang terjadi dari darah bocor
di bawah kepala setelah patah tulang tengkorak.
Definisi
Traumatologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan ( UI, 1997).
Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.
Klasifikasi kekerasan (UI, 1997)
Mekanik:
- Kekerasan tumpul
- Kekerasan tajam
- Kekerasan senjata api
Fisik:
- Suhu
- Listrik dan petir
- Perubahan tekanan udara, kelainan bukan muskuloskeletal
- Akustik, sangat jarang
- Radiasi, sangat jarang
Kimia:
- Asam kuat dan basa kuat
Klasifikasi Luka (Sampurna, 2004)
- Luka lecet (tekan, geser, regang) = Vulnus excoriation
- Luka memar = Contusion
- Luka robek = Vulnus laceratum
- Patah tulang = Fraktura
- Luka iris = Vulnus schissum
- Luka tusuk = Vulnus punctum
- Luka bacok
- Luka tembak (masuk dan keluar)
- Luka bakar = Heat exhaution
- Luka suhu rendah (Frost bite), sangat jarang
- Luka tegangan listrik
- Luka tegangan tinggi listrik (petir)
- Luka korosif zat kimia asam atau basa
MEKANIK
1. Kekerasan Benda Tumpul:
Benda-beda yang dapat mengakibatkan adanya luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda-
benda tumpul. Luka yang dapat terjadi berupa memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi,
abrasi) luka terbuka atau robek (vulnus laseratum).
a. Luka Memar
Memar adalah suatu perdarahan jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler
vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Terkadang luka memar menunjukan
tentang benda yang menyebabkan luka tersebut, mislnya jejas ban yang sebenarnya adalah
suatu perdarahan tepi (marginal hemorrhage).
Letak bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin,
corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit
kardiovaskular, diathesis hemoragik)
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan
yang terjadi sewaktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler
akibat kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah
dimana jaringan longgar, seperti didaerah mata, leher atau pada orang yang lanjut usia,
maka luka memar tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasan. Dari sudut
pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan hal yang pentin, apabila
luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi.
b. Luka Lecet
Terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada KLL, tubuh terbentur aspal jalan,
atau sebaliknya benda tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit. Luka lecet dapat
memberikan banyak petunjuk dalam banyak hal:
1) Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh,
seperti hancurnya jaringan hati, ginjal atau limpa yang dari luar hanya tampak adanya
luka lecet
2) Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan
luka.
Klasifikasi:
Luka lecet gores (scratch) benda runcing, menggeser permukaan lapisan
epidermis di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat shg
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi
Luka lecet tekan bekas luka identik dengan jenis kekerasan lukanya
Luka lecet serut variasi luka lecet gores yg daerah persentuhannya dgn
permukaan kulit lebih lebar
Luka lecet tekan penjejakan benda tumpul pada kulit
Luka lecet geser tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser.
c. Luka Robek
Luka robek adalah luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit
teregang ke satu arah, bila batas elastisitas kulit terlampaui robekan pada kulit
2. Kekerasan Benda Tajam
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda
yang memiliki sisi tajam , baik berupa garis mapun runcing. Luka yang diakibatkan oleh benda
tajam dapat dibedakan dengan luka yang diakibatkan oleh benda lainnya. Luka benda tajam dilihat
dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada lecet atau luka memar, tapi luka yang rata dan
dari sudut-sudutnya yang runcing seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya
jambatan jaringan. Terdapat dua bentuk luka tajam yaitu luka iris dan luka tusuk dan biasanya
disebabkan oleh pisau. Bentuk-bentuk dari luka benda tajam dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Sifat-sifat dari pisau
2. Bagaimana pisau itu mengenai dan masuk ke dalam tubuh
3. Tempat dimana terdapat luka
Jenis luka:
Secara gambaran umum luka tersebut luka iris atau luka bacok mempunya kedua sudut
luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua
kali pada tempat yang sama akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya
korban. Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukan benda penyebabnya, apakah pisau bermata
satu atau bermata dua. Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak
menunjukan adanya luka lecet atau memar, kecuali bagian gagang turut membentur kulit.
Alat / senjata :
Seperti: pisau dan pedang
Kapak
Kaca
Benang
3. Kekerasan Akibat Tembakan Senjata Api
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat
melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecapatn tinggi melalui larasnya. Adapun unsur-
unsur yang keluar pada setiap penembakan adalah:
1) Anak peluru,
2) Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar,
3) Asap atau jelaga,
4) Api,
5) Partikel logam
Luka tembak masuk luka tembak keluar
FISIK
1. Luka Akibat Petir
Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah. Tegangan dapat
mencapai 10 mega Volt, dengan kuat arus mencapai 100.000 A. Kematian dapat terjadi karena
efek arus listrik (kelumpuhan susunan pusat, fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas panas yang
timbul.
Pada korban akan ditemukan aboresent mark (kemerahan kulit seperti percabangan pohon),
metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke dalam kulit), magnetisasi (benda
metal yang dipakai berubah menjadi magnet). Pakaian sering terbakar dan robek-robek akibat
ledakan/panas.
Memastikan kematian
Tidak
Ya
Surat
Kematian
Konsul kpd Sp.F.
atau
Lapor polisi
Isi Surat Kematian
Nomor
Tanggal
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat
Waktu kematian
Sebab kematian
Nama dokter, No. SIP, alamat, tanda tangan
Keterangan Tambahan
Dalam Surat Kematian sebaiknya disebutkan:
◦ Manner of Death (Cara Kematian), e.g. Alami, Kecelakaan, Bunuh Diri,
Pembunuhan
◦ Immediate Cause of Death
◦ Underlying Cause of Death
Contoh:
Cara: Alami. Sebab: Fibrilasi Ventrikel, karena Myokardia Infark Akut, karena Trombosis
Arteri koronaria, sebagai konsekuensi dari penyakit atherosklerotik arteri koronaria.
Pengiriman Jenazah
Harus ada surat kematian (certificate of death)
Harus sudah di awetkan (formalin)
- Berita acara pengawetan
Pemetian
- Dilapisi seng, ditutup rapat kedap udara (patri)
- Diberi absorben (kapur barus, kopi)
- Peti dimasukan ke dalam box berjendela
- Disegel
- Jauh dari makanan
- Berita acara pemetian
Surat-surat
Keterangan dari dinas kesehatan tentang pengangkutan jenazah
Pasport asli
- Untuk surat keterangan dari imigrasi harus menggunakan pasport asli
Berita acara pengawetan dan pemetian dari polisi (bila tidak wajar)
Certificate od death
- Instansi yang memeriksa
- No sertifikat
- Identitas jenazah
- Resume hasil pemeriksaan
- Identitas pemeriksa dan Tanda tangan dan tanggal pembuatan
- Alamat kontak Instansi yang memeriksa
Berita acara pengawetan
- Instansi yang melakukan pengawetan
- Nomor berita acara
- Identitas yang diawetkan
- Maksud/Tujuan pengawetan
- Identitas yang melakukan pengawetan
Segel
- Lak (cap)
- Diikat (kawat)
- Kertas segel (instansi yang melakukan penyegelan)
- Tanda tangan petugas
Pesawat
- Ukuran kotak luar harus disesuaikan dengan jenis pesawat (jangan terlalu besar)
- Masuk di cargo
Dasar Hukum
Menurut pasal 1 dan pasal 2 Lembaran Negara tahun 1973 yang menyatakan bahwa Visum et
Repertum adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji tentang
apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang mempunyai daya bukti dalam perkara pidana.
KUHAP pasal 184 ayat 1 menyebutkan bahwa alat bukti yang sah yaitu:
1.Keterangan saksi
2.Keterangan Ahli
3.Surat
4.Petunjuk
5.Keterangan Terdakwa.
Maka visum et repertum diartikan sebagai keterangan ahli maupun sebagai surat.
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
3.VeR Psikiatrik
Kualifikasi Luka
Luka Derajat I : luka ringan, tdk menybabkan kesakitan / halangan bkrja (KUHP pasal
352).
Luka Derajat II : luka yg menimbulkan kesakitan / halangan bkrja hanya semantara
waktu.
Luka Derajat III : luka berat yg menimbulkan kesakitan atau halangan bekerja.
Pada umunya, korban kejahatan susila yang dimintakan visum et repertumnya kepada
dokter adalah kasus dugaan adanya persetubuhan yang diancam hukuman oleh KUHP.
Persetubuhan yang diancam pidana oleh KUHP meliputi pemerkosaan, persetubuhan pada
wanita yang tidak berdaya, persetubuhan dengan wanita yang belum cukup umur.
Untuk kepentingan peradilan, dokter berkewajiban untuk membuktikan adanya
persetubuhan, adanya kekerasan (termasuk pemberian racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya)
serta usia korban. Selain itu dokter juga diharakan memeriksa adanya penyakit hubungan seksual,
kehamilan dan kelainan psikiatrik/kejiwaan sebagai akibat dari tindak pidana tersebut. Dokter
tidak dibebani pembuktian adanya pemerkosaan, karena istilah pemerkosaan adalah istilah hukum
yang harus dibuktikan di depan sidang pengadilan.
Untuk dapat memeriksa korban wanita tersebut, selain adanya surat permintaan visum et
repertum, dokter sebaiknya juga mempersiapkan si korban atau orang tuanya bila ia masih belum
cukup umur, agar dapat dilakukan pemeriksaan serta saksi atau pendamping perawat wanita dan
pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam ruang tertutup yang tenang.
Pembuktian adanya persetubuhan dilakukan dengan pemeriksaan fisik terhadap
kemungkinan adanya deflorasi himen, laserasi vulva atau vagina, serta adanya cairan mani dan sel
sperma dalam vagina terutama dalam forniks posterior.
Pembuktian adanya sel sperma dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik sediaan
usap vagina, baik langsung maupun dengan pewarnaan khusus. Selain sperma, adanya ejakulat
juga dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium khusus untuk cairan mani. Adanya
penyakit hubungan seksual atau kehamilan memperkuat adanya persetubuhan, meskipun tidak
diketahui saat terjadinya. Bukti adanya persetubuhan tersebut baru mempunyai nilai bila sesuai
waktu kejadiannya dengan persetubuhan yang diperkarakan.
Usia korban biasanya dapat diketahui bila identitasnya dan asal usulnya jelas. Bila usianya
tidak jelas, maka harus dicari tanda-tanda medik guna memperkirakannya. Telah adanya haid
menunjukkan usia 12 tahun atau lebih, sedangkan adanya tanda seks sekunder yang berkembang
menunjukkan usia 15 tahun atau lebih.
Dalam kesimpulan visum et repertum korban kejahatan susila diharapkan tercantum
perkiraan tentang usia korban, ada atau tidaknya tanda tanda persetubuhan dan bila mungkin,
menyebutkan kapan perkiraan terjadinya, dan ada atau tidaknya tanda kekerasan.
Visum et Repertum Korban Mati
Barang Bukti yang Diperiksa
1. Menentukan identitas
Terdapat Sembilan metode identifikasi: Visual, Dokumen, perhiasan, pakaian, medis, gigi,
sidik jari, serologi, dan secara eksklusi; hanya pemeriksaan sidik jari yang tiak diperiksa oleh
dokter.
Minimal dilakukan 2 metode yaitu identifikasi primer pakaian dan konfirmasi dari medis.
2. Memperkirakan saat kematian
Dapat dilakukan pemeriksaan lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh, keadaan isi lambung
serat perubahan post mortal lainnya. Pemeriksaan saksi di TKP dapat menunjang dalam
memeriksa dan memperikirakan saat kematian.
3. Menentukan sebab kematian
Menentukan sebab kematian hanya dapat ditentukan melalui pembedahan mayat (autopsy),
dengan atau tanpa disertai pemeriksaan tambahan (lab: toksikologi, patologi anatomi dsb).
4. Menentukan / Memperkirakan cara kematian
Tergantung dengan penyidik yang akan mengklasifikasikan apakah kejadian merupakan
kematian yang wajar atau tidak wajar. Adapun hal ini disimpulkan setelah semua bukti didapat
dan dikumpulkan oleh penyidik.
Berisi hasil dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam.
Golongan Darah
Antigen +
- Aglutinin -
Antigen +
- Aglutinin -
Antigen -
Paling lama bertahan sistem Golongan ABO
Malachite green
Reagen :
Larutan Malachite green 1%
Larutan Eosin Yellowish 1%
Cara kerja :
Bahan diletakkan pada kaca objek, biarkan mengering di udara, atau fiksasi dengan api
kecil
Pulas dengan lar.malachite green 1% selama 10 – 15 menit, lalu cuci dengan air
Hasil :
Kepala sperma tampak berwarna merah,
BAECCHI
Reagen Baecchi
Asam Fuschin 1 % 1 tetes
Cara Kerja :
Gunting pakaian yang mengandung bercak sebesar 5 mm X 5 mm, lalu masukkan ke dalam
reagen selama 3-5 menit, masukkan ke dalam HCl 1% sebentar
Dehidrasi berturut dalam alkohol 70%, 85% & absolut, jernihkan dengan Xylol sebanyak
2 kali
Ambil 1-2 helai benang dan uraikan menjadi serabut halus, lihat dengan mikroskop
Hasil :
Kepala spermatozoa berwarna merah,
ekor merah muda,
Bercak segar permukaannya mengkilat dan transulen, lama kelamaan akan berwarna kuning
sampai coklat
Pemeriksaan Sinar UV
Uji PAN
Cara kerja :
Bercak pada pakaian diekstraksi dengan cara menempelkan kertas saring Whatman no.2
yang dibasahi dengan aquadest, selama 10 menit
Uji Berberio
Dasar Reaksi :
Spermin dalam cairan mani dengan asam pikrat jenuh menghasilkan kristal spermin pikrat.
Hasil :
Kristal spermin pikrat berwarna kekuningan berbentuk jarum dengan ujung tumpul
Reaksi Florence
Dasar reaksi :
adanya kholin dalam cairan mani, merupakan produk degradasi dari lechitin, dengan
larutan lugol, kholin bereaksi dengan cholin membentuk kristal kholin peryodida
Hasil :
Tampak kristal kholin peryodida
Pemeriksaan Rambut
Makroskopik:warna,panjang,bentuk (lurus,ikal,keriting),zat pewarna
Mikroskopik;
Umur
Golongan darah penggigit yg termasuk dalam golongan sekretor dpt ditentukan dgn cara
absorpsi inhibisi.