Anda di halaman 1dari 25

TUGAS AKHIR

ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN

Oleh:

Muhammad Fadhil

12100118172

Preseptor:

Fahmi Arief Hakim, dr., Sp.F

ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ilmu kedokteran kehakiman.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran UNISBA di rumah
sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung.
Dengan tersusunnya tugas akhir ini, penulis tak lupa menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Fahmi Arief Hakim, dr., Sp.F
sebagai preseptor.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini,
untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran dalam perbaikan tugas akhir ini. Besar harapan
penulis agar tugas akhir ini dapat diterima dan memiliki nilai manfaat bagi banyak pihak,
khususnya pihak-pihak yang terkait dan berhubungan dengan tugas akhir ini.
Tiada kata lain yang pantas diucapkan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal. Amin

Bandung, Oktober 2018

Penulis
BAB I
PEMBAHASAN

I.1 PEMERIKSAAN LUKA DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN


MEDIKOLEGAL
Identifikasi dan deskripsi luka mungkin memiliki implikasi medikolegal yang serius pada
tahap berikutnya, dan sering setelah beberapa waktu yang cukup telah berlalu sejak perlukaan
tersebut berlaku. Oleh karena itu penting bahwa berbagai jenis luka dapat diidentifikasi dan
dijelaskan dengan benar, dengan deskripsi lengkap yang dibuat dalam catatan yang diambil pada
saat, atau segera setelah pemeriksaan.
Luka adalah istilah yang diberikan untuk kerusakan jaringan yang disebabkan oleh kekuatan
mekanik (juga disebut cedera atau trauma). Ini termasuk luka akibat tusukan, trauma tumpul
(ditinju, ditendang, dipukul dll), cekik, gigit, tembak, jatuh dari ketinggian, ditabrak oleh
kendaraan, dan trauma ledakan dari bahan peledak.
Deskripsi luka harus mencakup:

- Sifat luka, yaitu apakah itu memar, abrasi atau laserasi dll.
- Dimensi luka, misalnya panjang, lebar, kedalaman dll. Hal ini membantu untuk mengambil
foto luka dengan indikasi dimensi (misalnya pita pengukur ditempatkan di samping luka),
dan untuk pengukuran yang akan diambil dari luka seperti yang muncul pertama, dan
kemudian dengan tepi luka ditarik bersama-sama (jika itu adalah laserasi dll).
- Posisi luka dalam kaitannya dengan tanda anatomiyang tetap, misalnya jarak dari garis
tengah, di bawah klavikula dll.
- Ketinggian luka dari tumit (yaitu permukaan tanah) - ini sangat penting dalam kasus di
mana pejalan kaki telah ditabral oleh kendaraan bermotor.

Jenis-jenis utama luka yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk:

- lecet
- memar / kontusio
- laserasi
- luka gores
- luka tusukan
- fraktur
- bekas gigitan
- luka pertahanan

Lecet (abrasi)
Sebuah abrasi adalah gundulan kulit yang disebabkan oleh gesekan.Sebuah luka dapat
berupa dalam atau dangkal tergantung pada kekuatan dan kekasaran permukaan yang
menyebabkan abrasi.Seseorang yang terseret di trotoar mungkin memiliki luka yang lebih dalam
dan lebih kasar daripada orang yang terseret di karpet.Sesekali, arah daya dapat ditentukan.Jika
salah satu ujung luka memiliki margin dengan kulit timbul, misalnya, daya berasal dari sisi
berlawanan.

Memar (kontusio)
Memar adalah perubahan warna kulit yang disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan
dari pembuluh darah yang pecah.Secara umum, semakin tua seseorang, semakin mudah pembuluh
darahakan pecah. Tidak ada cara, namun, untuk menentukan dengan tepat berapa banyak daya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan memar. Usia memar sulit untuk menentukan karena
variabilitas besar reaksi tubuh terhadap trauma. Orang dengan kelainan darah dan penyakit hati
dapat mengembangkan lebih kontusio parah daripada orang yang sehat.Apabila terjadinya
penyembuhan, luka memar berubah warna dari biru atau merah, merah-biru, hijau, coklat, dan
akhirnya kuning.Perubahan warna ini, walaubagaimanapun, mungkin muncul tidak beraturan dan
mungkin tumpang tindih. Tidak ada cara untuk mengetahui berapa lama setiap tahap warna akan
berlangsung. Kadang-kadang luka memar baru-baru ini akan memiliki semburat coklat.

Laserasi (Robek)
Kulit robek dari trauma tumpul disebut laserasi.Banyak robekan terkait dengan kedua luka
memar dan lecet.Sebagai contoh, sebuah pukulan ke kepala dengan palu dapat menyebabkan
robeknya kulit kepala dengan lecet yang berdekatan.Jika darah keluar ke jaringan sekitarnya, kulit
juga bisa memar.Laserasi harus dibedakan dari luka iris. Laserasi biasanya memiliki jembatan
jaringan menghubungkan satu sisi luka yang lain. Luka iris dan insisi tidak memiliki jembatan
jaringan karena benda tajam memotong luka bersih dari atas ke bawah luka.
Kematian akibat trauma tumpul mungkin memiliki beberapa atau tidak ada tanda-tanda
eksternal atas trauma.Hal ini terjadi terutama pada pukulan fatal di abdomen.

Trauma tumpul di kepala


Trauma tumpul ke kepala dan wajah dapat menghasilkan memar, luka, dan lecet.Namun,
mungkin tidak ada tanda-tanda eksternal dari trauma kepala jika seseorang memiliki kepala yang
penuh rambut.Luka eksternal yang jelas tidak diperlukan untuk menentukan kematian disebabkan
oleh trauma kepala. Kadang-kadang, senjata meninggalkan karakteristikpattern identifikasi pada
kulit kepala. Sayangnya, ini adalah pengecualian daripada aturan.

Tanda Battle - perubahan warna kebiruan pada kulit belakang telinga yang terjadi dari darah bocor
di bawah kepala setelah patah tulang tengkorak.

Perdarahan kacamata (mata rakun)


Perubahan warna dari jaringan di sekitar mata biasanya karena fraktur tulang tengkorak.
Para perdarahan ini mungkin melibatkan satu atau kedua mata dan dapat keliru ditafsirkan bahwa
orang yg meninggal telah melanda sekitar wajah dan mata. Ketika seseorang menerima pukulan
signifikan ke kepala akan ada perdarahan di bawah kepala bahkan dengan tidak ada luka eksternal.
Tergantung pada jumlah daya, mungkin terjadi patah tulang tengkorak.Ada berbagai jenis patah
tulang tengkorak, namun jenis tertentu tidak sepenting mengenali pola seperti fraktur sirkular
disebabkan oleh palu.
I.2 TRAUMATOLOGI

Definisi

Traumatologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan ( UI, 1997).
Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.
Klasifikasi kekerasan (UI, 1997)
Mekanik:
- Kekerasan tumpul
- Kekerasan tajam
- Kekerasan senjata api
Fisik:
- Suhu
- Listrik dan petir
- Perubahan tekanan udara, kelainan bukan muskuloskeletal
- Akustik, sangat jarang
- Radiasi, sangat jarang
Kimia:
- Asam kuat dan basa kuat
Klasifikasi Luka (Sampurna, 2004)
- Luka lecet (tekan, geser, regang) = Vulnus excoriation
- Luka memar = Contusion
- Luka robek = Vulnus laceratum
- Patah tulang = Fraktura
- Luka iris = Vulnus schissum
- Luka tusuk = Vulnus punctum
- Luka bacok
- Luka tembak (masuk dan keluar)
- Luka bakar = Heat exhaution
- Luka suhu rendah (Frost bite), sangat jarang
- Luka tegangan listrik
- Luka tegangan tinggi listrik (petir)
- Luka korosif zat kimia asam atau basa

MEKANIK
1. Kekerasan Benda Tumpul:
Benda-beda yang dapat mengakibatkan adanya luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda-
benda tumpul. Luka yang dapat terjadi berupa memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi,
abrasi) luka terbuka atau robek (vulnus laseratum).
a. Luka Memar
Memar adalah suatu perdarahan jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler
vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Terkadang luka memar menunjukan
tentang benda yang menyebabkan luka tersebut, mislnya jejas ban yang sebenarnya adalah
suatu perdarahan tepi (marginal hemorrhage).
Letak bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin,
corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit
kardiovaskular, diathesis hemoragik)
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan
yang terjadi sewaktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler
akibat kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah
dimana jaringan longgar, seperti didaerah mata, leher atau pada orang yang lanjut usia,
maka luka memar tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasan. Dari sudut
pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan hal yang pentin, apabila
luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi.

b. Luka Lecet
Terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada KLL, tubuh terbentur aspal jalan,
atau sebaliknya benda tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit. Luka lecet dapat
memberikan banyak petunjuk dalam banyak hal:
1) Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh,
seperti hancurnya jaringan hati, ginjal atau limpa yang dari luar hanya tampak adanya
luka lecet
2) Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan
luka.
Klasifikasi:
 Luka lecet gores (scratch)  benda runcing, menggeser permukaan lapisan
epidermis di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat shg
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi
 Luka lecet tekan  bekas luka identik dengan jenis kekerasan lukanya
 Luka lecet serut  variasi luka lecet gores yg daerah persentuhannya dgn
permukaan kulit lebih lebar
 Luka lecet tekan  penjejakan benda tumpul pada kulit
 Luka lecet geser  tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser.

c. Luka Robek
Luka robek adalah luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit
teregang ke satu arah, bila batas elastisitas kulit terlampaui  robekan pada kulit
2. Kekerasan Benda Tajam
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda
yang memiliki sisi tajam , baik berupa garis mapun runcing. Luka yang diakibatkan oleh benda
tajam dapat dibedakan dengan luka yang diakibatkan oleh benda lainnya. Luka benda tajam dilihat
dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada lecet atau luka memar, tapi luka yang rata dan
dari sudut-sudutnya yang runcing seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya
jambatan jaringan. Terdapat dua bentuk luka tajam yaitu luka iris dan luka tusuk dan biasanya
disebabkan oleh pisau. Bentuk-bentuk dari luka benda tajam dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Sifat-sifat dari pisau
2. Bagaimana pisau itu mengenai dan masuk ke dalam tubuh
3. Tempat dimana terdapat luka

Jenis luka:
Secara gambaran umum luka tersebut luka iris atau luka bacok mempunya kedua sudut
luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua
kali pada tempat yang sama akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya
korban. Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukan benda penyebabnya, apakah pisau bermata
satu atau bermata dua. Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak
menunjukan adanya luka lecet atau memar, kecuali bagian gagang turut membentur kulit.

Alat / senjata :
 Seperti: pisau dan pedang
 Kapak
 Kaca
 Benang
3. Kekerasan Akibat Tembakan Senjata Api
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat
melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecapatn tinggi melalui larasnya. Adapun unsur-
unsur yang keluar pada setiap penembakan adalah:
1) Anak peluru,
2) Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar,
3) Asap atau jelaga,
4) Api,
5) Partikel logam
Luka tembak masuk luka tembak keluar
FISIK
1. Luka Akibat Petir
Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah. Tegangan dapat
mencapai 10 mega Volt, dengan kuat arus mencapai 100.000 A. Kematian dapat terjadi karena
efek arus listrik (kelumpuhan susunan pusat, fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas panas yang
timbul.
Pada korban akan ditemukan aboresent mark (kemerahan kulit seperti percabangan pohon),
metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke dalam kulit), magnetisasi (benda
metal yang dipakai berubah menjadi magnet). Pakaian sering terbakar dan robek-robek akibat
ledakan/panas.

Aborescent mark (kemerahan kulit bukan pembuluh darah)


2. Luka Akibat Perubahan Tekanan Udara
Peningkatan tekanan udara diikuti perubahan volume gas didalam tubuh menyebabkan
trauma fisik (barotrauma aural, barotrauma pulmonare, penyakit dekompresi, emboli udara)
3. Luka bakar
Luka bakar adalah kerusakan pada cutaneous yang disebabkan oleh thermal, chemical atau
electrical. Dapat disertai dengan smoke inhalation injury atau traumatic injuries lainnya yang
memperberat masalah lokal dan sistemik pada burns.
Etiologi:
Thermal
 Scald burns
 Flame burns
 Flash burns
 Contact burns
Nonthermal
 Injuri Kimia
 Electric burns
 Injuri Radioaktif

Derajat luka bakar:


1. Eritema
2. Vesikel dan bulla
3. Nekrosis koagulatif
4. Karbonisasi
Kematian akibat luka bakar terjadi akibat mekanisme:
a. Syok neurogenik
b. Gangguan permeabilitas akibat pelepasan histamin dan kehilangan NACl kulit
(dehidrasi)
KIMIA
1. Luka Akibat Zat Kimia
Kerusakan jaringan akibat bahan kimia biasanya terjadi akibat bahan kimia yang berada
kalangan rumah tangga. Kerusakan jaringan yang terjadi akibat nekrosis yang disebabkan oleh
agen korosif. Kerusakan oleh zat kimia basa lebih buruk dibandingkan dengan kerusakan jaringan
oleh asam kuat. Kerusakan jaringan akibat Asam kuat memliki penampakan kering dan keras,
sedangkan kerusakan jaringan oleh basa kuat sifatnya basah, permukaan licin dan lebih dalam. Hal
yang diperhatikan pada kerusakan jaringan akibat asam dan basa kuat adalah aliran cairan asam
dan basa kuat pada permulakaan kulit dan lama waktu kontak dengan kulit.

I.3 ASPEK MEDIKOLEGAL PEMBUATAN SURAT KEMATIAN PADA KASUS DOA


(DEATH ON ARRIVAL)
Surat Kematian
Dokumen yang sangat penting, karena dengan adanya surat kematian dapat diurus hal-hal
berikut:
- Penguburan
- Perkawinan
- Kremasi
- Pengiriman
- Asuransi
- Pensiun
- Warisan
- Transplantasi
- Embalming
- Pemindahan hak lainnya.
 Perlu penegakkan hukum dan/atau peraturan-peraturan baru
 Syarat surat kematian:
- Ditandatangani dokter yang merawat atau dokter yang melihat kematiannya
- Kematian yang wajar
- Kematian yang diduga tidak wajar tetapi sudah dilakukan pemerksaan kematian
WNA wajib otopsi jika:
- Sebab kematian tidak jelas
- Mati di meja operasi/kondisi anastesi
- Mati di tahanan

Alur Jenazah dan Surat Kematian


 Setiap jenazah mati wajar dari RS diterima di kamar jenazah
 harus dilengkapi Surat Kematian dari Bangsal
 diberitahu sebelumnya, berikut pelayanan yang diinginkan
 Setiap jenazah mati tidak wajar dan yang datang/dikirim dari luar RS tanpa SKK harus
diketahui polisi.
 Jenazah dari luar RS yang ingin mendapatkan pelayanan di kamar jenazah harus
dilengkapi Surat Kematian
 Dokter yang membuat Surat Kematian, tidak boleh memberikan jasa pelayanan jenazah
ybs. (skema alur jenazah terlampir)

Death on Arival (D.O.A)

Memastikan kematian

Adakah tanda2 mati tidak wajar?


Sebab kematian tidak diketahui?

Tidak

Ya
Surat
Kematian
Konsul kpd Sp.F.
atau
Lapor polisi
Isi Surat Kematian
Nomor
Tanggal
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat
Waktu kematian
Sebab kematian
Nama dokter, No. SIP, alamat, tanda tangan
Keterangan Tambahan
Dalam Surat Kematian sebaiknya disebutkan:
◦ Manner of Death (Cara Kematian), e.g. Alami, Kecelakaan, Bunuh Diri,
Pembunuhan
◦ Immediate Cause of Death
◦ Underlying Cause of Death
Contoh:
Cara: Alami. Sebab: Fibrilasi Ventrikel, karena Myokardia Infark Akut, karena Trombosis
Arteri koronaria, sebagai konsekuensi dari penyakit atherosklerotik arteri koronaria.
Pengiriman Jenazah
Harus ada surat kematian (certificate of death)
Harus sudah di awetkan (formalin)
- Berita acara pengawetan
Pemetian
- Dilapisi seng, ditutup rapat kedap udara (patri)
- Diberi absorben (kapur barus, kopi)
- Peti dimasukan ke dalam box berjendela
- Disegel
- Jauh dari makanan
- Berita acara pemetian
Surat-surat
Keterangan dari dinas kesehatan tentang pengangkutan jenazah
Pasport asli
- Untuk surat keterangan dari imigrasi harus menggunakan pasport asli
Berita acara pengawetan dan pemetian dari polisi (bila tidak wajar)
Certificate od death
- Instansi yang memeriksa
- No sertifikat
- Identitas jenazah
- Resume hasil pemeriksaan
- Identitas pemeriksa dan Tanda tangan dan tanggal pembuatan
- Alamat kontak Instansi yang memeriksa
Berita acara pengawetan
- Instansi yang melakukan pengawetan
- Nomor berita acara
- Identitas yang diawetkan
- Maksud/Tujuan pengawetan
- Identitas yang melakukan pengawetan
Segel
- Lak (cap)
- Diikat (kawat)
- Kertas segel (instansi yang melakukan penyegelan)
- Tanda tangan petugas
Pesawat
- Ukuran kotak luar harus disesuaikan dengan jenis pesawat (jangan terlalu besar)
- Masuk di cargo

I.4 TATALAKSANA PENULISAN VISUM ET REPERTUM PADA KASUS KEJAHATAN


SUSILA
Pengertian
Visum et repertum merupakan suatu surat keterangan seorang dokter yang memuat
kesimpulan suatu pemeriksaan yang telah dilakukannya, misalnya atas mayat seseorang untuk
menentukan sebab kematian dan lain sebagainya, keterangan mana diperlukan oleh hakim dalam
suatu perkara.
Visum et repertum adalah laporan dari ahli untuk pengadilan, khususnya dari pemeriksaan
oleh dokter, dan didalam perkara pidana.
Visum et repertum merupakan suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang
apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula
kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan.

Dasar Hukum
Menurut pasal 1 dan pasal 2 Lembaran Negara tahun 1973 yang menyatakan bahwa Visum et
Repertum adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji tentang
apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang mempunyai daya bukti dalam perkara pidana.
 KUHAP pasal 184 ayat 1 menyebutkan bahwa alat bukti yang sah yaitu:
1.Keterangan saksi
2.Keterangan Ahli
3.Surat
4.Petunjuk
5.Keterangan Terdakwa.
Maka visum et repertum diartikan sebagai keterangan ahli maupun sebagai surat.
 Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.

Bagian Visum et Repertum


Visum et repertum terdiri dari 5 bagian, yaitu :
1. Kata Pro Justika yang diletakkan di bagian atas menjelaskan bahwa visum et repertum
khusus dibuat untuk peradilan. Tidak dibutuhkan materai untuk dapat dijadikan sebagai
alat bukti di depan siding pengadilan yang mempunyai kekuatan hokum.
2. Bagian Pendahuluan. Kata ‘Pendahuluan’ sendiri tidak ditulis di dalam visum et
repertum, melainkan langsung dituliskan berupa kalimat-kalimat di bawah judul.
Bagian ini menerangkan nama dokter pembuat visum et repertum dan institusi
kesehatannya, instasi penyidik pemintanya berikut nomor dan tanggal surat
permintaannya, tempat, dan waktu pemeriksaan, serta identitas korban yang diperiksa.
Dokter tidak dibebani pemastian identitas korban, uraiannya cukup sesuai dengan yang
tertulis dalam surat permintaan visum et repertum.
3. Bagian Pemberitaan. Hasil pemeriksaan dan berisi hasil pemeriksaan medis tentang
keadaam kesehatan atau sakit atau luka korban yang berkaitan denga perkara, tindakan
medis yang dilakukan serta kedaannya setelah pengobatan/perawatan selesai.
4. Bagian Kesimpulan berisi pendapat dokter berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis
perlukaan/cedera yang ditemukan dan jenis kekerasan atau zat penyebabnya, serta
derajat perlukaan atau sebab kematiannya.
5. Bagian Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku.
Visum et Repertum Korban Hidup
1.VeR Perlukaan (termasuk keracunan)

2.VeR Kejahatan susila

3.VeR Psikiatrik

Kualifikasi Luka

Kualifikasi luka terdapat :

 Luka Derajat I : luka ringan, tdk menybabkan kesakitan / halangan bkrja (KUHP pasal
352).
 Luka Derajat II : luka yg menimbulkan kesakitan / halangan bkrja hanya semantara
waktu.
 Luka Derajat III : luka berat yg menimbulkan kesakitan atau halangan bekerja.

Visum et Repertum Kejahatan Susila

Pada umunya, korban kejahatan susila yang dimintakan visum et repertumnya kepada
dokter adalah kasus dugaan adanya persetubuhan yang diancam hukuman oleh KUHP.
Persetubuhan yang diancam pidana oleh KUHP meliputi pemerkosaan, persetubuhan pada
wanita yang tidak berdaya, persetubuhan dengan wanita yang belum cukup umur.
Untuk kepentingan peradilan, dokter berkewajiban untuk membuktikan adanya
persetubuhan, adanya kekerasan (termasuk pemberian racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya)
serta usia korban. Selain itu dokter juga diharakan memeriksa adanya penyakit hubungan seksual,
kehamilan dan kelainan psikiatrik/kejiwaan sebagai akibat dari tindak pidana tersebut. Dokter
tidak dibebani pembuktian adanya pemerkosaan, karena istilah pemerkosaan adalah istilah hukum
yang harus dibuktikan di depan sidang pengadilan.
Untuk dapat memeriksa korban wanita tersebut, selain adanya surat permintaan visum et
repertum, dokter sebaiknya juga mempersiapkan si korban atau orang tuanya bila ia masih belum
cukup umur, agar dapat dilakukan pemeriksaan serta saksi atau pendamping perawat wanita dan
pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam ruang tertutup yang tenang.
Pembuktian adanya persetubuhan dilakukan dengan pemeriksaan fisik terhadap
kemungkinan adanya deflorasi himen, laserasi vulva atau vagina, serta adanya cairan mani dan sel
sperma dalam vagina terutama dalam forniks posterior.
Pembuktian adanya sel sperma dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik sediaan
usap vagina, baik langsung maupun dengan pewarnaan khusus. Selain sperma, adanya ejakulat
juga dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium khusus untuk cairan mani. Adanya
penyakit hubungan seksual atau kehamilan memperkuat adanya persetubuhan, meskipun tidak
diketahui saat terjadinya. Bukti adanya persetubuhan tersebut baru mempunyai nilai bila sesuai
waktu kejadiannya dengan persetubuhan yang diperkarakan.
Usia korban biasanya dapat diketahui bila identitasnya dan asal usulnya jelas. Bila usianya
tidak jelas, maka harus dicari tanda-tanda medik guna memperkirakannya. Telah adanya haid
menunjukkan usia 12 tahun atau lebih, sedangkan adanya tanda seks sekunder yang berkembang
menunjukkan usia 15 tahun atau lebih.
Dalam kesimpulan visum et repertum korban kejahatan susila diharapkan tercantum
perkiraan tentang usia korban, ada atau tidaknya tanda tanda persetubuhan dan bila mungkin,
menyebutkan kapan perkiraan terjadinya, dan ada atau tidaknya tanda kekerasan.
Visum et Repertum Korban Mati
Barang Bukti yang Diperiksa
1. Menentukan identitas
Terdapat Sembilan metode identifikasi: Visual, Dokumen, perhiasan, pakaian, medis, gigi,
sidik jari, serologi, dan secara eksklusi; hanya pemeriksaan sidik jari yang tiak diperiksa oleh
dokter.
Minimal dilakukan 2 metode yaitu identifikasi primer pakaian dan konfirmasi dari medis.
2. Memperkirakan saat kematian
Dapat dilakukan pemeriksaan lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh, keadaan isi lambung
serat perubahan post mortal lainnya. Pemeriksaan saksi di TKP dapat menunjang dalam
memeriksa dan memperikirakan saat kematian.
3. Menentukan sebab kematian
Menentukan sebab kematian hanya dapat ditentukan melalui pembedahan mayat (autopsy),
dengan atau tanpa disertai pemeriksaan tambahan (lab: toksikologi, patologi anatomi dsb).
4. Menentukan / Memperkirakan cara kematian
Tergantung dengan penyidik yang akan mengklasifikasikan apakah kejadian merupakan
kematian yang wajar atau tidak wajar. Adapun hal ini disimpulkan setelah semua bukti didapat
dan dikumpulkan oleh penyidik.
Berisi hasil dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam.

I.5 LABORATORIUM KEDOKTERAN FORENSIK SEDERHANA


Pada kasus kejahatan dengan kekerasan fisik: pembunuhan, penganiyaan, perkosaan dll
mungkin ditemukan bukti seperti darah, cairan mani, sperma, saliva, rambut, urin, dan jaringan
tubuh laindi tempat kejadian perkara (TKP).
Pemeriksaan Darah
- Tujuan pemeriksaan: identifikasi darah pelaku/korban
- Darah kering/bercak darah: Darah/bukan, darah manusia/binatang, golongan darah, darah
menstruasi.
Pemeriksaan Mikroskopis Darah
Tujuan:
- Morfologi SDM
- Menentukan darah berasal dari kelas mamalia

- “drum stick” pada sel lekosit berinti banyak


- Sel pseudodecidua  spesifik pada darah menstruasi
Bahan: Darah masih basah atau baru mongering
Hasil:
 Mamalia  SDM, cakram & tidak berinti

 kelas lain  oval / elips & berinti


 Onta: oval / elips & tidak berinti

Pemeriksaan Kimiawi Darah


- Pemeriksaan penyaring: benzidine, phenolphthalein
- Pemeriksaan penentuan: reaksi takayama, reaksi teichmann, reaksi wagenar
Pemeriksaan Serologik
Tujuan:
 Menentukan species darah

 Golongan Darah

Penentuan Golongan Darah:


Darah Kering:
 SDM utuh

 SDM rusak : - Aglutinin +

Antigen +
- Aglutinin -
Antigen +
- Aglutinin -
Antigen -
 Paling lama bertahan sistem Golongan ABO

Pemeriksaan Cairan Mani dan Sperma


Pemeriksaan Spermatozoa
- Pemeriksaan Langsung
- Pewarnaan Malachite Green
- Pewarnaan Baecchi
Pemeriksaan Langsung
Cara Pemeriksaan :
 Satu tetes lendir vagina diletakkan pada kaca objek, lihat dibawah mikroskop

 Perhatikan adanya sperma/pergerakkan

Malachite green
Reagen :
Larutan Malachite green 1%
Larutan Eosin Yellowish 1%
Cara kerja :
 Bahan diletakkan pada kaca objek, biarkan mengering di udara, atau fiksasi dengan api
kecil

 Pulas dengan lar.malachite green 1% selama 10 – 15 menit, lalu cuci dengan air

 Pulas lagi dengan lar.eosin yellowish 1% selama 1 detik, keringkan di udara

 Lihat dengan mikroskop

Hasil :
 Kepala sperma tampak berwarna merah,

 leher warna merah muda dan

 ekornya berwarna hijau

BAECCHI
Reagen Baecchi
 Asam Fuschin 1 % 1 tetes

 Biru Methylen 1% 1 tetes

 Asam klorida 1 % 40 tetes

Cara Kerja :
 Gunting pakaian yang mengandung bercak sebesar 5 mm X 5 mm, lalu masukkan ke dalam
reagen selama 3-5 menit, masukkan ke dalam HCl 1% sebentar

 Dehidrasi berturut dalam alkohol 70%, 85% & absolut, jernihkan dengan Xylol sebanyak
2 kali

 Ambil 1-2 helai benang dan uraikan menjadi serabut halus, lihat dengan mikroskop

Hasil :
 Kepala spermatozoa berwarna merah,
 ekor merah muda,

 menempel pada serabut benang

Pemeriksaan Cairan Mani


Sampel :
1. Forniks posterior vagina
Fosfatase asam, PAN, Berberio, Florence
2. Bercak pada pakaian
Pemeriksaan Taktil, Visual, Sinar UV,
Fosfatase asam, PAN, Berberio, Florence
Pemeriksaan Bercak Cairan Mani pada pakaian
 Pemeriksaan Taktil

Bercak pada pakaian teraba kaku seperti kanji


 Pemeriksaan Visual

Bercak segar permukaannya mengkilat dan transulen, lama kelamaan akan berwarna kuning
sampai coklat
 Pemeriksaan Sinar UV

Bercak akan berfluoresensi putih


Reaksi Fosfatase Asam
Cara kerja :
 Kertas saring dibasahkan dengan air, letakkan pada bercak/kapas lidi dan tekan dengan
tangan

 Setelah 5-10 menit teteskan reagen FA

 (+) muncul warna ungu, < 30 detik

Uji PAN
Cara kerja :
 Bercak pada pakaian diekstraksi dengan cara menempelkan kertas saring Whatman no.2
yang dibasahi dengan aquadest, selama 10 menit

 Biarkan kertas mengering pada suhu ruangan


 Teteskan reagen PAN pada bercak

 Catat warna yang terbentuk

 Hasil (+) warna merah jambu

Uji Berberio
Dasar Reaksi :
 Spermin dalam cairan mani dengan asam pikrat jenuh menghasilkan kristal spermin pikrat.

 Reagen : larutan asam pikrat jenuh

Hasil :
 Kristal spermin pikrat berwarna kekuningan berbentuk jarum dengan ujung tumpul

 Kadang-kadang tedapat garis refraksi terletak longitudinal

 Kristal kadang berbentuk ovoid

Reaksi Florence
Dasar reaksi :
 adanya kholin dalam cairan mani, merupakan produk degradasi dari lechitin, dengan
larutan lugol, kholin bereaksi dengan cholin membentuk kristal kholin peryodida

Hasil :
 Tampak kristal kholin peryodida

 berwarna coklat berbentuk jarum dengan ujung sering terbelah

Pemeriksaan Rambut
 Makroskopik:warna,panjang,bentuk (lurus,ikal,keriting),zat pewarna

 Mikroskopik;

 Untuk pemeriksaan mikroskopik, perlu ditentukan hal berikut:

 Rambut manusia atau rambut hewan

 Asal tumbuh rambut manusia

 Rambut utuh atau rusak


 Jenis kelamin

 Umur

Pemeriksaan Air Liur


 Pemeriksaan air liur penting untuk kasus kasus dgn jejas gigitan untuk menentukan
golongan darah penggigitnya

 Golongan darah penggigit yg termasuk dalam golongan sekretor dpt ditentukan dgn cara
absorpsi inhibisi.

Anda mungkin juga menyukai