Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (Uji Indra Penglihatan)

Uji Indra Penglihatan

Tujuan : Mengetahui jarak titik buta

Alat dan Bahan : ❶ Kertas ukuran 13 x 7 cm

❷ Meteran

❸ Spidol

Cara kerja :

1. Membuat tanda tambah (+) dan tanda minus (-) masing-masing diameter 0,5 cm pada kertas.
Usahakan kedua tanda tersebut memiliki jarak 9 cm.

2. Salah seorang teman memegang kertas 60 cm ke depan.

3. Menutup mata kiri dengan tangan kiri dan pusatkan pandangan mata kanan pada tanda (+).

4. Mendekatkan kertas secara perlahan sehingga perangkat percobaan mendekat ke wajah.


Memerhatikan kedua tanda masih tampak jelas.

5. menarik lebih dekat lagi hingga pada jarak tertentu tanda mines (-) menjadi tidak tampak.

6. Mengukur jarak antara titik pandangan (mata) dengan perangkat percobaan dan catat.

7. Mengulangi percobaan yang sama dengan cara yang berbeda, mata kanan ditutup, sedangkan mata
kiri berkonsentrasi memperhatikan tanda tanda mines (-).

Teori :

Bintik buta adalah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata. Benda yang terkena
cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa mata,
vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-
sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang
dan mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus
oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh
di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel
batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga
terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari
suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.

Tabel Hasil Pengamatan :

No

Nama

Jarak tanda (-)

Hilang

Mata kiri

Tampak kembali

Mata kiri

Hilang

Mata kanan

Tampak kembali

Mata kanan

1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

A.Chandra Purnama

Melisa

Sri Wahyuni

Nurul Afia

Lisdahlia Juanda

Ria Rezky

Anugrah

35,6

31,6

32,3

34

37,3

47,3

39,3

28

26,6

25
25,6

25,3

38,6

32,3

38,3

32,3

31

33,3

35

40

37

29,6

23,3

22,6

24,3

27

33,3

30,6

Pertanyaan :

1. Mengapa salah satu tanda menjadi hilang dari pandangan ?

2. Pada jarak berapa tanda tersebut hilang dari pandangan ?

3. Adakah perbedaan antara pengamatan dengan menggunakan mata kanan dan mata kiri?
4. Samakah jarak titik buta untuk setiap orang ?

5. Apakah yan dimaksud dengan titik buta ?

Jawaban :

1. Salah satu tanda menjadi hilang dari pandangan karena sesempurna mungkin mata kita, pasti
terdapat keterbatasan. Terutama pada bintik buta mata, yang tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel
kerucut tepat di jalur keluar sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak
akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.

2. Saat mata kiri ditutup dan memperhatikannya dengan mata kanan, rata-rata tanda (+) hilang pada
jarak 35 cm dari mata.

3. Ada perbedaan antara pengamatan dengan menggunakan mata kanan dan mata kiri. Mata kanan
lebih peka dari pada mata kiri. Namun, dilihat secara umum, tidak terdapat perbedaan yang terlalu
signifikan dari beberapa pengukuran. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara mata kanan dan mata kiri
tidak ada perbedaan. Perbedaan di atas dapat disebabkan karena kurang ketelitian dalam pengukuran
maupun kurangnya konsentrasi.

4. Jarak titik buta untuk setiap orang relative berbeda, tergantung dari kemampuan mata masing-
masing. Tetapi ada juga beberapa orang yang kemungkinan memiliki jarak titik buta yang sama.

5. Yang dimaksud dengan titik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf
penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya sehingga
bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata
karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.

Kesimpulan :

1. Titik buta dari setiap orang relative berbeda tergantung kemampuan mata masing-masing.

2. Titik buta pada mata kanan sekitar 35 cm (diambil dari hasil rata-rata)

3. Titik buta pada matan kiri sekitar 36 cm (diambil dari hasil rata-rata)

Saran :

1. Sebaiknya dalam melakukan penelitian, tidak terburu-terburu agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang diinginkan atau direncanakan.

2. Pada saat melakukan praktikum sebaiknya siswa lebih peka dan memperhatikan hasil dari
praktikum.
1.1 Tujuan

Mengetahui adanya bintik buta

1.2 Landasan teori

Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqeus
humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning
retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya
akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak
besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat
benda

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di
bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang
dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi
kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu
benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina

1.3 Alat dan Bahan

1. Kertasmanila berwarnaputih

2. Penggariskayu meter

3. Spidolataupulpen

1.4 Cara kerja

1. Sediakankertas manila berukuranlebar 3cm dan panjang 14cm

2. Buatlah tanda silang (x) dan tanda (y) pada kertas tersebut dengan jarak antara (x) dan (y) sejauh
10 cm

3. Peganglah kertas dengan tangan kiri sejauh 50 cm didepan mata, tanda (y) dipasang di sebelah
dalam
4. Pusatkan pandangan mata kiri pada tanda y dan tutup mata kanan

5. Dengan mata kiri tetap terpusat pada tanda y, dekatkan kertas perlaha-lahan hingga tanda silang
(x) hilang dan kemudian tampak kembali

6. Ukur dan catatlah dalam table pada jarak berapa tanda silang (x) hilang dan pada jarak berapa
tanda silang (x) muncul kembali

7. Baliklah letak tanda (y) dan ulangi prosedur di atas dengan mata kanan juga sebanyak 3 kali

1.5 Hasil percobaan

Dengan menutup mata kanan

NO

NAMA

X HILANG

X MUNCUL

Aldi Sanjaya

41 cm

30 cm

2
Asep Saepul Miqdar

39 cm

33 cm

Candra Riswanto

44 cm

28 cm

Ilham Maulana

40 cm

31 cm

Lutfi Rizki Sumirat

40 cm
34 cm

M resha Setya G

43 cm

29 cm

Rafii Abdul Rafi

41 cm

30 cm

Saepul Malik

47 cm

35 cm

Sucipto Rizki Permana


46 cm

30 cm

10

Teten Muhammad Zaenudin

36 cm

27 cm

Rata-rata

41.7 cm

30.7 cm

Dengan menutup mata kiri

NO

NAMA

X HILANG

X MUNCUL
1

Aldi Sanjaya

41 cm

30 cm

Asep Saepul Miqdar

39 cm

33 cm

Candra Riswanto

44 cm

28 cm

Ilham Maulana
40 cm

31 cm

Lutfi Rizki Sumirat

40 cm

34 cm

M resha Setya G

43 cm

29 cm

Rafii Abdul Rafi

41 cm

30 cm

8
Saepul Malik

47 cm

35 cm

Sucipto Rizki Permana

46 cm

30 cm

10

Teten Muhammad Zaenudin

36 cm

27 cm

Rata-rata

41.7 cm

30.7 cm
1.6 Analisis data

Terdapat perbedaan jarak hilangnya tanda lingkaran pada waktu pengamatan. Secara keseluruhan, rata-
rata hasil menunjukkan perbedaan jaraknya hanya sedikit.

Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda
tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari
suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda
antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan
mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam
melihat benda kurang baik.

1.7 Kesimpulan

Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat
pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada
retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga
tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan
melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada
retina, maka bayangan benda akan terlihat.

Anda mungkin juga menyukai