Anda di halaman 1dari 20

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA

TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM


KARYA CEPER KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I padaJurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

FEBRIANA CINDI SAFITRI


J 410 120 054

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA


TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM
KARYA CEPER KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

FEBRIANA CINDI SAFITRI


J 410 120 054

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Heru Subaris Kasjono, SKM., M.Kes SRI DARNOTO, SKM., MPH


NIK. 196606211989021001 NIK. 1015

i
HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA


TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM
KARYA CEPER KLATEN

OLEH
FEBRIANA CINDI SAFITRI
J 410 120 054

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 29 Oktober2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Heru Subaris Kasjono, SKM., M.Kes (……..……..)


(Ketua Dewan Penguji)

2. Giat Purwoatmojo, SKM., M.Kes (……………)


(Anggota I Dewan Penguji)

3. Anisa Catur W, SKM., M.Epid (…………….)


(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr.Suwaji, M.Kes.
NIP. 195311231983031002
ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.Pengetahuan yang diperoleh

dari hasil penerbitan maupun yang belum /tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan di dalam tulisan

dan daftar pustaka.

Surakarta, 29Oktober2016
Penulis

FEBRIANA CINDI SAFITRI


J 410 120 054

iii
PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA
TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB
DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

Abstrak

Pekerja di lingkungan panas seperti di sekitar peleburan, boiler, oven, tungku pemanas dapat
mengalami tekanan panas mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan
tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Iklim kerja yang terlalu panas mempunyai
dampak menimbulkan dehidrasi, meningkatnya stres, meningkatnya tekanan darah,
meningkatnya denyut nadi, hipertensi, penurunan kerja otak karena kurangnya asupan oksigen
dan penurunan respon kulit. Pengambilan sampel dengan exhaustive sampling yaitu 36 pada
bagian pengecoran dan 18 pada bagian finishing. Analisis data menggunakan uji Man Whitney
untuk tingkat siginifkan 0,05. Hasil penelitian: Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok
pengecoran (> NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,36/83,33 mmHg dengan ketegori
normal. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah kerja rata-rata 137,22/87,56 mmHg dengan
kategori pre hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok finishing (≤ NAB),
dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,56/83,50 mmHg dengan kategori pre hipertensi. Hasil
pengukuran tekanan darah sesudah kerja rata-rata 130,83/83,50 mmHg dengan kategori pre
hipertensi. Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok pengecoran (> NAB), dengan hasil
sebelum kerja rata-rata 20,55 dengan kategori kelehan kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan
sesudah kerja rata-rata 30,83 dengan kategori kelelahaa kerja sedang. Hasil pengukuran kelelahan
kerja pada kelompok finishing (≤ NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,72 dengan
kategori kelelahan kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 20,89 dengan
kategori kelelahan kerja rendah. Hasil Analisa data: 1) ada perbedaan signifikan tekanan darah
sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p
0,003 ≤ 0,05). 2) ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar panas di atas
dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p 0,000≤ 0,05).
Kata Kunci : Tenaga Kerja, Paparan Panas, Kelelahan kerja, tekanan darah

Abstract

Workers in hot environments such as foundries around, boilers, ovens, heaters, furnaces can
experience hot pressure had an impact on both the hazards of interference directly and indirectly
for the safety and occupational health. The work climate is too hot to have the impact of increasing
stress, dehydration gives rise, increased blood pressure, increased pulse rate, hypertension, reduced
brain work due to lack of oxygen intake and decreased response of the skin. Sampling with
exhaustive sampling that is 36 on the casting and finishing on the 18th. Data analysis using the test
Man Whitney to siginifkan level of 0.05. Research results: the results of the measurements the
blood pressure on a group of casting (> NAB), with the results before working an average of
130,36/83,33 mmHg with the normal requirements. The results of measurements of blood pressure
after working an average of 137,22/87,56 mmHg with categories pre hypertension. The results of
the measurement of the blood pressure in the finishing Group (≤ NAB), with the results before
working an average of 130,56/108 mmHg with categories pre hypertension. The results of
measurements of blood pressure after working an average of 130,83/108 mmHg with categories
pre hypertension. Results measurement work group fatigue casting (> NAB), with the results
before working an average of 20.55 kelehan work with categories. The results of the measurement
of fatigue after working an average of kelelahaa work with categories 30.83 medium. Results
measurement work group fatigue finishing (≤ NAB), with the results before the average work with
categories work fatigue 20.72 low. The results of the measurement of fatigue after working with
20.89 average category work fatigue. The results of the data analysis: 1) there is a significant
difference in blood pressure after exposure to heat over and under the NAB PT. Aneka Adhilogam

1
Paper Ceper and Klaten (p 0.003 ≤ 0.05). 2) no difference significant levels of fatigue after work
exposed to heat above and below the NAB PT. Aneka Adhilogam Paper Ceper and Klaten (p
0.000 ≤ 0.05).
Key words: labor, exposure to heat, Fatigue, blood pressure

1. PENDAHULUAN

Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-


hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak
langsung bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya kondisi tempat kerja
ruangan yang terlalu panas, pencahayaan yang kurang, getaran yang berlebihan
dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi pekerja
(Sucipto, 2014).
Pekerja di lingkungan panas seperti di sekitar peleburan, boiler, oven,
tungku pemanas atau bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari dapat
mengalami tekanan panas. Selama aktivitas pada lingkungan panas tersebut, tubuh
secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas
lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima
dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh (Tarwaka, dkk, 2004).
Industri logam merupakan industri yang bergerak di bidang pengecoran
logam dengan menggunakan bahan baku utamanya tidak lepas dari setiap
kehidupan manusia sehari-harinya karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.
Untuk menjadi bentuk yang sesuai dengan yang diinginkan biasanya dilakukan
dengan peleburan logam baik logam besi atau baja yang dicampur menjadi satu
untuk dibentuk sesuai dengan keinginan.Proses pengolahan dalam proses produksi
logam akan menimbulkan masalah faktor fisika, seperti tekanan panas terutama
pada bagian pengecoran. Tekanan panas hanya dapat menyebabkan gangguan
Heat Exhaustion tetapi juga dapat menyebabkan gangguan terhadap mental
emosional serta sistem jantung dan peredaran darah (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei
2016. Hasil pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat pengukuran iklim
kerja atau heat stress area pada bagian pengecoran logam 32,60C dan bagian
finishing 27,90C. Menurut Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011 tentang
Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, suhu

2
ruangan rata-rata untuk pengaturan waktu kerja 75% kerja dan 25% yaitu 280C.
Berdasarkan peraturan tersebut, bagian pengecoran logam memiliki iklim kerja
melebihi NAB sedangkan bagian finishing tidak melebihi NAB.
Hasil wawancara dengan 10 orang pekerja, dengan 30 pertanyaan,
dikategorikan 7 orang (70%) sering mengalami kelelahan dan 3 orang (30%)
jarang mengalami kelelahan. Sedangkan hasil pengukuran terhadap 10 karyawan
mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik tenaga kerja sebesar 6
orang (60%) mengalami kelelahan dan 4 orang (40%) jarang mengalami
kelelahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai ”Perbedaan tekanan darah dan kelelahan tenaga kerja terpapar panas di
atas dan dibawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten”.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitiandi PT Aneka
Adhilogam Karya Ceper Klaten bulan 29 September 2016. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 54 orang yang terbagi menjadi 36 orang
pengecoran dan 18 orang di bagian finishing. Jenis data dalam penelitian ini
merupakan data primer dan data sekunder.Sumber data primer yang diperoleh dari
hasil pengamatan langsung di lapangan yang meliputi kondisi fisik lingkungan
kerja, wawancara dengan pekerja, dan pengukuran.Sumber data sekunder
diperoleh dari pencatatan bagian personalia serta gambaran umum perusahaan,
literatur, jurnal yang mendukung penelitian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Tenaga Kerja
terpapar Panas di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Variabel Pengecoran Finishing
( > NAB) (≤NAB)
Usia f % f %
21-30 tahun 3 8.3 44,06±8,94 3 16.7 42,50±11,17
31-40 tahun 7 19.4 6 33.3
41-50 tahun 19 52.8 4 22.2
51-60 tahun 7 19.4 5 27.8
Total 36 100 18 100
Pendidikan
SD 11 30.6 2 11.1
SMP 16 44.4 8 44.4
SMA 9 25.0 8 44.4

3
Total 36 100 18 100
Masa Kerja
0-10 tahun 10 27.8 14,63±7,06 8 44.4 14,53±8,16
11-20 tahun 19 52.8 6 33.3
11- 30 tahun 7 19.4 4 22.2
Total 36 100 18 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 100 18 100
Perempuan 0 0 0 0
Total 36 100 18 100
Kondisi
Kesehatan
Sehat 36 100 18 100
Tidak sehat 0 0 0 0
Total 36 100 18 100
3.2 Analisa Univariat
3.2.1 Pengukuran Tekanan Darah
a. Kelompok Bagian Pengecoran (> NAB)
Distribusi data hasil pengukuran tekanan darah dari 36 responden
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2 DistibusiHasil Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian
Pengecoran di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten

No Sebelum Keterangan Sesudah Keterangan


Resp Sistole Diastole Sistole Diastole
1 130 85 Pre hipertensi 136 88 Pre hipertensi
2 120 75 Normal 129 80 Normal
3 120 81 Normal 132 85 Pre hipertensi
4 138 85 Pre hipertensi 150 90 Hipertensi
stadium 1
5 135 86 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
6 139 89 Pre hipertensi 149 92 Hipertensi
stadium 1
7 120 75 Normal 132 85 Pre hipertensi
8 145 82 Hipertensi 153 95 Hipertensi
stadium 1 stadium 1
9 140 90 Hipertensi 155 95 Hipertensi
stadium 1 stadium 1
10 120 80 Normal 125 83 Normal
11 132 85 Pre hipertensi 135 88 Pre hipertensi
12 139 85 Pre hipertensi 142 90 Hipertensi
stadium 1
13 150 92 Hipertensi 155 95 Hipertensi
stadium 1 stadium 1
14 125 80 Normal 133 85 Pre hipertensi
15 130 85 Pre hipertensi 133 88 Pre hipertensi

4
16 120 78 Normal 125 86 normal
17 135 86 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
18 130 85 Pre hipertensi 133 88 Pre hipertensi
19 128 80 Normal 131 83 Pre hipertensi
20 120 80 Normal 130 85 Pre hipertensi
21 130 85 Pre hipertensi 133 88 Pre hipertensi
22 118 75 Normal 127 78 Normal
23 128 80 Normal 135 85 Pre hipertensi
24 129 80 Normal 135 83 Pre hipertensi
25 131 85 Pre hipertensi 134 88 Pre hipertensi
26 135 88 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
27 150 92 Hipertensi 158 95 Hipertensi
stadium 1 stadium 1
28 120 75 Normal 125 78 Normal
29 138 86 Pre hipertensi 150 92 Pre hipertensi
30 133 85 Pre hipertensi 136 88 Pre hipertensi
31 109 77 Normal 125 83 Normal
32 142 92 Hipertensi 152 98 Hipertensi
stadium 1 stadium 1
33 135 88 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
34 129 83 Normal 135 86 Pre hipertensi
35 120 80 Normal 130 85 Pre hipertensi
36 130 85 Pre hipertensi 135 88 Pre hipertensi
Jumlah 4693 3000 36 4940 3152 36
Rata - 130,36 83,33 Pre hipertensi 137,22 87,56 Pre hipertensi
rata

Tabel 3 Rata-rataPengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Pengecoran


di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten

Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja


Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai rata-rata 130,36 83,33 137,22 87,56
Nilai tertinggi 150 92 158 98
Nilai terendah 109 75 125 78
Standar deviasi 9,39 4,86 9,40 4,66
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

Kategori hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan seudah kerja dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4Distibusi Data Kategori Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian
Pengecoran di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

Sebelum kerja Sesudah kerja


Kategori
f % f %

5
Normal (< 130/<85 mmHg) 15 41,7 6 16,7
Pre Hipertensi (130-139/85-89 mmHg) 16 44,4 22 61,1
Hipertensi (140-159/90-99 mmHg) 5 13,9 8 22,2
Total 36 100 36 100
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

b. Kelompok Bagian Finishing (< NAB)


Distribusi data hasil pengukuran tekanan darah dari 18 responden dengan
hasil sebagai berikut:
Tabel 5 DistibusiHasil Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian
Finishing di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
No Sebelum Keterangan Sesudah Keterangan
Resp Sisto Diastole Sistole Diastole
le
1 130 85 Pre hipertensi 131 85 Pre hipertensi
2 138 86 Pre hipertensi 138 87 Pre hipertensi
3 135 86 Pre hipertensi 135 86 Pre hipertensi
4 120 80 Normal 120 80 Normal
5 120 80 Normal 120 80 Normal
6 127 80 Normal 127 80 Normal
7 135 88 Pre hipertensi 135 88 Pre hipertensi
8 132 85 Pre hipertensi 132 85 Pre hipertensi
9 130 80 Pre hipertensi 130 80 Pre hipertensi
10 125 79 Normal 125 80 Pre hipertensi
11 140 90 Pre hipertensi 140 82 Hipertensi
stadium 1
12 120 77 Normal 120 80 Pre hipertensi
13 140 88 Pre hipertensi 140 88 Hipertensi
stadium 1
14 130 80 Pre hipertensi 130 80 Pre hipertensi
15 140 90 Hipertensi stadium 1 140 90 Hipertensi
stadium 1
16 130 80 Normal 131 85 Pre hipertensi
17 125 79 Normal 125 80 Pre hipertensi
18 133 86 Pre hipertensi 136 87 Pre hipertensi
Jumla 2350 1499 2355 1503 18
h
Rata- 130, 82,28 Pre Hipertensi 130,83 83,50 Pre Hipertensi
rata 56

Tabel 6 Rata-rata Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Finishing di


PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja


Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai rata-rata 130,56 82,28 130,83 83,50

6
Nilai tertinggi 140 90 140 90
Nilai terendah 120 77 120 80
Standar deviasi 6,77 4,23 6,87 3,60
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

Kategori hasil pengeukuran tekanan darah sebelum dan seudah kerja dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Distibusi Data Kategori Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja
Bagian Finishing di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

Sebelum kerja Sesudah kerja


Kategori
f % f %
Normal (< 130/<85 mmHg) 7 38.9 3 16.7
Pre Hipertensi (130-139/85-89 mmHg) 10 55.6 12 66.7
Hipertensi (140-159/90-99 mmHg) 1 5.6 3 16.7
Total 18 100.0 18 100.0
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

3.2.2 Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja


a. Kelompok Bagian Pengecoran (> NAB)
Distribusi data hasil pengukuran kelelahan kerja dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 8 DistibusiHasil Pengukuran Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian
Pengecoran di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
Kelelahan Kerja
Resp Sebelum Sesudah Selisih
1 19 46 27
2 29 47 18
3 27 37 10
4 31 47 16
5 28 33 5
6 22 47 25
7 15 22 7
8 24 30 6
9 13 25 12
10 13 27 14
11 13 25 12
12 18 33 15
13 19 34 15
14 3 16 13
15 17 27 10
16 18 30 12
17 19 25 6

7
18 14 22 8
19 20 27 7
20 37 43 6
21 36 46 10
22 31 33 2
23 13 24 11
24 13 21 8
25 4 17 13
26 24 26 2
27 12 19 7
28 19 27 8
29 11 24 13
30 15 26 11
31 26 26 0
32 30 29 -1
33 30 31 1
34 30 46 16
35 12 27 15
36 35 45 10
Jumlah 740 1110 370
Rata-rata 20.56 30.83 10.28

Tabel 8 Rata-rataPengukuran Kelehahan Kerja pada Pekerja Bagian Pengecoran


di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja

Nilai rata-rata 20,55 30,83


Nilai tertinggi 37 47
Nilai terendah 3 16
Standar deviasi 8,74 9,31
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

Kategori hasil pengukuran kelelahan kerja sebelum dan seudah kerja dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9 Distibusi Data Kategori Pengukuran Kelelahan pada Pekerja Bagian
Pengecoran di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

Sebelum kerja Sesudah kerja


Kategori
f % f %
Kelelahan rendah (0-21) 21 58.3 4 11.1
Kelelahan sedang (22-44) 15 41.7 25 69.4
Kelelahan tinggi (45-67) 0 0 7 19.4
Total 36 100 36 100
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

8
b. Kelompok Bagian Finishing(≤ NAB)
Distribusi data hasil pengukuran kelelahan kerja dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 10 DistibusiHasil Pengukuran Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian
Finishing di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
Kelelahan Kerja
Resp Sebelum Sesudah Selisih
1 18 18 0
2 24 24 0
3 16 17 1
4 17 17 0
5 17 17 0
6 24 24 0
7 19 20 1
8 6 7 1
9 17 17 0
10 19 19 0
11 20 20 0
12 17 17 0
13 32 32 0
14 29 29 0
15 35 35 0
16 27 27 0
17 18 18 0
18 18 18 0
Jumlah 373 376 3
Rata-rata 20.72 20.89 0.17

Tabel 11 Rata-rataPengukuran Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Finishing di


PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja

Nilai rata-rata 20,72 20,89


Nilai tertinggi 35 6
Nilai terendah 35 7
Standar deviasi 6,79 6,61
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

Kategori hasil pengukuran kelelahan kerja sebelum dan seudah kerja dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 12 Distibusi Data Kategori Pengukuran Kelelahan pada Pekerja Bagian
Finishing di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten

9
Sebelum kerja Sesudah kerja
Kategori
f % f %
Kelelahan rendah (0-21) 12 66.7 12 66.7
Kelelahan sedang (22-44) 6 33.3 6 33.3
Kelelahan tinggi (45-67) 0 0 0 0
Total 18 100 18 100
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

3.3 AnalisaBivariat
Analisa bivariatdigunakan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah dan
kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT.
Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Analisa data terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas data untuk mengetahui normal tidaknya data menggunakan
kolomogorov smirnov jika data normal maka menggunakan uji T berpasangan dan
tidak berpasangan dan jika data tidak normal maka pengujian hipotesis
menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan dalam kelompok dan uji
Mann Whit/ney untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
3.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data menggunakan kolomogorov smirnov dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel pValue Keterangan
Sistole sebelum kerja kelompok > NAB 0,061 Berdistribusi normal
Diastole sebelum kerja kelompok > NAB 0,002 Tidak berdistribusi normal
Sistole sebelum kerja kelompok ≤ NAB 0,200 Berdistribusi normal
Diastole sebelum kerja kelompok ≤ NAB 0,001 Tidak berdistribusi normal
Sistole sesudah kerja kelompok > NAB 0,000 Tidak berdistribusi normal
Diastole sesudah kerja kelompok > NAB 0,143 Berdistribusi normal
Sistole sesudah kerja kelompok < NAB 0,200 Berdistribusi normal
Diastole sesudah kerja kelompok ≤ NAB 0,001 Tidak berdistribusi normal
Kelelahan kerja awal kelompok > NAB 0,159 Berdistribusi normal
Kelelahan kerja awal kelompok ≤ NAB 0,033 Tidak berdistribusi normal
Kelelahan kerja akhir kelompok > NAB 0,003 Tidak berdistribusi normal
Kelelahan kerja akhir kelompok ≤ NAB 0,019 Tidak berdistribusi normal
Sumber: Data Primer Terolah September 2016

3.3.2 Uji Perbedaan Tekanan Darah Pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas
dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
a. Sebelum Kerja
Tabel 14 Hasil Uji TMann Whitney Tekanan darah Sebelum Terpapar Panas >
NAB

10
Tekanan darah Nilai Nilai Rerata Rerata
z Mann pValue Kelompok Kelompok
Whitney > NAB < NAB
Systole 0,231 311,5 0,817 130,36 130,56
Diastole 0,019 323,0 0,985 83,33 82,28
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
b. Sesudah Kerja
Tabel 15 Hasil Uji TMann Whitney Tekanan darah Sesudah Terpapar Panas >
NAB

Tekanan darah Nilai Nilai Mann Rerata Rerata


z Whitney pValue Kelompok Kelompok
> NAB ≤ NAB
Systole 2,015 214,5 0,044 137,22 130,83
Diastole 2,980 163,0 0,003 87,56 83,50
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
4 Uji Perbedaan Tekanan Darah Pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas
dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
a. Sebelum Bekerja
Tabel 16 Hasil Uji TMann Whitney Kelelahan Sebelum Terpapar Panas > NAB

Nilai Nilai Mann Rerata Rerata


z Whitney pValue Kelompok > Kelompok
NAB ≤NAB
0,221 312 0,825 20,56 20,72

Sumber: Data Primer Terolah September 2016

b. Sesudah Bekerja
Tabel 17Hasil Uji T Mann Whitney Kelelahan SesudahTerpapar Panas > NAB

Nilai Nilai Mann Rerata Rerata


z Whitney pValue Kelompok Kelompok ≤
> NAB NAB
3,174 122 0,000 30,83 20,89

Sumber: Data Primer Terolah September 2016

A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan
di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.
Hasil penelitian menunjukkan setelah bekerja untuk sistole p 0,044 < 0,05
dan diastole p 0,003 < 0,05 sehingga ada perbedaan signifikan tekanan darah

11
sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam
Karya Ceper Klaten. Hasil tersebut menunjukkan setelah terpapar panas kedua
kelompok >NAB mengalami kenaikan tekanan darah yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok ≤ NAB.
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok yang terpapar tekanan panas di
atas NAB memgalami kenaikan tekanan darah srata-rata di atas 5% sedangkan
pada kelompok di bawah NAB rata-rata kenaikan sangat kecil hanya 0,2%. Hal ini
membuktikan pada kelompok yang terpepar panas tekanan darahnya mengalami
kenaikan yang lebih cepat.Fakta ini seperti yang dijelaskan oleh Grandjean (1988)
tekanan panas yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) mempengaruhi tekanan
darah. Peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan
darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan
peningkatan tajam suhu (suhu kulit akan naik dari 32°C ke 36-37°C), peningkatan
aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi
berlebihan jika suhu kulit mencapai 34°C atau lebih. Hal ini menunjukkan
paparan suhu panas di atas NAB efektif meningkatan tekanan darah. Tenaga kerja
yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain
atau regangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja
tersebut .Indikator heat strain adalah peningkatan denyut nadi, tekanan darah,
suhu tubuh, pengeluaran keringat dan penurunan berat badan. Paparan tekanan
panas terhadap individu sehat menyebabkan berbagai reaksi fisiologis yang
penting untuk termoregulasi.Salah satunya adalah peningkatan aliran darah
melalui kulit.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dewi (2011)
dengan hasil hasil uji statistik Pearson Product Moment diperoleh hasil p value =
0,000 sangat signifikan, dengan hubungan linier positif sempurna dan dari hasil
uji tersebut diketahui pula semakin tinggi tekanan panas, maka semakin tinggi
pula tekanan darah pada karyawan. Hal yang sama juga dijelaskan oleh penelitian
Resya (2010) dengan hasil ada hubungan yang bermakna antara tekanan darah
sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas melebihi NAB yang cenderung

12
mengalami peningkatan Pekerja Bagian Cor Cetak PT. Suyuti Sidomaju Ceper
Klaten.
B. Perbedaan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan
di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.
Hasil penelitian menunjukkan setelah bekerja diketahui p 0,000 < 0,05
sehingga ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar
panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.
Hasil tersebut menunjukkan setelah terpapar panas kedua kelompok > NAB
mengalami kenaikan tingkat kelelahn kerja yang lebih besar dibandingkan
dengan kelompok ≤ NAB. Hal ini membuktikan setelah bekerja pada kelompok
yang terpapar panas diatas NAB menglami kenaikan yang lebih besar yaitu
sebesar 50% sedangkan pada kelompok di bawah NAB hanya mengalami
kenaikan sebesar 0,8%.
Hasil ini memberikan bukti tekanan darah pada kelompok > NAB
mengalami kenaikan yang kebih besar dibandingkan dengan kelompok di bawah
NAB. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Tarwaka (2008) tekanan panas dapat
mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh
manusia serta dapat mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan
dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja sehingga dapat menurunkan
efisiensi dan produktifitas kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agus (2011) dengan hasil
penelitian terhadap 30 sampel yang telah dipilih, dilakukan perhitungan silang
atau tabulasi silang antara tekanan panas diketahui bahwa sampel ada 30 orang
yang mana setelah diteliti dibagi menjadi 15 tenaga kerja yang bekerja di area
yang bertekanan panas di bawah dari NAB dan 15 tenaga kerja yang bekerja di
area yang bertekanan panas lebih dari NAB. Dimana dari 15 sampel yang bekerja
di area bertekanan panas dibawah NAB terdapat 10 sampel yang tidak lelah dan 5
sampel yang lelah, sedangkan 15 sampel yang bekerja di area bertekanan panas
lebih dari NAB terdapat 13 sampel yang mengalami kelelahan dan 2 sampel yang
tidak lelah. Hal tesebut menunjukkan bahwa ada pengaruh tekanan panas
terhadap kelelahan tenaga kerja, dimana tenaga kerja yang bekerja di area yang

13
bertekanan panas melebihi NAB ada 13 orang mengalami kelelahan dan tenaga
kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas di bawah NAB hanya terdapat 5
orang yang mengalami kelelahan.
4. PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tenaga kerja terpapar panas
di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten, dapat
disimpulkan bahwa:
4.1.1 Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok pengecoran (> NAB),
dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,36/83,33 mmHg sebagian
besar dengan ketegori normal. Hasil pengukuran tekanan darah
sesudah kerja rata-rata 137,22/87,56 mmHg sebagain besar dengan
kategori pre hipertensi.
4.1.2 Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok finishing (≤ NAB),
dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,56/83,50 mmHg sebagian
dengan kategori pre hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah
sesudah kerja rata-rata 130,83/83,50 mmHg sebagian dengan kategori
pre hipertensi.
4.1.3 Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok pengecoran (> NAB),
dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,55 dengan kategori kelehana
kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 30,83
dengan kategori kelehana kerja sedang.
4.1.4 Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok finishing (≤ NAB),
dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,72 dengan kategori kelehana
kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 20,89
dengan kategori kelehana kerja rendah.
4.1.5 Ada perbedaan signifikan tekanan darahsesudah terpapar panas di atas
dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p
0,003 < 0,05).
4.1.6 Ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar
panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya
Ceper Klaten (p 0,000 < 0,05).
4.2 SARAN
4.2.1 Bagi Responden

14
a. Pekerja hendaknya memperhatikan jam kerja, direkomendasikan 1
jam istirahat dan mengkonsumsi air putih yang banyak (minimal 1,5
liter tiap hari).
b. Pekerja yang mengalami keluhan hipertensi hendaknya aktif
melakukan pemeriksaan diri dan segera melaporkan keadan jika
tekana darahnya naik.
4.2.2 Bagi Industri

a. Pengusaha atau pemilik industri hendaknya memperhatikan


lingkungan kerja dengan memberikan venstilasi atau sirkulasi udara
yang cukup terutama diruang atau bagian pengecoran .
b. Pengusaha atau pemilik industri hendaknya mmperhatikan kondisi
pekerja dan memberikan waktu istirahat yang cukup, menyediakan
fasilitas minum dan makanan yang sehat.
4.2.3 Bagi Peneliti Lain

a.
Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai
tekanan panas akibat mesin atau faktor lainya dengan melakukan
penelitian secara kohort.
b. Penelitian lain diharapkan meneliti faktor penyebab yang paling
berisiko meningkatkan kenaikan tekanan darah dan kelelahan kerja
misalnya sikap kerja atau beban kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Grandjean, E. 1988.Fitting The Task To The Man. A Textbook Of Occupational


Ergonomics, 4th Edition London: Taylor & Francis

Gray, Margon, Simpson dan Dawkins. 2006. Kardiologi. Jakarta: Erlangga.

Guyton dan Hall. 2004. Buku ajar Fisologi Kesehatan Edisi Ke 12. Singapura:
Elsevie Inc.

Kusumawati, Y. 2015. Modul Praktek Manajemen Data. Surakarta: UMS.

Kuswana, WS. 2015. Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Maurits, L. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

15
Nurmianto E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:Guna
Wijaya.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor


Per. 13/MEN/x/2011, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
Faktor Kimia di Tempat Kerja.

Santoso, GS. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:


Prestasi Pustaka.

Setyowati L. 2010. Buku Pedoman Pengukuran Waktu Reaksi deangan alat


Pemeriksa Waktu.Yogyakarta : Amara Books.

Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sucipto, CD. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Suma’mur PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Sagung Seto.

Sunyoto D. 2014.Analisis Data Kesehatan dengan SPSS. Jakarta: Nuha Medika.

Tarwaka, Solichul HA, dan Lilik S. 2004.Ergonomi untuk Keselamatan,


Kesehatan Kerja dan Produktifitas.Surakarta: Uniba Press.

Tarwaka. 2008. Keselamatan kerja dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan


Press.

Tarwaka. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Manajemen dan


Implementasi K3 di Tempat Kerja). Surakarta : Harapan Press.

Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan


Aplikasi di Tempat Kerja Edisi:2. Surakarta: Harapan Press.

Townsend, R. 2010. Tekanan darah Tinggi (Hipertensi). Jakarta: PT. Indeks.

Watson. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi ke 10. Jakarta: EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai