Anda di halaman 1dari 4

E.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU secara konsepsional, perkembangan pembela terpadu di


Indonesia pada prinsipnya merupakan pengembangan dari model pembelajaran terpadu yang
dikemukakan oleh Fogarty (1991). Dikenal sebagai model terintegrasi yang mengembangkan Fogarty
pada pengembangan intinya dari konsep pendekatan interdisipliner yang dilaku- kan Jacob (1989). Arus,
baik Yakub atau Fogarthy, menyatakan bahwa wujud penerapan pendekatan integratif bersifat rentangan
(kon-tinuum) yang berawal dari bentuk kurikulum secara tradisional di seluruh mata pelajaran yang
berbeda-beda, kemudian berkembang dengan studi komparasi yang terus dilakukan, akhirnya ditemukan
model-model yang berorientasi pada mata Pelajaran yang sangat terpadu. Fogarthy (1991: xiv) Kemudian
mengungkap sepuluh titik model pembelajaran terpadu dari model pertama sampai model kesepuluh
merajut kontinuum yang pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: (l)
keterpaduan, namun dalam satu disiplin; (2) keterpadu- an dengan beberapa disiplin; dan (5)
keterpaduan yang berorientasi pada siswa. Kesepuluh model integrasi (model pembelajaran terpadu)
tersebut dapat digambarkan pada Gambar 9.1. Dari sepuluh model integrasi pada Gambar 9.1 dapat
dijelaskan satu per satu, sebagai berikut: 1. Model pertama yang disebut dengan model terfragmentasi
merupakan model yang paling tradisional, yaitu model kurikulum di mana mata pelajaran disajikan
secara terpisah-pisah dan tidak mengaitkan-nya dengan mata Contoh lain yang banyak ditemukan di
sekolah-sekolah Model kedua adalah model terhubung. Model ini masih dalam satu mata Pelajaran.
Model ini sering juga disebut model yang berhubungan atau keterkaitan, masih tetap berpusat pada
masing-masing mata pelajaran, namun di dalam setiap mata pelajaran yang diberikan, guru dapat
mengaitkan atau menghubungkan antara topik atau konsep yang satu dengan yang lainnya. Model
kelima adalah shared model atau disebut juga model pembelajar- suatu gabungan berbagi. Model ini
terfokus pada dua mata Pelajaran yang sama dengan menggunakan konsep-konsep atau keterampilan
yang tumpangtindih. Dalam hal ini kegiatan dilakukan dalam tim. Model keenam adalah model webbed
atau model jaring laba-laba. Model ini digunakan dengan pendekatan tematik dan untuk pembelajaran
di SD. Model ini dijalankan dari sebuah bangunan yang dibangun sendiri oleh guru berdasarkan
kebutuhan dan kebutuhan, atau membangun dan menciptakan bersama-sama antara guru dan siswa.
Model ketujuh adalah model berulir atau model untaian. Pada model ini menggunakan metakurikuler
untuk mencapai beberapa keterampilan dan kemampuan para siswa dengan berbagai mata Pelajaran.
Sebagai guru memiliki target untuk membuat prediksi dalam praktik IPA, Matematika, dan Bahasa di
mana pada saat yang sama guru IPS memiliki target dalam perhitungan saat ini. Dengan demikian,
kesuluruhan gantilah dan membuat taruhan itu yang membuat untaian keterampilan 5. 6. 7. Yang
bersumber dari lintasan berbagai mata Pelajaran. Model kedelapan adalah model terintegrasi, yaitu
model terpadu. Pada model ini guru masing-masing mata Pelajaran bekerja sama melihat dan
memberikan topik-topik yang membahas dan tumpang tindih untuk membangun konsep dan
keterampilan. Model kesembilan adalah model atau model tenggelam yang terlebur. Pada model ini
seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari individu. Para siswa menyaring sendiri selu- ruh konsep
yang dipelajarinya melalui sudut pandang kebersamaan mereka masing-masing meleburkan dan
membenamkan diri mereka dalam pe- ngalaman melalui kegiatan yang dijalaninya. Model ini digunakan
pada tingkat perguruan tinggi untuk konsumsi para mahasiswa. 8. 9. 10. Model kesepuluh dan model
terakhir adalah model jaringan, atau disebut juga model jaringan kerja. Pada model ini para siswa akan
menyaring seluruh topik yang akan dipelajarinya melalui kaca mata mereka masing-masing, dan
membangun hubungan internal atau ke dalam yang akan membantu mereka menciptakan jaringan
kerjasama di antara ahli yang sesuai dengan bidangnya tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus
melakukan tesisasi dalam semua "peristiwa" yang tidak perlu ke arah kesatuan yang utuh dan terpadu.
Menurut Tim Pengembang PGSD, 1996, waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu: a)
Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu materi yang berjalan cocok sekali
secara terpadu; b) Pembelajaran terpadu bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan sifat situasional,
di mana pelaksanaannya tidak sesuai jadwal yang teratur, pelaksanaan pembelajaran spontan yang
konsisten dengan kegiatan belajar sesuai dengan kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak
berdasarkan mata Pelajaran. Meskipun demikian guru tetap memiliki keterkaitan konseptual atau antar-
Pelajaran, dan model jaring laba-laba yang dilakukan dengan pembelajaran secara spontan; c) Ada pula
yang melukai pembelajaran terpadu secara periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur
wulan. Waktu-masa telah dirancang secara benar; d) Ada pula yang merupakan pembelajaran terpadu
sehari penuh.Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang
diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya masing-masing H. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran konvensional dengan menggunakan konvensional, yaitu sebagai
berikut: 1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan 2. Kegiatan yang dipilih
dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan 3 Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta
didik. hasil belajar akan dapat diadakan lebih lama. dan sosial peserta didik. tis dengan masalah yang
sering ditemui dalam kehidupan, lingkungan nyata peserta didik. Jika belajar terpadu dirancang bersama,
dapat meningkatkan 6.kerja sama antar guru bidang terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik, peserta didik / guru dengan narasumber; Belajar lebih banyak, belajar dalam
percakapan, dan konteks yang lebih bermakna. Selain itu, pembelajaran ini memiliki kelemahan,
terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaannya yang lebih banyak
daripada guru untuk melakukan proses, dan tidak hanya merupakan pembelajaran yang langsung saja.
Puskur, Balitbang Diknasloging beberapa kelemahan pemelajaran lain yang dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu: 1. Aspek Guru Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampil- sebuah
metodologis yang andal, rasa percaya diri yang tinggi dan keberanian mengemas dan materi pelajaran.
Secara akademik, guru ditun- untuk terus menggulirkan informasi yang relevan dengan materi yang akan
digunakan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian
tertentu saja.Aspek Peserta Didik Pembelajaran terpadu bahan bacaan atau sumber informasi yang
cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya,
dan mempermu- dah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dianggap, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terlambat. 2 3. Aspek Kurikulum Kurikulum harus luwes, berorientasi
pada definisi ketu pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyam- paian materi).
Guru perlu mengisi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, keberhasilan belajar siswa
didik. 4. Aspek Penilaian Pembelajaran secara bersama-sama yang komprehensif (komprehensif), yaitu
penetapan prestasi peserta didik dari berbagai bidang yang dipadukan. Aspek Suasana Pembelajaran,
Pembelajaran, Pembelajaran, Pembelajaran, Pembelajaran, Pembelajaran, dan Pembelajaran,
"tenggelam" -nya bidang studi lain. Dengan kata ain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka guru
berkecenderungan 5. sebuah tantangan atau mengutamakan substansl gabungan yang sesual dengan
pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru ltu sendiri. I. MANFAAT PEMBELAJARAN
TERPADU Pembelajaran terpadu adalah upaya memadukan berbagai materi yang dipelajari, baik dalam
satu gerakan maupun antardisiplin dengan kehidupan dan kebutuhan nyata para siswa, Proses belajar
anak menjadi sesuatu yang tepat dan menyenangkan anak. Pembelajaran terpadu ke dua hal pokok,
yaitu: 1) keterkaitan materi belajar antardisiplin ilmu yang relevan dengan diikat / disatukan melalui
tema, dan 2) keterhubungan tema dengan kebutuhan dan kehidupan para siswa. Dengan demikian,
tingkat keterpaduan- nya bergantung pada strategi dalam mengaitkan dan menghubungkan materi
dengan pengalaman para siswa secara benar. Aspek intelektual, sosio-emosional, dan fisik anak harus
dikembangkan pada waktu bersamaan. Pendekatan pembelajaran ter- padu merupakan strategi yang
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan potensi, optimal, dan terpadu pula.
Pendekatan terpadu pada dasarnya membantu anak-anak untuk mengembangkan dirinya secara utuh,
membantu anak-anak untuk menjadi pengembang dan pembangun ilmu pengetahuan melalui
pengalaman nyata. Melewati proses pembelajaran bersama anak-anak untuk bekerja sama, berekreasi,
dan berkolaborasi dengan teman sejawatnya atau guru dalam mengembangkan ilmu dan memecahkan
masalah-masalah yang bermasalah. Pembelajaran jarak jauh yang terdekat bertujuan untuk membantu
pembelajaran yang relevan dan efektif, proses belajar mengajar lebih bersifat informal, yaitu
pembelajaran terhadap anak-anak meningkat (Rusli Lutan, 1994: 27). Dengan demikian diperlukan
pelaksanaan, menurut Hermawan (2009) dengan beberapa manfaat yang dapat dipetik dalam
pembelajaran terpadu, antara lain: I. Menggabungkan berbagai mata Pelajaran akan terjadi karena
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan Siswa melihat hubungan-hubungan yang
berhubungan dengan alat atau sarana. Meningkatakan taraf kecakapan berpikir siswa. Kenyamanan
belajar yang terpotong-potong kecil sekali terjadi. 2. 3. 4. 5. Beri penerapan-dunia nyata nyata. 6.
Pemaduan antarmata Pembelajaran diharapkan penguasaan materi akan semakin baik dan meningkat.
Pengalaman belajar antarmata Keluaran sangat positif untuk semua orang. 7. 8. Motivasi dapat
diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembeiajaran antarmata Pelajaran. 9. Membantu menciptakan
struktur kognitif atau pengetahuan. Anda dapat melakukan yang terbaik melalui para guru, para siswa.
guru siswa dan siswa narasumber lain, belajar lebih dalam belajar yang lebih nyata, dan dalam konteks
yang lebih bermakna. 10.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU Kompetensi Inti (KT) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
tersusun secara Tematik Terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran IPA dan IPS.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu bergan- tung pada kesesuai program yang
dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Penentuan
Tema Pembelajaran IPA / IPS Terpadu adalah sebagai berikut: 1. Tidak terlalu luas, namun dengan mudah
dapat memadu- kan banyak indikator. Tema harus berarti bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. Tema harus disesuaikan dengan kemajuan
perkembangan psikologis anak. Tema yang dipilih untuk itu mempertimbangkan kejadian-kejadian
autentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar. Tema yang dipilih harusnya juga belajar belajar
bahasa. 2. 3. 4. 5. Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu Untuk menyusun
perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu dilakukan langkah-langkah seperti berikut. Langkah-
langkah perencanaan pembelajaran tematik yang digunakan pada diagram, dapat didefinisikan sebagai
berikut: 1. Menganalisis KI dan KD mata Pelajaran IPA atau IPS. 2. Menentukan Tema yang sesuai dengan
konsep yang ada dalam setiap nomor KD IPA atau IPS. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke
dalam indikator sesuai topik / tema. Membuat hubungan antar-indikator dengan judul tema.
Pengembangan silabus. Menyusun RPP Tematik Terpadu. 3. 4. 5. 6. Tahapan pengelolaan kegiatan
pembelajaran tematik temagthyterpadu dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Perencanaan; Pada tahap
awal ini hal yang perlu dilaku- kan adalah mencakup: a. Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan
bagaimana cara melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai