Disusun Oleh:
Zahra Afifah Hanum
G99172162
Pembimbing:
Sandy Trimelda, drg., SpOrt
1
HALAMAN PENGESAHAN
Referensi artikel ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD
Dr. Moewardi Surakarta. Referensi artikel dengan judul:
Oleh:
2
A. DEFINISI
tengkorak.2
3
B. EPIDEMIOLOGI
atau oleh sebuah kelainan jaringan ikat. Beberapa usaha telah dilakukan untuk
methotrexate). 4
4
atas, mencegah palatina lateral menyatu di garis tengah dan menjelaskan bahwa
atau lingkungan (kromosom dan sindrom non kromosom) atau hanya oleh
perkembangan mandibula. 3
seperti pada sindrom alkohol janin dan penggunaan tamoxifen dan isotretinoin
Malformasi serupa telah diamati pada beberapa bayi yang terpapar tamoxifen.
embriogenesis. 3
D. MANIFESTASI KLINIS
cavum oris dan maloklusi (kontak abnormal antara gigi-gigi rahang atas
dan rahang bawah yang diakibatkan oleh perbedaan ukuran rahang dan
5
2. Dagu yang mengalami penyusutan dengan wajah yang kecil
Tanda klinis ini disebabkan oleh rahang kecil yang belum tumbuh. Saat
alveolar, sementara pada pasien yang lebih tua ada ketidak-selarasan gigi.
Dagu kecil atau, pada pasien dewasa, sering tumbuh tetapi mungkin memiliki
E. DIAGNOSIS
sebagai berikut: 3
1. Two-dimensional ultrasound
2. Three-dimensional ultrasound
6
F. PENATALAKSANAAN
1. Prenatal
2. Postnatal
mungkin cukup berat untuk menjamin potensi risiko ibu dan janin dari
obstruksi jalan napas berat, yang secara sederhana dapat ditangani dengan
7
trakeostomi. Distraction Osteogenesis (DO) dianggap sebagai pengobatan
G. PROGNOSIS
daruratan neonatal yang disebabkan karena adanya obstruksi jalan napas oleh
lidah pada cavitas oral yang kecil. Bila sebelumnya telah dibuat diagnosis
harus hadir saat proses kelahiran bayi yang menderita kelainan ini dan
data bahwa dari 20 fetus yang didiagnosis prenatal sebagai mikrognatia, hanya
4 dari 20 fetus (20%) tersebut yang dapat bertahan hidup. Sementara itu, ada
25% fetus yang memiliki kariotipe yang abnormal. Hanya ada 3 fetus (15%)
intrauterin dan satu lagi dengan sindrom Pierre-Robin. Berdasarkan hasil studi
8
sebagai mikrognatia memiliki prognosis yang buruk dan memiliki resiko tinggi
kelahiran. Rata-rata umur bagi anak yang mengalami Sindrom Patau adalah
sekitar 2.5 hari, dengan hanya satu dari 20 anak yang dapat hidup lebih dari
6 bulan. Sejauh ini laporan menunjukkan tidak ada yang hidup sampai
dewasa.
Sindrom ini terjadi jika pasien memiliki lebih satu kromosom pada
9
terjadinya persilangan kromosom, misalnya Sindrom Down dan Sindrom
Edward, risiko untuk mendapat bayi yang memiliki Sindrom Patau adalah
tinggi pada ibu yang mengandung pada usia yang sudah meningkat.
Retardasi pertumbuhan
Otot menurun
Kejang
Mata kecil
10
Kriptorkismus ( 1 atau 2 buah testis tidak berada di
skrotumnya )
Holoprosensefali
Aplasia kulit
11
KESIMPULAN
yang kecil. Kondisi yang terkait dengan mikrognatia meliputi berbagai kelainan,
2. Mikrognatia seringkali tidak berdiri sendiri, misalnya terdapat pada Pierre robin
Progeria, Treacher collins syndrome, Smith lemli opitz syndrome, Russell silver
syndrome.
3. Pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan seperti skull ray dan foto gigi.
yang disebabkan karena adanya obstruksi jalan napas pada cavitas oral yang kecil.
SARAN
12
1. Sebagai dokter umum diharapkan dapat melakukan diagnosis untuk
3. Perlu dilakukan edukasi agar ibu hamil dapat melakukan deteksi dini
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Diagnosis of fetal (Pilu, G., Nicolaides, K.H., Diagnosis of Fetal
York. 1999)
Related Anomalies. Second edition. Oxford University Press. New York. 2006)
Philadelphia. 2012)
5. oral pathology (Paul, R.R., Ray, J.G., Pal, T.K., Essential of Oral Pathology.
7. diagnostic imaging (Nyberg, D.A., McGaham, J.P., Pretorius, D.H., Pilu, G.,
2003)
14