Anda di halaman 1dari 23

PENGENALAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN

TUMBUHAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas yang dibimbing oleh Dra. Amy Tenzer, M.S

Disusun oleh:

Kelompok 4 / Offering B

Andien Sahira Fitrinia (190341621696)

Aqmarina Almas Izzaty (190341621647)

Dhani Zummar Setyonoaji (190341621701)

Mala Oktavia (190341621644)

Nur Ita Veramasari (190341621620)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

Agustus 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “PENGENALAN
LABORATORIUM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN” ini dapat terselesaikan
tanpa halangan suatu apapun.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Teknik Laboratorium. Penulisan laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca tentang Pengertian Laboratorium, Pengertian
kultur jaringan tumbuhan, Pengertian Laboratorium Kultur Jaringan, Kondisi
Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang Represetatif, Kondisi Laboratorium
Kultur Jaringan Tumbuhan yang Ada di Universitas Negeri Malang dan Perbandingan
Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang Represetatif dengan Kondisi
Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang Ada di Universitas Negeri Malang.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa ada
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga, semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat bermanfaat.

Tentunya dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari segala kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi perbaikan
laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

23 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................2
BAB II ISI

BAB III PENUTUP


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pengenalan tempat dan ruangan laboratorium merupakan langkah pertama


sebelum dapat melakukan percobaan atau penelitian. Dengan mengenalnya kita dapat
mengetahui dan mengerti fungsi masing-masing bagian dari bagian ruangan dan alat
tersebut serta cara pengoperasian atau penggunaan yang akan digunakan dalam
percobaan atau penelitian yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu
percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan
fungsi dan cara kerja dari masing-masing ruangan dan alat yang tersedia, kita dapat
mendapatkan produk suatu percobaan atau penelitian yang maksimal. Selain
pengetahuan pemahaman akan ruangan dan alat, kita juga dituntut untuk terampil
dalam mengunakannya. Hal tersebut harus dilakukan Bersama dengan ketelitian
dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang
maksimal.

Kultur jaringan memiliki prospek untuk dikembangkan karena dapat menjadi


sarana pendidikan dan dapat menjadi lahan bisnis pembibitan komoditas unggul.
Untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan.
Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur
jaringan yang akan dilakukan
1.2 Masalah atau Topik Bahasan
1. Apa Pegertian Laboratorium ?
2. Apa Pengertian Kultur Jaringan ?
3. Apa Pengertian Laboratorium Kultur Jaringan tumbuhan ?
4. Bagaimana Kondisi Laboratoriun Kultur Jaringan Tumuhan yang Representatif
?
5. Bagaimana Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang Ada di
Universitas Negeri Malang ?
6. Bagaimana Perbandingan Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
yang Representatif dengan Laboratorium Kultur Jaringan yang Ada di
Universitas Negeri Malang ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Laboratorium


2. Mengetahui dan Memahami pengertian kultur jaringan tumbuhan
3. Mengetahui dan memahami Pengertian Laboratorium Kultur Jaringan
4. Mengetahui Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang
Represetatif
5. Mengetahui Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang Ada di
Universitas Negeri Malang
6. Mengetahui Perbandingan Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
yang Represetatif dengan Kondisi Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan
yang Ada di Universitas Negeri Malang
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Laboratorium Kultur Jaringan

Pengertian Laboratorium Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata


latin yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium”
mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah. Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum
Bahasa Indonesia mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan
percobaan (penyelidikan dan sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan
ilmu fisika, kimia, dan sebagainya. Sedangkan menurut A S Hornby,. Laboratorium
adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah, eksperimen,
pengujian, dll. Sedangkan untuk pengertian dari kultur jaringan adalah suatu metode
untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ
yang serba steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptic,
sehingga bagian tersebut dapat mengandakan diri dan beregenerasi menjadi tanaman
yang lengkap. Jadi jika pengertian keduanya digabungkan maka pengertian
laboratorium kultur jaringan adalah tempat untuk penelitian, eksperimen dan pengujian
dari pengembangan tumbuhan yang mengisolasi bagian tanaman seperti protoplasma,
sel, jaringan atau organ yang serba steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam
kondisi yang aseptic. Laboratorium kultur jaringan ini memiliki banyak potensi

B. Keadaan Dalam Laboraturium Kultur Jaringan Tumbuhan Yang Representarif

1) Ruang persiapan

Ruangan ini dipergunakan sebagai tempat untuk mempersiapkan eksplan,


medium dan alat-alat. Ruang persiapan biasanya dibagi menjadi berberapa
ruangan kecil yang dipergunakan untuk menyimpan medium dan alat- alat yang
sudah steril, untuk menyimpan alat-alat gelas, bahan-bahan kimia dan pembuatan
medium (ruang timbang), dan ruangan untuk mencuci. Persiapan eksplan yang
dilakukan meliputi pencucian, pemotongan/pembuangan bagian- bagian tanaman
yang tidak dipergunakan serta perlakuan awal untuk mengurangi kontaminan
yang ada dipermukaan tanaman. Persiapan medium meliputi penimbangan bahan
kimia medium, pengenceran medium, penuangan kedalam wadah kultur dan
sterilisasi. Sesuai dengan fungsinya, fasilitas yang dibutuhkan didalam ruangan
ini adalah meja tempat meletakkan alat-alat pemanas, meja untuk alat-alat
timbang, meja untuk bekerja dan tempat mencuci, semua meja adalah kongkrit
(statis dari beton) dan beralas porselin.(Lampiran 1)

2) Ruang stok

Ruang stok dipergunakan untuk menyimpan alat-alat steril dan medium


yang sudah jadi (steril). Didalam pelaksanaan teknik kultur jaringan, sebelum
penanaman eksplan maupun subkultur dilakukan, medium kultur harus sudah
disiapkan minimum tiga hari sebelum diperlukan. Medium yang sudah jadi harus
disimpan didalam ruangan yang dingin dan gelap. Fasilitas yang diperlukan
diruangan ini berupa meja kerja beralas porselin. Ruang stok harus berhubungan
langsung 2 arah, satu arah dengan ruang persiapan (setelah media disterilisasi
diruang persiapan, dapat langsung dibawa keruangan ini) dan arah yang lain
dengan ruang transfer atau ruang steril, ruangan ini meskipun tidak harus steril
tetapi kebersihannya harus tetap terjaga.(Lampiran 1)

3) Ruang steril / transfer

Ruang transfer merupakan ruangan dimana semua kegiatan aseptis


dimulai. Kegiatan yang dilakukan meliputi : sterilisasi, isolasi bagian-bagian
tanaman dan penanaman eksplan dalam medium. Kegiatan subkultur, sterilisasi
medium dengan ultrafiltrasi juga dilakukan diruangan ini. Ruangan ini mutlak
harus steril, sehingga sedapat mungkin bebas dari debu dan hewan kecil, dinding
ruangan dilapis porselin atau bahan lain yang kedap air dan mudah dibersihkan.
Ruangan ini juga dilengkapi dengan tempat cuci tangan sehingga memudahkan
petugas yang akan memulai dengan pekerjaan aseptis, pengatur suhu (AC), lampu
Ultra Violet dan lampu TL biasa. Ruang transfer harus terisolir sedemikian rupa
tetapi masih dapat berhubungan dengan ruang stok, ruang inkubasi dan ruang
mikroskop. Pintu penghubung harus selalu dalam keadaan tertutup.(Lampiran 1)

4) Ruang inkubasi/kultur

Ruang kultur merupakan ruang besar dengar kemungkinan perluasan bila


diperlukan. Kebersihannya harus diperhatikan dan sedapat mungkn dihindari
terlalu banyak keluar masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruangan
ini dipergunakan untuk memelihara eksplan yang telah ditanam pada medium
secara aseptis. Kultur yang telah lumbuh dan memperbanyak diri, secara teratur
harus disubkultur. Tergantung dari jenis eksplan dan tipe kultur, subkultur
dilakukan setiap 3-6 minggu sekali, hal ini berarti tiap bulan ada pelipatan jumlah
kultur.
Botol-botol kultur diatur dengan menempatkannya pada rak-rak terbuka
yang bertingkat (3-4 tingkat) dengan lampu fluorescent, jarak tiap tingkat 40-50
cm. Jarak antara rak harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
lalulintas pemeriksa kultur. Didalam ruang kultur, lingkungan fisik diatur
sedemikian rupa sehingga mendukung pertumbuhan yang optimal, untuk itu perlu
ada pengaturan terhadap suhu dan cahaya. Unsur-unsur dan cahaya yang perlu
diperhatikan adalah kualitas, lama penyinaran dan intensitas cahaya. Sebaiknya
menggunakan lampu fluorescent (neon/TL) biasa digunakan sebagai sumber
cahaya dalam ruang kultur. Keseimbangan spektrum lampu fluorescent sangat
baik dan efisien dalam penggunaan energi bila dibandingkan dengan lampu pijar.
Bentuk lampu memungkinkan penyebaran cahaya yang baik, dengan panas yang
dikeluarkan relatip rendah, bila transformer dapat diletakkan diluar ruang kultur.
Pada lampu pijar hampir 90% merupakan energi panas sehingga mempengaruhi
temperatur temperatur ruangan. Pada ruang kultur juga dapat diberikan campuran
lampu pijar dan fluorescent secara bersamaan.

Intensitas cahaya yang baik dari lampu fluorescent adalah antara 100-400
foot candel (1000-4000 lux). Intensitas cahaya diatur dengan menempatkan
sejumlah lampu dengan kekuatan tertentu pada jarak antara 40-50 cm dari tabung
kultur pada luas area tertentu.

Seberapa lama cahaya harus diberikan pada eksplan sehingga berpengaruh


positip terhadap pertumbuhannya, sangat tergantung dari jenis tanaman dan
respon yang diinginkan. Untuk proses morfogenesis, umumya diperlukan
pencahayaan terus menerus, sebaliknya untuk induksi kalus umumnya tidak
memerlukan pencahayaan. Sedangkan untuk pertumbuhan plantlet, yang segera
akan dilakukan aklimatisasi, umumnya memerlukan periode penyinaran selama
14-16 jam. Panjang penyinaran diatur dengan alat automatic timer switch atau
timer.(Lampiran 1)

Denah Laboraturium Kultur Jaringan Tumbuhan


C. Keadaan dalam Laboratorium Kultur Jaringan Universitas Negeri Malang

Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan terdiri dari ruangan ruangan yang


dipisahkan berdasarkan fungsinya, yaitu ruang persiapan, ruang timbang dan ruang
mikroskop, ruang stok, ruang steril atau ruang transfer, ruang inkubasi, berikut ini
penjelasannya:

1. Ruang Persiapan
Ruang persiapan laboratorium kultur jaringan tumbuhan yang ada di
Universitas Negeri Malang memiliki meja yang cukup memadai untuk tempat
meletakkan alat dan bahan yang perlu dipersiapkan sebelum praktikum. Alat dan
bahan yang diletakkan pada meja adalah alat dan bahan yang sudah steril. Di ruang
ini, juga terdapat kompor gas dan juga autoklaf. Di sebelahnya juga telah
disediakan wastafel sebagai tempat membersihkan alat-alat laboratorium setelah
praktikum. Di bawah wastafel terdapat tempat sampah.(Lampiran 2)
2. Ruang Timbang dan Ruang Mikroskop
Laboratorium kultur jaringan tumbuhan memiliki ruang timbang dan ruang
mikroskop yang tergabung dalam satu ruangan. Timbangan dan mikroskop
diletakkan bersebelahan pada meja panjang yang ada di ruangan tersebut. Di
ruangan ini, juga terdapat 2 oven yang juga diletakkan di meja. Selain itu, terdapat
2 alat pendingin atau freezer. Ruangan ini cukup mendapat pencahayaan dan udara
yang bersih karena terdapat ventilasi.(Lampiran 2)
3. Ruang Stok
Di dalam ruang stok terdapat dua buah almari berukuran besar merupakan
tempat menyimpan alat dan bahan yang diperlukan saat praktikum. Pada kaca
almari tersebut, terdapat keterangan-keterangan nama dan jumlah persediaan
sehingga memudahkan kita dalam mengambil alat dan bahan yang diperlukan. Alat
dan bahan di laboratorium ini tergolong cukup lengkap.(Lampiran 2)
4. Ruang Steril/Transfer
Ruangan ini digunakan sebagai tempat melepas dan menggantung jas
laboratorium. Terdapat pula rak sepatu di dalamnya. Ruangan ini tentu harus
steril.(Lampiran 2)
5. Ruang Inkubasi
Ruang inkubasi terletak di samping ruang steril. Ruang ini digunakan
sebagai tempat meletakan tanaman kultur. Ruangan ini harus steril untuk
mencegah mikroba dan jamur masuk, oleh karena itu diruangan ini tidak
dilengkapi dengan fentilasi. Selain itu menggunakan AC sebagai pengatur
suhu.(Lampiran 2)
6. Ruang Pembelajaran
Di Laboraturium Universitas Negeri Malang terdapat ruang
pembelajaran, ruangan ini difungsikan sebagai tempat mahasiswa menerima
dasar teori praktikum. Di ruangan ini dilengkapi dengan meja, kursi, papan tulis,
serta LCD Proyektor.

1. Alat-Alat dalam Laboratorim Kultur Jaringan

1) Peralatan Gelas

NO JENIS ALAT SPESIFIKASI FUNGSI

1 Labu ukur 50 ml, 100 ml, 250 ml,  Untuk mengencerkan larutan
500 ml, 2000 ml. sampai pada volume tertentu
2 Botol kultur Panjang  Sebuah wadah untuk sterilisasi

Pendek  Sebagai media kultur

 Sebagai media alkohol 90%dan


wadah aquades

3 Gelas beker Ukuran 50 ml, 10 ml,  Menampung bahan kimia berupa


(beaker glass) 250 ml, 500 ml, 1000 padatan dan larutan, pasta ataupun
ml, 2000 ml. tepung

 Melarutkan bahan

 Memanaskan bahan

 Mengukur volume larutan secara


kasar.

4 Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml, 25  Mengukur volume


ml, 50 ml,
 Larutan pada berbagai
skala/ukuran dengan ketelitian
relative tinggi

5 Pipet tetes  Untuk mengambil larutan dalam


(dropper bentuk larutan dalam bentuk
disposebble pipet) larutan

 Mengambil/memindahkan larutan
tetes demi tetes

 Digunakan untuk menambahkan


cairan /larutan dalam proses
pengenceran

6 Corong buchner  Memindahkan bahan dan


(buchner fulner) menyaringlarutan dengan pompa
vakum
7 Botol jass  Untuk menyimpn bahan kimia
yang peka terhadapsinar matahari

8 Botol reagen  Menaruh larutan bahan kimia


(reagen bottle)

9 Buret(burrete) Ukuran mikroburet  Menaruh larutan yang digunakan


(0.01 ml) dan buret(0.1 untuk proses titrasi
ml)
 Mengukur volume larutan dengan
ketelitian tinggi

10 Tabung reaksi .  Tempat mereaksikan dua


larutan/bahan kimia atau lebih

 Tempat pengembangan mikroba,


misalnya dalam pengujian jumblah
bakteri

11 Gelas arloji Ukuran : kecil, sedang,  Menaruhbahan yang akan


(Watch glass) besar. ditimbang terutama untuk bahan
padat atau pasta

12 Gelas ukur(plain 100 ml, 500 ml, 1000  untuk menyimpan dan melarutkan
chilinder ml. bahan kimia
graduated
 Mengukur volume larutan/ cairan
cylinder)
tepung pada berbagai skala ukuran
dengan ketelitian sedang

13 Jarum oce  Pengambilan sample

14 Corong gelas  Membantu memindahkan tepung


untuk tepung ( dari wadah yang satu ke wadah
powder funnel ) yang lain

15 Cawan martil  Menghaluskan bahan


2) Peralatan Bukan Gelas ( Non Gelass Equipment ) Pendukung

Peralatan bukan gelas diperlukan untuk mendukung penggunaan peralatan


lain seperti peralatan gelas, peralatan untuk Pemanas dan peralatan untuk
menimbang misalnya penjepit digunakan untuk menjepit tabung reaksi.

NO JENIS ALAT SPESIFIKASI FUNGSI

1 Spatula  Untuk mengambil media(sample)

 Memindahkan bahan berupa padatan

 Membantu memindahkan padatan padatan


pada penimbungan

2 Pinset  Untuk menjepit/ mengambil bahan

 Untuk menahan eksplan

3 Krus dan  Tempat sample dalam proses pengabuan


penutupnya

4 Penjepit krus  Untuk mernjepit botol timbang dan gelass


arloji saat menimbang dalam neraca analitik

 Menimbang botol timbang dan gelass arloji


dari open kedesikator atau sebaliknya

5 Rak tabung  Untuk menaruh tabung reaksi misalnya


reaksi dalam proses analisis kualitatif

6 Sikat pembersih  Untuk membersihkan tabung reaksi, gelass


tabung ukur, labu volume dan lain - lain

7 Penjepit tabung  Untuk menjepit tabung reaksi untuk


reaksi melakukan pemanasan atau penggojokan
dalam proses reaksi kimia
8 Masker  Penutup mulut dan hidung agar tidak
mengisap dan atau menelan bahan kimia

9 Sarung tangan  Melindungi tangan agar tidak terjadi iritasi


oleh bahan kimia

10 Kaca mata  Melindungi mata dari bahan yang dapat


pengamanan menimbulkan iritasi

11 Karet penutup  Menutup botol / tabung secara rapat


tabung
 Menutup botol/ tabung yang berhubungan
dengan botol / tabung yang lainnya

12 Gunting  Untuk memotong eksplan ( modifikasi )

13 Timer  Untuk mengatur waktu

14 Magnetic stirer  Untuk mengaduk bahansendin ( secara


otomatis )

15 Kerttas lakmus  Untuk mengatur Ph

16 Kulkas  Untuk megkondisikan stok agar tetap stabil

17 PH meter  Untuk mengukur drajat keasaman

18 Botol semprot  Untuk membilas/ menambah tetesan

19 Teko plastik  Untuk tempat menuangkan bahan media


kedalam botol kultur

20 Karet piler  Untuk mengambil larutan

 Untuk membuang gas

 Untuk menghisap

 Untuk menguragi gas


3) Peralatan Pemanas ( Hetting Equipment )

Pemanas digunakan untuk kegiatan di dalam laboratorium seperti pemanas


dan pendidihan solven membantu melarutkan bahan kimia.

NO JENIS ALAT SPESIFIKASI FUNGSI

1 Hoot plate  Memanaskan soplan dalam prose


analisa air dan lemak

 Memanaskan aquades atau pelarutan


lainnya dalam pembuat

2 Bun ssen bunner  Memanaskan aquades atau peralatan


lainnya dalam pembuatan larutan,
analisa air dan lemak

 Membantu mengkondisikan steril pada


proses inokualasi

3 oven  Mengeringkan peralatan sebelum


digunakan

 Sterilisasi alat

 Mengeringkan bahan pada proses


penentuan kadar air

4 Lampu spirtus  Memanaskan aquades atau pelarutan


lainnya dalam pembuatan larutan dan
lemak

 Membantu mengkondisikan steril pada


proses inokualasi

4) Neraca Untuk Menimbang


Secara garis besar timbang yang digunakan dibedakan menjadi timbang
kasar, sedang dan halus. Timbang kasar dengan ketelitian kurang atau sama dengan
0,1 gr timbang sedang ketelitian antara 0,01 gr – 0,001 dan timbangan halus dengan
ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 gr contoh peralatan untuk
menimbang yang digunakan dilaboratorium.

NO JENIS ALAT SPESIFIKASI FUNGSI

1 Neraca kaca ( trvel beam )  Menimbang bahan dengan


ketelitian rendah ( 0,1 g )

 Menimbang bahan kimia dalam


proses pembuatan larutan untuk
uji kulitatip

2 Neraca sedang  Menimbang bahan dengan


ketelitian rendah ( 0,01 – 0,001 g
)

 Menimbang bahan kimia dalam


proses pembuatan larutan namun
bukan yang digunakan untuk
standarisasi

3 Neraca analitik ( sartotius )  Menimbang bahan dengan


ketelitian hingga 0, 001 g

 Menimbang bahan kimia dan


proses pembuatan larutan untuk
uji kuantitatip proses standarisasi

 Menimbang sample / bahan


dalam analisis kuantitatip
5) Alat Sterilisasi

NO JENIS ALAT SPESIFIKASI FUNGSI

1 Autoklaf  Untuk sterilisasi alat dan bahan

2 Laminar Air Flow  Memindahkan medium dan sel


dalam keadaan steril.

 Sterilisasi dengan prinsip


menyeterilkan udara yang
mengalir.

Denah Laboratorium Kultur Jaringan Universitas Negeri Malang

D. Evaluasi

Kelebihan Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan di UM

1. Ruangan laboratorium bersih dan nyaman.


2. Barang-barang disusun dan diletakkan sesuai tempatnya.
3. Ventilasi diatur dengan baik, sehingga udara bersih.
4. Pencahayaan yang sangat cukup.
Kekurangan Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan di UM
1. Ukuran bangunan lebih sedikit lebih kecil dibandingkan kondisi ukuran
laboratorium yang representatif.
2. Lalu lintas yang kurang memadai. Jarak antara meja satu dengan yang lainnya
cukup luas ketika digunakan berjalan 1-5 orang, tetapi menjadi sempit ketika
digunakan lebih dari 10 orang.
3. Alat-alat kebersihan tidak ditempatkan/ditata dengan rapi.
4. Tempat mencuci peralatan hanya satu, sehingga tidak cukup bila digunakan
mahasiswa sebanyak 20-30 orang.
BAB III
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa laboraturium kultur jaringan
tumbuhan di Universitas Negeri Malang telah cukup memenuhi standar, dapat mendukung
proses perkuliahan serta dapat mendukung penelitian baik oleh mahasiswa, dosen, maupun
lembaga dengan beberapa catatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyarto Lili, Pengenalan Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, Pembuatan


Media dan Metode Sterilisasi, 2-7
http://eprints.walisongo.ac.id/3899/3/093811023_Bab2
Chintara Diva Giovani, 2017, PENGENALAN RUANG LABORATORIUM KULTUR
JARINGAN
https://www.edubio.info/2015/12/alat-alat-dalam-laboratorium-kultur.html?m=1
http://eprints.walisongo.ac.id/3899/3/093811023_Bab2.pdf
Tenzer Amy, 2018, Pengelolaan Laboratorium
Lampiran 1

Ruang Persiapan

Ruang Stok

Ruang steril/
transfer
Ruang
kultur/inkubasi

Lampiran 2

Ruang persiapan
dan ruang stok

Ruang Timbang
dan Mikroskop

Ruang
steril/transfer
Ruang
Kultur/inkubasi

Ruang
Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai