Anda di halaman 1dari 10

30 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 Tahun 2016

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG DIKEMBANGKAN


DALAM LKS BIOLOGI KELAS X YANG DIGUNAKAN OLEH SISWA MAN DI
KOTA YOGYAKARTA

THE ANALYSIS OF SCIENCE PROCESS SKILLS DEVELOPED IN LKS BIOLOGY CLASS X


USED BY THE STUDENTS OF MAN IN YOGYAKARTA

Oleh: Sicilia Artya Puspita, Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, UNY.


sicilia.artya@gmail.com Sukarni Hidayati,M.Si (sukarnisaleh@gmail.com) Surachman,M.S
(surachman@gmail.com)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam keterampilan proses sains (KPS) yang dikembangkan
dalam LKS Biologi kelas X dan mengetahui sistematika penyajian KPS dalam LKS Biologi kelas X yang
digunakan oleh siswa MAN di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analisis konten.Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan dasar
yang dikembangkan meliputi keterampilan observasi, identifikasi masalah, menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengklasifikasikan objek, mencatat hasil pengamatan, menyimpulkan hasil kegiatan praktikum, dan
membuat laporan hasil kegiatan praktikum. Ragam keterampilan terpadu yang dikembangkan meliputi
keterampilan merumuskan hipotesis, membuat langkah kegiatan, menetapkan urutan/ kelompok perlakuan,
mengikuti petunjuk/ prosedur, menggunakan alat (alat bantu, alat ukur, dll), membuat tabel (organisasi data) hasil
kegiatan praktikum, mengumpulkan informasi dari hasil kegiatan praktikum, identifikasi variabel, identifikasi
hubungan antar variabel, menghitung rata-rata hasil kegiatan praktikum, dan membuat grafik hasil kegiatan
praktikum. Sistematika penyajian ragam KPS secara umum belum dikembangkan keseluruhan sesuai dengan
pedoman metode ilmiah. Selain itu, KPS yang dikembangkan sebagian besar ialah keterampilan proses dasar.

Kata kunci: LKS, keterampilan proses sains, keterampilan dasar, keterampilan terpadu

Abstract
This study aimed to know varieties of science process skills (KPS) which are developed in LKS Biology class
X and also to know the systematic presentation of the KPS in the LKS Biology class X used by MAN students in
Yogyakarta. This study was a content analysis. Sampling was done by purposive sampling techniques. The results
of the research showed that basic skills which are developed includes observing skill, identifying problem, finding
problem, formulating problem,classifying objects, recording observation results, summing up the results of lab
activities, and reporting the results of lab activities. Variety of integrated skills developed includes the skills in
formulating hypotheses, making operational measures, determining the sequence/treatment group, following the
instructions/procedures, using tools (tools, measuring instruments, etc.), creating a table (data organization) of
results of lab activities, collecting information from the results of lab activities, identifying variables, identifying of
relationships between variables, calculating the average of the results of lab activities, and drawing a graph of the
results of lab activities. Systematic presentation of varieties of KPS generally has not been developed in
accordance with the guidelines of the scientific method. In addition, KPS developed is mostly the basic skills.

Keywords: LKS, science process skills, basic skills, integrated skills

PENDAHULUAN kehidupan dan interaksinya dengan faktor


Biologi adalah salah satu bagian dari lingkungan, serta dimensi ruang dan waktu
natural sains yang mengkaji berbagai persoalan (Nuryani Y Rustaman, 2005:16). Hal tersebut
yang berkaitan dengan berbagai fenomena mengindikasikan bahwa dalam pembelajaran
makhluk hidup dari berbagai tingkat organisasi biologi siswa harus memperoleh pengalaman
Analisis Keterampilan Proses Sains (Sicilia Artya P Sukarni hidayati, Surachman.) 31
yang nyata dalam belajar dikarenakan baik objek memperoleh pengetahuan baru atau
maupun persoalan yang dipelajari dalam biologi mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki
adalah sesuatu yang nyata. Pada pelaksanaan (Ratna Wilis Dahar, 1985:11).
Kurikulum 2013 (K13), siswa dituntut untuk Salah satu cara pengembangan KPS siswa
mampu belajar secara mandiri agar memperoleh selama pembelajaran dapat dijembatani dengan
pengalaman belajar yang lebih bermakna. Adanya penggunaan LKS. LKS merupakan jenis hand out
proses pembelajaran mandiri ini siswa diharapkan yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar
dapat mengembangkan 3 ranah yang sudah secara terarah. LKS sebagai alat bantu dapat
melekat pada diri siswa yakni sikap (attitude), digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa
pengetahuan (knowledge), dan keterampilan dalam pembelajaran (Surachman, 2011: 1). LKS
(skill) (Kemendikbud, 2013: 5). sebagai salah satu penunjang pembelajaran dan
Konsekuensi dari pengembangan ketiga latihan bagi siswa harus dapat menunjang
ranah tersebut dalam proses pembelajaran yakni pencapaian KD yang akan dicapai, karena
siswa perlu dibiasakan untuk mengerjakan proses penyusunan materi dalam LKS sangat tergantung
ilmiah yang sesuai dengan metode ilmiah. pada KD yang akan dicapai (Depdiknas, 2008:
Pembelajaran yang menekankan pada proses ini 19). Peran LKS sangat besar dalam pembelajaran,
dapat mengembangkan berbagai keterampilan karena dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
yang berkaitan dengan proses sains. Keterampilan belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran
Proses Sains (KPS) melibatkan keterampilan- Biologi dapat membantu guru untuk
keterampilan kognitif atau intelektual, afektif mengarahkan siswanya menemukan konsep-
(sosial) dan keterampilan psikomotor. Menurut konsep melalui aktivitasnya sendiri. LKS sering
Ratna Wilis Dahar (1985: 11), KPS adalah digunakan dalam berbagai bentuk pembelajaran,
kemampuan siswa untuk menerapkan metode misalnya kegiatan praktikum, diskusi dan
ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan observasi. LKS menuntun siswa untuk berpikir
menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan kritis, logis dan sistematis, karena siswa dituntut
proses sains disebut juga sebagai “lifelong untuk mencari informasi sendiri. Selain itu, LKS
learning skills” (Carin & Sund, 1989: 67-69). juga digunakan untuk membantu tumbuhnya
KPS terdiri dari beberapa keterampilan tertentu, kreativitas siswa agar dapat menjawab suatu
diantaranya mengamati, permasalahan, sehingga dalam pembelajaran
mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan, siswa akan aktif mencari dan menemukan sendiri
meramalkan, merumuskan hipotesis, jawaban permasalahan sedangkan guru hanya
merencanakan percobaan, menggunakan alat dan sebagai motivator dan fasilitator.
bahan, menerapkan konsep, mengajukan LKS Biologi yang mengembangkan
pertanyaan, dan berkomunikasi. KPS sangat keterampilan proses sains turut berperan dalam
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk mengembangkan pemahaman konsep maupun
menggunakan metode ilmiah dalam kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Hal ini
mengembangkan sains serta diharapkan dikarenakan siswa dituntut untuk dapat
32 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 Tahun 2016
menerapkan metode ilmiah selama pembelajaran, dengan konsep dan fakta yang sudah dihafal
sehingga siswa diharapkan dapat tersebut. Sebagai konsekuensinya, proses
mengembangkan sains, memperoleh pengetahuan pembelajaran biologi di sekolah diharapkan
baru, maupun mengembangkan pengetahuan yang mampu memberikan pengalaman kepada siswa
telah dimiliki. Udin S. Winataputra (2006: 28) sehingga memungkinkan siswa melakukan
menyatakan bahwa belajar dengan melalui penyelidikan tentang fenomena biologi. Salah
pengamatan langsung hasilnya akan lebih baik, satu penunjang sarana proses pembelajaran untuk
karena siswa akan lebih memahami, lebih mengeksplorasi lingkungan sekitar adalah dengan
menguasai pelajaran, dan lebih mengembangkan penggunaan LKS. Peningkatan aktivitas siswa
keterampilan proses sains, sehingga siswa dapat sulit terjadi dengan sendirinya, oleh karena itu
belajar lebih bermakna. Hal ini didukung oleh peran guru sangat diperlukan dalam menciptakan
penelitian Elni Handayani (Kompasiana, 2013: 1) situasi proses pembelajaran yang penuh dengan
yang menyatakan bahwa salah satu masalah yang aktivitas siswa salah satunya dengan
dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah menggunakan LKS.
pendidikan menghasilkan “manusia robot”. Keberhasilan pengembangan KPS pada
Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, siswa tidak terlepas dari sistematika penyajian
kurang seimbang antara belajar yang berpikir ragam KPS yang terdapat dalam setiap langkah
(kognitif) dan perilaku belajar yang merasa kegiatan LKS. Hal ini dikarenakan KPS
(afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin merupakan bagian dari metode ilmiah yang dalam
hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. Padahal penerapannya harus secara runtut. Keruntutan ini
belajar tidak hanya berpikir. Sebab ketika orang sangat diperlukan karena tahapan metode ilmiah
sedang belajar, maka orang yang sedang belajar merupakan tahapan yang bertingkat dimulai dari
tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, keterampilan dasar (diawali dari keterampilan
seperti mengamati, membandingkan, meragukan, observasi) sampai keterampilan terpadu
menyukai, semangat, dan sebagainya. Hal yang (keterampilan mengomunikasikan). Keterampilan
sering disinyalir ialah pendidikan seringkali siswa harus selalu dikembangkan agar siswa
dipraktikkan sebagai sederetan instruksi dari guru menguasai semua keterampilan dasar maupun
kepada siswa, sehingga menyebabkan lemahnya keterampilan terpadu.
proses pembelajaran. Banyak siswa tidak dapat Terdapat beberapa sekolah yang menyusun
mengembangkan pemahamannya terhadap LKS secara mandiri yang dilakukan oleh masing-
konsep-konsep tertentu, karena antara perolehan masing guru mata pelajaran, tetapi tidak jarang
pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dan sekolah menggunakan LKS yang sudah dibuat
tidak memungkinkan siswa untuk menangkap oleh suatu penulis tertentu. Fenomena ini
makna secara fleksibel. Sebagai contoh, siswa menyebabkan bermunculan berbagai penerbit
dapat menghafal berbagai konsep, fakta, namun yang menerbitkan LKS untuk memenuhi
tidak dapat menggunakannya untuk menjelaskan kebutuhan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan guru biologi MAN 1 Yogyakarta, LKS
Analisis Keterampilan Proses Sains (Sicilia Artya P Sukarni hidayati, Surachman.) 33
biologi yang digunakan di sekolah tersebut telah (mendekati 100%) maka semakin merata
diseleksi dari berbagai penerbit. Namun frekuensinya, sehingga semakin beragam
demikian, guru tidak memperhatikan ragam keterampilan proses sains yang dilakukan.
maupun sistematika penyajian KPS yang Berdasarkan uraian di atas apakah LKS
dikembangkan pada LKS biologi yang digunakan yang digunakan oleh siswa MAN di Kota
di sekolah tesebut. Hasil observasi terhadap Yogyakarta sudahkah mengembangkan ragam
beberapa MAN di wilayah Kota Yogyakarta juga keterampilan proses sains? Oleh sebab itu perlu
menunjukkan bahwa guru banyak menggunakan dilakukan analisis terhadap LKS yang digunakan
LKS sebagai sarana untuk mengaktifkan siswa oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri di Kota
yang dalam penggunaannya melebihi buku Yogyakarta.
referensi. Adapun LKS biologi yang digunakan
merupakan LKS praktikum yang memiliki METODE PENELITIAN
beberapa komponen diantaranya tujuan, alat dan Jenis Penelitian

bahan, langkah kerja, hasil pengamatan, serta Penelitian ini merupakan penelitian analisis

diskusi. isi (content analysis).

Berkaitan dengan uraian di atas, telah


Waktu dan Tempat Penelitian
dilakukan penelitian oleh Wiwin Pratiwi (2013)
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-
yang berjudul “Keterampilan Proses Sains pada
Desember Tahun Ajaran 2015/2016 di MAN
LKS Biologi yang Digunakan MAN se-Jakarta
Kota Yogyakarta.
Selatan” menunjukkan bahwa dari enam LKS
yang diteliti KPS yang paling banyak ditemukan Target/Subjek Penelitian
dengan jumlah persentase tertinggi (100%) adalah Populasi dalam penelitian ini adalah
observasi, merencanakan percobaan, dan semua LKS Biologi yang digunakan oleh siswa
menggunakan alat dan bahan. Senada dengan kelas X MAN di Kota Yogyakarta pada tahun
Wiwin, penelitian Nisful Dahriyani (2014) yang ajaran 2015-2016. Sampel dalam penelitian ini
berjudul “Analisis Ragam Keterampilan Proses diperoleh melalui teknik purposive sampling.
Sains dalam Pembelajaran Anatomi Tumbuhan Pengkodean LKS didasarkan pada kegiatan
dengan Menggunakan LKS Semi Terbuka praktikum yang ada pada seluruh sampel,
Anatomi Batang dan Daun (Studi Kasus pada sehingga diperoleh 16 sampel LKS. Pengkodean
Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Banguntapan)” LKS yaitu LKS 1, LKS 2, LKS 3, LKS 4, LKS 5,
menunjukkan bahwa hasil perhitungan pada LKS 6, LKS 7, LKS 8, LKS 9, LKS 10, LKS 11,
Indeks Variabel Kumulatif (IVK) menunjukkan LKS 12, LKS 13, LKS 14, LKS 15 dan LKS 16.
tingkat pemerataan frekuensi kumulatif pada
Prosedur Penelitian
masing-masing kategori keterampilan dasar dan
Penelitian ini dilakukan dengan mengisi
keterampilan terpadu dalam pembelajaran
lembar analisis KPS. Penelitian ini dilakukan
Anatomi Tumbuhan. Batas nilai IVK tertinggi
dengan 2 tahap. Pertama, tahap persiapan
adalah 100%, apabila hasil IVK semakin tinggi
34 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 Tahun 2016
meliputi (1) menetapkan LKS yang akan diteliti, bagaimana sistematika penyajian ragam KPS
(2) membuat instrumen penelitian tentang KPS, dalam LKS biologi.
(3) melakukan validasi instrumen, (4)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menyamakan persepsi antar panelis. Kedua, tahap
Data hasil penelitian yang diperoleh
pelaksanaan meliputi (1) melakukan analisis
adalah ragam keterampilan dasar dan terpadu
ragam KPS dalam LKS Biologi kelas X, (2)
yang dikembangkan dalam LKS Biologi kelas X,
menghitung jumlah kemunculan setiap ragam
serta sistematika penyajian KPS dalam LKS.
KPS, seluruh ragam KPS yang muncul kemudian
Tabel 1. Hasil Analisis Ragam KPS yang
diranking berdasarkan jumlah kemunculan Dikembangkan dalam 16 LKS Biologi
terbanyak hingga jumlah kemunculan yang paling Kelas X yang Digunakan oleh Siswa
MAN di Kota Yogyakarta
sedikit untuk mengetahui ragam KPS yang paling
No. Frekuensi
banyak dikembangkan, dan (3) menghitung Ragam KPS Ranking
Kemunculan
persentase ragam KPS yang muncul pada LKS 1 Observasi 16 1
2 Identifikasi masalah 4 7
Biologi untuk melihat apa saja ragam KPS yang 3 Menemukan masalah 5 6
4 Merumuskan
dikembangkan 4 7
masalah
5 Mengklasifikasikan
4 7
objek
6 Mencatat hasil
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan 11 4
pengamatan
Data 7 Identifikasi variabel 3 8
8 Identifikasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan hubungan antar 1 10
variabel
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 9 Membuat hipotesis 2 9
10 Membuat langkah
teknik non tes, yaitu dengan pengisian instrumen 0 11
kerja
analisis keterampilan proses sains. Instrumen 11 Menetapkan
urutan/kelompok 1 10
tersebut digunakan untuk menganalisis mengenai perlakuan
12 Mengikuti petunjuk/
ragam KPS yang dikembangkan dalam LKS 16 1
prosedur
13 Menggunakan alat
Biologi kelas X yang digunakan oleh siswa MAN (alat bantu, alat ukur, 14 3
dll)
di Kota Yogaykarta.
14 Membuat tabel
4 7
(organisasi data)
15 Mengumpulkan
Teknik Analisis Data 15 2
informasi
Data dianalisis menggunakan metode 16 Menghitung rata-rata 1 10
17 Menghitung
0 11
deskriptif untuk menjawab permasalahan yang persentae
18 Menggunakan rumus
ada, sehingga diperoleh gambaran tentang apa 0 11
statistik/matematik
19 Membuat grafik 1 10
saja ragam keterampilan proses dasar (basic skill) 20 Menyimpulkan 10 5
21 Membuat laporan 5 6
dan keterampilan terpadu (integrated skill) yang
22 Membuat powerpoint
0 11
dikembangkan dalam LKS biologi yang (Ppt)
23 Mempresentasikan 0 11
digunakan oleh siswa MAN di Kota Madya Catatan:
1. Penetapan ranking diurutkan sesuai dengan frekuensi kemunculan
Yogayakarta. Selain itu untuk mengetahui terbesar hingga frekuensi kemunculan terkecil pengembangan
ragam KPS yang dianalisis dalam LKS Biologi kelas X.
Analisis Keterampilan Proses Sains (Sicilia Artya P Sukarni hidayati, Surachman.) 35
Ragam Keterampilan Dasar (basic skill) yang kegiatan observasi merupakan keterampilan
dikembangkan dalam LKS Biologi
pokok yang menjadi dasar dari semua
Hasil analisis menunjukkan ragam keterampilan proses, sehingga observasi
keterampilan dasar yang dikembangkan dalam 16 merupakan kategori keterampilan utama yang
LKS Biologi kelas X yang digunakan oleh siswa harus dikuasai terlebih dahulu oleh siswa sebelum
MAN di Kota Yogyakarta meliputi keterampilan menguasai keterampilan proses sains yang lain.
melakukan observasi, identifikasi masalah, Sejalan dengan pernyataan tersebut sebagaimana
menemukan masalah, merumuskan masalah, Rezba (2007: 27) mengungkapkan bahwa
mengklasifikasikan objek, mencatat hasil kegiatan observasi merupakan tahap awal yang
pengamatan, menyimpulkan hasil kegiatan penting dilakukan dalam melaksanakan langkah
praktikum, membuat laporan hasil kegiatan metode ilmiah. Hasil observasi akan digunakan
praktikum, membuat powerpoint (Ppt) dari sebagai dasar dalam melatih siswa untuk
kegiatan praktikum, dan mempresentasikan merumuskan persoalan dan mengembangkan
kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan keterampilan proses sains yang lain.
pernyataan Rezba (2007: 27) yang Keterampilan observasi yang
mengungkapkan bahwa ragam keterampilan dasar dikembangkan pada keenambelas LKS tersebut
terdiri dari observasi, klasifikasi, mengukur, dilakukan dengan melibatkan siswa dalam
prediksi, menyimpulkan, dan komunikasi. Secara kegiatan pengamatan langsung terhadap objek
umum seluruh keterampilan dasar telah dengan menggunakan indera. Kemampuan siswa
dikembangkan dalam LKS biologi. dalam menuliskan hasil observasi secara teliti dan
objektif, didasarkan pada pengalaman belajar dan
pengetahuan yang dimiliki siswa dari jenjang
pendidikan sebelumnya. Nuryani (2005: 86)
mengemukakan bahwa mengamati/observasi
merupakan kegiatan; mengidentifikasi ciri-ciri
objek tertentu menggunakan alat indera secara
teliti, menggunakan fakta yang relevan dan
memadai dari hasil pengamatan, serta
menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk
mengamati objek dalam rangka pengumpulan
data atau informasi.
Keterampilan dasar yang termasuk dalam
ranah komunikasi seperti membuat powerpoint
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa (Ppt) dan mempresentasikan hasil kegiatan
keterampilan observasi memiliki persentase praktikum belum dikembangkan dalam
kemunculan paling tinggi jika dibandingkan keseluruhan LKS ini, sehingga menduduki
dengan KPS lain. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persentase yang paling rendah yaitu
36 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 Tahun 2016
sebesar 0%. Keterampilan dasar dalam ranah berdasarkan tahap perkembangan kognitif dan
komunikasi yang dikembangkan dalam sebagian psikomotor, siswa tingkat menengah atas sudah
LKS yaitu keterampilan membuat laporan hasil mampu mengaplikasikan keterampilan dasar
kegiatan praktikum. Ragam KPS berupa dalam pembelajaran, serta mampu
keterampilan membuat laporan hasil kegiatan mengkombinasikan keterampilan dasar tersebut
praktikum dikembangkan pada sebagian LKS dengan keterampilan proses sains yang lain. Carin
dengan frekuensi kemunculan sebanyak 5 kali. and Sund (1989: 67-69) menyatakan bahwa
Selain keterampilan observasi, keterampilan “science process skills have been called lifelong
menemukan masalah juga telah dikembangkan skills process, and can be used for learning in
dalam LKS Biologi. Keterampilan menemukan any subject area”. Pernyataan tersebut
masalah melalui kegiatan observasi akan sangat menyatakan bahwa keterampilan proses sains
bermakna, bila diikuti dengan keterampilan disebut juga dengan keterampilan proses yang
mencatat hasil pengamatan. Keterampilan kekal atau abadi dan dapat diterapkan dalam
mencatat hasil pengamatan dan analisis dapat berbagai subjek keilmuan.
berupa tabel maupun nontabel. Keterampilan
Ragam Keterampilan Terpadu yang
menyimpulkan juga telah dikembangkan dalam
Dikembangkan dalam LKS Biologi
LKS. Keterampilan menyimpulkan dalam Berdasarkan hasil analisis, keterampilan
keterampilan proses sains dikenal dengan istilah terpadu yang paling banyak dikembangkan dalam
inferensi. Menurut Nuryani (2005: 88) inferensi LKS Biologi, meliputi keterampilan mengikuti
adalah sebuah pernyataan yang dibuat petunjuk/prosedur, menggunakan alat (alat bantu,
berdasarkan data hasil pengamatan. Hasil alat ukur, dll) dan mengumpulkan informasi.
inferensi dikemukakan sebagai pendapat Keterampilan mendeskripsikan yang
seseorang terhadap sesuatu yang telah dikembangkan pada LKS Biologi disini berupa
diamatinya. Keterampilan mengomunikasikan keterampilan mendeskripsikan variabel
hasil kegiatan dalam penelitian ini dijabarkan penelitian. Pada beberapa LKS diketahui bahwa
menjadi tiga, yaitu membuat laporan (komunikasi keterampilan mendeskripsikan variabel telah
secara nonverbal/tertulis), mempresentasikan dibelajarkan pada siswa melalui kegiatan yang
hasil, dan membuat powerpoint (Ppt) dapat mengembangkan keterampilan menemukan
(komunikasi lisan/verbal). Hasil analisis variabel (identifikasi variabel) dan keterampilan
menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi mengendalikan variabel.
yang dikembangkan dalam LKS Biologi kelas X
berupa membuat laporan (komunikasi nonverbal/
secara tertulis).
Hasil analisis secara umum menunjukkan
bahwa keterampilan dasar (basic skill) telah
dikembangkan dalam LKS Biologi. Menurut
Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973: 50-57)
Analisis Keterampilan Proses Sains (Sicilia Artya P Sukarni hidayati, Surachman.) 37
Aliyah (MA) yang sudah memasuki tahapan
operasional formal, kemampuan terpadu
seharusnya lebih dominan untuk dikembangkan.
Siswa yang berada pada tahapan operasional
formal sudah mampu mengembangkan pikiran
formalnya, dan mampu mencapai logika dan
rasio, serta dapat menggunakan abstraksi.
Kemampuan kognitif siswa pada masa ini sudah
mampu untuk melakukan analisis terhadap suatu
masalah dan mencari solusi terhadap masalah
tersebut, sehingga akan lebih baik lagi jika pada
LKS yang disusun untuk siswa MA memiliki
porsi pengembangan keterampilan terpadu lebih
Gambar 2 menunjukkan bahwa ragam banyak dari keterampilan dasar.
keterampilan terpadu yang dikembangkan dalam Rita Eka (2008:35) mengatakan bahwa
LKS Biologi, meliputi keterampilan mengikuti dalam Teori Perkembangan Kognitif dari Piaget
petunjuk/prosedur (TD), menggunakan alat (alat untuk siswa sekolah tingkat menengah atas yang
bantu, alat ukur, dll) (TE) dan mengumpulkan berusia antara 15-18 tahun, kemampuan berpikir
informasi (TG). Keterampilan mengikuti mereka telah mencapai tingkat formal–
petunjuk/prosedur memiliki frekuensi operasional. Pada usia tersebut siswa sudah
kemunculan paling tinggi, yaitu sebanyak 16 kali mampu diajak berpikir kritis, dan kemampuan
dibanding keterampilan terpadu yang lain. Hal ini logikanya telah berkembang baik secara simultan
dikarenakan LKS Biologi yang dianalisis bertipe maupun berurutan yang meliputi dua ragam
LKS semi terbuka yang berupa lembar kegiatan kemampuan kognitif yaitu: (1) Kapasitas
berisi petunjuk-petunjuk teknis yang harus menggunakan hipotesis; kemampuan berpikir
dilakukan oleh siswa., sehingga dalam melakukan mengenai sesuatu khususnya dalam hal
kegiatan praktikum, siswa hanya mengikuti pemecahan masalah dengan menggunakan dasar
petunjuk/prosedur yang telah tercantum dalam acuan yang relevan dengan lingkungan yang dia
LKS tanpa menyusun sendiri langkah kegiatan respons; dan (2) Kapasitas menggunakan prinsip-
yang akan dilakukan. Hasil analisis juga prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari
menunjukkan bahwa keterampilan terpadu yang materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas
lain selain keterampilan terpadu di atas belum dan mendalam. Oleh karena itu, pendekatan
tampak dikembangkan. saintifik/ilmiah dalam pembelajaran sangat
Apabila dibandingkan dengan frekuensi mungkin untuk mulai diberikan pada tahapan usia
kemunculan keterampilan dasar, frekuensi ini.
keterampilan terpadu memang lebih
Sistematika Penyajian Ragam KPS dalam
rendah/sedikit. Padahal untuk siswa Madrasah LKS Biologi
38 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 Tahun 2016
permasalahan. Permasalahan yang ditemukan,
Berdasarkan sistematika dalam metode
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
ilmiah, urutan atau tahapan-tahapan dalam setiap
dalam merancang maupun melakukan percobaan.
langkah kegiatan disusun secara runtut mulai dari
Permasalahan yang ada dapat mengarahkan siswa
tahap awal (observasi) hingga tahap akhir
pada pengembangan KPS berupa keterampilan
(mengomunikasikan) (Schluter, 1926: 137). Hasil
mengikuti petunjuk/ prosedur yang ditetapkan,
analisis terhadap sampel LKS biologi
dan keterampilan menggunakan alat (alat bantu,
menunjukkan bahwa secara umum LKS yang
alat ukur, dll). Selain itu, keterampilan mencatat
dianalisis bertipe LKS semi terbuka, sehingga
hasil pengamatan juga memiliki jumlah
langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa
persentase kemunculan 68,7%. Keterampilan
sudah tertera dalam LKS. Secara umum
mencatat hasil pengamatan perlu dikembangkan
sistematika penyajian KPS dalam LKS biologi
pada siswa, karena menjadi dasar untuk
yang digunakan oleh siswa MAN kelas X di Kota
mengembangkan keterampilan siswa dalam
Yogyakarta tampaknya lebih berorientasi pada
membuat tabel/organisasi data, sehingga data
memberi penekanan pada KPS tertentu saja yang
dapat dihimpun dengan mudah dan teroganisir.
dipandang sebagai keterampilan pokok, misal
Keterampilan mengumpulkan informasi juga
DA, DF, DG (gambar 1) dan TD, TE, TG
penting dikembangkan, karena apabila siswa
(gambar 2). Diduga hal ini terjadi dengan maksud
mampu menguasai keterampilan ini, maka dapat
untuk memberi porsi lebih pada KPS tertentu
membantu siswa dalam menguasai keterampilan
yang diperlukan sebagai dasar bagi siswa MAN
merumuskan hipotesis dan menyimpulkan hasil
kelas X di Kota Yogyakarta, dengan hanya KPS
kegiatan praktikum.
tertentu yang dikuasai siswa dapat menjadi dasar
dalam pembelajaran selanjutnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil persentase menunjukkan adanya
Simpulan
keterkaitan antara keterampilan dasar dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
keterampilan terpadu yang tersaji pada gambar 1
disimpulkan bahwa:
dan gambar 2. Keterampilan observasi memiliki
1. Keterampilan dasar (basic skills) yang
jumlah persentase kemunculan paling tinggi. Hal
dikembangkan dalam LKS biologi kelas X
ini berarti observasi merupakan keterampilan
yang digunakan oleh siswa MAN di Kota
pokok yang menjadi dasar dari penguasaan semua
Yogyakarta meliputi keterampilan observasi,
keterampilan proses. Observasi merupakan
identifikasi masalah, menemukan masalah,
kategori keterampilan yang harus dikuasai
merumuskan masalah, mengklasifikasikan
terlebih dahulu oleh siswa sebelum menguasai
objek, mencatat hasil pengamatan,
keterampilan proses yang lain. Adanya
menyimpulkan hasil kegiatan praktikum, dan
keterkaitan antara keterampilan dasar dengan
membuat laporan hasil kegiatan praktikum.
keterampilan terpadu, yaitu observasi dapat
2. Keterampilan terpadu (integrated skills) yang
membantu siswa untuk menemukan
dikembangkan dalam LKS biologi kelas X
Analisis Keterampilan Proses Sains (Sicilia Artya P Sukarni hidayati, Surachman.) 39
yang digunakan oleh siswa MAN di Kota yang bertipe LKS tertutup maupun LKS
Yogyakarta meliputi keterampilan terbuka untuk mengetahui sejauh mana
merumuskan hipotesis, membuat langkah KPS telah diajarkan pada siswa.
kegiatan, menetapkan urutan/ kelompok
perlakuan, mengikuti petunjuk/ prosedur, DAFTAR PUSTAKA
menggunakan alat (alat bantu, alat ukur, dll),
Carin, A.A. & Sund, R.B. (1989). Teaching
membuat tabel (organisasi data) hasil kegiatan Science Through Discovery. Columbus:
praktikum, mengumpulkan informasi dari hasil Merrill Publishing Company.

kegiatan praktikum, identifikasi variabel, Depdiknas. (2008). Standar Kompetensi Mata


identifikasi hubungan antar variabel, Pelajaran Biologi untuk Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.
menghitung rata-rata hasil kegiatan praktikum, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
dan membuat grafik hasil kegiatan praktikum.
Dunnette, Marvin D. (1976). Handbook of
3. Sistematika penyajian ragam KPS dalam LKS Industrial and Organizational
Biologi yang digunakan oleh siswa MAN di Psychology. Chicago: Rand McNally
College Pub. Co.
Kota Yogyakarta secara umum tampaknya
lebih berorientasi pada memberi penekanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(2013). Kerangka Dasar dan Struktur
pada KPS tertentu saja yang dipandang Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
sebagai keterampilan pokok, misal DA, DF,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
DG (gambar 1) dan TD, TE, TG (gambar 2). Indonesia. (2013). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Saran Kurikulum SMA-MA. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Permendiknas.

dilakukan maka perlu memberikan beberapa Rezba, R.J. et. al. (2007). Learning and Assessing
saran sebagai berikut: Science Process Skills. 5th. ed. USA:
Kendall/Hunt Publishing Company.
1. Bagi guru:
a. Hendaknya lebih mencermati ragam KPS Silberman, Melvin L. (1996). Active Learning:
101 Strategies to Teach Any Subject.
yang dikembangkan dalam LKS sebelum Boston: Allyn and Bacon.
digunakan oleh siswa.
Sund & Trowbrige. (1973). Teaching Science by
b. Memberi porsi pelatihan lebih terhadap Inquiry in the Secondary
siswa dalam berlatih mengembangkan diri School. Coloumbus: Charles E. Merill
Publishing Company.
dalam menggunakan KPS.
2. Bagi peneliti selanjutnya: Surachman. (2011). Pengembangan Bahan Ajar.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
a. Diharapkan melakukan penelitian terhadap
pengembangan KPS dalam LKS Biologi

Anda mungkin juga menyukai