Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nilai nilai Pancasila yang sudah ada pada zaman kerajaan ?
2. Apa saja nilai nilai Pancasila yang sudah ada pada zaman Pergerakan
Nasional
3. Apa saja nillai nilai Pancassila yang sudah ada pada zaman
Kemerdekaan ?
4. Apa saja nilai nilai Pancasila yang terkandung pada zaman Orde Baru ?
5. Apa saja nilai nilai Pancasila yang terkandung pada zaman Reformasi
sampai sekarang ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila, Selain itu dengan penyusunan makalah ini agar
pembaca dapat mengetahui nilai nilai Pancasila yang sudah ada sejak Zaman
kerajaan di Indonesia.Sehingga dapat menambah wawasan pembaca terutama
pada pengimplementasian nilai nilai Pancasila dilingkungan kampus maupun
diluar kampus.
BAB II
Pembahasan
b. Sarekat Islam
Semula bernama SDI, yg didirikan di Surakarta 1909. Oleh KH.
Samanhudi
· Bidang agama dan perdagangan
· 1911, SDI berubah jadi Sarekat Islam.
· Dipimpin HOS. Cokroaminoto
· Tokoh lain: H. Agus Salim, Abdul Muis. Indische Partij
· Didirikan RM. Suwardi Suryaningrat, dr Cipto Mangunkusumo, EFE.
Douwes Dekker, 1912, Bandung.
· Suwardi Suryaningrat mengkritik perayaan 100 tahun kemerdekaan
Belanda dengan tulisan Als ik een Nederlander was [andai aku seorang
Belanda]
· Kihajar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker,
dibuang ke Belanda.
· Latar belakang : Persaingan antara pedagang Cina dan Jawa, karena
perubahan tingkah laku & arogansi pedagang Cina.
· Tujuan : usaha menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa
yg diikat dengan agama.
· Perkembangan : 1912 oleh H. Samanhudi di Solo. 1913, rapat akbar di
kebun binatang Surabaya, Cokroaminoto menegaskan bahwa tujuan SI
adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat
ekonominya agar mampu bersaing dengan bangsa asing. SI berkembang
pesat, kurang dari setahun (1914) anggota SI mencapai 444.251 org.
· GJ. Idenburg (1909-1916) mengatasi reaksi dari orang Belanda dengan
membuat kanalisasi : mengurangi desakan kuat sehingga tidak timbul
satu kekuatan besar yg dapat menghancurkan eksistensi pemerintah.
· Badan hukum hanya diberikan kepada cabang-cabang SI, sedangkan
CSI baru akan diberikan kemudian hanya cabang lokal yang diakui
secara resmi & hubungan antar cabang dan koordinasi dari CSI
diperlemah.
· 1914 : Kongres SI di Yogyakarta, terpilih Cokroaminoto sebagai
pimpinan SI. Konflik internal mulai muncul & kepercayaan terhadap CSI
mulai berkurang .
· 1916 : kongres 1 yang dihadiri 80 SI lokal, mirip kongres nasional,
karena SI mencita-citakan penduduk Indonesia menjadi satu natie atau
satu bangsa, mempersatukan etnik Indonesia menjadi bangsa Indonesia.
· 1917 : kongres SI ke-2 di Jakarta, telah muncul aliran revolusioner
sosialistis yang diwakili oleh Semaun. Putusan tetap : asas perjuangan SI
adalah mendapat zelf bestuur / pemerintahan sendiri ; menetapkan asas
kedua : strijd tegen overheersing van het zondig kapitalisme (perjuangan
melawan penjajahan & kapitalisme yang jahat. Cokroaminoto & Abdul
Muis mewakili SI di Dewan Rakyat
· 1918: kongres ke-3 di Surabaya, anggota mencapai 450.000 dari 87 SI
lokal. Pengaruh Semaun semakin kuat, dikatakannya bahwa pertentangan
yang terjadi bukan antara penjajah & terjajah tetapi juga antara kapitalis
dengan buruh, karena itu perlu memobilisasi kekuatan buruh & tani, di
samping tetap memperluas pengajaran.
1. Nilai Religi
Keragaman agama dan ritual keagamaan yang berkembang
dalam masyarakat mulai dikondisikanuntuk memahami permasalahan
kebangsaan. Intelektual muda yang berpendidikan modern mulai
mengembangkan pola pendidikan modern yang berbasis keagamaan. (NU,
Muhammadiyah, gerakan wanita, dll.) pola pesantren yang berkembang
pada masa itu mendapat respon positif dari masyarakat umum. Kondisi
ini semakin mendukung nilai perjuangan dan sikap keagamaan tetap
dijalankan seiring dengan perjuangan mencapai kemerdekaan.
2. Nilai Kemanusiaan
Perjuangan mewujudkan cita-cita bangsa tidak luput dari peran
wanita. Contohnya saja R.A Kartini. Beliau memelopori dan memberi
inspirasi kepada para wanita untuk peran serta meningkatkan derajat
wanita. Dewi sartika, Maria Wulanda Maramis, dan beberapa tokoh
wanta yang terjun pada dunia pers Indonesia yang mulai maak pad waktu
itu salah satu media penanaman patriotism dan nasionalisame bangsa.
Kata “Indonesia” pertama kali dikenalkan oleh seorang antropologi
bernama J.R. Logan pada tahun 1850. Melalui organisasi (Indonesische
Vereeniging) Indonesia sama dengan Nederlands Indie yang
menyebutkan suatu wilayah yang memiliki keragaman budaya, agama,
suku , dan ras. Hal ini merupakan salah satu kata kunci untuk dapat
menumbuhkan kesadaran nasional bangsa Indonesia sebagai wujud
toleransi social dan penerimaan hak dasar sebagai makhluk social.
3. Nilai Persatuan
Kesadaran akan pentingnya persatuan diwujudkan dalam
bentuk dibuatnya organisai-organisasi oleh para tokoh-tokoh terkemuka.
Misalnya PNI (Partai Nasional Indonesia).
Langkah awal membangun persatuan dilakukan dengan jalan
mengadakan kongres pemuda yang dihadiri oleh para intelektual muda.
Kongres pemuda ke-2 yng diadakan di Jakarta menghasilkan sebuah
kesepakatan nasional yang disebut IKRAR Sumpah Pemuda.
Arah perjuangan yang sebelumnya bersifat kooperatif non-kooperatif
mulai berfusi mulai berubah, guna berjuang bersama.
5. Nilai Keadilan
Pertemuan para intelektual muda dalam beberapa studi club
juga menjadi salah satu perekat pemerataan informasi perkembangan
nasionalisme di Indonesia yang tidak lagi terpusat di Jawa.
Hal tersebut menggambarkan bahwa keadilan, kesamarataan terhadap
segala daerah di Indonesia mulai terbentuk.
C .Nilai nilai Pancasila pada zaman kemerdekaan
Dengan demikian jika ditilik dari konteks sejarah, karena ada istilah
kelahiran, maka babakan sejarah itu dapat dikaji dari beberapa tahapan.
Tahapan ‘perkenalan’ ialah masa sejak hadirnya bangsa Indonesia sejak
zaman purba hingga menjelang kemerdekaan. Saat digelarnya sidang
BPUPKI pada 29 Mei sampai 1 Juni sebagai momentum lamaran dimana
berbagai keinginan luhur termasuk Bung Karno menyampaikan
gagasannya tentang Pancasila.