Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAERAH MUARA BOEZEM

UTARA MOROKREMBANGAN SURABAYA

Rianti Dwi Putri, Dwi Priyantoro, Linda Prasetyorini, Heri Suprijanto

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: riantiputri09@ymail.com

ABSTRAK

Boezem Morokrembangan Surabaya memiliki luas total ± 78,96 ha terbagi menjadi dua bagian yaitu
bagian utara dengan luas ± 41,58 ha dan bagian selatan dengan luas ± 39,13 ha. Di hilir boezem utara
terdapat pintu klep, pintu sorong dan pompa yang mengatur keluarnya debit dari Boezem menuju ke laut.
Pada studi ini akan dianalisa kapasitas saluran drainase pesapen terhadap debit banjir rancangan Q 10
tahun, analisa fenomena pasang dan surut muka air laut terhadap sistem operasi boezem Morokrembangan
dan efektifitas sistem operasi boezem terhadap debit banjir rancangan.
Dari hasil analisis dengan kala ulang 10 tahun didapatkan debit banjir rancangan adalah Qrencana =
3,2896 m3/detik dan Qeksisting = 2,998 m3/detik sehingga saluran drainase eksisting tidak mampu mengalirkan
debit banjir (Qeksisting < Qrencana), debit banjir rancangan total sebesar 30,339 m3/detik. Debit inflow total yang
menuju Boezem Utara Morokrembangan sebesar 37,998 m3/detik. Pengaruh muka air pasang surut di hilir
Boezem menyebabkan fluktuasi muka air di dalam Boezem. Fluktuasi tersebut mengikuti kemampuan debit
yang dikeluarkan oleh 6 pintu klep dan 2 pintu sorong yang tersedia. Volume tampungan Boezem
Morokrembangan = 0,485 x 106 m3. Berdasarkan hasil perhitungan pada boezem dengan kondisi muka air
maksimum adalah +0,4 dan muka air minimum adalah -0,2, kebutuhan tampungan untuk pasang surut tinggi
= 1,06 x 106 m3 dan untuk pasang surut rendah = 0,712 x 106 m3, maka dibutuhkan pompa untuk
mengeluarkan sebagian dari volume tampungan tersebut. Pada boezem terdapat 5 pompa banjir dengan
kapasitas setiap pompa = 1,5 m3/dt, jika 5 pompa beropersi dalam sehari maka dapat mengeluarkan debit =
648000 m3/hari. Berdasarkan analisa dapat dikatakan Boezem Morokrembangan aman terhadap bahaya
melimpahnya pada tanggul Boezem Morokrembangan Utara.

Kata Kunci: Banjir, kapasitas eksisting, drainase, pasang surut, efektifitas boezem

ABSTRAK

Morokrembangan Boezem in Surabaya have a total area about ± 78,96 ha is divided into 2 areas, the
north area is ± 41,58 ha and the south is ± 39,13 ha. There are sluice gate, valve gate and pump which is
controlling the flow from Boezem into the sea in the downstream of the north area.
In this study the capasity analysis of pesapen drainage system in design flood Q10, the analysis of
tide level toward the operation system, and the analysis of operation system toward design flood.
By doing the analysis in 10 years return period, gained design flood is about 3,2896 m 3/second and
existing flow is 2,998 m3/second. In this case, the overflow can not come out from the existing drainage
channel, a total design flood is 30,339 m3/second. A total inflow to the north Morokrembangan is 37,998
m3/second. The effect of tide level in the downstream of boezem caused the fluctuation of water level in
boezem area. The fluctuation depends on the capability of the outflow which run out from 6 valve gates and 2
sluice gates. The volume capacity of Morokrembangan Boezem is 0,485 x 10 6 m3. Based on the analysis,
maximum water level in boezem is +0,4 and the minimum water level is -0,2, the needed capasity in high tide
level is 1,06 x 106 m3 and for the low tide level is 0,712 x 10 6 m3. This is caused the need for a pump to
reduce a several flow from capacity. There are 5 pump which each capacity is 1,5 m3/second that can reduce
the flow about 648000 m3/day. Based on the analysis, Morokrembangan Boezem is safe from the overflow
problem in the embankment of north Boezem.

Keywords: Flood, eksisting capacity, drainage, tide level, efectivity of boezam


1. PENDAHULUAN Apabila air laut surut, pintu akan
Surabaya adalah ibukota provinsi membuka secara otomatis dan
Jawa Timur dan merupakan kota terbesar permukaan air di boezem akan turun
kedua di Indonesia setelah kota Jakarta karena air dari boezem mengalir ke laut.
yang juga merupakan kota industri dan Pada prinsipnya pintu ini bekerja apabila
perdagangan yang penting. Seiring muka air boezem lebih tinggi dari muka
dengan peningkatan di sektor ekonomi air laut.
dan pertumbuhan penduduk dibutuhkan Adanya perubahan tata guna lahan
juga pembangunan fisik seperti jalan, yang tidak sesuai dengan sistem
jembatan, perumahan, sistem penataan kota meyebabkan
pembuangan air dan fasilitas lainnya. meningkatnya limpasan. Hal tersebut
Bila pembangunan tersebut tidak menyebabkan air yang masuk ke boezem
berwawasan lingkungan maka akan menjadi bertambah. Disamping
menyebabkan ketidakseimbangan pada bertambahnya air yang masuk ke
lingkungan, kemacetan lalu lintas, dan boezem, terdapat pula sampah-sampah
menyebabkan adanya daerah genangan dan bahan padat lainnya yang ikut
air yang mengganggu. masuk ke boezem. Keadaan tersebut
Bila dilihat dari letak kota Surabaya mengakibatkan terjadinya pendangkalan
yang berada di dekat laut, maka dapat pada boezem terutama pada boezem
dikatakan bahwa Surabaya terletak di Selatan. Hal ini menyebabkan kapasitas
dataran rendah dengan ketinggian tampungan efektif dari boezem akan
mendekati +0 m, SHVP (Surabaya berkurang. Tampungan efektif dari
Haven Vloed Peil). Ketinggian tersebut boezem Morokrembangan ditentukan
sejajar dengan permukaan air laut, berdasarkan rencana pada masa
bahkan ada beberapa daerah di Surabaya pembangunan dari pengolahan data
yang ketinggiannya di bawah air laut. curah hujan dan debit rencana pada masa
Kondisi ini menyebabkan pembuangan itu.
air drainasi sulit, sehingga apabila terjadi Berdasarkan keadaan di atas perlu
air laut pasang dan disaat yang diadakan suatu evaluasi untuk daerah
bersamaan terjadi hujan lebat dalam boezem utara Morokrembangan, apakah
waktu lama akan mengakibatkan kapasitas boezem saat ini masih mampu
terjadinya banjir. menampung debit banjir yang masuk ke
Boezem Morokrembangan yang boezem utara Morokrembangan dan
berada di pinggiran bagian utara kota bagaimana pengaruh pasang surut
Surabaya memiliki luas total ± 78,96 ha terhadap pembuangan.
terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
utara dengan luas sekitar ± 41,58 ha dan 2. BAHAN DAN METODE
bagian selatan dengan luas sekitar ± BAHAN
39,13 ha. Boezem Morokrembangan a. Analisa Hidrologi
merupakan boezem terluas di Surabaya Curah hujan rancangan adalah
dengan tangkapan aliran (catchment curah hujan terbesar yang mungkin
area) hampir mencapai 25% dari luas terjadi dalam suatu daerah tertentu pada
total Kota Surabaya. Kedalaman rata- periode ulang tertentu yang dipakai
rata boezem adalah 3 m. Dua bagian sebagai dasar perhitungan perencanaan
tersebut dihubungkan dengan saluran dimensi suatu bangunan. Metode yang
yang berada di bawah jalan raya digunakan adalah Metode Log Pearson
Surabaya-Gresik. Di sebelah hilir III karena dapat dipakai untuk semua
boezem utara terdapat enam buah pintu macam sebaran data, oleh karena itu
hidrolis otomatis yang mengatur metode ini sering dipakai dalam
pembuangan air dari boezem ke laut. menentukan curah hujan rancangan.
Tahapan untuk perhitungan curah G = koefisien frekuensi
hujan rancangan dengan menggunakan
metode Log Pearson III adalah sebagai b. Debit Banjir Rancangan
berikut: (Soemarto,1987:243) Debit banjir rancangan (Qr)
1. Mengubah data hujan sebanyak n adalah debit air hujan (Qah) ditambah
buah menjadi dalam bentuk dengan debit air kotor (Qak). Dimana
logaritma. debit banjir rancangan akan digunakan
2. Menghitung harga rata-rata logaritma untuk menghitung kapasitas saluran
dengan menggunakan rumus: drainase. Dihitung dengan persamaan:
n
LogXi
log X   Qr = Qah + Qak
i 1 n Dengan :
Qr = debit banjir rancangan (m3/dt)
3. Menghitung simpangan baku dengan Qah = debit air hujan (m3/dt)
rumus: Qak = debit air kotor (m3/dt)

 log Xi  log X 
n
2
c. Debit Air Hujan
S i 1
Metode yang digunakan untuk
n 1 menghitung debit air hujan pada saluran
4. Menghitung korfisien kemiringan (Cs) adalah Metode Rasional. Metode
dengan menggunakan rumus sebagai rasional banyak digunakan untuk
memperkirakan debit puncak yang
berikut:
ditimbulkan oleh hujan deras pada

 log Xi  log X 
n
3 daerah tangkapan (DAS) kecil. Metode
rasional didasarkan pada persamaan
i 1
Cs  n berikut : (Triatmodjo, 2010:144)
n  1n  2S 3 Q = 0,278.C. I.A
5. Menghitung logaritma curah hujan Dengan :
Q = debit puncak yang ditimbulkan
rancangan dengan kala ualang tertentu
oleh hujan dengan intensitas,
durasi dan frekuensi tertentu
log X T  log X  G.S
(m3/dt)
Harga G diperoleh berdasarkan harga I = intensitas hujan (mm/jam)
Cs dan tingkat probabilitasnya. A = luas daerah tangkapan (km2)
6. Dan tahapan yang terakhir adalah C = koefisien pengaliran
menghitung curah hujan rancangan 0,278 = faktor konversi
dengan periode ulang tertentu dengan d. Debit Air Kotor
mengambil harga antilog XT. Debit air kotor adalah debit yang
Dengan : berasal dari air buangan hasil aktifitas
XT = curah hujan rancangan penduduk yang berasal dari lingkungan
dengan kala ulang T tahun rumah tinggal, bangunan umum dan
instalasi, bangunan komersial dan lain
logX = rata-rata logaritma dari sebagainya. Besarnya dipengaruhi oleh
curah hujan banyaknya jumlah penduduk dan
Xi = curah hujan tahun ke-i kebutuhan air rata-rata penduduk.
n = banyaknya tahun Adapun besarnya kebutuhan air
pengamatan penduduk rata-rata adalah 150
liter/orang/hari. Sedangkan debit air
S = simpangan baku kotor yang harus dibuang di dalam
Cs = koefisien kemiringan
saluran adalah 70% dari kebutuhan air 1. Peta lokasi studi untuk mengetahui
bersih (Suhardjono, 1984:39). lokasi studi perencanaan.
Pnxq 2. Peta topografi.
Qak = 3. Peta tata guna lahan.
A
Dengan : 4. Skema jalan dan jaringan saluran
Qak = debit air kotor (ltr/dtk/km2) drainase.
5. Data curah hujan guna keperluan
q = jumlah air buangan
hidrologi. Data curah hujan diambil
(ltr/dtk/orang)
dari stasiun penakar hujan. Yaitu
Pn = jumlah penduduk (jiwa) stasiun hujan BMKG Perak I. Data
A = luas daerah (km2) hujan yang diperlukan dari tahun
2002-2012.
e. Kapasitas Tampungan 6. Data Pasang Surut.
Penentuan kapasitas tampungan 7. Data penduduk untuk
didasarkan atas tampungan terbesar yang memproyeksikan jumlah penduduk
terjadi setiap hari. Tampungan dan menghitung kebutuhan air.
merupakan selisih antara jumlah air yang 8. Data saluran drainase eksisting untuk
masuk dan yang keluar ditambah dengan evaluasi saluran dalam
evaporasi yang terjadi. kemampuannya menampung debit
Untuk menentukan kapasitas rancangan yang ada.
tampungan boezem yang dapat
mengatasi debit banjir maksimum, maka b. Tahapan Penyelesaian Studi
harus menganalisa tampungan yang 1. Melakukan studi pustaka mengenai
terjadi setiap jam dengan menggunakan teori yang akan dipakai
metode penelusuran banjir melalui 2. Mengumpulkan data - data yang
tampungan. Rumus yang digunakan diperlukan untuk kepentingan
adalah sebagai berikut (Soemarto perhitungan
1987:188): 3. Analisa hidrologi
- Menghitung curah hujan
I1  I 2  Q   Q 
t   S1  1 t    S 2  2 t  rancangan dengan metode Log
2  2   2  Pearson tipe III dengan kala
ulang 10 tahun.
Dengan : - Menguji kesesuaian distribusi
S1,S2 = volume tampungan (storage) hujan dengan uji Smirnov-
pada boezem (m3) Kolmogorov dan uji Chi Square
I1,I2 = debit yang masuk (inflow) ke untuk mengetahui kebenaran
boezem (m3/dt) hipotesa apakah data tersebut
Q1,Q2= debit yang keluar (outflow) dari benar sesuai teoritis, hipotesa
pintu boezem (m3/dt) tersebut dapat digunakan atau
Δt = periode penelusuran, 1 jam tidak untuk perhitungan
(detik) selanjutnya.
4. Perhitungan limpasan permukaan:
METODE - Menghitung rasional modifikasi
a. Pengumpulan Data untuk memperkirakan debit
Setelah mengetahui kondisi daerah puncak yang ditimbulkan oleh
studi, kemudian dilakukan pengumpulan hujan deras pada DAS.
data penunjang. Data-data yang - Menghitung intensias hujan.
diperlukan tersebut adalah sebagai - Menentukan koefisien pengaliran
berikut : (C) dari peta tata guna lahan
wilayah studi.
- Menghitung waktu konsentrasi. drainase digunakan rumus rasional
- Menghitung proyeksi karena rumus ini dapat digunakan untuk
pertumbuhan penduduk. perencanaan saluran drainase dengan
- Menghitung debit air kotor. catchment area yang tidak terlalu luas.
- Menghitung pasang surut. Berikut ini adalah gambar pembagian
5. Kapasitas boezem Morokrembangan area tata guna lahan yang ada.
- Melakukan analisa kapasitas
tampungan boezem
- Menghitung debit keluaran
melalui pintu
- Dari hasil analisa Qa terhadap Qr
dapat diketahui apakah saluran
drainase memenuhi atau tidak

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Perhitungan Curah Hujan Daerah Gambar 1. Peta Tata Guna Lahan
Besarnya curah hujan maksimum
Langkah-langkah perhitungan untuk titik
rata-rata daerah diperoleh dengan
P.2 dengan kala ulang 10 tahun adalah:
menggunakan data-data dari stasiun
1. Waktu konsentrasi (tc)
penakar hujan harian, yaitu: Stasiun 0.77
Perak I periode pengamatan data curah 0,0195  L 
tc  x 
hujan yang digunakan selama 11 60  S
(sebelas) tahun dari tahun 2002 s/d
0.77
2012. 0,0195  662,1 
Dalam studi ini lokasi stasiun hujan = x 
berada dalam 1 (satu) catchment area 60  0,00128 
dengan lokasi studi. Perhitungan debit
= 0,63 jam
mengunakan catchment area 2,98 km².
2. Menghitung intensitas hujan (I)
b. Analisa Hidrologi Rt
It =
Analisa hidrologi digunakan untuk t
memperoleh besaran intensitas hujan 147,2206
yang kemudian diolah menjadi debit =
3
maksimum yang kemungkinan dapat
terjadi di lapangan. Data hujan = 49,07 mm/jam
maksimum tahunan berdasarkan 3. Menghitung koefisien pengaliran rata-
pencatatan BMKG Perak. rata (Cm)
Tabel 1. Hujan Rancagan Metode Log Di daerah kajian terdapat berbagai
Pearson III macam peruntukan tanah maka koefisien
Percent Tr G G . Si
X rancangan pengaliran yang digunakan adalah
(mm)
5 1,0526 -1,5791 -0,2069 61,5726 koefisien ekivalen dari berbagai
20 1,25 -2,0331 -0,2664 53,6911
50 2 -0,0400 -0,0052 97,9597 peruntukan tanah. Adapun koefisien
80
90
5
10
0,8326
1,310247
0,1091
0,1717
127,4624
147,2206
pengaliran diambil nilai presentasenya.
Sumber: Hasil Perhitungan P.2 penggunaan tata guna lahan adalah:
Pemukiman = 0,4560 km2
c. Perhitungan Debit Air Hujan Daerah Hijau = 0,0128 km2
dengan Metode Rasional Jalan Aspal dan paving = 0,0767 km2
Untuk menghitung debit Pergudangan dan Jasa = 0,0655 km2
rancangan air hujan pada saluran
n

 A .C
i 1
i i 4. Menghitung curah hujan rancangan
Cm = n metode rasional
Ai
i
Q = 0,278.C. I. A
= 0,278 . 0,83. 49,07. 0,611
0,90.0,4560  0,3  0,0128  0,9  0,0767  0,4.0,0655
0,4560  0,0128  0,0767  0,0655
= 6,951 m3/detik
Untuk perhitungan saluran lainnya
disajikan pada Tabel 2.
= 0,83
Tabel 2. Perhitungan Debit Air Hujan Kala Ulang 10 Tahun
Panjang Panjang Koefisien Pengaliran Waktu Debit Qah
Slope Luas Luas Total Intensitas
Saluran Saluran Pengaliran Gabungan Konsentrasi Air Hujan Komulatif
Ruas Menuju Tata Guna Lahan
(L) (L) (s) (A) (A) (c) (Cw) (Tc) (I) (Q) (Q)
(m) (km) (km ²) (km ²) (jam) (mm/jam) (m3/dt) (m3/dt)
0,00128 0,2389 Pemukiman 0,90
0,00128 0,0003 Daerah Hijau 0,30
I P.1 1042,3 1,042 0,267 0,90 0,89 49,07 3,270 3,270
0,00128 0,0273 Jalan Aspal 0,90
0,00128 0,0000 Pergudangan dan Jasa 0,40
0,00128 0,4560 Pemukiman 0,90
0,00128 0,0128 Daerah Hijau 0,30
II P.2 662,1 0,6621 0,611 0,83 0,63 49,07 6,951 6,951
0,00128 0,0767 Jalan Aspal 0,90
0,00128 0,0655 Pergudangan dan Jasa 0,40
0,00128 0,4455 Pemukiman 0,90
0,00128 0,0000 Daerah Hijau 0,30
III P.3 873,9 0,874 0,483 0,90 0,78 49,07 5,928 5,928
0,00128 0,0373 Jalan Aspal 0,90
0,00128 0,0000 Pergudangan dan Jasa 0,40
0,00128 0,6641 Pemukiman 0,90
0,00128 0,4988 Daerah Hijau 0,30
IV P.4 1155 1,155 1,576 0,63 0,96 49,07 13,473 13,473
0,00128 0,1501 Jalan Aspal 0,90
0,00128 0,2629 Pergudangan dan Jasa 0,40
0,00128 0,0413 Pemukiman 0,90
0,00128 0,0000 Daerah Hijau 0,30
V P.5 93 0,093 0,046 0,90 0,14 49,07 0,566 30,188
0,00128 0,0048 Jalan Aspal 0,90
0,00128 0,0000 Pergudangan dan Jasa 0,40

Sumber: Hasil Perhitungan\

d. Estimasi Air Buangan Penduduk Dengan beberapa pertimbangan


Pada perhitungan debit air buangan bahwa lokasi studi merupakan daerah
penduduk jumlah penduduk yang yang banyak meyerap ternaga kerja
digunakan adalah jumlah penduduk yang maupun jasa yang cukup banyak, secara
tercantum pada dokumen Surabaya tidak langsung kondisi ini
Dalam Angka 2012 yang berjumlah mempengaruhi laju perpindahan
124.005 jiwa. Dikarenakan hasil penduduk baik harian, bulanan, tahunan
proyeksi pertumbuhan penduduk yang tidak dilaporkan pada dinas terkait.
kecamatan Krembangan dengan metode Dari masalah ini dapat saya asumsikan
exponential, geometri dan aritmatika bahwa data jumlah penduduk minimal
tidak mungkin diterapkan dikarenakan yang digunakan dalam menentukan
prosentase pertumbuhan penduduk jumlah debit air kotor adalah data
adalah -0,73% hal ini menyebabkan hasil pencatatan penduduk terakhir yang
proyeksi pada setiap metode menjadi digunakan oleh BPS. Berikut ini adalah
berkurang setiap tahun. tabel estimasi air buangan penduduk.

Tabel 3. Estimasi Air Buangan Penduduk


Penduduk Keb.Air Air buangan A Pemukiman QperKm Qair Kotor Qak Komulatif
Ruas Menuju 2 3 2 3 3
jiwa lt/hari/jiwa lt/hari/jiwa lt/dt/jiwa Km m /dt/km m /dt m /dt
I P.1 124005 150 105 0,00122 0,2389 0,0816477 0,0195 0,01950
II P.2 124005 150 105 0,00122 0,4560 0,0816477 0,0372 0,05673
III P.3 124005 150 105 0,00122 0,4455 0,0816477 0,0364 0,09311
IV P.4 124005 150 105 0,00122 0,6641 0,0816477 0,0542 0,14733
V P.5 124005 150 105 0,00122 0,0413 0,0816477 0,0034 0,15070
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4. Perhitungan Debit Banjir Rancangan Kala Ulang 10 Tahun
Qah Qak Q Total Q akumulatif
Ruas Menuju 3 3 3
m /dt m /dt m /dt m3/dt
I P.1 3,2701 0,0195 3,2896 3,2896
II P.2 6,9507 0,0372 6,9879 6,9879
III P.3 5,9278 0,0364 5,9642 9,2538
IV P.4 13,4734 0,0542 13,5276 13,5276
V P.5 0,5661 0,0034 0,5695 30,3388
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 5. Analisis Kapasitas Saluran Eksisting Terhadap Debit Rancangan


Keterangan
B h (A) (P) (R) (V) (Q) (Qr10)
(n) (s) Qsal dapat
Ruas Patok
(m) (m) (m2) (m) (m) (m/s) m3/dt m3/dt Menampung Qr10
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
I P.1 3,90 1,50 0,025 0,00286 5,850 6,900 0,848 0,513 2,998 3,290 Tidak Mampu
II P.2 4,80 2,20 0,025 0,01920 10,560 9,200 1,148 2,434 25,704 6,988 Cukup
III P.3 4,20 1,80 0,025 0,00286 7,560 7,800 0,969 0,670 5,064 9,254 Tidak Mampu
IV P.4 2,50 0,90 0,025 0,00286 2,250 4,300 0,523 0,195 0,439 13,528 Tidak Mampu
V P.5 5,20 1,80 0,025 0,01920 9,360 8,800 1,064 2,090 19,564 30,339 Tidak Mampu
Sumber : Hasil Perhitungan
1. Data 4. Data 7. (5) / (6) 10. Data
2. Data 5. (1) x (2) 8. 1/(3) x (7)^2/3 x (4)^0,5 11. Q < Q10 (tidak mampu)
3. Data 6. (1) + 2.(2) 9. (5) x (8)

e. Analisa Kemampuan Boezem


Terhadapa Banjir Tabel 6. Inflow Menuju Boezem Utara
Analisa kemampuan boezem Morokrembangan
diidentifikasikan dengan menggunakan Debit
analisa penelusuran banjir pada Boezem Inflow 3
m /dt
Morokrembangan. Saluran Pesapen 30,3388
Analisa menggunakan data input inflow Boezem Selatan 7,5
yang berasal dari saluran Pesapen dan Air Kotor 0,1507
37,9895
Boezem Selatan Morokrembangan.
Sumber: Hasil Perhitungan
Pada Boezem Selatan
Morokrembangan terdapat rumah f. Analisa Pasang Surut
pompa Greges Gadukan. Pada rumah Analisa pasang surut dilakukan
pompa tersebut terdapat 5 unit pompa dalam hubungan dengan penentuan nilai
banjir dengan kapasitas setiap pompa pasang surut rencana. Nilai pasang surut
adalah 1,5 m3/dt. Maka debit yang rencana diambil dari hasil peramalan
masuk dari Boezem Selatan adalah 7,5 fluktuasi muka air laut yang terjadi
m3/dt (5 x 1,5 m3/dt). Jadi Inflow Surabaya (Pelabuhan). Pasang surut di
menuju Boezem Utara dapat dilihat lokasi ini cenderung bersifat campuran
pada tabel berikut : condong ke harian ganda (mixed tide
prevailing semidiurnal) dengan dua kali
pasang dan dua kali surut dalam satu hari
dengan ketinggian yang berbeda.
Gambar 2. Kurva Pasang Surut

Gambar 2. menunjukkan contoh perhitungannya dapat dilihat di bawah


hasil pencatatan muka air laut sebagai ini:
fungsi waktu (kurva pasang surut). O  K1
Tinggi pasang surut adalah jarak F 1
M 2  S2
vertikal antara air tertinggi (puncak air
pasang) dan air terendah (lembah air 220,19  113,86
surut) yang berturutan. Periode pasang F
77,36  301,57
surut ada lah waktu yang diperlukan
dari posisi muka air rerata ke posisi 334,044
F
yang sama berikutnya. 378,93

1. Tipe Pasang Surut F = 0,8815


Selain dengan melihat data pasang Jadi, tipe pasang surutnya adalah pasang
surut yang diplot dalam bentuk grafik,
surut campuran condong ke harian ganda
tipe pasang surut dapat juga ditentukan
(mixed tide prevailing semidiurnal).
dengan rumus Formzahl. Untuk

Tabel 7. Unsur Pasang Surut


Perioda Hi Amplitudo
No Nama Komponen Simbol
(jam) (m) (derajat)
Semidiurnal

1 Utama Bulan M2 12,4206 0,5066 77,36


2 Utama Matahari S2 12,0000 0,2190 301,57

Diurnal

3 Matahari-bulan K1 23,9346 0,5612 113,86


4 Utama Bulan O1 25,8194 0,2460 220,19

Perairan Dangkal

5 Utama Bulan M4 6,2103 0,0020 45,75


6 Matahari-bulan MS4 6,1033 0,0032 37,49
Sumber: Dishidros, Desember 2013
Tabel 8. Elevasi Muka Air Acuan
Pengamatan Peramalan
(m) (m)
Highest Measured Tide 2,800 2,836
Mean Higher High Water (MHHW) 2,228 2,424
Mean High Water (MHW) 1,857 2,104
Mean Sea Level (MSL) 1,501 1,498
Mean Low Water (MLW) 1,364 0,886
Mean Lower Low Water (MLLW) 0,907 0,540
Lowest Measured Tide 0,200 0,000
Sumber: Dishidros, Desember 2013

2. Kebutuhan Kapasitas Tampungan T2 = 8 jam 55,5 menit


a. Pasang Surut Tinggi (spring tide)
 Penentuan volume total air drainasi Setiap periode waktu T dibagi
untuk pasang surut siklus satu hari menjadi interval waktu Δt yang
Diketahui : lebih kecil
M.A max = + 0,4 m Δt1 = 1967 detik
M.A min = - 0,2 m Δt2 = 1890 detik
Q = 37,99 m3/dt
T = 24,5 jam Ukur Δh dan h di tengah-tengah
V =Q*T setiap interval waktu Δt.
= 3350718 m3 Kemudian dicek, apakah kondisi
 Penentuan periode waktu aliran sama untuk seluruh periode
pembuangan/drain T1 dan T2 waktu drainasi
Dari gambar didapatkan : H = Δhn + hn
S1 = 7 jam 25,5 menit hn > (2/3) H → aliran sub kritis
T1 = 3 jam 49,5 menit → µ/m = 1,2
S2 = 3 jam 45 menit hn < (2/3) H → aliran kritis
→ µ/m = 0,9

Tabel 9. Periode Pembuangan T1 (Pasang Surut Tinggi)


h.(2*g*Δhn)^0,5 µ atau m Δt
No Δhn hn qn = (1) * (2) * (3)
[1] [2] [3]
1 0,065 2,865 3,235 1,2 1967 7636,888
2 0,190 2,890 5,580 1,2 1967 13170,727
3 0,215 2,915 5,987 1,2 1967 14131,651
4 0,240 2,940 6,380 1,2 1967 15058,720
5 0,215 2,965 6,090 1,2 1967 14374,046
6 0,190 2,990 5,773 1,2 1967 13626,462
7 0,065 3,015 3,405 1,2 1967 8036,725
Sumber: Hasil Perhitungan Σ1 86035,218
Tabel 10. Periode Pembuangan T2 (Pasang Surut Tinggi)
h.(2*g*Δhn)^0,5 µ atau m Δt
No Δhn hn qn = (1) * (2) * (3)
[1] [2] [3]
1 0,131 3,381 5,420 1,2 1890 12293,438
2 0,349 3,349 8,763 1,2 1890 19875,608
3 0,618 3,325 11,578 1,2 1890 26259,015
4 0,886 3,296 13,742 1,2 1890 31167,116
5 1,054 3,267 14,857 1,2 1890 33694,731
6 1,223 3,238 15,861 1,2 1890 35973,494
7 1,291 3,209 16,150 1,2 1890 36629,028
8 1,359 3,180 16,420 1,2 1890 37241,692
9 1,377 3,151 16,378 1,2 1890 37145,647
10 1,396 3,122 16,339 1,2 1890 37056,821
11 1,264 3,093 15,403 1,2 1890 34933,814
12 1,132 3,064 14,440 1,2 1890 32749,489
13 0,950 3,036 13,107 1,2 1890 29727,345
14 0,769 3,000 11,653 1,2 1890 26428,772
15 0,537 2,978 9,666 1,2 1890 21923,222
16 0,306 2,949 7,226 1,2 1890 16388,079
17 0,124 2,920 4,555 1,2 1890 10329,665
Sumber: Hasil Perhitungan Σ2 479816,975

 Perhitungan lebar pintu Volume tampungan minimum yang


(S1 + S2) * b = V dibutuhkan :
(86035,218 + 479816,975) * b Total aliran = 3350718 m3/hr
= 3350718 = 139613,25 m3/jam
b = 28,21 m ~ 28 m Volume tampungan minimum =
Maka dipilih 6 pintu dengan lebar 3 jam 45 menit x 139613,25 =
4,5 m. 523549,69 m3
 Perhitungan kebutuhan kapasitas  Cek perhitungan
tampungan Perhitungan permulaan waktu
Pada periode S1 dan S2 air akan pengecekan dimulai pada periode
tertampung, karena tidak S1:
memungkinkan terjadi pembuangan.
Tabel 11. Kontrol Perhitungan Total Aliran (Pasang Surut Tinggi)
Aliran Masuk Tampungan Aliran Keluar Tampungan Kebutuhan Tampungan
Periode 6 3 6 3 6 3
10 m 10 m 10 m
S1 * (Q/jam)
S1 7,575 * 0,140= - 1,06
1,06
T1 * (Q/jam) Σ1 * b 1,06 + 0,53 - 2,43 =
T1 3,825 * 0,140 = 0,086 * 27,63 = -0,84
0,53 2,43
S2 * (Q/jam)
S2 3,75 * 0,140 = - 0,52
0,52
T2 * (Q/jam) Σ2 * b 0,52 + 1,25 - 0,92 =
T2 8,925 * 0,140 = 0,033 * 27,63 = 0,85
1,25 0,92
Total Aliran Masuk Total Aliran Keluar
Perimbangan
3,36 3,35
Sumber: Hasil Perhitungan

2. Pasang Surut Rendah (neap tide) Setiap periode waktu T dibagi


 Penentuan volume total air drainasi menjadi interval waktu Δt yang
untuk pasang surut siklus satu hari lebih kecil
Diketahui : Δt1 = 1841 detik
Q = 37,99 m3/dt
Ukur Δh dan h di tengah-tengah
T = 24,5 jam setiap interval waktu Δt.
Kemudian dicek, apakah kondisi
V =Q*T aliran sama untuk seluruh periode
= 3350718 m3 waktu drainasi
 Penentuan periode waktu H = Δhn + hn
pembuangan/drain T1 hn > (2/3) H → aliran sub kritis
Dari Gambar 4.5 didapatkan : → µ/m = 1,2
S1 = 5 jam 6 menit
T1 = 18 jam 55,5 menit hn < (2/3) H → aliran kritis
→ µ/m = 0,9
Tabel 12. Periode Pembuangan T1 (Pasang Surut Rendah)
h.(2*g*Δhn)^0,5 µ atau m Δt
No Δhn hn qn = (1) * (2) * (3)
[1] [2] [3]
1 0,088 3,388 4,452 1,2 1841 9834,885
2 0,136 3,375 5,513 1,2 1841 12179,453
3 0,161 3,361 5,974 1,2 1841 13196,720
4 0,195 3,348 6,549 1,2 1841 14467,293
5 0,235 3,345 7,183 1,2 1841 15867,722
6 0,271 3,321 7,658 1,2 1841 16917,573
7 0,308 3,308 8,132 1,2 1841 17964,924
8 0,351 3,295 8,647 1,2 1841 19102,645
9 0,382 3,281 8,982 1,2 1841 19843,691
10 0,383 3,268 8,958 1,2 1841 19790,919
11 0,355 3,255 8,590 1,2 1841 18977,968
12 0,300 3,242 7,865 1,2 1841 17376,335
13 0,228 3,228 6,827 1,2 1841 15082,922
14 0,156 3,215 5,625 1,2 1841 12425,899
15 0,102 3,201 4,528 1,2 1841 10003,922
16 0,080 3,188 3,994 1,2 1841 8823,641
17 0,075 3,175 3,851 1,2 1841 8508,615
18 0,068 3,162 3,652 1,2 1841 8068,650
19 0,049 3,149 3,088 1,2 1841 6821,113
20 0,018 3,135 1,863 1,2 1841 4115,839
21 0,022 3,122 2,051 1,2 1841 4531,362
22 0,103 3,109 4,420 1,2 1841 9763,912
23 0,196 3,095 6,069 1,2 1841 13408,285
24 0,234 3,082 6,604 1,2 1841 14588,986
25 0,269 3,068 7,048 1,2 1841 15570,983
26 0,353 3,056 8,042 1,2 1841 17767,456
27 0,442 3,042 8,958 1,2 1841 19790,414
28 0,485 3,029 9,344 1,2 1841 20642,138
29 0,516 3,016 9,596 1,2 1841 21200,237
30 0,564 3,000 9,980 1,2 1841 22046,789
31 0,589 2,989 10,161 1,2 1841 22447,506
32 0,541 2,976 9,696 1,2 1841 21419,834
33 0,463 2,963 8,930 1,2 1841 19729,073
34 0,401 2,949 8,272 1,2 1841 18273,911
35 0,336 2,936 7,538 1,2 1841 16653,680
36 0,239 2,923 6,330 1,2 1841 13983,385
37 0,110 2,910 4,275 1,2 1841 9444,389
Sumber: Hasil Perhitungan Σ1 550633,068
 Perhitungan lebar pintu Volume tampungan minimum yang
S1 * b = V dibutuhkan :
550633,068 * b = 3350718 Total aliran = 3350718 m3/hr
b = 6,09 m ~ 6 m = 139613,25 m3/jam
Maka dipilih 2 pintu dengan lebar Volume tampungan minimum =
3 m. 5 jam 6 menit x 139613,25
 Perhitungan kebutuhan kapasitas = 712027,58 m3
tampungan  Cek perhitungan
Pada periode S1 air akan Perhitungan permulaan waktu
tertampung, karena tidak pengecekan dimulai pada periode
memungkinkan terjadi pembuangan. S1:

Tabel 13. Kontrol Perhitungan Total Aliran (Pasang Surut Rendah)


Aliran Masuk Tampungan Aliran Keluar Tampungan Kebutuhan Tampungan
Periode
106 m3 106 m3 106 m3
S1 * (Q/jam)
S1
5,100 * 0,140 = - 0,712
0,712
T1 * (Q/jam) Σ1 * b 0,712 + 2,642 - 3,351 =
T1 18,925 * 0,140 = 0,551 * 6,09 = 0,003
2,642 3,351
Total Aliran Masuk Total Aliran Keluar
Perimbangan
3,354 3,351
Sumber: Hasil Perhitungan

f. Evaluasi Kebutuhan Tampungan debit yang bisa dikeluarkan hanya


Pada kondisi daerah studi untuk separuh dari jumlah kebutuhan yang
Boezem Selatan Morokrembangan harus dikeluarkan. Oleh sebab itu
dengan luas 39,13 ha memiliki dibutuhkan pompa untuk mengeluarkan
tampungan sebesar 0,235 x 106 m3 dan debit.
Boezem Utara Morokrembangan dengan
luas 41,58 ha memiliki tampungan 4. KESIMPULAN
sebesar 0,250 x 106 m3. Maka kebutuhan Dari hasil analisa pembahasan
total tampungan pada Boezem adalah studi ini dapat diambil beberapa
0,485 x 106 m3. kesimpulan sebagai berikut:
Sedangkan pada hitungan diatas, 1. Berdasarkan hasil perhitungan debit
kebutuhan tampungan adalah 1,06 x 106 banjir rancangan total dengan kala
m3, dengan demikian pompa harus ulang 10 tahun adalah sebesar 30,339
dioperasikan untuk membantu m3/detik. Untuk kapasitas saluran
mengeluarkan debit pada Boezem. Pada eksisting diperoleh Qeksisting = 2,998
daerah studi terdapat 5 pompa banjir m3/detik dan Qrencana = 3,290 m3/detik,
dengan kapasitas untuk setiap pompa sehingga saluran drainase eksisting
adalah 1,5 m3/dt. Satu pompa dapat tidak mampu mengalirkan debit banjir
mengeluarkan debit sebesar 129600 dengan kala ulang 10 tahun karena
m3/hari, jika 5 pompa berfungsi dalam 1 (Qeksisting < Q10 tahun). Untuk debit
hari maka debit yang dapat dikeluarkan inflow total yang menuju Boezem
adalah 129600 x 5 = 648000 m3/hari. Utara Morokrembangan adalah
Maka dapat disimpulkan bahwa, sebesar 37,99 m3/detik.
jika semua pintu berfungsi dengan baik,
2. Pengaruh muka air pasang surut di Hadisusanto, N. 2010. Aplikasi
hilir Boezem Morokrembangan Hidrologi. Yogyakarta:
menyebabkan fluktuasi muka air di Jogja Madiautama
dalam Boezem. Fluktuasi tersebut Harto, Sri. 1981. Analisis Hidrologi.
mengikuti kemampuan debit yang Jakarta: Gramedia.
dikeluarkan oleh 6 pintu klep dan 1 Soehardjono. 1984. Drainasi. Malang:
pintu sorong yang tersedia. Sehingga Fakultas Teknik Universitas
pada saat kondisi muka air pasang Brawijaya.
hanya dapat dilakukan pengoperasian Soehardjono. 2013. Naskah Buku Ajar
pompa saja dan pada kondisi muka air Drainase Perkotaan. Malang:
surut seluruh sistem pembuang pada Fakultas Teknik Universitas
boezem (pintu dan pompa) dapat Brawijaya.
dioperasikan secara normal. Soeharto, Besar. 1986. Studi Perbaikan
3. BoezemRMorokrembangan Saluran Drainase Pesapen
mempunyai volume tampungan
6 3 Pada Boezem Morokrembangan
sebesar 0,485 x 10 m . Berdasarkan Surabaya. Skripsi Jurusan
hasil perhitungan pada boezem Pengairan Fakultas Teknik
dengan kondisi muka air maksimum Universitas Brawijaya, Malang.
adalah +0,4 dan muka air minimum Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
adalah -0,2, kebutuhan tampungan Jakarta: Erlangga.
untuk pasang surut tertinggi Sosrodarsono, S. 2003. Hidrologi Untuk
didapatkan 1,06 x 106 m3 dan untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradya
pasang surut terendah didapatkan Paramita.
0,712 x 106 m3, maka dengan Subarkah, I. 1980. Hidrologi Untuk
demikian dibutuhkan pompa untuk Perencanaan Bangunan Air.
mengeluarkan sebagian dari volume Bandung: Idea Dharma.
tampungan tersebut. Pada boezem Suprijanto, Heri. 1997. Reklamasi Rawa
terdapat 5 pompa banjir dengan Pasang Surut. Malang. Fakultas
kapasitas untuk setiap pompa adalah Teknik Universitas Brawijaya
1,5 m3/dt, jika 5 pompa beropersi Suripin. 2003. Sistem Drainase
dalam sehari maka dapat Perkotaan yang Berkelanjutan.
mengeluarkan debit sebesar 648000 Yogyakarta: Andi Offset.
m3/hari. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai.
Yogyakarta: Beta Offset
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Anonim. 1986. Kriteria Triatmodjo, B. 2003. Pelabuhan.
Perencanaan Bagian Yogyakarta: Beta Offset
Bangunan, Yogyakarta.
StandarPerencanaan Triatmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan.
Irigasi – KP 04. CV. Yogyakarta: Beta Offset
GALANG PERSADA: Yogyakarta.
Bandung.
BPS, 2012. Kepadatan Penduduk.
Surabaya dalam angka.
EVALUASI SISTEM DRAINASE DAERAH MUARA BOEZEM
UTARA MOROKREMBANGAN SURABAYA

JURNAL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :
RIANTI DWI PUTRI
NIM. 0910643028-64

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAERAH MUARA BOEZEM


UTARA MOROKREMBANGAN SURABAYA

JURNAL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :
RIANTI DWI PUTRI
NIM. 0910643028-64

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Dwi Priyantoro, MS. Linda Prasetyorini, ST., MT.


NIP. 19580502 198503 1 001 NIP. 19850524 201212 2 002

Anda mungkin juga menyukai