Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK PERTEMUAN 6 KEPERAWATAN KOMUNITAS

MAKALAH
UPAYA KESEHATAN PADA MASYARAKAT KELOMPOK KHUSUS

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. Via Umi Salava


2. Raden Alrefa Wahyu Putranto
NIM : 1. P1337420619103
2. P1337420619104

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat Kesehatan yang
optimal bagi masyarakat diadakan upaya kesehatan mencakup upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(Kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan masyarakat yang didukung oleh sumber daya kesehatan termasuk
tenaga kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan harus dilakukan untuk semua
lapisan masyarakat. Lapisan atau anggota masyarakat yang perlu mendapat
perhatian khusus adalah masyarakat yang digolongkan pada kelompok khusus.
Kelompok khusus meliputi Ibu hamil, anak-anak, dan lansia. Kelompok tersebut
adalah kelompok-kelompok yang dianggap rentan terhadap terjangkitnya penyakit
karena ketidakmampuan merawat dirinya atau karena sedang mengalami suatu
kondisi yang tidak memungkinkan.

Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik,
mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri. Perawatan kelompok khusus adalah suatu
upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan kepada
kelompok-kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang
dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan
kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada
mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok-kelompok yang ada di
masyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan
masalah melalui proses keperawatan. Dilakukan melalui kelompok – kelompok
yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok
khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil,
bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan. (Nasrul
EfFendy: 1998).
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas kriteria yang telah
disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah
kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan. Penilaian dilakukan sebagai evaluasi
terhadap keberhasilan pendidikan kesehatan yang dilakukan. Penilaian dapat berupa
sejauh mana pemahaman kelompok khusus tersebut, apakah ada perubahan tingkah
laku kesehatan setelah diberikan pendidikan kesehatan tersebut, dan apakah mereka
bisa menularkan kembali ke orang-orang terdekat. Evaluasi akan menentukan
bagaimana tindak lanjut yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Untuk mempelajari pendidikan kesehatan pada kelompok khusus

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian kelompok khusus
2. Untuk mengetahui tujuan keperawatan kelompok khusus
3. Untuk mengetahui sasaran keperawatan kelompok khusus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik,
mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan
dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri (Nasrul Effendy: 1998)
Menurut Nasrul Effendy (1998) Kerawatan kelompok khusus adalah suatu
upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan kepada kelompok-
kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan
kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan
secara terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat
kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan
upaya kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan
kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga
keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok-
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut, yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, yang telah berjalan dewasa ini kita kenal
dengan sebutan Dasa Wisma, KPKIA (Kelompok Persepuluhan Kesehatan Ibu dan
Anak). Disamping itu lahan pembinaan kelompok-kelompok khusus di masyarakat
dapat dilakukan melalui Posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita,
dan kelompok- kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.
B. Tujuan Keperawatan Kelompok Khusus
Tujuan umum pendidikan kesehatan pada kelompok khusus menurut Nasrul
Effendy (1998) adalah untuk meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan
kelompok, serta untuk dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak
terlalu tergantung kepada pihak lain. Sementara tujuan khusus dari pendidikan
kesehatan pada kelompok khusus adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus
sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi.
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan.
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam pemeliharaan kesehatan
mereka sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus.
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan
C. Sasaran Keperawatan Kelompok Khusus
1. Pelayanan Kelompok Khusus di Institusi
a. Pelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial kemasyarakata yang
menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok-kelompok
khusus tertentu:
1) Panti Wreda
2) Panti Asuhan
3) Pusat Rehabilitasi Anak cacat
4) Penitipan Balita
b. Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi
adalah meliputi :
1) Penghuni panti
2) Petugas panti
3) Lingkungan panti
2. Pelayanan Kelompok Khusus di masyarakat

Dilakukan melalui kelompok-kelompok yang terorganisir dengan


melibatkan peran serta aktif masyarakat. Klasifikasi akibat pertumbuhan dan
perkembangannya:
a. Kelompok ibu hamil
b. Kelompok ibu bersalin
c. Kelompok ibu nifas
d. Kelompok bayi dan anak balita
e. Kelompok anak usia sekolah
f. Kelompok usia lanjut

Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan


pengawasan dan bimbingan diantaranya adalah :

a. Penderita penyakit menular


1) Kelompok penderita penyakit kusta
2) Kelompok penderita penyakit TBC
3) Kelompok penderita Aids
4) Kelompok penderita Penyakit kelamin (GO, Sypilis)
b. Penderita penyakit tidak menular
1) Kelompok Penderita Penyakit DM
2) Kelompok Penderita penyakit Jantung
3) Kelompok penderita penyakit stroke
c. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
1) Kelompok cacat fisik
2) Kelompok cacat mental
3) Kelompok cacat social
d. Kelompok khusus yang mempunyai resiko terserang penyakit
1) Kelompok wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
3) Kelompok kelompok pekerja tertentu
3. Prinsip Dasar Tindakan Keperawatan
a. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus
b. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif
c. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara
konsisten dan berkesinambungan.
d. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok
sebagai subjek maupun objek pelayanan.
e. Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kelompok khusus
f. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,
lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai
masalah yang sama ke arah perilaku sehat.

4. Proses Pemenuhan Kebutuhan Keperawatan Kelompok Khusus

Proses pemenuhan kebutuhan kesehatan pada kelompok khusus harus


melalui empat tahap, meliputi persiapan, perencanaan, penatalaksaan, dan
penilaian (evaluasi).

a. Tahap Persiapan

Sebelum perawat melakukan proses keperawatan pada kelompok


tertentu, perawat harus mengetahui otonomi klien/masyarakat, tidak
memaksakan dalam melakukan tindakan. Tahapan persiapan tersebut
diantaranya:

1) Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada di masyarakat dan


jumlah panti atau pusat-pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah
binaan.
2) Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan
kelompok khusus yang ada di masyarakat.
3) Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di
panti/institusi melalui pengumpulan data.
4) Menganalisa data kelompok khusus di masayarakat dan di institusi.
5) Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan diinstitusi.
6) Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan
masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok
khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti.
b. Tahap Perencanaan

Perawat melakukan perencanaan terhadap apa yang akan dilakukan


dalam kelompok tertentu, menjaga tidak menimbulkan cedera/bahaya bagi
masyarakat (nonmalefesiensi). Tahap perencanaan menyangkut:

1) Jadwal kegiatan
2) Jadwal kunjungan
3) Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan
c. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, perawat menggenggam penuh prinsip


kejujuran, dan keadilan dalam memberikan sebuah tindakan keperawatan
kepada kelompok khusus. Perawat berkomitmen bahwa tindakannya
adalah penuh demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tapi
terkadang, beberapa produk kesehatan yang dipromosikan perawat atau
petugas kesehatan ada yang bertentangan dengan norma dan budaya
masyarakat tertentu. Seperti permasalahan KB. Tahap pelaksanaan itu
diantaranya:

1) Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti


2) Pelayanan kesehatan dan keperawatan
3) Penyuluhan kesehatan
4) Imunisasi
5) Penemuan kasus dini
6) Rujukan bila dianggap perlu
7) Pencatatan dan pelaporan
d. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini perawat melakukan evaluasi sebagai prinsip


akuntabilitas yang dimilikinya. Perawat bertanggung jawab atas setiap
yang dilakukannya, agar tidak terjadinya kesalahan atau malefisiensi
terhadap kelompok tertentu. Penilaian terhadap hasil asuhan keperawatan
dan kesehatan dilakukan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan melalui:
1) Membandingkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
2) Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai