Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)

Oleh:
ANGGI DWIYANTHI
1712070396

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMASI ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2019
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
ANGGI DWIYANTHI
1712070396
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................... 10
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................... 10
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 11
BAB II ............................................................................................................................... 12
KAJIAN TEORI ................................................................................................................ 12
2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................................... 12
2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) .......................................... 12
2.1.2 Manfaat Corporate Social Responsibility......................................................... 13
2.2 Profitabilitas ........................................................................................................... 16
2.2.1 Pengertian Profitabilitas .................................................................................. 16
2.2.2 Rasio Profitabilitas .......................................................................................... 16
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 19
2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 20
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................................ 20
BAB III .............................................................................................................................. 21
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................... 21
3.1 Desain Penelitian .................................................................................................... 21
3.2 Unit Analisis .......................................................................................................... 21
3.3 Operasional Variabel .............................................................................................. 21
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 23
3.5 Jenis dan Sumber Data............................................................................................ 24
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 25
3.7 Metode Analisis Data ............................................................................................. 25
3.7.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 25
a. Uji Normalitas .................................................................................................... 25
b. Uji Multikolenieritas ........................................................................................... 26
c. Uji Autokorelasi ................................................................................................. 26
d. Uji Heterokedasitas ............................................................................................. 26
3.7.2 Analisis Regresi Sederhana ............................................................................. 27
3.7.3 Uji Hipotesis ................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) telah banyak
digunakan di dunia, dan itu terkait dengan gagasan bahwa organisasi
seharusnya tidak hanya khawatir tentang membuat profit tetapi juga terlibat
dalam tindakan yang menguntungkan masyarakat di luar kepentingan
perusahaan dan apa pun yang diwajibkan oleh hukum (McWilliams, Siegel, &
Wright, 2006). Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan
terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan
kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan
masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha,
perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana
kemanusiaan.
Istilah CSR mulai digunakan pada tahun 1970-an dan kemudian
menjadi semakin populer dengan diterbitkannya buku karangan John
Elkington yang berjudul “Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in
21st Century Business” pada tahun 1997. Dalam bukunya tersebut, Elkington
mengemas konsep Triple Bottom Line yang terdiri dari tiga pilar
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yaitu pertumbuhan
ekonomi (economic growth), perlindungan lingkungan (environmental
protection) serta keadilan sosial (social equity) ke dalam 3P yaitu profit,
planet, dan people. Menurutnya, perusahaan yang baik tidak hanya memburu
keuntungan ekonomi belaka (profit) namun juga memiliki kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat
(people).
Corporate Social Responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena
Corporate Social Responsibility (CSR) telah berkembang sejak tahun era
1970-an. Pada era tersebut dicetuskan bahwa agar Pemerintah melakukan
intervensi yang bertujuan untuk mempeluas ruang lingkup Corporate Social
Responsibility (CSR). Pada ruang lingkup Corporate Social Responsibility
(CSR) tidak hanya mencakup tanggung jawab korporasi kepada pemegang
saham atau shareholders, tetapi juga kepada masyarakat, konsumen, pekerja,
pemasok, udara dan air yang bersih, konstituen lain dimana perusahaan yang
melakukan aktivitas usahanya (Azheri, 2011).
Pada 2007, pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 40 tahun
2007 tentang Corporate Social Resposibility (CSR), khususnya pasal 74 ayat
1 yang menyatakan bahwa, Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang
sumber daya alam dan bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dan UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH),
pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang. Diundangkannya UU No. 40 tahun 2007 menyiratkan untuk semua
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan program corporate social responsibility (CSR)
sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Survey global yang dilakukan oleh the
economist intelligence unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan
investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan
utama dalam pengambilan keputusan. Penelitian Basamalah dan Jermias
(2005) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan
pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat
mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai
CSR dalam laporan tahunannya (Yuniasih dan Gede, 2007).
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan
beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara
dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense” mendefinisikan
Corporate Social Responsibility: “Continuing commitment by business to
behave ethically and contributed to economic development while improving
the quality of life of the workforce and their families as well as of the local
community and society at large”. Dapat diartikan bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) sendiri bukan hanya sekedar pemberian sumbangan atau
sembako kepada masyarakat, melainkan lebih dari itu, yaitu kita dapat
mengembangkan daya pemikiran masyarakat dalam mengembangkan
kegiatan perekonomian.
Secara sosial Corporate Social Responsibility (CSR) meliputi
tanggung jawab di bidang ekonomi dalam upayanya menciptakan standar
hidup lebih baik dengan tetap memelihara profitabilitas perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) pun berkaitan dengan perlakuan
perusahaan terhadap stakeholder baik yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan, baik lingkungan yang secara etis maupun yang secara tanggung
jawab dengan bisa memperlakukan stakeholder dengan cara bisa
menerimanya. (Azheri, 2011).
Menurut Kasmir (2015) Profabilitas merupakan kemempuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profabilitas juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efektivitas perusahaan, semakin
tinggi laba yang dihasilkan maka perusahaan tersebut semakin efektif. Rasio
profabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator sebagai berikut ROE
(Return on Equity), ROA (Return on Asset) dan NPM (Net Profit Margin).
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat menjaga dan
mempertahankan kinerja perusahaan. Satu dari kinerja perusahaan adalah
kinerja keuangan untuk waktu tertentu, kinerja keuangan adalah yang dapat
diramalkan oleh rasio profitabilitas perusahaan dan disepakati secara umum
(Galant dan Cadez, 2017). Pengukuran profitabilitas sebagai indikator masih
dikatakan waktu yang singkat kinerja dan ini adalah pendekatan tradisional
(Reverte et al.,2016). Pendekatan tradisional ini tidak dapat dipisahkan dari
yang diwakili, seperti penjualan aset dan modal (ROA dan ROE),
pertumbuhan perusahaan, dll. Kemudian, upaya untuk meningkatkan kinerja
dilakukan dalam banyak cara, seperti implementasi CSR (Aigner,
2016). Perusahaan yang aktif, untuk mengimplementasikan CSR program,
dapat meningkatkan kinerja perusahaan atau kinerja keuangan perusahaan.
John (2016) mendefinisikan CSR sebagai ilmu yang penting bagi kehidupan
masyarakat di dunia.
Hasil survey The Millenium Poll on CSR (1999) yang dilakukan oleh
Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan
Prince of Wales Business Leader Forum (London) terhadap 25.000 responden
di 23 negara tentang bagaimana orang terkesan terhadap suatu perusahaan.
Hanya 1/3 dari mereka yang menyebutkan tentang bisnis fundamental, seperti:
faktor keuangan, ukuran perusahaan, strategi bisnis atau manajemen.
Sementara 40% responden menyebutkan tentang kualitas merek, citra atau
reputasi perusahaan. Dan 60% menyebutkan praktek perburuhan, etika bisnis,
tanggung jawab kepada masyarakat luas, atau dampak lingkungan paling
berperan dalam menjaga dan membentuk reputasi perusahaan. Lebih lanjut,
40% dari mereka ingin “menghukum” perusahaan yang dinilai tidak
melakukan CSR, dan 50% dari mereka mengatakan tidak akan membeli
produk dari perusahaan yang bersangkutan.
Sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia UU No. 40 tahun 2007
tentang Corporate Social Resposibility (CSR), dengan memfokuskan
penelitian kepada perusahaan manufaktur dengan pencarian data yang berada
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena perusahaan manufaktur merupakan
salah satu perusahaan yang memproses bahan mentah hingga menjadi bahan
yang siap pakai dan dapat dipasarkan. Oleh karena itu, Yaparto et al (2013)
menyimpulkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
erat hubungannya dengan sosial dan lingkungan sekitar atau dalam artian
perusahaan yang memiliki cakupan paling luas terhadap stakeholder.
Kemudian Cooke (1992) memberikan dukungan dengan pernyataannya yang
menyebutkan bahwa perusahaan manufaktur mengungkapkan informasi
secara signifikan lebih tinggi dibanding industri tipe lainnya. Karena
perusahaan manufaktur lebih banyak memberikan pengaruh atau dampak
terhadap lingkungan di sekitarnya akibat dari aktivitas yang dilakukan
perusahaan dan memenuhi segala aspek pada tema pengungkapan CSR.
Perusahaan manufaktur dipercaya membutuhkan image yang lebih baik dari
masyarakat karena rentan terhadap pengaruh politik dan kritikan dari aktivis-
aktivis sosial, maka diasumsikan bahwa perusahaan manufaktur akan
memberikan pengungkapan Corporate Social Responsibility yang lebih luas
daripada perusahaan non manufaktur (Subiantoro, 2015)
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil judul Pengaruh
Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),
untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari Corporate Social Responsibility
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dimana dalam penelitian ini kinerja
keuangan diproyeksikan dengan ROA, ROE dan NPM.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan dari penelitian ini
adalah:

1. Apakah penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki


pengaruh terhadap Return on Assets (ROA) pada Perusahaan?
2. Apakah penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki
pengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada Perusahaan?
3. Apakah penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki
pengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM) pada Perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
memiliki pengaruh terhadap Return on Assets (ROA) pada Perusahaan
2. Untuk mengetahui penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
memiliki pengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada Perusahaan
3. Untuk mengetahui penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
memiliki pengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM) pada Perusahaan

1.4 Batasan Masalah


Agar penelitian ini tebih fokus, terarah dan tidak meluas peneliti membatasi
masalah yang ada dalam tugas akhir ini. Adapun batasan-batasan tersebut
adalah:
1. Hanya membahas pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada
profitabilitas, tidak membahas faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi profitabilitas selain Corporate Social Responsibility (CSR)
2. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan sektor industri manufaktur
yang terdaftar di BEI, tidak membahas perusahaan sektor industri lain.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai
tambah berupa pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Bagi pihak perusahaan, untuk memberikan masukan bagi pengembangan
penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan, dan
meningkatkan kesadaran perusahaan akan pentingnya melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan, serta sebagai pertimbangan dalam
pembuatan kebijakan perusahaan untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya pada lingkungan sosial perusahaan.
3. Menyediakan informasi mengenai pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap profitabilitas perusahaan sehingga dapat
digunakan oleh para praktisi dalam menjalankan praktik bisnis sehari-hari.
4. Memberikan kontribusi dalam pengembangan teori yang berkaitan dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga dapat digunakan oleh
para akademisi di bidang manajemen, dan bisnis dalam melakukan
penelitian pada masa mendatang.
5. Mendorong perusahaan-perusahaan untuk menaruh perhatian serius serta
aktif terlibat dalam praktik Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
penunjang pembangunan berkelanjutan yang dipercaya dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)


Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang sering
kali disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak
disampaikan oleh para pakar dan lembaga, yaitu sebagai berikut:

1. Menurut (Rusdianto, 2013:7) Corporate Social Responsibility (CSR)


dimaknai sebagai komitmen perusahaan atau organisasi untuk terus
menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus
juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih
luas.
2. Menurut Bank Dunia bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
sebagai suatu persetujuan atau komitmen perusahaan sebagai
perusahaan agar bermanfaat bagi pembangunan ekonomi yang
berkesinambungan, bekerja dengan para perwakilan dan perwakilan
mereka, masyarakat setempat dan masyarakat dalam ukuran lebih luas,
untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan demikian eksistensi
perusahaan tersebut akan baik bagi perusahaan itu sendiri dan baik
pula bagi pembangunan.
3. CSR telah didefinisikan oleh McWilliams dan Siegel (2001) sebagai
"tindakan yang tampaknya memajukan beberapa kebaikan sosial, di
luar kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum." Ini
dianggap sebagai strategi perusahaan / investasi yang dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka
panjang. Sementara hubungan antara CSR dan kinerja perusahaan saat
ini menerima banyak pengawasan akademis (terutama di antara bidang
etika dan manajemen studi bisnis), sedikit perhatian telah diberikan
pada efek lokasi (geografi) pada CSR.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen
perusahaan untuk membantu meningkatkan kuliatas mutu masyarakat
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar, baik
dalam sisi ekonomi, pendidikan, maupun kesejahteraan sosial. CSR
sendiri bukan merupakan beban bagi perusahaan, melainkan modal
sosial perusahaan yang dapat berkontribusi keberlanjutan perusahaan
dengan tujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dan tercapainya
kesejahteraan stakeholders.

2.1.2 Manfaat Corporate Social Responsibility


Menurut Branco dan Rodrigues (2006) manfaat Corporate
Social Responsibility dibagi menjadi dua bagian dikaitkan dengan
keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) dari sebuah
perusahaan. Yaitu dari sisi internal dan sisi eksternal perusahaan.
1. Manfaat Internal Corporate Sosial Responsibility bagi Perusahaan.
Yaitu antara lain:
a. Pengembangan aktivitas yang berkaitan dengan sumber daya
manusia. Serangkaian aktivitas pengembangan sumber daya
manusia dicapai dengan menciptakan para karyawan yang
memiliki keterampilan tinggi. Karyawan yang berkualitas akan
menyumbang pada sistem manajemen sumber daya manusia yang
lebih efektif. Misalnya, dengan meningkatkan loyalitas dan moral
dari karyawan.
b. Adanya pencegahan populasi dan reorganisasi pengelolaan proses
produksi dan aliran bahan baku, serta hubungan dengan supplier
yang berjalan dengan baik. Muaranya adalah peningkatan
performa lingkungan perusahaan.
c. Menciptakan budaya perusahaan, kapasitas sumber daya manusia,
dan organisasi yang baik. Pengintrodusian Corporate Social
Responsibility diharapkan perusahaan dan kemauan untuk terus
belajar. Integrasi antar fungsi di dalam perusahaan diharapkan juga
akan terjadi. Selain itu, partisipasi para karyawan di dalam
perusahaan dan keterampilan mereka diharapkan meningkat pula.
d. Kinerja keuangan. Dengan dilakukannya Corporate Social
Responsibility, kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik.
Kualitas lingkungan turut disumbangkan oleh korporasi bukan
hanya secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan, tetapi juga meningkatkan kepemilikan pemodal.
2. Manfaat Eksternal Corporate Social Responsibility bagi
perusahaan. Yaitu antara lain:
a. Penerapan Corporate Social Responsibility akan meningkatkan
reputasi perusahaan sebagai badan yang mengembang dengan baik
pertanggungjawaban secara sosial. Hal ini menyangkut pemberian
pelayanan yang lebih baik kepada pihak eksternal atau pemangku
kepentingan eksternal.
b. Corporate Social Responsibility merupakan satu bentuk
diferensiasi produk yang baik. Artinya, sebuah produk yang
memenuhi persyaratan ramah lingkungan dan merupakan hasil dari
perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial. Untuk itu,
diperlukan kesesuaian antara berbagai aktivitas sosial dengan
karakteristik perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial.
Untuk itu, diperlukan kesesuaian antara berbagai aktivitas sosial
dengan karakteristik perusahaan yang juga khas. Karakteristik ini
mempengaruhi ekspektasi dari para pemangku kepentingan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan bertindak.
c. Melaksanakan Corporate Social Responsibility dan membuka
kegiatan CSE itu secara publik merupakan instrumen untuk
komunikasi yang baik dengan khalayak. Pada gilirannya semuanya
akan membantu menciptakan reputasi dan image perusahaan yang
lebih baik. Dengan demikian, akan membantu perusahaan dan para
karyawannya dalam membangun keterikatan dengan komunitas
secara lebih kohensif dan terintegrasi.
d. Kontribusi Corporate Social Responsibility terhadap kinerja
perusahaan pun dapat terwujud paling tidak dalam dua bentuk.
Pertama, dampak positif yang timbul sebagai insentif (rewards)
atas tingkah laku positif perusahaan. Konstribusi ini sering disebut
sebagai kesempatan (opportunities). Kedua, kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya konsekuensi dari tindakan
yang buruk atau dikenal sebagai “jaring pengaman” atau safety
nets bagi perusahaan. Keputusan perusahaan untuk melaksanakan
CSR secara berkelanjutan, merupakan keputusan yang rasional.
Sebab implementasi program CSR akan menimbulkan efek
lingkaran emas yang tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan,
melainkan juga stakeholder. Bila CSR mampu dijalankan secara
efektif maka dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi
perusahaan, melainkan juga bagi masyarakat, pemerintah dan
lingkungan (Rusdianto, 2013).
2.2 Profitabilitas

2.2.1 Pengertian Profitabilitas


Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.
Menurut Heinze (1976); Gray et.al, (1995) profitabilitas merupakan
faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.
Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka
semakin besar pengungkapan informasi sosial.
Profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan
dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham & Houston,
2006), dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dengan
demikian pengukuran profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan
tingkat efektifitas manajemen secara menyeluruh dan secara tidak
langsung para investor jangka panjang akan sangat berkepentingan
dengan analisis ini. Selain itu keuntungan (profitabilitas) sangat
penting bagi perusahaan bukan saja untuk terus mempertahankan
pertumbuhan bisnisnya namun juga memperkuat kondisi keuangan
perusahaan.

2.2.2 Rasio Profitabilitas


Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada
dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar
terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik
penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan
tersebut.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi
pihak luar perusahaan, yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
3. Untuk menilai besarnya laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
Horne dan Wachowicz (2005:222) mengemukakan rasio
profitabilitas terdiri dari dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang
menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi.
Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan terdiri atas Marjin
Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Marjin Laba Bersih (Net
Profit Margin). Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi
terdiri atas Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan
Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity). Menurut
Sartono (2001:122) rumus-rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung rasio profitabilitas adalah:
a. Marjin Laba Kotor atas Penjualan / Gross Profit Margin on
Sales (GPMS).
Rasio ini digunakan untuk mengukur persentase laba kotor dari
setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

GPMS =

b. Marjin Laba Bersih atas Penjualan / Net Profit Margin on


Sales (NPMS).
Marjin laba bersih atas penjualan digunakan untuk mengukur
persentase laba bersih dari setiap penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan.

NPMS =

c. Tingkat Pengembalian atas Aset/ Return on Assets (ROA).


Tingkat Pengembalian atas aktiva (ROA/ Return on Asset) disebut
juga rasio tingkat pengembalian atas investasi (ROI/ Return on
Investment). Rasio ini mengukur efisiensi dari penggunaan sumber
daya (aset) untuk menghasilkan laba bersih bagi perusahaan. ROA
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset
yang dipergunakan.

ROA =

d. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas / Return On Equity (ROE).


Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang diberikan oleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik, yang diperoleh
dengan cara membagi laba bersih dengan total ekuitas.

ROE =
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah mencoba untuk mengungkapkan
pengaruh praktik Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap
profitabilitas perusahaan. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya
sebagai berikut

Nama Peneliti dan Metode


No. Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun Analisis
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Profitabilitas Hasil pengujian menunjukkan pengungkapan
Maria Kartika Pipit CSR, ROA, ROE dan Regresi Linier
1 Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan CSR tidak memiliki pengaruh positif
Wisnu Wardani (2015) EPS Sederhana
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun terhadap ROE, ROA dan EPS
2010 - 2012)
Hasil uji t menunjukan variabel ukuran
perusahaan (size) berpengaruh terhadap
Pengaruh Corporate Social Responsibility CSR, Ukuran profitabilitas (ROA). Variabel pertumbuhan
(CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perusahaan (Size ), penjualan perusahaan (growth) berpengaruh
Intan Purnama Sari Regresi
2 (Pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Pertumbuhan Penjualan terhadap harga profitabilitas (ROA).
(2018) Berganda
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Perusahaan (growth) , Variabel leverage berpengaruh negatif
Indonesia Tahun 2012-2016) Leverage dan ROA signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Variabel CSR tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA).
Berdasarkan hasil pengujian, bahwa
Pengaruh Penerapan Corporate Social
variabel CSR berpengaruh positif signifikan
Responsibility Terhadap Profitabilitas Pada
Regresi terhadap ROA. Sedangkan CSR
3 Riska Warda (2013) Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat Di CSR, ROA dan ROE
Sederhana berpengaruh positif signifikan terhadap
Bursa Efek Indonesia
ROE. Jadi, kedua hipotesis dalam penelitian
ini dapat diterima.
Pengaruh Corporate Social Responsibility Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
Terhadap Profitabilitas Perusahaan bahwa CSR berpengaruh terhadap
Dewa Sanchaya (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang CSR, Profitabilitas dan Regresi profitabilitas. Untuk penelitian yang akan
4
Nistantya (2010) Listing di Bei tahun 2007 sampai dengan tahun ROA Berganda datang dapat menambah variabel
2009) independen atau menambah proksi
profitabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR
Pengaruh Corporate Social Responsibility
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Deni Purnaningsih Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan CSR, ROE, ROA dan Regresi
5 kinerja keuangan perusahaan yang diukur
(2018) Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek ROS Multivariate
dengan ROE, ROA, dan berpengaruh
Indonesia (BEI)
negatif terhadap ROS.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
2.4 Kerangka Pemikiran

Return on
Asset (ROA)

Corporate
Net Profit
Social
Margin (NPM)
Responsibility

Return on
Equity (ROE)

2.5 Hipotesis Penelitian


Melalui model penelitian diatas, peneliti membuat hipotesis sebagai
berikut:
H1A: Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap
Return on Asset (ROA)
H1B: Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap Return
on Equity (ROE)
H1C: Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap Net
Profit Margin (NPM)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan menggunakan metode penelitian kauntitatif.. Menurut Sugiyono
(2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara
ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada


populasi yang sudah ada, karena data yang diambil adalah data sekunder
yang di dapat melalui situs resmi yang diberikan kewenangan untuk
mempublikasikan data tersebut.

3.2 Unit Analisis


Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah perusahaan.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.

3.3 Operasional Variabel


Menurut Sugiyono (2013:44) pengertian variabel independen adalah
sebagai berikut: “Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility
(CSR).
Pengukuran pengungkapan Corporate Social Responsibility
dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Index (CSRI).
Pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR) adalah dengan menilai
setiap item yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan dan atau
laporan keberlanjutan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang sesuai dengan standar pedoman pelaporan keberlanjutan GRI
(Global Reporting Initiative) terdiri dari 3 kategori utama, yang meliputi
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dimana masing – masing item
dari ketiga kategori tersebut adalah 9, 34 dan 48. Masing – masing
kategori tersebut dinilai 1 jika diungkapkan dan dinilai 0 apabila tidak
diungkapkan. Kemudian nilai dari setiap item dijumlahkan untuk
memperoleh besarnya nilai CSR secara keseluruhan dari suatu perusahaan
dan dibandingkan dengan pedoman standar pelaporan GRI G4 per
kategorinya masing–masing. Sehingga diperoleh CSR1 untuk kategori
kinerja ekonomi, CSR2 untuk kinerja lingkungan dan CSR3 untuk kinerja
sosial. Rumus untuk menghitung CSRI adalah sebagai berikut:

CSRIj =

Keterangan:
CSRIj: Corporate Social Responsibility Index perkategori perusahaan j
nj: jumlah item untuk perusahaan j,
Xij: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Menurut Sugiyono (2013:39) pengertian variabel dependen adalah
sebagai berikut: “Variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering
disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen adalah Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM).
Dengan rumus sebagai berikut:

ROA =

ROE =

NPMS =

No. Variabel Definisi Variabel Operasionalisasi Variabel Satuan


Mengukur ada tidaknya
tanggung jawab sosial
Corporate Social
perusahaan kepada
1 Responsibility CSRIj = Rasio
stakeholders dalam laporan
(CSR)
tahunannya
berdasarkan GRI-G4.
Mengukur kemampuan
Return on Asset Laba Bersih sesudah Pajak
2 tingkat profitabilitas ROA = Rasio
(ROA) Total Aktiva
perusahaan.
Mengukur kemampuan
Return on Equity
3 modal usaha (ekuitas) ROE = Rasio
(ROE)
untuk menghasilkan laba.
Mengukur kemampuan
Net Profit Margin perusahaan dalam Laba Bersih sesudah Pajak
4 NPM = Rasio
(NPM) menghasilkan laba bersih Penjualan

dari penjualan bersih.

Tabel 3
Operasionalisasi Variabel

3.4 Populasi dan Sampel


Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah
pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru danmurid di sekolah
tertentu dan sebagainya (Sugiyono, 2013:215).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2018.
Metode pengambilan sampel yang digunakan alam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, menurut Sugiyono (2013:218-219) purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian
ini adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Inodnesia
(BEI) periode 2014 – 2018.
2. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan laporan tahunan
berturut – turut selama tahun 2014 – 2018.
3. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR di dalam
annual reportnya dan atau menerbitkan sustainability report
berturut-turut selama tahun 2014 – 2018.
4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan
dengan mata uang rupiah selama tahun 2014 – 2018.
5. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba positif berturut-turut
selama tahun 2014 – 2018.

3.5 Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
tahunan perusahaan manufaktur periode 2012 – 2016 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, dan Corporate Social Responsibility Index (CSRI)
berdasarkan GRI.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu
dengan mencatat data yang tercantum di BEI dan data yang diperoleh
melalui website www.idx.co.id. Dengan data-data tersebut bisa digunakan
untuk perhitungan Corporate Social Responsibility Index (CSRI), Return
On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM).

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Distribusi normal merupakan distribusi yang menguji data variabel
independen (X) dan data variabel dependen (Y) pada persamaan
regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak
normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data
variabel independen dan data variabel dependen berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali. Normalitas data terpenuhi
apabila nilai p-value > α dan apabila nilai p-value < α maka distribusi
data tidak normal (Suntoyo, 2007). Untuk menguji normalitas data,
salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan
metode Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membuat
hipotesis:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Data berdistribusi normal apabila nilai p-value > α (H0 diterima) dan
apabila nilai p-value < α (H0 ditolak) maka data berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Multikolenieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresis yang
memiliki dua atau lebih variabel independen. dimana akan diukur
tingkat keeratan hubungan antar variabel independen melalui besaran
koefisien korelasi (r). Dikatakan tidak terjadi multikolenieritas apabila
koefisien korelasi antar variabel independen ≤ 0.60, namun ada
pendapat lain yang mengatakan 0.50 dan 0.90. (Suntoyo, 2012)

c. Uji Autokorelasi
Menurut Suntoyo (2007) persamaan regresi yang baik adalah yang
tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka
persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai
prediksi. masalah autokorelasi baru timbul jika dad korelasi secara
linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran
dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
· Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah –2 (DW < –2)
· Tidak terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW berada di antara –2
dan +2 atau (–2 ≤ DW ≤ +2)
· Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas +2 (DW > +2)

d. Uji Heterokedasitas
Dalam persamaan regresi perlu juga diuji mengenai sama atau
tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan observasi
yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut
terjadi homokedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda
disebut terjadi heterokedastisitas. Persamaan regresi yang baik adalah
Homokedastisitas dan tidak terjadi Heterokedastisitas (Suntoyo, 2007).
Karena penelitian ini menggunakan analisis multivariat maka uji
heterokedastisitas varian dan kovarian menggunakan Box’s M test.

3.7.2 Analisis Regresi Sederhana


Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan analisis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + bX + ℮
Dimana:
Y = ROA/ROE/NPM
X = Corporate Social Disclosure Index perusahaan (CSDI)
b = Koefisien regresi untuk mengukur besarnya pengaruh X terhadap
Y
a = Konstanta
℮ = Epsilon atau variabel pengganggu
3.7.3 Uji Hipotesis
Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing rasio
keuangan secara individu terhadap minimalisasi resiko. Langkah–
langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian dua arah,
sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis (Ha)
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variable independen terhadap variabel dependen secara parsial.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05
c. Membandingkan thitung dengan ttabel,. Jika thitung lebih besar
dari
ttabel maka Ha diterima.
Nilai thitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999):
( )
− ℎ =
( )
1. Bila – ttabel < - thitung dan thitung < ttabel, variabel bebas
(independen) secara individu tak berpengaruh terhadap variabel
dependen
2. Bila thitung > ttabel dan –thitung < - ttabel, variabel bebas
(independen) secara individu berpengaruh terhadap variabel
dependen.
d. Berdasarkan probabilitas
Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α)
e. Menentukan variabel independen mana yang mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen. Hubungan
ini dapat dilihat dari koefisien regresinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bassamalah, Anies S., dan Johnny Jermias, 2005. “Social and Environmental
Reporting and Auditing in Indonesia: Mainteining Organizational Legitimacy?”
Gadjah Mada International Journal of Business. Januari-April Vol. 7 No. 1. pp:
109 – 127.
Brigham dan Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.

Candrayanthi, A.A. Alit dan I. D. G. Dharma Saputra. 2013. Pengaruh Pengungkapan


Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa efek Indonesia). ISSN: 2302-8556 E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 141-158

David K. Ding, Christo Ferreira, Udomsak Wongchoti, The Geography of CSR,


International Review of Economics and Finance (2018), doi:
10.1016/j.iref.2018.09.003

Nistantya, Dewa Sanchaya. 2010. Pengaruh corporate social responsibility terhadap


profitabilitas perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Listing
di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2009). Skripsi. Surakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Ghazali Syamni, Wahyuddin, Damanhur, Ichsan, "CSR and Profitability in IDX


Agricultural Subsectors" In Proceedings of MICoMS 2017. Published online: 11
Jul 2018; 511-517.

Horne, James C. Van dan Wachoicz John M. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen


Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Kasmir. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Mawarani, Elisabeth Inge. 2010. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility (Csr) Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Di Bursa
Efek Indonesia. Disertasi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Purnaningsih, Deni. 2018. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap


Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia

Rusdianto, U. (2013). CSR Communication: A framework for PR Praktitioners, Edisi


Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE

Satria, Dany dan Daljono. 2014. “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (studi empiris perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI)”. Jurnal Akuntansi. Vol. 3 No. 1. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi Wondabio, 2007. “Pengaruh CSR Disclosure
terhadap Earning Response Coefficient,” Makalah Disampaikan dalam
Simposium Nasional Akuntansi ke-10. Makasar, 26 – 28 Juli.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunghee Lee, Heungjun Jung, (2016) "The Effects of Corporate Social Responsibility
on Profitability: The Moderating Roles of Differentiation And Outside
Investment", Management Decision, Vol. 54 Issue:6, pp.1383-1406
Suntoyo, Danang. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta:
Amara Books.
Suntoyo, Danamg. (2012). Analisis validitas & Asumsi Klasik. Yogyakarta: Penerbit
Gava Media.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Yuniasih, Ni Wayan, dan Made Gede Wirakusuma, 2007. “Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi,”
Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana.
Warda, R. (2013). Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan yang Tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai