Konsep Geriatrik Gerontologi Dan Geronti
Konsep Geriatrik Gerontologi Dan Geronti
KELAS A
Focus Group 1
Tugas Makalah Pertama Focus Group pada Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Puji syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “Konsep Geriatrik, Gerontologi, dan Gerontik serta Peran Perawat Gerontik”
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun berdasarkan hasil diskusi focus group
untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata Kuliah Keperawatan Gerontik. Tim penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit untuk
menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Tim penulis juga menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih perlu
banyak perbaikan karena keterbatasan tim penulis. Oleh karena itu, tim penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk pengembangan makalah ini. Tim
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
2
ABSTRAK
Perawatan lansia saat ini menjadi salah satu fokus yang harus diperhatikan dalam
keperawatan. Hal tersebut didasarkan pada kebutuhan dasar manusia yang komprehensif
dan perubahan kondisi dimana penyakit akut pada orang dewasa dapat menjadi penyakit
kronik pada lansia sehingga diperlukan perawatan khusus pada lansia. Dalam hal ini,
terdapat beberapa istilah yang menjelaskan tentang konsep perawatan pada lansia itu
sendiri, mulai dari istilah geriatrik, gerontologi hingga gerontik. Seiring berjalannya waktu,
ketiga istilah tersebut mengalami transformasi. Selain itu, perawat juga memiliki peran
yang sangat strategis dalam perawatan lansia. Beberapa peran perawat yang dapat
diaplikasikan diantaranya sebagai care giver, advokat, care manager, konselor, edukator,
kolaborator, praktisi mandiri dan peneliti. Maka dari itu, tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menjelaskan dua hal yakni konsep geriatrik, gerontologi, dan gerontik serta
menentukan istilah yang sesuai dengan peran, tugas dan wewenang perawat dan
menjelaskan peran perawat yang banyak diaplikasikan pada perawatan lansia. Metode yang
digunakan adalah menggunakan studi literatur baik dari e-book, jurnal dan internet serta
diskusi kelompok. Berdasarkan hasil analisis kelompok, istilah gerontik merupakan istilah
yang paling sesuai untuk menjelaskan konsep perawatan lansia yang sesuai dengan peran,
tugas dan wewenang perawat dan care giver merupakan peran yang banyak mendominasi
dan dibutuhkan pada perawatan lansia.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
ABSTRAK.....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
1.PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan..........................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan....................................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Pengertian Geriatrik, Gerontologi, dan Gerontik..........................................................3
2.1.1 Pengertian Geriatrik................................................................................................3
2.1.2 Pengertian Gerontologi...........................................................................................3
2.1.3 Pengertian Gerontik................................................................................................3
2.2 Sejarah Penamaan Istilah Keperawatan Lanjut Usia dari Geriatrik, Gerontologi,
menjadi Gerontik.................................................................................................................4
2.3 Peran Perawat dalam Ranah Keperawatan Gerontik.....................................................5
2.3.1 Perawat sebagai Direct Care Giver........................................................................5
2.3.2 Perawat sebagai Advokator.....................................................................................5
2.3.3 Perawat sebagai Edukator.......................................................................................6
2.3.4 Perawat sebagai Manajer........................................................................................7
2.3.5 Perawat sebagai Praktisi Independen......................................................................8
2.3.6 Perawat sebagai Konselor.......................................................................................8
2.3.7 Perawat sebagai Kolabolator.............................................................................8
2.3.8 Perawat sebagai Peneliti.........................................................................................9
3. PENUTUP...............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................11
4
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
5
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada zaman dahulu ilmu keperawatan yang berfokus pada pelayanan kesehatan
terhadap lansia masih belum dikenal. Selama masa perkembangannya, ilmu keperawatan
ini memiliki nama yang berbeda-beda. Permasalahan pemilihan kata ini menjadi sebuah
perdebatan dikalangan para ahli. Awalnya ilmu keperawatan ini menggunakan kata geriatrik
dan gerontologi sebelum akhirnya berubah menjadi gerontik seperti sekarang ini. Kata
geriatrik, gerontologi, dan gerontik tentu memiliki makna yang berbeda satu sama lain.
Dalam dunia keperawatan sekarang ini, lebih dikenal dengan istilah keperawatan gerontik
daripada keperawatan geriatrik maupun gerontologi.
Geriatik lebih dikenal dengan suatu ilmu yang berhubungan dengan penyakit dan
kecacatan pada orang tua (Touhy & Jett, 2014). Sedangkan, gerontologi bersifat
multidisiplin yaitu berisi tentang ilmu keperawatan, psikologi, medis, dan lain-lain (Miller,
2012). Sehingga para ahli menyimpulkan kata gerontik adalah kata yang paling tepat untuk
digunakan dibidang ilmu keperawatan ini karena gerontik memiliki arti sebagai spesialisasi
keperawatan tentang praktik mengasuh, merawat, dan menghibur orang dewasa yang lebih
tua (Flaherty, n.d). Peran dari seorang perawat dalam keperawatan gerontik pun masih
kurang diketahui.
Bagaimana cara seorang perawat untuk melakukan intervensi dengan sasaran lansia
masih kurang diketahui karena peminat ilmu gerontik belum sebanyak bidang keperawatan
yang lain. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Konsep Geriatrik,
Gerontologi, dan Gerontik serta Peran Perawat Gerontik” yaitu tentang terminologi kata
geriatrik, gerontologi, dan gerontik untuk mengetahui kata yang paling tepat dalam ilmu
keperawatan, serta akan dijelaskan mengenai peran perawat dalam ilmu keperawatan yang
berfokus pada sasaran lansia.
1
2
ISI
3
lansia, mempertahankan fungsi tubuh, dan membantu lansia menghadapi
kematian dengan tenang dan damai (Mauk, 2014).
4
5
2.2 Sejarah Penamaan Istilah Keperawatan Lanjut Usia dari Geriatrik, Gerontologi,
menjadi Gerontik
Geriatrik merupakan istilah pertama dari kedokteran yang memiliki makna yaitu
pengobatan penyakit pada lansia. Perawat geriatrik pertama kali disebut pada tahun 1925
dalam American Journal of Nursing. Lalu, pada tahun 1942 terbentuk The American
Geriatrics Society dan penerbitan jurnal edisi pertama yaitu Geriatrics (Miller, 2012).
Tahun 1953, masyarakat mengubah nama jurnal tersebut menjadi Journal of the American
Geriatrics Society dan fokus dari geriatrik menjadi semakin luas, yakni tentang berbagai
masalah kesehatan lansia, intervensi yang dapat mempertahankan fungsi optimal, serta
promosi kesehatan yang bertujuan untuk menunda kecacatan pada lansia (Miller, 2012).
Perawat geriatrik sudah terbentuk dan diusulkan sejak 1925, namun baru pada tahun 1950
perawat geriatrik pertama kali disarankan sebagai “care of aged” dalam American Journal
of Nursing.
Kelahiran perawat geriatrik yang sebenarnya ialah pada tahun 1962 diawali oleh
American Nurses Association (ANA) yang membentuk kelompok Konferensi Praktik
Keperawatan Geriatrik. Kemudian, pada tahun 1966, ANA membentuk divisi Perawatan
Geriatrik (Flaherty, 2004; Mauk, 2014). Pada tahun 1968, ANA menerbitkan standar
geriatrik yang pertama dan memberikan sertifikasi keperawatan geriatrik. Dapat dikatakan
bahwa keperawatan geriatrik adalah spesialisasi pertama yang menetapkan standar praktik
dalam ANA. Namun, istilah penggunaan nama “Keperawatan Geriatrik” tidak berlangsung
lama karena dirasa kurang dalam menggambarkan keperawatan.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ANA menganjurkan untuk mengubah istilah
keperawatan geriatrik menjadi keperawatan gerontologi (Miller, 2012). Perubahan ini
disebabkan oleh penekanan pada istilah geriatrik cenderung hanya pada masalah kesehatan
yang dihadapi seperti dalam bidang medis dan tidak terdapat nilai-nilai keperawatan.
Sehingga, pada tahun 1976 nama geriatik resmi berubah menjadi gerontologi dan divisi
perawatan geriatrik berubah menjadi divisi perawatan gerontologi (Tabloski, 2014). Proses
perubahan nama ini diharapkan dapat membuat istilah keperawatan spesialisasi yang lebih
baik dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan keperawatan gerontologi berperan erat dalam
6
pengembangan pengetahuan sebagai dasar praktik terbaik dalam merawat dewasa lanjut
usia (Touhy & Jett, 2014).
Keperawatan gerontologi juga diakui oleh American Nurses Credentialing Center
(ANCC) sebagai spesialisasi dengan menawarkan sertifikasi sebagai perawat gerontologi,
spesialis klinis pada keperawatan gerontologi atau praktisi perawat gerontologi. Namun,
perdebatan istilah untuk spesialisasi keperawatan dewasa usia lanjut masih belum berakhir.
Menurut beberapa pandangan, penggunaan kata “ology” sangat tidak relevan dengan
praktik keperawatan (klinik), karena makna dari “ology” menunjuk ke arah ilmu
pengetahuan dan scientific (Flaherty, 2004). Lalu, pada tahun 1979, Gunter dan Estes
menyarankan istilah baru yaitu gerontik untuk menggantikan gerontologi.
Keperawatan gerontik lebih sesuai secara filosofi dibandingkan dengan keperawatan
geriatrik dan lebih bersifat linguistik daripada keperawatan gerontologi (Flaherty, 2004).
Hal ini dikarenakan keperawatan gerontik juga dapat mencakup seni, praktik mengasuh,
merawat dan menghibur dewasa lanjut. Sehingga, pada istilah gerontik ini sudah mencakup
pengetahuan dan praktik keperawatan dan dianggap mampu menggambarkan ilmu
keperawatan secara menyeluruh (Touhy & Jett, 2014).
pengambilan keputusan, dan mendidik orang lain mengenai stereotip negative dari
penuaan (Miller, 2012). Contoh kecilnya seperti menjelaskan prosedur medis atau
perawatan kepada anggota keluarga pada tingkat unit. Selain itu, perawat juga dapat
membantu anggota keluarga untuk memilih panti werdha terbaik bagi anggota
keluarga yang dicintainya atau mendukung anggota keluarga yang berada dalam
peran pengasuhan. Hal yang perlu diingat, apapun situasinya peran advokator tidak
berarti membuat keputusan untuk lansia, tetapi memberdayakan mereka untuk tetap
independen dan bermartabat bahkan dalam situasi sulit sekalipun (Stanley & Beare,
2006).
2.3.3 Perawat sebagai Edukator
Perawat yang berperan sebagai edukator memiliki kewajiban untuk memberi
informasi mengenai status kesehatan klien kepada klien serta keluarga klien dan
membantu klien mencapai perawatan diri sesuai kemampuannya (Potter, Perry,
Stockert & Hall, 2013). Hal ini dapat dilakukan dengan cara menunjukkan prinsip,
prosedur, dan teknik dalam pemeliharaan kesehatan kepada lansia. Menurut
Tabloski (2014), perawat dapat melakukan edukasi mengenai beberapa hal kepada
lansia seperti deteksi penyakit, memberikan edukasi tentang penuaan yang sehat,
pengobatan terhadap penyakit, dan rehabilitasi kepada lansia serta keluarganya.
Selain itu, perawat edukator dapat juga berpartisipasi dalam ranah pendidikan
hingga memberikan pelatihan untuk perawat.
Memberikan edukasi kepada lansia menjadi tantangan tersendiri bagi
perawat. Hal ini dikarenakan lansia mengalami cognitive aging yang mempengaruhi
proses belajar (Miller, 2012). Sehingga, perawat perlu menyesuaikan metode dan
bahan edukasi agar edukasi yang diberikan dapat dimengerti dengan baik oleh
lansia. Apabila lansia tidak dapat di berikan edukasi, maka edukasi diberikan
kepada keluarganya. Namun, jika lansia masih memiliki kognitif yang baik, terdapat
lima hal yang perlu dilakukan agar edukasi yang diberikan dapat dipahami dengan
baik menurut Miller (2012), antara lain:
(1) Memberikan waktu yang cukup untuk lansia menyerap informasi, artinya
pemberian informasi dilakukan dengan tidak terburu-buru
8
(2) Memberikan sejumlah kecil informasi dalam beberapa sesi, artinya tidak
diberikan banyak informasi pada satu pertemuan
(3) Membuat rujukan kepada perawat untuk melakukan perawatan di rumah dengan
salah satunya follow up pengajaran yang diberikan
(4) Membuat lingkungan pembelajaran nyaman dengan menghilangkan berbagai hal
yang dapat menjadi distraksi.
(5) Mengaitkan informasi yang diberikan dengan pengalaman masa lalu klien agar
mudah diserap klien.
2.3.4 Perawat sebagai Manajer
Perawat sebagai manajer bertanggung jawab dalam memberikan lingkungan
yang positif serta profesional di rumah sakit atau komunitas agar terwujudnya
pelayanan yang berkualitas. Selain itu, perawat sebagai manajer juga harus mampu
memimpin dan mengelola tim klinis yang dibentuk. Mauk (2014), mengemukakan
bahwa perawat manajer dalam keperawatan gerontik perlu memiliki kemampuan
dalam beberapa hal antara lain:
(1) Membangun dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan anggota tim
keperawatan gerontik. Dalam hal ini, seorang perawat gerontik harus memiliki
standar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada lansia. Standar tersebut
antara lain, pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kesehatan lansia,
mencegah penyakit, mengelola penyakit kronis yang kompleks, penurunan fungsi
fisik dan mental, hingga perawatan paliatif (ANA, 2010 dalam Touhy & Jett, 2014).
Sehingga, manajer perlu memfasilitasi pelatihan atau workshop agar kemamuan
anggota tim dapat meningkat
(2) Menentukan prioritas dan tujuan yang realistis, dapat terukur serta memiliki
batasan waktu.
(3) Membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah baik masalah internal antar
anggota tim dan masalah klien.
(4) Mendelegasikan tugas kepada seseorang yang dianggap dapat menjalankan
tugas dengan baik.
(5) Mampu memberikan dorongan, arahan yang jelas, dan harapan terhadap stafnya.
9
3.1 Kesimpulan
Geriatrik, gerontologi, dan gerontik merupakan bukti adanya sejarah lahirnya
keperawatan untuk lanjut usia. Perjalanan penamaan istilah keperawatan dari geriatrik, lalu
diubah menjadi gerontologi, dan terakhir menjadi gerontik memakan waktu kurang lebih 54
tahun dari tahun 1925 sampai 1979. Geriatrik dianggap cenderung lebih tepat untuk
menggambarkan istilah kedokteran sehingga kata tersebut diganti menjadi gerontologi pada
tahun 1976. Namun, seiring berjalannya waktu, para peneliti menyadari bahwa istilah
gerontologi dimana terdapat kata ”logy” hanya menggambarkan sebuah “ilmu
pengetahuan”. Sedangkan, keperawatan bukan hanya tentang pengetahuan, namun juga
berfokus pada praktik dalam pemberian asuhan keperawatan. Sehingga, istilah ini diubah
kembali berdasarkan saran dari Gunter dan Estes pada tahun 1979 yang menyarankan
istilah baru yaitu gerontik untuk menggantikan gerontologi. Kata “gerontik” dianggap
sebagai kata yang paling tepat untuk menggambarkan ilmu keperawatan yang mengandung
ilmu dan seni atau praktik dalam keperawatan itu sendiri.
Perdebatan yang terjadi antar peneliti untuk memberikan nama terbaik bagi ranah
keperawatan lanjut usia ini membuktikan bahwa pemilihan kata yang tepat untuk dapat
memaknai sesuatu merupakan hal yang tidak mudah. Namun, terdapat hal yang lebih tidak
mudah lagi yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dimaknai dari kata
”gerontik”. Hal ini berarti bahwa seorang perawat dalam menjalankan tugas harus dapat
mengetahui dan memahami ilmu mengenai keperawatan gerontik dan menjalankan praktik
keperawatan sesuai standar asuhan yang berlaku.Tugas sebagai seorang perawat gerontik
tidak hanya sebagai pemberi asuhan kepada lansia namun juga dapat berperan sebagai
advokator, edukator, manajer, konselor, kolaborator, praktisi independen, hingga peneliti
keperawatan.
11
12
3.2 Saran
Perawat perlu memahami makna dari gerontik. Perawat harus memberikan pelayanan
secara holistik sesuai kebutuhan lansia dan mempersiapkannya menghadapi kematian
dengan baik. Perawat pun perlu meyakinkan keluarga untuk ikut berpartisipasi selama
perawatan tersebut. Lalu, lansia sebagai klien juga diharapkan untuk dapat bekerja sama
demi tercapainya tujuan perawatan. Kemudian, masyarakat perlu memahami permasalahan
yang sering terjadi pada lansia, khususnya bagi keluarga dengan lansia. Dengan begitu
lansia dapat menjalani masa tuanya dengan baik, nyaman, dan damai.
Walaupun peran perawat sangat banyak, perawat merupakan profesi yang ideal untuk
menjalankan semua peran tersebut karena perawat memandang klien secara holistik.
Namun, hal yang paling penting ialah perawat harus menyadari tujuan utama sebagai
perawat gerontik adalah untuk membuat klien mencapai tingkat optimal secara fisik,
mental, dan psikososial. Sehingga, dapat tercapai kesejahteraan dan peningkatan derajat
kesehatan untuk klien secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
13