Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN DAN KOMUNIKASI ANTAR SEL

Hubungan Sel

a. Gap Junctions

Gap Junction merupakan celah sempit di antara membran 2 sel atau dinding sel (sekitar 2-
4 nm) yang dihubungkan oleh channel protein. Gap junctions disusun oleh connexon (12
satuan protein), connexon tersusun atas 6 subunit connexin transmembran. Komunikasi
gap junctions juga dapat diregulasi oleh sinyal-sinyal ekstraseluler. Contohnya adalah
neurotransmitter dopamine yang mengurangi komunikasi gap junctions di antara kelas
neuron dalam retina sebagai jawaban atas peningkatan dalam intensitas cahaya. Gap
junction juga dinamakan nexus. Hubungan ini merupakan kebanyakan hubungan
membran, dimana merupakan hubungan sel bertetangga yang terdiri dari sepasang
kepingan Jarak antara ke dua plasma antara 30-40 Ao, dan terdapat saluran-saluran yang
menghubungkan antar sel. Oleh karena itu dapat dilewati ion dan molekul-molekul kecil.
Saluran yang bentuknya seperti pipa dibentuk oleh konekson yaitu enam unit protein pada
tiap membran. Hubungan ini banyak terdapat pada otot jantung, otot polos, saluran
pencernaan makanan, uterus. Tidak terdapat gap junction pada sel darah yang beredar dan
pada otot lurik. Fungsi gap junction adalah: 1) komunikasi antar sel tetangga, 2) lewatnya
ion dan metabolit, 3) lintasan arus listrik tegangan rendah atau mengalirkan rangsang, 4)
pemerataan sebaran zat dan koordinasi gerakan, dan 5) tempat lewatnya zat induktor.

b. Adhering Junction (Desmosome)

Adhering Junction merupakan tipe tautan sel yang tersebar luas dalam jaringan yang
mengikat sel sel yang bersebelahan dengan sangat erat dimana unit-unit struktural seperti
sitoskeleton, membran sel dan matriks ekstraselluler ikut terlibat mengadakan hubungan.
Pada Adhering junction disusun atas dua jenis protein yaitu (i) intercelluler attachment
protein yang menghubungkan elemen spesifik dari sitoskeleton. Baik filament aktin
maupun filamen intermediat dengan kompleks tautan, (ii) transmembran linker yang
merupakan glikoprotein interseluler yang berbentuk filamen yang saling menganyam.
Adhering junction berfungsi (i) untuk mengatur lumen dan luas permukaan sel (ii)
memelihara ketegangan membran sel, dan (iii) mengatur konstraksi bagian apikal sel.
Adhering junction banyak dijumpai pada jaringan tubuh yang secara subjektif banyak
mengalami tegangan mekanis yang berat seperti jantung, epitel kulit, dan epitel leher
rahim. Adhering junction dibedakan atas tiga yaitu:

1. Zonula Adheren

Zonula adherens atau sabuk lekat: Z. adherens merupakan jenis tautan yang
terdapat pada jaringan epitel dan non epitel dan dibawah ocludens terlihat dalam
berbagai bentuk berupa titik-titik kecil yang menghubungkan filamen aktin dari sel
yang bersebelahan. Pada sel-sel epitel terlihat sebagai sabuk dan disebut sebagai
adhesion belt. Posisi z. adheren biasanya terletak di tengah dari tautan yang ada, yaitu
di atas adalah z. ocludens dan di bawahnya terdapat desmosom. Struktur yang
membentuk adherins junction adalah transmembran linker glikoprotein, filamen
intermedian (10 nm) yang menyebar dari daerah tautan ke dalam matriks sitoplasma
sel dan membran plasma terpisah pada jarak 10-15 nm.

2. Makula adherens

Makula adherens terletak di bawah z. adherens dan merupakan struktur yang


memegang sel berdekatan, dimana setiap sel membentuk setengah desmosom. Struktur
yang membentuk desmosom adalah (i) cytoplasmiq plaque, (ii) filamen intermediat
yang jenisnya tergantung pada tipe sel yang membentuknya misalnya filamen keratin
pada jaringan epitel, filamen desmin pada jantung, filamen vemetin pada membran otak
(iii)membran sel, dan (iv) transmembran linker glikoprotein.

3. Hemidesmosom

Hemidesmosom merupakan struktur yang terbentuk apabila terjadi tautan antar sel
dengan membran basalis. Terlihat hanya setengah desmosom yang terbentuk

c. Tight Junction
Tigh Junction merupakan persambungan (junction) antar sel berupa protein spesifik yang
sangat rapat. Tight junction terdapat dalam membran plasma. Persambungan (junction)
tersebut berfungsi melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang
menyusup masuk, serta bantu jaga dari kehilangan cairan. Misalnya, tight junction pada sel
kulit. Tight junction juga dinamakan sealing junction, yaitu hubungan antara dua sel yang
rapat seperti patri (tidak ada ruang interseluler).
Fungsi hubungan rapat ini adalah : 1) penghalang merembesnya zat atau molekul besar
atau barier permeabilitas, 2) menyebabkan terjadinya beda potensial antara dua permukaan
membran plasma, dan 3) melekatnya sel tetangga agar kuat dan kokoh pada tempatnya
Pada tight junction, membran sel-sel yang bersebelahan menyatu oleh perekat pada bagian
apikal sel dan membentuk sumbatan pada apikal intersel. Ada dua jenis yaitu :
1. Zonula ocludens.
Zonula atau sabuk bila tautan melingkari seluruh sel. Zonula ocludens adalah taut
kedap yang meluas mengelilingi permukaan apikal sel, sehingga tampak menyerupai
sabuk. Zonula ocluden tersusun atas komponen-komponen berupa partikel-partikel
protein dari masing-masing membran sel yang saling berhubungan dan bertautan.
Zonula ocludens berfungsi (i) sebagai penutup pada bagian apikal dari ruang intersel
sehingga molekul-molekul yang larut dalam air tidak bisa lewat, (ii) sebagai perekat
diantara sel-sel yang bersebelahan sehingga memungkinkan organ yang dibentuk oleh
sel-sel ini dapat meregang tanpa terjadi kerusakan sel atau ruang intersel. (iii) sebagai
barrier untuk mencegah terjadinya diffusi protein dari luar sel (pada permukaan apikal)
ke daerah baso lateral ruang intersel atau sebaliknya. Zonula ocludens dijumpai pada
sel-sel epitel usus halus.
2. Fasia ocludens.
Fasia atau pita bila tautan hanya menempati daerah kecil pada permukaan sel atau
dinding lateral sel. F. ocludens mirip dengan Z. ocludens, namun bentuknya berbeda,
dimana pada fasia ocludens berbentuk pita terputus-putus. Fasia ocludens dijumpai
pada sel-sel endotel yang melapisis pembuluh darah, kecuali kapiler darah pada otak,
sel-sel endotelnya dilekatkan oleh zona ocludens. Dengan perlekatan yang terputus-
putus ini, maka sel endotel kapiler darah memungkinkan terbentuknya cairan jaringan
dan keluarnya leukosit dari kapiler (f. ocludens membatasi pori-pori kapiler)

Komunikasi Antar Sel

Komunikasi antar sel berfungsi untuk mengoordinasikan aktivitas sel sel di seluruh tubuh
guna mempertahankan kelangsungan hidup dan menghasilkan respons.
Cara berkomunikasi

a. Secara Langsung (Melalui kontak fisik)


1. Taut celah
Celah antar sel yang bersebelahan dihubungkan dengan terowongan kecil yang
dibentuk oleh konekson pada beberapa jaringan. Diameter celah 1,5 nm dengan jarak
antar sel 2-4 nm. Contohnya terdapat di jaringan antara otot jantung dan otot rangka.
2. Tunneling Nanotube (TNT)
Terowongan filament yang lebih besar diamerter dan lebih panjang jaraknya.
Diameter 50-200 nm dengan jarak 150.000 nm. Banyak ahli bahwa HIV membajak
TNI untuk pindah ke sel lain tanpa melalui CES
3. Hubungan langsung sesaat penanda permukaan
Sel imun yang memiliki penanda khusus di membrane yang memungkinkan sel
berhubungan dengan sel lain yang memiliki penanda yang cocok untuk mengenali sel
yang tidak diinginkan.
b. Secara tidak langsung (melalui zat kimia perantara ekstra sel)
1. Parakrin
Zat kimia perantara local yang bekerja di sekitar tempat ia di sekresikan,
terdistribusi melalui difusi sederhana. Mempengaruhi sel target tetangga, dirusak oleh
suatu enzim ekstraselular atau diimobilisasi oleh Ekstra Cellular Matriks. Contohnya
Sel folikel menghasilkan estrogen yang hanya diketahui oleh sel folikel saja.
2. Autokrin
Zat kimia yang setelah disekresikan ia bekerja pada sel yang mesekresikannya. Sel
responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri, contohnya komunikasi
yang terjadi ketika pertukaran ion pada sel dalam jaringan.
3. Neutransmitter
Zat kimia yang jaungkauannya pendek hanya melalui celah sinapsis sebagai respon
atas sinyal listrik (potensial aksi). Sel sasaran dapat berupa sel saraf, sel otot, kelenjar.
4. Hormon
Zat kimia yang jangkauannya jauh, disekresikan oleh kelenjar endokrin dan masuk
ke dalam darah sebagai respon dari sinyal yang sesuai. Menuju sel sasaran yang
memiliki reseptor yang sesuai pada membrane selnya (spesifik)
5. Neurohormon
Zat kimia yang dibebaskan oleh Neuron neusekretorik ke dalam darah dan menuju
sel sasaran yang jauh.
6. Endokrin
Sel sel endokrin mensekresikan moleku molekul sinyal (hormone) ke dalam aliran
darah yang membawa sinyal ke sel target dengan jarak tempuh yang jauh.

Anda mungkin juga menyukai