Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PERANAN LPIK-ITB DENGAN PEMERINTAH DAERAH KECAMATAN

GEDEBAGE TERHADAP PEMBANGUNAN ITB INNOVATION PARK GEDEBAGE Commented [PL1]: Variabelnya yg mana aja?
Dimerahin variabelnya

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah KU4182 Komunikasi Pembangunan
Dosen
Dr. Chairil Nur Siregar M.Si.

Disusun oleh:
Muhammad Farrel Savero 10317004
Yan Olivia Yohanes 10716048
Ahmad Fairuz Aprisna 12016013
Amelia Gabriella Zebua 12115058
M. Heru Ardiansyah 12116025
Danny Hermawan 12116074
Stephen Daniel Simanjuntak 12315031
Nabila Rahmi Maulida 18216051

Institut Teknologi Bandung


2019
Daftar Isi

BAB I 11

PENDAHULUAN 3
Latar Belakang Masalah 6
Identifikasi Masalah 6
Rumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 6

BAB II 7

LANDASAN TEORI 7
2.6 Teori Peran Perguruan Tinggi bagi Pembangunan Bangsa 10
2.7 Teori Komunikasi Pembangunan 10
2.8 Teori Public Relations Error! Bookmark not defined.
2.9 Teori Kontinum Error! Bookmark not defined.

BAB III 12

METODE PENELITIAN 12

BAB IV 14

HASIL PENELITIAN 14

BAB V 15

HASIL ANALISIS PENELITIAN 16

BAB VI 17

SIMPULAN DAN SARAN 18

DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB (LPiK-ITB) merupakan


lembaga yang didirikan untuk mendorong pemanfaatan hasil-hasil penelitian di perguruan
tinggi. Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang memiliki sumber daya manusia unggul
memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa
Indonesia melalui inovasi. Untuk mendorong inovasi LPIK ITB berupaya melakukan
berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi diantaranya program pengembangan
kewirausahaan, kesadaran pada hak kekayaan intelektual, dan membangun ekosistem inovasi
yang diwujudkan secara kelembagaan dalam bentuk divisi-divisi dalam organisasi LPIK.
Lembaga ini merupakan lembaga di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Riset dan
Inovasi (WRRI) yang ditetapkan melalui SK Rektor 104/SK/K01/OT/2010, 5 Maret 2010.
Bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat ITB (LPPM ITB),
sebagai sisi lain yang mendorong proses lahirnya penelitian-penelitian bermutu di
lingkungan ITB.
Salah satu program yang dirancang LPiK-ITB adalah ITB Innovation Park. Program ini
dirancang untuk melayani usaha tahap awal dalam berbagai tahap pengembangan, termasuk
usaha dengan aplikasi komersial yang diharapkan dari penelitian-penelitian di ITB. ITB
Innovation Park mencakup aktivitas riset dan aktivitas bisnis dalam suatu kawasan komersial
yang juga didukung fasilitas-fasilitas pendukung . Inovasi teknologi mencakup rangkaian
aktivitas dari pengetahuan teknik meliputi ide, pengetahuan, dan teknologi yang
diterjemahkan melalui suatu transformasi menjadi sebuah produk sebagai realita fisik dan
memiliki daya guna bagi masyarakat. Kolaborasi dengan berbagai pihak akan sangat
membantu dalam mengidentifikasi dan melihat peluang inovasi yang muncul dari penelitian-
penelitian di perguruan tinggi. Innovation Park memiliki peran dalam menghubungkan
berbagai kepentingan untuk mendukung proses inovasi yang berbasis pengetahuan. Berbagai
pihak yang merupakan pemangku kepentingan dari pengembangan inovasi adalah:
akademisi, industri, pemerintah dan masyarakat.
Untuk saat ini ITB akan mengembangkan Innovation Park pada dua lokasi, yaitu:
Kawasan Ganesha dan Kawasan Gedebage. Pengembangan ITB Innovation Park kawasan
Ganesha, diawali dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) pada tahun 2017
yang merupakan kontribusi dari KEMENRISTEKDIKTI melalui direktorat kawasan Sains
dan Teknologi dan kawasan penunjang lainnya. Pembangunan fisik bangunan berasal dari
pihak swasta yaitu Sinar Mas dan PT. Astra International dan pada tanggal 24 april 2018
telah dilakukan ceremony peletakan batu pertama.
Sementara Pengembangan ITB Innovation Park kawasan Gedebage yang sebelumnya
telah dilakukan pembuatan Detail Engineering Design (DED) yang juga merupakan
kontribusi dari KEMENRISTEKDIKTI melalui Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi
dan Kawasan Penunjang Lainnya pada tahun 2017. Saat ini berada dalam tahap Fund Raising
untuk pembangunan fisik gedung. Lahan ITB Innovation Park Gedebage ini merupakan
hibah dari swasta yaitu Summarecon Bandung.
Selain pembangunan fisik gedung, pengembangan ITB Innovation Park juga
dilakukan human-ware development untuk pengelola ITB Innovation Park melalui kegiatan
capacity building pada tahun 2017 yang difasilitasi oleh KEMENRISTEKDIKTI.

Das Solen : Commented [PL2]: Coba cari undang-undang atau


aturan yang berkaitan sama ini, dibikin per poin aja
1.
ITB Innovation Park merupakan salah satu program milik LPiK-ITB untuk menjadi start-
up dalam bidang inovasi teknologi. Inovasi teknologi ini mencakup rangkaian aktivitas dari
pengetahuan teknik meliputi ide, pengetahuan, dan teknologi yang diterjemahkan melalui
suatu transformasi menjadi sebuah produk sebagai realita fisik dan memiliki daya guna bagi
masyarakat.. Terdapat 2 lokasi dalam pengembangan ITB Innovation Park ini yaitu wilayah
Ganesha dan Gedebage. Khusus untuk wilayah Gedebage saat ini sedang dalam tahap Fund
Raising dengan lahan yang dipakai merupakan hibah dari Summarecon Bandung seluas 1
hektare. Kawasan Gedebage dipilih karena merupakan bagian dari Kawasan Bandung
Teknopolis yang meliputi area resindesial, area komersial dan area perkantoran.

Das Sein : Commented [PL3]: Per poin aja

Pada kenyataannya saat ini pembangunan ITB Innovation Park Gedebage belum lah
terealisasikan. Hambatan-hambatan teruslah bermunculan mulai dari permasalahan perizinan
atau legalitas hingga masalah dana yang menghabiskan dana besar. Selain itu belum terlihat
jelas langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kota
Bandung dan pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai pembangunan ITB Innovation Park
Gedebage walaupun sudah mendapat hibah dari Summarecon Bandung dan inisiasi dari
pihak ITB dalam hal ini LPiK-ITB.

1.2. Identifikasi Masalah Commented [PL4]: Ditulis sedetail mungkin masalah


yang terjadi
Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini kami dapat diidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Belum diketahui secara pasti kerja sama yang telah dilakukan pemerintah daerah dan ITB
dalam proses pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage yang efektif. Commented [PL5]: Tulis aja masalahnya apa, apakah
belom ada kontrak atau kontraknya bermasalah atau
2. Kurang efektifnya kerja sama antara pemerintah daerah dan pihak ITB dalam proses gimana

pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage. Commented [PL6]: Kurang efektifnya seperti apa?
Diperdetail lagi
3. Kurangnya peran pemerintah dan pihak ITB dalam proses pembangunan ITB Innovation
Park di kawasan Gedebage. Commented [PL7]: Kurang peran dalam hal apa?

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu


diketahui, yaitu:
1. Apa saja kerja sama yang telah dilakukan antara pemerintah daerah dengan pihak ITB
dalam proses pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage namun masih kurang
efektif ? Commented [PL8]: Coba kata2nya dirangkai yg bener

2. Mengapa kerja sama antara pemerintah daerah dan pihak ITB dalam proses pembangunan
ITB Innovation Park di kawasan Gedebage masih kurang efektif ?
3. Bagaimana peran yg dapat dilakukan pemerintah daerah dan pihak ITB dalam proses
pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage agar lebih efektif ? Commented [PL9]: Kata2nya dirangkai yg bener,
mungkin bagaimana meningkatkan efektivitas peran
atau gimana

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui kerja sama efektif yang telah dilakukan antara pemerintah daerah dengan
pihak ITB dalam proses pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage.
2. Mengetahui penyebab kerja sama antara pemerintah daerah dan pihak ITB dalam proses
pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage masih kurang efektif .
3. Mengetahui peran yang dapat dilakukan pemerintah daerah dan pihak ITB dalam proses
pembangunan ITB Innovation Park di kawasan Gedebage agar lebih efektif.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa didapatkan setelah melakukan penelitian ini yaitu:


1. Memberikan gambaran mengenai kerja sama yang efektif dalam pembangunan ITB
Innovation Park Gedebage.
2. Memberikan solusi agar bertambah efektifnya kerja sama dalam pembangunan ITB
Innovation Park Gedebage.
3. Memberikan saran terkait pembangunan ITB Innovation Park Gedebage.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Ketergantungan (Depedency Theory)


Menurut Bodenheimer (1970) dan Reyes (2001) dalam Hamza dkk, terdapat beberapa
prinsip dasar yang merupakan inti dari teori ketergantungan di awal tahun 1950an dan
sekaligus merupakan inti dari model Presbisch. Menurutnya, untuk menciptakan kondisi
pembangunan di dalam suatu negara perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut
(Bodenheimer, 1970 dan Reyes, 2001) :

 Menempatkan lebih banyak penekanan pada kebijakan fiskal daripada moneter


untuk mengendalikan nilai tukar moneter.
 Mempromosikan peran pemerintah yang lebih efektif dalam hal pembangunan
nasional.
 Menciptakan platform investasi, memberi peran istimewa kepada ibu kota
nasional.
 Membolehkan masuknya modal eksternal mengikuti prioritas yang telah
ditetapkan dalam rencana pembangunan nasional.
 Mempromosikan permintaan internal yang lebih efektif dalam hal pasar domestik
sebagai dasar untuk memperkuat proses industrialisasi.
 Menghasilkan permintaan internal yang lebih besar dengan meningkatkan upah
dan gaji pekerja yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap permintaan
agregat di pasar dalam negeri.
 Mengembangkan cakupan layanan sosial yang lebih efektif dari pemerintah,
terutama ke sektor-sektor tersebut agar menjadi lebih kompetitif.
 Mengembangkan strategi nasional sesuai dengan modal substitusi impor,
melindungi produksi nasional dengan menetapkan kuota dan tarif di pasar luar.
Menurut Reyes (2001), dari prinsip dasar di atas, terlihat teori ketergantungan
mengkombinasikan berbagai elemen dari perspektif neo-Marxis dan teori ekonomi
Keynes yaitu sebuah gagasan ekonomi liberal yang berakar dari teori liberalisme yang
muncul di Amerika Serikat dan Eropa sebagai respon terhadap tahun-tahun depresi di
tahun 1920an. Berdasarkan teori ekonomi Keynes, teori ketergantungan mencakup empat
hal utama, yaitu :
 Untuk mengembangkan sebuah permintaan efektif internal yang penting dalam
lingkup pasar domestik.
 Untuk mengetahui bahwa sektor industri sangat penting untuk mencapai tingkat
pembangunan nasional yang lebih baik karena sector ini dapat memberikan
kontribusi nilai tambah pada produk yang lebih banyak dibandingkan dengan
sektor pertanian.
 Untuk meningkatkan pendapatan pekerja sebagai alat untuk menghasilkan lebih
banyak permintaan agregat dalam kondisi pasar nasional.
 Mempromosikan peran pemerintah yang lebih efektif untuk memperkuat kondisi
pembangunan nasional dan meningkatkan standar kehidupan nasional.

Kata kunci : peran pemerintah efektif, pembangunan nasional


2.2 Teori Inokulasi
Agar dapat memahami konsep teori inokulasi, McGuire menggunakan analogi konsep
suntikan atau vaksinasi. Menurut McGuire, dalam vaksinasi yang normal, virus yang telah
dilemahkan kemudian disuntikkan kepada individu dalam rangka untuk membangun
resistensi terhadap penyakit. Mekanisme yang sama dapat digunakan untuk
menginokulasi individu dari serangan terhadap keyakinan yang dimliki.

Berdasarkan teori inokulasi, argumen berlawanan dengan dosis yang lebih kecil atau
argumen yang lebih lemah disebut dengan pesan inokulasi yang diberikan kepada setiap
individu. Masing-masing individu yang telah terpapar oleh argumen yang lebih lemah
kemudian membangun sistem pertahanan yang membantu mereka mempertahankan
keyakinannya dan tidak mengubah sikap mereka ketika mereka dikonfrontir dengan
argumen yang jauh lebih kuat.
Kata kunci : pertahanan sikap, argumentasi
2.3 Teori Konstruktivisme Commented [PL10]: Teorinya cmn segini? Teori jgn
dipotong2, dipake secara keseluruhan
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan diatas pandangan konstruktivis kognitif
(Ibrahim dan Nur, 2004). Pandangan ini banyak didasarkan teori Piaget. Piaget
mengemukakan bahwa pebelajar dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses
perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Bagi Piaget
pengetahuan adalah konstruksi (bentukan) dari kegiatan/tindakan seseorang (Suparno,
1997). Pengetahuan tidak bersifat statis tetapi terus berevolusi.

Seperti halnya Piaget, Vygotsky juga percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi
pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang dan ketika
mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman ini
(Ibrahim & Nur, 2004). Untuk memperoleh pemahaman individu mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki.

Piaget memandang bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual individu dilalui tanpa


memandang latar konteks sosial dan budaya individu. Sementara itu, Vygotsky memberi
tempat lebih pada aspek sosial pembelajaran. Ia percaya bahwa interaksi sosial dengan
orang lain mendorong terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual
pembelajar. Implikasi dari pandangan Vygotsky dalam pendidikan adalah bahwa
pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial dengan pembelajar dan teman sejawat.
Melalui tantangan dan bantuan dari pembelajar atau teman sejawat yang lebih mampu,
pebelajar bergerak ke dalam zona perkembangan terdekat mereka dimana pembelajaran
baru terjadi.
Kata kunci : pembelajaran, pandangan, interaksi sosial
2.4 Teori Komunikasi Behaviorisme
Teori ini dikembangkan oleh ilmuan asal Amerika Serikat bernama Jhon B. Watson (1878
– 1958). Menurutnya Teori behaviorisme ini mencakup semua perilaku, termasuk
tindakan balasan atau respon terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Artinya bahwa
selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon pada perilaku manusia. Jika suatu
stimulus atau rangsangan yang diterima seseorang telah teramati, maka dapat
diprediksikan pula respon dari orang tersebut.
Kata kunci : stimulus, respon
2.5 Teori Kerjasama Efektif
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), ada 9
dimensi dalam model efektivitas tim yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
kerjasama yang efektif
1. Pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan
a. Setiap anggota yang melakukan kerjasama harus memiliki ketiga hal
tersebut untuk meningkatkan prestasi, produktivitas, dan menciptakan
hubungan kerja yang positif di antara sesama anggotanya.
2. Komunikasi mengenai ide dan perasaan
a. Komunikasi antara pihak terlibat harus melibatkan penyampaian informasi
tentang ide dan perasaan. Pada komunikasi yang tidak efektif, komunikasi
sering terjadi pada satu arah saja.
3. . Kepemimpinan yang berpartisipasi Kepemimpinan harus berpartisipasi dan
mendistribusikan peran kepemimpinannya kepada semua anggota tim.
4. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan Prosedur
pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan sifat keputusannya
5. . Manajemen konflik yang konstruktif Tim yang tidak efektif sering mencoba
untuk mengabaikan atau menekan konflik, sedangkan tim yang efektif dapat
menggunakan konflik dengan cara yang konstruktif
6. Kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi
7. Kohesi tim Dalam tim yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara
satu sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka.
8. Strategi pemecahan masalah Tim harus mampu mengenali masalah dan
menghasilkan solusi secara tepat.
9. Efektivitas interpersonal Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan
anggota tim lainnya secara efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal
anggota tim menjadi meningkat

Kata kunci : komunikasi, pemahaman, efektivitas

2.6 Teori Belajar Sosial

Teori ini dicetuskan oleh Bandura (1925). Ia mengemukakan bahwa perilaku manusia
dalam konteks sebuah interaksi tingkah laku terdapat hubungan timbal baik yang saling
berkesinambungan. Interaksi terjadi antara perilaku kognitif dan pengaruh lingkungan.
Pengalaman melalui observasi dan pengamatan terhadap suatu pesan yang disampaikan
menjadi suatu hal yang penting dalam teori ini.
Dalam teori ini, terdapat empat tahapan, pertama pembelajaran sosial terjadi atas adanya
perhatian dari individu. Kedua, pembelajaran sosial dilakukan melalui ingatan. Ketiga,
pembelajaran sosial dilakukan melalui tindakan, serta terakhir yaitu pembelajaran sosial
dilakukan atas dasar motivasi dari masing-masing individu.
Kata kunci : hubungan timbal balik, ingatan , tindakan, pembelajaran sosial
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengambilan Data Commented [PL11]: Cek ke pihak pemerintah sama
pengembangnya kalo bisa
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data secara kualitatif dengan melakukan
wawancara ke pihak terkait yaitu :
1. Bapak Agus Hariyanto, ST. MBA. selaku Asisten Ahli Divisi Innovation Park LPiK-
ITB.
2. Bapak Dadang Sujana selaku Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
Gedebage.

3.2 Pedoman Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan beberapa poin
pertanyaan. Berikut daftar pedoman dalam pengambilan data yang disusun menjadi
beberapa pertanyaan :
Pertanyaan pengantar :
- Identitas narasumber meliputi nama dan peran di lembaga tersebut.

Pertanyaan untuk rumusan masalah pertama :


- Apakah ITB langsung terlibat dalam proses pembangunan ini?
- Apakah terdapat kerjasama secara langsung antara ITB dan Pemerintah Daerah?
- Apakah terdapat survei langsung oleh pemda terhadap masyarakat?

Pertanyaan untuk rumusan masalah kedua :


- Bagaimana batasan pemerintah dalam proses pembangunan proyek ini?
- Mengapa komunikasi ITB dan pemerintah daerah tidak efektif?
- Apakah pihak ITB ikut serta dalam penyusunan dokumen AMDAL?
- Mengapa ITB tidak ikut campur dalam masalah legalitas lahan?

Pertanyaan untuk rumusan masalah ketiga :


- Apa yang dapat pihak perguruan tinggi lakukan untuk mencapai keberhasilan
proyek yang lebih baik?
- Apakah menurut anda seharusnya mahasiswa ITB lebih mengkritisi hal tersebut?
- Apakah sebaiknya perguruan tinggi meningkatkan kualitas manusia di lingkungan
sekitar proyek selain mengawal pembangunan proyek tersebut? Commented [PL12]: Masa dari sekian banyak teori
cmn ada sekian pertanyaan? Pasti kan beda
pertanyaan buat pihak itb sama pemerintah atau LPM
atau pengembang. Tandain kata kunci dalam teori yg
dipake, dibikin tabel aja seperti yg udah gw jelasin
BAB IV

HASIL PENELITIAN Commented [PL13]: Hasilnya cuman segini?


Pedomannya benerin, hasil gak mungkin cmn sesedikit
ini.

4.1 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 1


Kerjasama yang masih kurang efektif adalah di bagian penyusunan izin. Seharusnya ITB
yang menjadi salah satu pemegang proyek pada summarecon ikut memastikan bahwa
perizinan summarecon sudah rampung dilakukan agar proyek yang hendak dilakukan oleh
ITB juga tidak terhambat. Selain itu ada baiknya dari ITB yang notabene memiliki
fakultas teknik lingkungan ikut memberi andil dalam penyusunan dokumen AMDAL
setidaknya memastikan dokumen tersebut rampung dikerjakan. Menurut pendapat dari
LPM, mahasiswa khususnya ITB kurang memperhatikan dan mengkritisi pembangunan
infrastuktur khususnya innovation park ini. Padahal sejak dahulu mahasiswa dikenal
sebagai taring dari masyarakat yang siap menyuarakan aspirasi

4.2 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 2


Pemerintah mempunyai peranan pengawasan dalam proyek ini. Pengawasan yang
dilakukan mulai dari awal perencanaan proyek Summarecon Gedebage hingga akhirnya
mencapai tahap valuasi dari proyek tersebut. Namun pemerintah masih mempunyai
batasan dalam proyek ini. Mereka hanya sekadar pengawasan dan tidak bisa turun
langsung ke lapangan untuk membantu dalam proyek, maksimal membantu dalam
pembiayaan melalui APBD ataupun APBN.
Komunikasi antara pihak ITB dengan pemerintah yang kali ini pemerintah daerah
Gedebage masih belum efektif. Hal ini terjadi karena dari pemerintah daerah mempunyai
banyak kesibukan untuk mengurus hal lain sehingga untuk bertemu dengan orang luar
yaitu pihak ITB masih kesulitan.

Kerja sama yang kurang efektif disebabkan beberapa hal. Menurut penelitian terdapat
ketidakefektivitasan interpersonal anggota tim dalam berinteraksi dengan anggota lainnya.
Hal ini dibuktikan tidak adanya komunikasi secara langsung antara pemda dan ITB selaku
promotor proyek tersebut. Terdapat hambatan juga dalam komunikasi mengenai ide dan
perasaan pada pemda setempat dan sebaliknya. Pada pembangunan innovation park ini,
ITB tidak mengemukakan idenya pada pemda melainkan hanya pada pihak summarecon
selaku tim yang bekerja sama dalam proyek ini.

4.3 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 3


Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak ITB dan LPM, terdapat pendapat yang cukup
beririsan. Dikatakan oleh LPM bahwa pemerintah daerah belum mengawasi dan
memikirkan secara dampak jangka panjangnya. Bandung diciptakan untuk 300.000
penduduk tetapi saat ini sudah tercapai 2.400.000 dan melalui observasi harian bisa
mencapai 4.000.000. Bagaimana dapat diseimbangkan semuanya. Sedangkan menurut
LPIK ITB Dalam projek Innovation Park ini pemda Bandung tidak langsung berhubungan
dengan ITB. sehingga kesimpulan dari hasil wawancara keduanya adalah peran
pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur Innovation park ini kurang baik.
Seharusnya menurut teori peran dan teori pemerintah, pemerintah daerah khususnya
diharapkan lebih bisa mengatur segala sesuatu berdasarkan norma dan pertimbangan yang
berlaku. Berdasarkan hasil wawancara dengan LPM dan LPIK ITB didapatkan dua
pernyataan yang beririsan mengenai peran ITB. Menurut LPM, ITB tidak langsung
berkomunikasi dengan pihak-pihak terlibat. ITB hanya terlibat dalam pembangunan
sarana prasarana digital tersebut. ITB tidak terlalu mencampuri urusan legalitas lahan dan
AMDAL. Menurut pihak LPIK juga memang ITB tidak terjun langsung dalam masalah
tersebut. Kerja sama yang lebih efektif dapat dilakukan apabila dilakukannya 9 prinsip
dalam model efektifitas tim menurut Johnson dan Johnson yang terdapat dalam teori.
Selain itu diharapkan mahasiswa juga dapat lebih kritis terhadap hal yang terjadi di sekitar
terutama yang berhubungan dengan kota Bandung tempat ITB berada. Pihak LPM juga
berharap perguruan tinggi dapat meningkatkan kualitas manusia sekitarnya sebelum
proyek yang dilakukan berlangsung, karena persiapan manusia juga penting untuk
pembangunan proyek tersebut.
BAB V

HASIL ANALISIS PENELITIAN

5.1 Analisis Hasil Penelitian 1 Commented [PL14]: Supporting theorynya mana? Kan
udah dikasih tau analisis itu gimana dan hasilnya
Komunikasi harusnya menciptakan iklim untuk menunjang modernisasi. Namun, seperti apa

hal ini belum diwujudkan oleh pihak ITB dan pemerintah daerah. Pihak ITB seharusnya
memastikan bahwa perizinan sudah selesai dilakukan. Dengan kelalaian tersebut, ITB
menjadi tidak maksimal dalam menunjang pembangunan yang akan dilakukan oleh
pemerintah daerah.
Program pembangunan dilakukan bersama-sama dengan harapan dapat
mengembangkan pembangunan kota secara merata dan lebih cepat. Namun, ITB
menghambat validasi perizinan yang mengakibatkan tujuan komunikasi pembangunan
untuk mempercepat proses pembangunan.

5.2 Analisis Hasil Penelitian 2 Commented [PL15]: Benerin lagi

Komunikasi menjadikan pembangunan dapat dilakukan secara terencana dan


berkesinambungan. Pihak ITB dan Pemerintah daerah mengalami hambatan komunikasi
yaitu kurangnya komunikasi kerjasama yang dilakukan, Menurut teori, kerjasama ini
penting untuk menciptakan dan memelihara niat baik serta saling pengertian antara
organisasi dan khalayaknya. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang ada. Dengan
ditinggalkannya keefektifan komunikasi antar organisasi, pihak pemda mengalami
ketidakefektivitasan interpersonal antar anggota tim. Masalah ini diawali dengan tidak
adanya komunikasi langsung yang terjadi dan kurang partisipasi aktif dari pihak ITB.
Pengemukaan ide menjadi terhambat dengan adanya hal tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori pendukung yang digunakan mengenai fungsionalitas organisasi. Akibat
ketidakefektifan tersebut, ide dari ITB tidak dapat dikemukakan dengan baik.

5.3 Analisis Hasil Penelitian 3 Commented [PL16]: benerin


Pemegang kekuasaan tidak mengambil andil yang banyak sebagai fungsi
pengawasan dan pengaturan. Hal ini dijelaskan dengan teori kontinum bahwa dengan
adanya komunikasi yang berjalan seharusnya dapat mendukung pengambilan keputusan
berupa pengarahan dan pengaturan pada civitas dibawahnya. Komunikasi ini belum
dilakukan dan diseimbangkan dengan fungsi kerja pemerintah daerah. Pemerintah daerah
belum mampu mendasarkan kegiatannya berdasarkan norma dan pertimbangan yang
berlaku.
Dengan adanya ketidakidealan tersebut, baik pemerintah daerah maupun ITB
belum bisa mendapatkan keputusan, pengaturan, dan perumusan sesuai teori kontinum
saat sudah mewujudkan komunikasi yang baik antar pihak.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
● Kerja sama yang dilakukan antara ITB dan pihak pemerintah daerah belum efektif dalam hal
perizinan. Commented [PL17]: yakin cuman perizinan aja gak
ada yg lain?
● Komunikasi kurang efektif disebabkan oleh tidak adanya komunikasi langsung antar pemegang
kepentingan dan komunikasi interpersonal tidak dilakukan langsung pada pihak yang berkaitan.
● Kerja sama dapat ditingkatkan keefektifannya dengan mengadakan komunikasi secara terbuka
antar pihak, langsung menghubungi pihak masing-masing yang bersangkutan, saling memberikan
ide, dan melakukan validasi pada masalah perizinan.

6.2 Saran Commented [PL18]: saran ditambahin


● Mahasiswa ITB seharusnya lebih memperhatikan dan mengkritisi pembangunan infrastruktur
khususnya ITB Innovation Park Gedebage.
● Komunikasi pihak ITB dengan pihak pemerintah daerah seharusnya dapat berjalan lebih efektif
lagi, sehingga pembangunan ITB Innovation Park Gedebage ini dapat berjalan lebih cepat
● Mahasiswa ITB seharusnya untuk kedepannya lebih peduli dengan isu-isu yang ada di kampus
mereka.
● Pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan pembangunan daerah khususnya ITB Innovation
Park Gedebage agar proyek pembangunan berjalan lancar melalui dana APBD.
DAFTAR PUSTAKA Commented [PL19]: ngambil teori darimana aja?
Masa gak ada DPnya

Walfan Andrew. 2016. Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa.


Minahasa: Unsrat.
www.lpik.itb.ac.id diakses hari Minggu, 4 Maret 2019 pukul 16.00 WIB
www.summareconbandung.com diakses pada hari Minggu 4 Maret 2019 pukul 16.23 WIB
https://www.ditbang.itb.ac.id/2018/04/05/itb-innovation-park/ diakses 4 Maret 2019 pukul 17.00
http://jurnal.unpad.ac.id/ diakses hari Minggu, 24 Februari 2019 pukul 15.00 WIB
http://repository.usu.ac.id diakses hari Sabtu, 3 Maret 2019 pukul 17.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai