Anda di halaman 1dari 17

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.

Nilai edukatif mewarnai interaksi


yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapaitujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secaratuntas. Ini merupakan
masalah yang cukupsulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik
bukan hanya sebagai individu dengansegala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai
makhluk social dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang
membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan
biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya
sikap dan tingkah lakuanakdidik disekolah. Halitu pula yang menjadikan berat tugas guru
dalam menglola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena
masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,tujan pengajaran
pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perllu terjadi, karena usaha yang dapat
dilakukanmasih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak
didik di kelas. Meaplakasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelasadalah upaya lain
yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna
mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu memanfatkan beberapa media
pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi
terwujudnya tujuan bersama.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Media

Hakekat Belajar dan Sumber Belajar


Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan sehari-hari. Di masyarakat, kita sering
menjumpai penggunaan istilah belajar seperti : belajar membaca, belajar bernyanyi, belajar
berbicara, belajar matematika. Masih banyak agggi penggunaan istilah, bahkan bahkan
termasuk kegiatan belajar yang sifatnya lebih umum dan tak mudah diamati, seperti : belajar
hidup mandiri, belajar menghargai waktu, belajar berumah tangga, belajar bermasyarakat,
belajar mengendalikan diri, dan jenisnya.
Kalangan awampun mengetahui makna sebagai istilah belajar tersebut. Sebagai seorang guru,
Anda tidak cukup hanya memahami makna belajar sebagaimana masyarakat awam.
Mengapa? Karena memang tugas utama Anda sebagai guru adalah membuat orang belajar.
Jadi, apa sebenarnya belajar itu?
Belajar, merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan
berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui
interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Dengan demikian, hasil dari
kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang
yang belajar.
Ketika Anda menjelaskan pelajaran di depan kelas misalnya, memang terjadi kegiatan
mengajar. Tetapi, dalam kegiatan itu tak ada jaminan telah terjadi kegiatan belajar pada setiap
siswa yang Anda ajar. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil hanya apabila dapat
mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa. Jadi, sebenarnya hakekat guru
mengajar adalah usaha guru untuk membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar
merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Istilah pembelajaran
lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan
pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya.
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses
belajar. Seorang guru tidak dapat “mewakili” belajar untuk siswanya. Seorang siswa belum
dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru
yang sedang mengajar.
Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang massa.
Jika anda sependapat dengan asumsi ini, maka pengertian sumber belajar merupakan konsep
yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini.
Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua
sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas
(kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan lingkungan/latar.
Pesan, adalah ajaran atau informasi yang akan disampaikan oleh komponen belajar lain yang
dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data. Dalam sistem persekolahan, maka pesan ini
berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah dan penyaji
pesan. Contohnya : guru, dosen, pustakawan, petugas laboratorium, instruktur, widyaiswara,
pelatih olah raga, tenaga ahli dan masih banyak lagi, bahkan termasuk siswa itu sendiri.
Bahan, merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan belajar, yang
biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu contohnya : buku teks, modul,
transparansi (OHT), kaset program audio, kaset program video, program slide, film, program
CAI dll.
Alat, adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang
tersimpan dalam bahan. Contohnya : OHP, tape recorder, video recorder, video player,
proyektor slide, proyektor film, komputer.
Teknik, yaitu prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan
bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya: demonstrasi,
diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka / jarak jauh, tutorial
tatap muka, dll.
Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua :
1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang
memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering
disebut bahan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio,
program slide suara, transparansi (OHT).
2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan
pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Contohnya : pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan,
kebun binatang, waduk museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih
banyak lagi yang lain.
Oleh karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain), maka
sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing-
masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan
kegiatan belajar pada diri setiap siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha
menggunakan berbagai sumber belajar secara bervariasi dan memeberikan kesempatan
sebanyak mungkin kepada siswa untuk berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada.
1. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah
media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya
juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran
disebut media pembelajaran.
Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT misalnya,
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan
media sebagai alat untuk memebrikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.
bAgaimana hubungan media pembelajaran dengan media pendidikan?
Media pendidikan, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena
proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan
media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian
pendidikan itu sendiri. Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus,
maksudnya media pendidikan secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar
tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media
pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Apa pula bedanya dengan alat peraga, alat bantu guru (teaching aids), alat bantu audio visual
(AVA), atau alat bantu belajar yang selama ini sering juga kita dengar? Pada dasarnya, semua
istilah itu dapat kita masukkan dalam konsep media, karena konsep media merupakan
perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip
atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang
digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio-Visual Aids (AVA)
mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio
dan visual. Sedangkan alat bantu belajar penekanannya pada pihak yang belajar (pembelajar).
Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media
pembelajaran.
1. Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh
pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan
adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang
tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak
sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan
pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa
tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan
rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera,
terutama indera pandang-dengar.
Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap
sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu
mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis
atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih
konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan
peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk
membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar
Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai
yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “Kerucut
Pengalaman” (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat terpikat
dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam
pemilihan jenis media yang paliing sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu
pada siswa.
1. Manfaat Media dalam Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton
(1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi
pembelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat
dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara beragam. Setiap siswa yang
melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan
menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan
demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di
manapun berada.
1. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya,media dapat menampilkan informasi melalui
suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran
yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa.
Dengan media, bahkan materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa,
merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional.
1. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan
komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembeljaran. Tanpa media, seorang guru
mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.
1. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah selalu kekruangan waktu untuk
mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk
menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat
memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan
menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses
terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat
dan mudah dijelaskan kepada anak.
1. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan
mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran
secara baik. Tetapi jika hal ini diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan
atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
1. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada
keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan
menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan
untuk belajar.
1. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap
kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
1. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran,
karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar dll.
1. Jenis-Jenis Media dan Karakteristiknya

1. Klasifikasi Media Pembelajaran


Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling sederhana dan
murah hingga yang media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat
oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di
lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja
dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang
biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua
sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model dan overhead projektor
(OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide
(film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun
sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai
seorang guru alangkah baiknya anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media
tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolong-golongkan jenis media. Rudy Bretz
(1971), misalnya mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu :
suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke
dalam tujuh kelompok, yaitu :
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai berikut :

No. Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran


I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III Audio – cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
V Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara
VI Visual gerak Film bisu
VII Audio visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi
VIII Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen
IX Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
X Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer)
CBI (pembelajaran berbasis komputer)
Sementara itu, dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran,
Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana sbb :
1. Media yang tidak diproyeksikan
2. Media yang diproyeksikan
3. Media audio
4. Media video
5. Media berbasis komputer dan
6. Multi media kit
1. Karakteristik Media
Setiap jenis media, mempunyai karakteristik (kekhasan) tertentu, yang berbeda-beda satu
sama lain. Masing-masing media tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak semua jenis
media yang disebutkan di atas akan dibahas di sini. Untuk mempermudah pembahasan, kita
akan menggunakan pengelompokan media seperti yang dikemukakan oleh Heinich. Namun
karena pertimbangan praktis, maka jenis media yang akan dibahas di sini hanya dipilih
beberapa media yang biasa digunakan dalam pembelajaran.
1. Media yang tidak diproyeksikan
Kelompok media ini sering disebut sebagai media pameran (displayed media). Jenis media
yang tidak diproyeksikan antara lain : realia, model, dan grafis. Ketiga jenis media ini dapat
dikategorikan sebagai media sederhana yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga listrik.
Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
1. Media Realita
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar.
Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan
dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke
lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya
tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecualia dipindahkan dari kondisi lingkungan
aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat
dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagai wujud
aslinya.
Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman
terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat
badak yang ada di kebun binatang.
1. Model
Model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi
atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam
pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model
suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda
sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga
lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting. Contoh model seperti:
Candi Borobudur, pesawat terbang atau tugu monas yang dibuat dalam bentuk mini.
1. Media Grafis
Grafis tergolong jenis media visual, yang menyalurkan pesan lewat symbol-simbol visual.
Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dijelaskan
melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru lebih mudah dijelaskan melalui
gambar daripada menggunakan kata verbal. Ingat ungkapan “satu gambar berbicara seribu
kata”.
1. Gambar/Foto
Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar dan
foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa.
Beberapa kelebihan media gambar/foto antara lain :
• Sifatnya konkrit
• Dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera
• Harganya relatif murah serta mudah dibuat dan digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Selain kelebihan, gambar / foto juga memiliki kelemahan, antara lain :
• Hanya menekankan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh
sekelompok siswa.
• Jika gambar terlalu kompleks, kurang efektif untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka gambar/foto hendaknya memenuhi
persyaratan berikut :
• Otentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung
• Sederhana, harus menunjukkan dengan jelas bagian-bagian pokok dari gambar tersebut
• Ukurannya proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya
benda/obyek yang digambar. Caranya, antara lain dengan menjajarkan gambar/foto tersebut
dengan benda lain yang sudah dikenal siswa.
• Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian
pokoknya tanpa detail. Selain dapat menarik perhatian siswa, sketsa dapat menghindarkan
verbalisme dan memperjelas pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru, karena itu
harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya). Satu-satunya hambatan yang sering
dikemukakan adalah : guru tidak bisa menggambar. Padahal setiap orang pasti memiliki
kemampuan dasar menggambar, dan itu sudah cukup sebagai modal membuat sketsa untuk
memperjelas sajian kita.
1. Diagram/Skema
Diagram/skema merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan
symbol-simbol. Diagram menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar.
Diagram menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat proses yang
ada di situ. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk untuk memahami komponen dan
mekanisme kerja suatu peralatan tertentu.
Diagram yang baik haruslah :
• Benar datanya, digambar rapi, diberi judul dan penjelasan seperlunya
• Ukurannya cukup dan dapat dilihat oleh siswa dalam jumlah yang diinginkan
• Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum (dari kiri ke kanan).
1. Bagan/Chart
Fungsi bagan yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit sehingga lebih
mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu
penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis yang lain seperti gambar, diagram,
kartun atau lambang verbal. Agar menjadi yang baik, bagan hendaknya dibuat secara
sederhana, lugas, tidak berbelit-belit dan up to date.
1. Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan grafis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan
perkembangan atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan. Grafik biasanya
disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data komparatif. Ada beberapa
bentuk grafik, antara lain; grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik gambar.
Beberapa kelebihan grafik dalam pembelajaran :
• Memungkinkan kita mengadakan analisis, penafsiran dan perbandingan antara data-data
yang disajikan, baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan maupun arah tertentu.
• Bermanfaat untuk mempelajari hubungan kuantitatif antar beberapa data.
• Penyajian pesannya cepat, jelas, menarik ringkas dan logis. Semakin rumit data yang akan
disajikan, semakin efektif disajikan melalui grafik.
Grafik yang baik haruslah :
• Jelas untuk dilihat dan dibaca siswa
• Setiap grafik sebaiknya hanya menyajikan satu ide/pokok masalah
• Dibuat secara ringkas dan diberikan judul
• Sederhana, menarik, teliti dan mampu “berbicara sendiri” (begitu siswa membaca, langsung
mengerti maksudnya).
1. Media Proyeksi
1. Transparansi OHP
Berbeda dengan media-media visual terdahulu yang tidak memerlukan alat penyaji,
transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Media ini terdiri
dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
Perangkat lunaknya berupa transparansi yang disebut OHT (overhead transparancy).
Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP (overhead projector).
Beberapa kelebihan media transparansi adalah :
• Tidak memerlukan ruangan gelap, sehingga aktivitas belajar siswa dapat berjalan seperti
biasa.
• Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan, dan bisa disajikan
tanpa layar khusus (langsung ke dinding kelas).
• Memberi kemungkinan siswa mencatat informasi yang ditayangkan.
• Bisa disajikan dengan berbagai variasi yang menarik sehingga tidak membosankan.
• Transparansi dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai hand out.
• Dapat dipakai guru sebagai pointer (pokok-pokok materi) mengajar
• Dapat dipakai berulang-ulang.
• Guru dapat mengatur, mengurutkan dan merevisi materi yang akan disajikan. Guru juga
bebas mengatur waktu, kecepatan dan teknik penyajiannya.
• Mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus, ditambah atau dikurangi serta mudah
pengoperasiannya.
• Visual yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan kalau hanya digambar di papan
tulis.
• Guru dapat bertatap muka (tidak perlu membelakangi siswa) sambil menggunakan OHP.
• Lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan menggunakan kapur dan papan tulis.
Meskipun banyak kelebihannya, media ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan,
yaitu :
• Tergantung pada adanya aliran listrik
• Urutan penyajiannya mudah kacau jika sebelumnya tidak dipersiapkan secara sistematis
• Bagi sekolah-sekolah tertentu, pengadaan peralatannya masih dirasakan mahal.
• Bila rusak, misalnya putus lampunya, suku cadangnya sulit diperoleh, khususnya untuk
sekolah yang jauh dari kota besar.
• Untuk jenis OHP tertentu, tidak mudah dibawa ke mana-mana.
Oleh karena media OHP ini sudah banyak dimiliki dan digunakan oleh banyak sekolah, maka
pemanfaatan media ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian akhir modul ini.

1. Film bingkai slide


Film bingkai adalah suatu film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi
bingkai ukuran 2 x 2 inci. Dalam satu paket program film bingkai berisi beberapa bingkai
film yang terpisah satu sama lain. Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film
bingkai sangat bervariasi, tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang diperlukan untuk
menayangkan setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga yang dilengkapi dengan
peralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa menyajikan suara. Film bingkai yang
dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara atau slide suara.
1. Media audio
Media audio yang dibahas di sini khusus kaset audio, karena media inilah yang paling sering
digunakan di sekolah.
Program kaset audio termasuk media yang sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan.
Beberapa kelebihan program audio adalah :
• Materi pelajaran yang sudah terekam tak akan berubah, jika diperlukan bisa digandakan
berkali-kali sesuai jumlah yang dibutuhkan.
• Untuk jumlah sasaran yang banyak, biaya produksi dan penggandaannya relatif murah.
• Peralatan penyajian (tape recorder) juga termasuk murah dibandingkan dengan peralatan
audio visual lainnya.
• Program kaset audio dapat menyajikan kegiatan, materi pelajaran dan sumber belajar yang
berasal dari luas kelas/sekolah seperti: hasil wawancara, rekaman peristiwa, dokumentasi dll,
sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
• Program audio sangat cocok untuk menyajikan materi pelajaran yang bersifat auditif, seperti
pelajaran bahasa asing dan seni suara.
• Program audio mampu menciptakan suasana yang imajinatif dan membangkitkan sentuhan
emosional bagi siswa. Dalam pelajaran sejarah misalnya, kita tidak mungkin memperoleh
suara asli patih gajahmada. Melalui program audio, secara imajinatif kita bisa menghadirkan
suara tokoh gajah mada yang gagah berani dan patriotik.
Adapun kelemahannya adalah :
• Daya jangkauannya terbatas, tidak bisa didengarkan secara masal (kecuali disiarkan melalui
radio).
• Jika jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi menjadi mahal.
• Cenderung verbalistik karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga sulit
dipergunakan untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis, praktek dan eksak.
1. Media video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio visual lain
misalnya film. Tetapi yang akan dibicarakan di sini hanyalah media video, karena media
inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagian besar
fungsi film sudah bisa digantikan oleh media video. Biaya produksi dan perawatan video juga
lebih murah dibanding film. Pengoperasiannya juga jauh lebih praktis. Sehingga tak herak
bila media video saat ini lebih populer dan diminati dibanding media film.
Sekarang, media ini biasanya dikemas dalam bentuk VCD (video compact disc). Beberapa
tahun lalu, media ini masih dianggap terlalu mahal untuk digunakan di sekolah. Tetapi saat
ini harganya sudah terjangkau oleh masyarakat hingga ke lapisan bawah.
Meskipun demikian, akhir-akhir ini kehebatan program video masih terkalahkan oleh
program pembelajaran berbantuan komputer. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara
dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan
komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus
ruang dan waktu. Oleh karena itu media komputer dapat dimasukkan dalam kelompok multi-
media.

1. Pemilihan dan Pemanfaatan Media


1. Pemilihan Media
Anda telah mengenal beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Kelebihan dan kelemahan setiap jenis media juga telah anda pelajari. Semua pembahasan
tentang jenis-jenis media tersebut, akan membantu anda dalam pemlihan jenis media yang
paling tepat untuk kegiatan pembelajaran. Sebelum kita gunakan, media harus kita pilih
secara cermat. Memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan
yang mudah. Pemilihan itu rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan berbagai faktor.

1.
1.
1. Model Pemilihan Media
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/model dalam proses pemilihan
media pembelajaran, yaitu : model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka.
Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh
Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau toh
kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/pokok bahasan
mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan
bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah
mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang
harus kita lakukan adalah memilih topic-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui
media audio.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita masih
bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media
masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita
sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini
menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan.
1.
1.
1. Mengapa perlu Pemilihan Media?
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai
komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan peroses
pembelajaran secara menyeluruh. Ujunga akhir pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa
dapat berintegrasi dengan media yang kita pilih.
1.
1.
1. Kriteria Pemilihan Media
Memilih media yang hendaknya tidak dilakukan sembarangan, melainkan didasarkan atas
kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun
pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak inginkan di
kemudian hari. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media
pembelajaran diuraikan secara umum.
1. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK) yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk
kawasan kognitif, efektif, psikhomotor atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang
ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu
gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada
jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, dan seterusnya.
1. Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakeristik mereka,
berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan,
bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Karena itu media harus sesuai
dengan kondisi mereka.
1. Karakteristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikan media
yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih
media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media.

1. Waktu
Yang dimaksud waktu disini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan
atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia atau yang
kita memiliki.
1. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah
penggunaan media pada dasarnmya dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi dan
efektivitas pembelajaran. Apakah artinya menggunakan media, jika akibatnya justru
pemborosan.
1. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang
kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau dipasaran? Kalau kita harus membuatnya
sendiri, adakah kemampuan, wkatu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Tersediakah
sarana yang diperlukan untuk menyajikan di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang
proses terjadinya gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video.
Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player, maka sudah
cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
1. Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut
akan digunakan. Misalnya apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar
atau masal.
1. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya
program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut,
apakah visualnya jelas, menarik dan cocok? Apakah suaranya jelas dan enak didengar?
Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media
yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.
1. Prinsip-prinsip Pemanfaatan Media
Setelah kita menentukan pilihan media yang akan kita gunakan, maka pada akhirnya kita
dituntut untuk dapat memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Media yang baik, belum
tentu menjamin keberhasilan belajar siswa jika kita tidak menggunakannya dengan baik.
Untuk itu, media yang telah kita pilih dengan tatap harus dapat kita manfaatkan dengan baik
sesuai dengan prinsip-prinsip pemanfaatan media.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu kita perhatikan dalam pemanfaatan media
pembelajaran, yaitu :
• Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu jenis media yang
cocok untuk semua segala macam proses belajar dan dapat mencapai semua tujuan belajar.
• Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. Namun harap diingat,
bahwa penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran,
justru akan membingungkan siswa kita terheran-heran pasif.
• Sebelum media harus dapat memerlukan siswa secara aktif. Lebih baik menggunakan media
yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa daripada media canggih namun justru
membuat siswa kita terheran-heran pasif.
• Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan rencana
pelajaran. Tentukan bagian mana saja yang akan kita sajikan dengan bantuan media.
Rencanakan bagaimana strategi dan teknik penggunaannya.
• Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi
waktu kosong saja.
• Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan media. Kurangnya
persiapan bukan saja membuat proses kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan efesien,
tetapi justru mengganggu kelancaran proses pembalajaran.
1. Pembuatan dan penyajian Media Transparansi
Sejauh ini, papan tulis dianggap sebagai media yang paling praktis dan murah, sehingga
setiap ruang kelas hampir pasti memilikinya. Tetapi papan tulis memiliki berbagai kelemahan
misalnya dalam hal keterbatasan jangkauan, kurangnya daya tarik , dan hanya dapat dipakai
secara langsung (tidak bisa dipersiapkan sebelumnya). Sementara penggunaan proektor slide
atau film, meskipun dipandang dpaat mengatasi kelemahan papan tulis tersebut, namun
beayanya mahal dan kurang praktis pengoperasiannya. Penggunaan OHP bisa dianggap
sebagai “jalan tengah” antara media tradisional papan tulis dengan media audio visual
modern lainnya.
Dibandingkan dengan media pembelajaran modern lainnya (slide, film. Video), OHP
merupakan “alat bantu mengajar tatap muka sejati”. Anggapan ini bisa dimaklumi, sebab
untuk menggunakan OHP tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka
dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Dilain itu, dengan ruang kelas yang perlu
gelap, aktivitas siswa dapat berlangsung seperti biasa, dapat saling melihat dan tatap dapat
sambi mencatat. Keadaan seperti ini membuat aktivitas belajar tidak terganggu.
1. Perangkat Media Transparansi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, media transparansi terdiri dari perangkat keras
(OHP) dan perangkat lunak (OHT). Untuk mengenal labih jauh, masing-masing perangkat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1. Overhead Proyektor (OHP)
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP merupakan peralatan yang paling sederhana.
Peralatan OHP hanya menggunakan sistem optik (lensa-lensa) dan elektronik (kipas
pendingin dan lampu proyektor). Ada beberapa model atau bentuk OHP, tetapi pada dasarnya
memiliki prinsip kerja yang sama. Perbedaaannya adalah beberapa fasilitas tambahan dan
variasinya. Bentuk OHP yang biasa dipakai di sekolah pada umumnya seperti pada gambar
berikut :
1. Overhead Transparancy (OHT)
OHT sering disebut transparancy film atau transparansi. Terbuat dari bahan plastik tembus
cahaya sehingga visual dan proyeksikan. Lembaran plastik biasanya berukura 26,5 x 21 cm.
1. Terknik Pembuatan Media Tranparansi
Ada dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menghasilkan trans[paransi, yaitu :
1. Dengan cara mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu, antara lain :
• Mencetak dengan bantuan komputer, baik dengan full color (berwarna) mamupun mono
colour (hitam). Hal ini bisa menggunakan plotter maupun laser/inkjet printer.
• Membuat gambar/tulisan dalam selembar kertas atau mengambil dari buku, lalu difoto-copy
dalam plastik transparansi khusus.
• Melalui proses fotografi yang cetak dalam film transparansi, dan masih ada cara-cara lain.
1. Membuat sendiri secara manual
Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh guru dengan cepat, sederhana dan murah. Secara
singkat, teknik pembuatannya dijelaskan sebagai berikut :
• Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan yaitu : plastik transparansi (sesuai kualitas
yang dikehenndaki), OHT pen (marker pen) atau spidol permanen, minyak penghapus
(eceton), kapas dan alat bantu tulis lain yang diperlukan. Bila diperlukan sediakan pula
bingkai OHT.
• Siapkan draft yang akan di transparansikan dengan pensil pada kertas, lalu dijiplak kedalam
transparansi.
• OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya : bentuk tunggal,
tumpang tindih (everlay), bentuk masking (bisa di buka tutup), bentuk billboarding( diberikan
lapisan transparansi berwarna ).
Selain itu dalam membuat rancangan visual dalam transparansi, perlu juga diperhatikan
beberapa tips berikut :
• Gunakan huruf dengan ukuran minimal 0,6 Cm.
• Luas bidang transparansi yang ditulisi jangan melebihi ukuran 18 x 22 cm.
• Sebaiknya dalam satu lembar transparansi tidak lebih dari enam baris tulisan. Setiap baris
maksimal berisi enam kata.
• Dalam satu lembar transparansi usahakan hanya berisi satu topik permasalahan. Setiap
transparansi agar diberi judul. Jika satu lembar transparansi belum cukup untuk menuangkan
satu topik tertentu, bisa disambung pada transparansi yang lain dengan diberi judul yang
sama.
• Bila transparansi diberi bingkai, maka pada ruang bingkai dapat diberi catatan kecil yang
dianggap perlu.
• Lembar transparansi sebaiknya tidak hanya berisi tulisan, tetapi dikombinasikan dengan
gambar, bagan, grafik, foto, skema atau simbul-simbul visual lain, agar lebih menarik
• Agar tayangan lebih menarik, gunakan variasi warna dan bentuk huruf. Namun pemakaian
warna jangan berlebihan.
1. Teknik menyajikan transparansi OHP
Untuk dapat menyajikan media transparansi dengan baik, ada baiknya Anda perhatikan saran-
saran berikut :
• Susunlah semua transparan yang akan Anda sajikan dengan rapi. Untuk memudahkan
urutan sajian, sebaiknya setiap lembar transparan diberi nomor urut.
• Letakkan transparan terlebih dahulu diatas OHP dengan baik, kemudian baru nyalakan
lampunya
• Periksa arah cahaya, apakah posisi tayangan sudah tepat pada laya.
• Aturlah letak posisi transparansi dan ketetapan fokusnya sehingga memperoleh hasil visual
yang baik.
• Penerangan dalam ruangan tetap seperti biasa (kecuali jka ada cahaya kuat yang masuk ke
ruang).
• Gambar/tulisan yang tertayang pada layar harus dapat terlihat dengan mudah oleh seluruh
siswa.
• Selama penyajian, tetaplah menghadap kearah siswa
• Jangan menunjuk-nunjuk tulisan/gambar yang ada di layar, tetapi tunjuklah tulisan/gambar
pada tranparan pada di OHP
• Tujukkan bagian materi yang sedang Anda bicarakan. Sebaiknya tidak menunjuk tulisan
memakai jari, tetapi gunakan alat tunjuk, misalnya pensil yang runcing.
• Jika dianggap perlu, tutuplah sebagian permukaan transparan menggunakan kertas,
kemudian dibuka berangsur-angsur sesuai materi yang dijelaskan.
• Bila diperlukan, anda bisa menulis pada transparansi untuk memperjelas sajian, atau
menambahkan penjelasan yang baru saja anda ingat.
• Segera matikan OHP jika tayangan tidak diperlukan lagi.
• Simpanlah lembar-lembar transparans ke dalam map. Setiap lembar sebaiknya dilapisi
selembar kertas untuk memisahkan dengan lembar lainnya.

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti “Perantara
atau Pengantar”. Dalam bahasa arab media diartikan “Wasail” yang berati perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Istilah media mula-mula dikenal
dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang
atau dengar). Selanjutnya disebut intructional material (materi pembelajaran) dan kini
istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah intructional media (
media pembelajaran). Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar, demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran.

Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah demikian menonjol, sehingga penggunaan


alat-alat bantu mengajar seperti alat-alat audio,visual serta perlengkapan sekolah disesuaikan
dengan perkembangan jaman tersebut. Dan juga harus disesuaikan dnegan tuntutan
kurikulum sesuai dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik disekolah. Media pembelajaran banyak sekali
jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil, sederhana, dan murah hingga media yang
canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang
diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita
manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan
pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.

Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah
media cetak (buku). Selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media
lain, seperti gambar, model, Overhead Projector (OHP), dan obyek-obyek nyata. Sedangkan
media lain, seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), dan program pembelajaran
komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian
besar guru.

B. Manfaat dan Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar

1. Manfaat Media Pembelajaran


Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar, dua hal yang teramat penting adalah metode mengajar yang
digunakan serta dukungan dari media pengajaran. Fungsi dan Manfaat Media Pengajaran
yang digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi untuk:
“membangkitkan keinginan dan minat baru , membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa”. Dengan
demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa manfaat besar terhadap
keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
anak didik.
d. Merangsang pembelajaran untuk berfikir dan beranalisis.

Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan


banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru dan
siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini.
Guru hadir di kelas untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar
manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa
3. Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran, kebutuhan, dan minat siswa dengan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan
seberapa banyak telah mereka pelajari.

2. Fungsi Media Pembelajaran


Menurut Kemp & Dayton (1995;3-4) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian pembelajaran di kelas.
Sebagaimana telah kita fahami, bahwa dalam proses belajar mengajar antara pendidik dan
peserta didik tidak selamanya dapat berlangsung efektif dan efisien serta dapat mencapai
tujuan secara maksimal. Sering kali muncul adanya gangguan atau hambatan komunikasi
antara pendidik dan peserta didik sehingga tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan bantuan media pembelajaran yang digunakan secara tepat, hambatan atau gangguan
yang terjadi dapat dihindari. Dalam hal ini media berfungsi untuk menghindari hambatan
komunikasi dalam proses belajar mengajar secara umum.

Beberapa hambatan dan gangguan yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar antara
lain:
1. Verbalisme, yaitu ketergantungan pada penggunaan kata-kata secara lisan untuk
memberikan penjelasan oleh pendidik, sedang peserta didik cenderung menirukan saja tanpa
mengetahui makna yang terkandung didalamnya.
2. Kesalahan penafsiran, artinya istilah yang sama ditafsirkan berbeda. Hal ini dapat terjadi
karena pendidik tidak menjelaskan arti dari istilah uang sama tersebut, walaupun tentang
istilah yang sama bisa disampaikan melalui media gambar.
3. Kurangnya perhatian peserta didik
4. Tidak ada tanggapan.
5. Pra-sarana yang mengganggu, antara lain pengaturan tempat duduk peserta didik yang
kurang tepat dan penggunaan serta penempatan media yang kurang tepat.

Dengan timbulnya berbagai hambatan komunikasi dalam proses belajar mengajar


sebagaimana diterangkan diatas, maka dengan menggunakan media pembelajaran, hambatan-
hambatan tersebut akan dapat dihindari dan diatasi.menurut M. Sumantri dan J. Permana
(dalam bukunya Annisatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, 2009, 110) mengatakan
bahwa secara umum media berfungsi sebagai:
a. Alat bantu yang mewujudkan situasi belajar mangajar yang efektif.
b. Bagian integral dari keseluruhan setuasi mengajar.
c. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dan konsep yang abstrak sehingga dapat
megurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
e. Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar diantaranya:
1. Melalui media pemmbelajaran peserta didik menyaksikan benda / perantara gambar,
potret, slide. Dari beberapa media tersebut, peserta didik dapat memperoleh gambaran yang
nyata tentang peristiwa atau benda-benda bersejarah.
2. Melalui media pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat mengamati benda /
peristiwa yang suka dikunjungi disebabkan karena tempatnya jauh, berbahaya, atau karena
terlarang.
3. Melalui media pembelajaran memberi kesempatan begi perserta didik memperoleh
gambaran yang jelas tentang benda / masalah yang sukar diamati secara langsung karena
ukurannya yang tidak memungkinkan , baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
4. Melalui media pembelajaran memungkinkan kita untuk menjangjau audio (pendengaran)
yang besar jumlahnya.
5. Media dapat menunjukkan secara tepat suatu proses yang berlangsung lama dan lambat,
seperti perkembangan janin dalam rahim dapat ditunjukkan secara detail dalam beberapa
menit melalui slide/film.
6. Media dapat menunjukkan secara lambat gerakan-gerakan yang sangat cepat.
7. Media memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengamati langsung obyek yang
terlalu komplek.
8. Melalui pemggunaan media pembelajaran dapat mengatasi sikap pasif peserta didik, jika
digunakan dengan tepat dan bervariasi.

C. Sumber Belajar

AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa


sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan
dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik,
narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan
dalam proses pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang
berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat
dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang
berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan
untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.

KESIMPULAN

• Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti “Perantara atau
Pengantar”. Dalam bahasa arab media diartikan “Wasail” yang berati perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
• Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar, demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya.
• Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
• Menurut Kemp & Dayton (1995;3-4) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian pembelajaran di kelas.
Sebagaimana telah kita fahami, bahwa dalam proses belajar mengajar antara pendidik dan
peserta didik tidak selamanya dapat berlangsung efektif dan efisien serta dapat mencapai
tujuan secara maksimal.
• Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang
berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai