Anda di halaman 1dari 86

5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.

com

HAND OUT MATA KULIAH


PRINSIP-PRINSIP GOKIMIA

Oleh;
Ir. Yulius Marzani, M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKART

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 1/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

saling terasing dalam keluarga

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 2/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

BAB I

PRISIP-PRINSIP GEOKIMIA

Geokimia adalah suatu bidang ilmu sains yang titik berat mempelajari kimia
bumi

Tugas utama ilmu geokimia mempelajari sbb:

1.  Menentukan banyaknya unsur dan species atom (isotop) secara mutlak dan
relative di dalam bumi
2.  Mempelajari penyebaran dan pemindahan unsur-unsur individu dibeberapa
bagian bumi ini (atmosfer, hidrosfer, kerak bumi dll) dan didalam mineral
dan batuan, dengan tujuan memenuhi prinsip-prinsip penyebaran dan
pemindahan.

Sehingga ketahap tertentu, lingkup ilmu giokimia sudah dibuktikan oleh sejarah
perkembangan ilmu geologi terutama yang berhubungan dengan mineralogi dan
petrologi. Kajian geokimia sangat penting untuk mengetahui keberadaan dan
 jumlah unsur-unsur dipermukaan bumi.

SEJARAH ILMU GEOKIMIA


Ilmu geokima telah berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi khususnya bidang kimia dan
geologi. Sebetulnya geokimia sudah lama diperkenalakan oleh seorang ilmuwan
kimia berkebangsaan Swiss yang bernama Schonbein (penemu gas ozon) pada
tahun 1838. Pada dasarnya geokima mepelajari unsure-unsur kimia yang terdapat
dalam alam semesta. Konsep modern tentang unsure-unsur telah diperkenalkan
oleh Lavoiser dalam bukunya “Traite elementaire de Chemie” pada tahun 1789.
Lavoiser telah memperkenalkan 31 jenis unsure antara lain sebagai berikut :
O,N,H,S,P,Cl,E,B,Sb,Ag,As,Bi,Co,Cu,Sn,Fe,Mn,Hg,Mo,Ni,Au,Pt,Pb,W,Zn,Ca,Mg,Ba,Al
,Si, beberapa unsure lain sudah diketahui sejak jaman purba antara lain:
Au,Ag,Cu,Fe,Pb,Sn,Hg,S dan C.

Pada akhir abad ke 18 diketemukan unsur-unsur ; U, Zr, Ti, Y, Be, Cr dan Te

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 3/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Penemuan unsur-unsur dalam abad ke 19 sbb:

1.  1800-1809 ; Na, K, Nb. Rh, Pd, Ce, Ta,Os, Ir


2.  1810-1819; Li, Se, Cd, I

3.  1820-1829; Br, Th


4.  1830-1839; V. La
5.  1840-1849; Ru, Tb, Er
6.  1850-1859;
7.  1860-1869; Rb, In, Cs; TI
8.  1870-1879; Sc, Ga, Sm, Ho, Tm,Yb
9.  1880-1889; Ge; Pr; Nd; Gd; Dy
10. 1890-1899; He, Ne, Ar, Kr, Xe, Po, Ra, Ac

Pada tahun 1850-1859 tidak terdapat satu unsurpun dapat ditemukan.

Dalam tahun 1860 Bunsen dan kerchoff telah memperkenalkan alat spektroskop

untuk mengenali unsur-unsur dengan alat tersebut antara lain Cs, Rb, Ti dan In.

Pada tahun 1870 an dan 1880 an beberapa lanthanide diketemukan dan

diperkenalkan oleh Mendeleev ; eka-aluminium (Ga), eka-boron (Sc) dan eka-

silikon (Ge). Pada tahun 1894 ditemukan gas argon dan yang lain ; Ne,He, Kr, Xe.

Penemuan keradioaktifan oleh Becquel pada tahun 1896 sehungga pada tahun

1898 diketemukan Polonium dan radium oleh Curies 1898 dan actinium 1899 oleh

Debierne. Menjelang tahun 1900 unsur-unsur radioaktif lain diketemukan; Eu

(1901); Lu (1907); Hf(1923) dan Re(1925).

Selama abad 19 data geokima merupakan hasil samping kajian geologi dan

mineralogy yang berasal dari bagian mineral, batuan, air dan gas.

BAB II BUMI DAN HUBUNGAN DENGAN JAGAT RAYA

Bumi adalah merupakan bagian dalam tata surya yang terdiri dari matahri,
planet-planet dan satelitnya, asteroid, komet, dan meteorit. Matahari itu sendiri

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 4/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

11
merupakan satu unit bintang di dalam galaksi kita. Lebih dari 10   terdapat di
dalam galaksi yang berbentuk seperti kanta dengan garis pusat kurang 70 000
13
tahun cahara ( 1 tahun cahaya ≈ 10  km). Diluar galaksi kita terdapat bayak lagi
sistem-sistem bintang yang kurang lebih sama ukurannya. Sistem-sistem ini,
nebula ekstragalaksi, tersebar secara seragam di seluruh angkasa. Galaksi yang
hampir dekat dengan kita adalah nebula Andromeda, dan jaraknya lebih kurang
6
1,75 x 10 tahun cahaya. Garis-garis di dalam spectrum nebula ekstragalaksi ini
menunjukkan perubahan kearah warna merah bagi spectrum. Perubahan kea rah
kemerahan ini lebih kurang sama dengan jaraknya. Perubahan ini dianggap sejajar
dengan jaraknya. Perubahan ini dianggap sebagai effek Doppler, ini disebabkan
oleh bergesernya nebula yang semakin besar. Sebagian besar dari pada teori
pembesaran jagat raya masih menjadi spekulasi, oleh sebab ini kesimpulan yang
berdasarkan teori juga masih spekulasi.

UMUR JAGAT RAYA

Teori alam jagat raya yang membesar dan dinamik menunjukkan bahwa jagat raya

telah dan masih menjalani evolusi. Jika kita tinjau ke belakang dari segi masa, kita

akan sampai pada tahap bahwa alam raya merupakan titik kecil,yang umum

dikatakan tahap primitive dan menentukan umur alam raya ini secara astronomi
dari masa tersebut. Dengan beberapa pengandaian bahwa umur jagat raya
9
secara astronomi dapat dikira-kira dalam kisaran 16 x 10 tahun.

Sistem tata surya dapat dianggap unit tersendiri, dan umur galaksi-galaksi

dapat diperkirakan. Sistem tata surya merupakan sistem yang tertutup dan

kandungan unsurnya sama dengan seperti semasa pembentukannya dahulu,

kecuali terjadi sedikit perubahan akibat penukaran hidrogen kepada helium dan
adanya unsur radioaktif pada unsure-unsur lain. Anggapan tersebut berasaskan

bahwa bahan-bahan didalam tata surya telah terasing pada suatu masa tertentu

(titik kosong bagi skala masa kini) dan kandungan unsur primitive berubah karena

aktifitas radioaktif. Umur unsure-unsur induk kemudian diperkirakan sejak

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 5/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

peluluhan radioaktif sampai terbentuk unsure baru (anak). Peluluhan radioaktif

menjadi penting sebagai penentu umur.

Tabel 1. Beberapa peluluhan radioaktif untuk menentukan umur geologi

Unsur-unsur induk Waktu setengah umur Hasil


238 9 206 4
U 4.5 x 10  tahun Pb + 8 He
235 8 207 4
U 7.1 x 10  tahun Pb + 7 He
232 10 208 4
Th 1.4 x 10  tahun Pb + 6 He
87 10 87
Rb 4.9 x 10  tahun Sr
40 9 40 40
K 1.3 x 10  tahun Ar, Ca

Kajian empiric dan teori, seperti yang akan dibicarakan dalam bab ini, bahwa

banyaknya unsure dan nuklida di dalam sistem tata surya dapat diramal. Ramalan

dibuat dengan menggunakan perbandingan nuklida radioaktif dengan unsure-


238
unsur yang ada disekelilingnya. Oleh sebab itu banyaknya U dengan waktu
9 235 8
setengah umur 4.5 x 10  tahun dan U dengan waktu setengah umur 7.1 x 10

boleh diramal kurang lebih sama dengan unsure bismuth dan merkuri. Unsur-

unsur tersebut tidak mungkin terbentuk lebih dari pada puluh ribu juta tahun
237 247
yang lalu. Sebaliknya tidak adanya unsure Np dan Cm yang masing-masing
4 7
mempunyai masa setengah umur 2.25 X 10   tahun dan 4 x 10   tahun,

menunjukkan pembentukan salah satu dari nuclei ini sekurang-kurangnya

menunjukkan waktu beberapa ratus juta tahun yang lalu. Ini merupakan waktu

yang relative lama bagi unsure-unsur tersebut. Penyelesaian yang bebas dapat
235 238
diberikan dengan mempertimbangkan kelimpahan relative U dan U. Jika

kedua isotop ini asalnya terbentuknya sama banyak, nisbah masa kini diantara
235 238 235
U dengan U adalah 1 : 138, ini disebabkan oleh waktu setengah umur U
238
lebih pendek dan ini menyebabkan peluluhan lebih cepat dari pada U. Masa

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 6/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

yang diperlukan bagi menurunkan konsentrasi yang sama pada nisbah pada masa
9
kini ialah lebih kurang 6 x 10   tahun. Hal lain yang dapat menyokong bahwa

sistem tata surya berawal dari sejak beberapa juta tahun yang lalu, diantaranya

isotop-isotop plumbum (204Pb, 206Pb, 207Pb, 208Pb), 204Pb adalah tidak radioaktif,

dan jumlahnya pada masa sekarang sama dengan pembentukakannya dahulu.

Isotop-isotop lain sebagian asli dan sebagian terbentuk dari hasil peluluhan dari
238 235 232
unsure induk U, U dan Th. Di dalam bahan-bahan yang mengandung

uranium dan plumbum, kandungan isotop bagi plumbum mengalami perubahan

yang progresif sepanjang masa geologi; jumlah relative bagi isotop radioaktif
204
menjadi bertambah dibandingkan dengan Pb yang tidak radioaktif. Meteorit

memberikan gambaran yang jelas tentang fakta ini. Meteorit besi tidak

mengandung uranium yang mengandung sedikit plumbum di dalamnya nilai


204
relative tertinggi Pb dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain. Meteorit

berbatu mengandung sejumlah uranium dan terdapat plumbum menunjukkan


206
kesan tambahan bahwa plumbum radioaktif yang berhubungan dengan nisbah
204 207 204
Pb/ Pb dan Pb/ Pb yang lebih tinggi disbanding dengan plumbum pada

meteorit besi. Dari analisis data secara matematik memberikan umur bagi
9
meteorit 4.6 x 10   tahun, yang telah ditentukan berdasarkan penentuan umur

rubidium-strontium terhadap meteorit berbatu. Sejak masa itu meteorit besi dan

meteorit berbatu ditentukan dan umur ini dipercayai sama dengan umur

pembentukan planet didalam sistem tata surya. Bukti-bukti tambahan yang

diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa umur bulan dapat


9
diperkirakan 4.6 x 10  juta tahun.

Bumi terbentuk sebagai satu satuan dalam tata surya terbentuk lebih
9
kurang 4.6 x 10   tahun yang lalu. Dari kenyataan ini umur kerak bumi data

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 7/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

ditentukan dengan skema peluluhan radioaktif. Dengan cara ini umur batuan yang

berumur sekitar 2.700 juta tahun dapat diketahui.

Batuan tertua dari Afrika antara 3.000 dengan 3.600 juta tahun; Amerika

Utara 3.100 dengan 3.700 juta tahun yang lalu; Australia 3.000 juta tahun yang

lalu.

SISTEM TATA SURYA

Dalam kajian giokimia suatu sistem tata surya amat penting walaupun

sistem ini tidak begitu menarik di antara galaksi dan sangat kecil jika dibandingkan

dengan keseluruhan jagat alam raya.

Sifat-sifat yang khas pada sistem tata surya sbb :

1.  Matahari sebagai pusat sistem tata surya, memiliki 99.8% pengaruh

terhadap sistem dan hanya 2 % dari pada momentum bersudut

2.  Semua planet mengelilingi matahari dalam arah yang sama dalam bentuk

orbit elips.

3.  Planet-planet berputar pada porosnya sendiri dengan arah yang sama

mengelilingi matahari (kecuali Uranus dan Kejora, berputar ke belakang);

dan kebanyakan satelitnya berputar dalam arah yang sama.

4.  Planet menunjukkan jasad yang sama sebagaimana diterangkan dengan HK

Bode, dan membentuk dua kumpulan yang berlawanan; kumpulan planet-

planet kecil disebelah dalam (Utarid, Kejora, Bumi dan Marikh) yang lebih

dikenali sebagai planet daratan, dan kumpulan planet-planet besar

disebelah luar (Musytari, Zuhal, Uranus dan Neptun), yang disebut planet

utama

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 8/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

5.  Bagian utama momentum bersudut bagi sistem tata surya ini tertumpu

pada planet-planet, tidak seperti matahari sistem tertumpu pada matahari.

Table 1. Hukum Bode : jarak relative antara planet dan matahari sbb:

Utarid Kejora Bumi Marikh Kosong Musytari Zuhal Uranus Neptun Pluto

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

0 3 6 12 24 48 96 192 384

4 7 10 16 28 52 100 196 388

Jarak planet dari matahari dengan menetapkan jarak bumi sebagai 10

3.9 7.2 10 15.2 52 100 192 301 395

Hukum Bode member nilai yang memuaskan dengan jarak yang diukur, kecuali

Neptum; ruang di antara Marikh dengan Musytari dipenuhi oleh asteroid, pada

 jarak min 29

Tabel 2. Data tentang sistem tata surya

Bumi =1 Jari-jari Berat Suhu Tekanan Gas mayor dan

(km)  jenis permukan permukaan minor dlm


0
K (dalam atmosfer

bar)

Matahari 332000 695000 1.41 5500 - H2, He

Utarid 0.055 2440 5.44 620 - -

Kejora 0.815 6050 5.27 741 93 CO2,N2,H2O,Ar,SO2

Bumi 1.00 6371 5.52 290 1 N2,O2,CO2,H2O

Marikh 0.11 3397 3.95 210-240 0.007 CO2,N2,Ar,O2 

Musytari 318 71600 1.31 170 Tinggi H2,He,CH4,NH3

Zuhal 95.2 60000 0.70 140 Tinggi H2,He,CH4,NH3 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 9/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Uranus 14.6 25900 1.21 80 Tinggi H2,He,CH4,NH3 

Neptum 17.2 24750 1.66 80 Tinggi H2,He,CH4,NH3 

Pluto 0.0017 1300 1? 80 - -

KANDUNGAN ALAM SEMESTA

Pengetahuan tentang kandungan alam semesta berdasarkan pemeriksaan

spektorskopi dari sinar mathari, analisis meteorit-meteorit dan kandungan bumi

dan planet-planet lain. Berdasarkan garis-garis spectrum kita dapat menentukan

benda yang bersinar. Dari data menunjukkan bahwa kandungan alam semesta

mengandung unsure-unsur yang sama walaupun besarnya bervariasi pada tiap-

tiap tempat. Jumlah unsure-unsur yang berlainan adalah sama dimana-mana.

Helium diketemukan didalam spectrum sinar matahari oleh Lockyer pada tahun

1868 dan didapati bumi oleh Ramsay pada 1895 sebagai gas yang keluar dari

uranit apa bila dipanaskan dengan asam mineral

KANDUNGAN MATAHARI

Kajian spektroskopi terhadap matahari telah dilakukan, kurang lebih 70 unsur

telah dikenal pasti dalam spectrum matahari sbb;

Tabel 3. Kelimpahan unsure-unsur di dalam atmosfera matahari

6
Unsur Nomor Atom Kelimpahan (atom/10  atom Si)
10
H 1 2.2 x 10
9
He 2 1.4 x 10
6
C 6 9.3 x 10
4
N 7 2.0 x 10
7
O 8 1.6 x 10

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 10/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

4
Na 11 4.3 x 10
5
Mg 12 8.9 x 10
4
Al 13 7.4 x 10

Si 14 1.0 x 106
5
S 16 3.2 x 10
3
K 19 3.2 x 10
4
Ca 20 5.0 x 10
1
Sc 21 2.5 x 10
3
Ti 22 2.5 x 10
2
V 23 2.3 x 10
4
Cr 24 1.1 x 10
3
Mn 25 5.9 x 10
5
Fe 26 7.1 x 10
3
Co 27 1.8 x 10
4
Ni 28 4.3 x 10
2
Cu 29 2.6 x 10
2
Zn 30 6.3 x 10  

Sumber : Ross & Aller, 1976

KANDUNGAN PLANET-PLANET

Pemeriksaan dengan mata dan spektroskopi terhadap permukaan planet dapat

menerangkan kepada kita kandungan unsurnya . kandungan unsure dipermukaan


bumi dapat memberikan analogi untuk planet-planet yang lain. Utarid tidak

mempunyai atmosfera dan ketumpatannya sama dengan bumi. Kejora

mempunyai atmosfera dan memiliki keseluruhan karbondioksida dan nitrogen

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 11/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

yang menutupi seluruh permukaan, ukuran hampir sama dengan bumi. Marikh

memiliki atmosfera yang diselimuti kabut awan dan debu, dan kutubnya

diselimuti salju dan memiliki musim sejuk dan musim panas. Selimut ini diduga

terdiri dari lapisan es H2O yang tipis dengan sedikit gas CO2. Permukaan Marikh

keseluruhan berwarna sampai jingga kemerah-merahan kemungkinan adalah

selaput ferum oksisda, yang hampir sama dengan pasir gurun di bumi. Asteroid

belum dapat diambil contohnya tetapi dengan kajian spektrumnya bahwa

kandungannya sama dengan meteorit. Albedo Ceres dan banyak lagi Asteroid

mengandung bahan-bahan berkarbon sangat rendah.

Planet-planet utama yaitu Musytari, Zuhal, Neptum dan Uranus banyak

mempunyai ciri yang sama mempunyai ketumpatan yang rendah dan atmosfera

yang tebal oleh adanya hydrogen dan helium yang dapat dibandingkan dengan

yang terdapat dalam matahari. Ada banyak bukti adanya hydrogen yang ada

sebagai metana dan ammonia. Zuhal mungkin mengandung sarah-sarah es, dan

albedo dan ketumpatan beberapa satelit planet terdiri es juga.

KANDUNGAN METEORIT

Bukti-bukti spektroskopi tidak menerangkan tentang kandungan bagian dalam

planet-planet . Analogi terhadap bumi dan bukti yang terdapat dalam meteorit,

yang merupakan bagian sistem tata surya (mungkin juga merupakan pecahan

meledaknya asteroid dan akhirnya jatuh kebumi). Terdapat berjuta-juta meteorit

yang berada didalam sistem tata surya, kitika terjadi ledakan jatuh kebumi sudah
berupa debu yang sukar untuk ditentukan kecuali dengan alat-alat tertentu.

Meteorit diperkirakan meledak dan jatuh ke bumi 30 000  –  150 000 pertahun.

Pengetahuan kita tentang meteorit terpusat pada meteorit yang besar yang jatuh

ke bumi.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 12/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Sebagianbesar meteorit yang telah diselidiki mengandung paduan besi-nikel,

silica berhablur terutama olivine dan peroksin, mineral besi-sulfida troilit, atau

campuran semuanya. Belum pernah ditemukan meteorit yang menyerupai batuan

endapan atau batuan metamorf. Macam jenis meteorit yang di sudah dikenal sbb:

1.  Siderit atau besi ( 98 % logam)

2.  Siderolit atau besi berbatu (50% logam dan 50 % silkiat)

3.  Aerolit atau batu

Siderit atau meteorit besi, sebagian besar terdiri satu atau dua fasa logam nickel-

besi (Ni 4%-20% jarang lebih besar dari ini), lainnya mengandung troilit (Fes),
syreibersit (Fe,Ni,Co)3P dan grafit. Mineral tambahan, seperti daubrelit (FeCr2S4),

koherit (Fe3C) dan kromit (FeCr2O4) jarang didapati. Mineral-mineral tambahan

terdapat sebagai butiran-butiran bulat kecil atau berlamela yang terdapat didalam

logam. Logam-logam ini menunjukan struktur yang khas yang disebut

Widmanstatten, yang dapat diedentifikasi dengan mengkilapkan pada

permukaannya dengan larutan HNO3  beralkohol. Struktur ini terdiri daripada


lamella kamasit (aloi nikel-besi dengan 6% Ni), taenit (aloi nikel-besi dengan nikel

kira-kira 30%). Lamela ini sama dengan octahedron hablur nikel-besi yang pada

dasarnya homogeny. Meteorit yang menunjukkan struktur Widmanstatten

dikenali sebagai oktahedrit. Struktur ini adalah tipikal bagi ekssolusi subsolidus di

dalam aloi yang telah didinginkan perlahan-lahan dari suhu tinggi.

Heksahidrit adalah besi yang keseluruhannya terdiri dari pada kamasit, dan ataksit

adalah besi dengan Ni lebih adari 14% dan sebagian besar terdiri dari pada taenit.

Sidorilit, atau meteorit besi berbatu, terdiri dari pada nikel-besi dan silikat yang

lebih kurang sama banyak; Dua jenis yang berbeda palasit dan mesosiderit,

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 13/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

dengan kandungan kimia dan mineralogy yang berbeda telah dikenal dengan

pasti. Palasit terdiri dari gabungan nikel-besi yang mengelilingi butir olivine yang

menunjukkan bentuk hablur yang baik. Di dalam mesosiderit, fasa logam tidak

bergabung dengan logam lain dan terdapat silikat yang kebanyakan plagioklas

feldspar dan piroksin, dan kadang kala dengan olivine sebagai pelengkap.

Berdasarkan teksturnya, aerolit atau batu terdiri dari dua jenis , kondrit dan

akondrit. Kondrit dinamakan demikian karena mengandung kondrul atau kondri,

yaitu benda kecil bulat (garis pusat 1mm) terdiri dari utamanya olivine dan/atau

piroksin. Kondrul jarang ditemuai pada meteorit ini dan belum pernah ditemui di

dalam batuan bumi, dan oleh karena itu kondrul penting dalam menentukan asal

meteorit. Rata-rata kandungan kondrit kurang lebih 40 % olivine, 30% piroksin, 5-

20% nikel-besi, 10% plagioklas dan 6% troilit. Satu jenis kondrit yaitu kondrit

berkarbon agak berbeda dengan meteorit lain karena sebagian besar terdiri dari

silikat besi-magnesium terhidrat (serpentin atau mineral seperti klorit) dan

mengandung hingga 10% bahan organic yang komplek. Penyelidikan terbaru

terhadap Meteorit Murchison yang jatuh di Australia pada tahun 1969,

membuktilan bahwa kandungan bahan organiknya bukan dari biologi. Meteorit

Murchison mengandung campuran bahan oeganik komplek (hidrokarbon alifatik,

dan aromatic, asam karboksilat,asam amino dan lain-lain). Kesamaan diantara

bahan organic dengan dibuat secara sinteteti menegaskan bahwa bahan organic

yang dimiliki meteorit Murchison bukan dari biologi. Begitu juga asam amino,
yang tidak ditemui dalam protein dan tidak memeliki sifat optik.

Akondrit merupakan kumpulan meteorit berbatu yang berlainan sifat, tida

mengandung kondrul dan hablur yang dimiliki lebih kasar dari pada kondrit.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 14/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Kebanyakan akondrit menyerupai batuan igneus daratan dari segi kandungan

dan tekstur, oleh karena itu akondrit kemungkinan memiliki hablur dari leburan

silikat Tektit bahan enigmatik yang selalu dikatan meteorit , terdiri dari kaca yang

kaya akan silikat (rata-rata SiO2  sebanyak 75 % ) yang menyerupai obsidian,

tatapi berbeda dengan obsidian bumi dari segi kandungan dan teksturnya. Tektit

mengandung silica agak tinggi , begitu juga kandungan alumina, potasium dan

kapur tetapi kandungan magnesia dan sodanya rendah. Kandungan seperti itu

sama dengan beberapa granit dan riolit dan beberapa batuan endapan yang kaya

silica. Tektit selalu diketemukan sebagai bahan yang kecil dan bulat (200-300

gram) di kawasan yang tidak ada gunungapinya. Tidak seperti meteorit, tektite

tidak pernah terlihat jatuh ke bumi.

Tabel 4. Kandungan Meteorit

Unsur % berat

Logam (besi) Logam Silikat Rata-rata

(kondrit) (kondrit) kondrit


O 43.7 33.24

Fe 90.78 90.72 9.88 27.24

Si 22.5 17.10

Mg 18.8 14.29

S 1.93

Ni 8.59 8.80 1.64

Ca 1.67 1.27

Al 1.60 1.22

Na 0.84 0.64

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 15/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Cr 0.38 0.29

Mn 0.33 0.25

P 0.14 0.11

Co 0.63 0.48 0.09

K 0.11 0.08

Ti 0.08 0.06

Tabel 5. Meteorit yang diketemukan dan yang jatuh

Yang diketemukan Yang jatuh

Jenis Banyaknya % Banyaknya %

Besi 545 58.1 33 4.6

Besi berbatu 53 5.7 11 1.5

Akondrit 7 0.7 56 7.8

Kondrit 333 35.5 621 86.1

Jumlah 938 100.0 721 100.0

KELIMPAHAN KOSMOS UNSUR-UNSUR

Berdasarkan data kandungan meteorit dan matahari serta bahan-bahan yang ada

Goldschmidt pada tahun 1937 telah membuat kelimpahan unsure-unsur dan

isotop kosmos dalam table yang lengkap. Data tentang hydrogen dan helium
serta bahan gas sebagian besar terdapat dalam matahari dan bintang-bintang

dan kelimpahan unsure-unsur di dalam meteorit

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 16/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

6
Tabel 6. Kelimpahan unsure-unsur di dalam kosmos dalam atom (per 10  atom Si)

Unsur Kelimpahan Unsur Kelimpahan


10
1H 2.66 x 10 44Ru 1.9
9
2He 1.8 x 10 45Rb 0.4

3Li 60 46Pd 1.3

4Be 1.2 47Ag 0.46

5B 9 48Cd 1.55
7
6C 1.11 x 10 49In 0.19
6

7N 2.31 x 10 50Sn 3.7


7
8O 1.84 x 10 51Sb 0.31

9F 780 52Te 6.5


6
10Ne 2.6 x 10 53I 1.27
4
11Na 6.0 x 10 54Xe 5.84
6
12Mg 1.6 x 10 55Cs 0.39
4
13Al 8.5 x 10 56Ba 4.8
6
14Si 1.00 x 10 57La 0.37

15P 6500 58Ce 1.2

16S 50 59Pr 0.18

17Cl 4740 60Nd 0.79


5
18Ar 1.06 x 10 62Sm 0.24

19K 3500 63Eu 0.094


4
20Ca 6.25 x 10 64Gd 0.42

21Sc 31 65Tb 0.076

22Ti 2400 66Dy 0.37

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 17/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

23V 254 67Ho 0.092


24
24Cr 1.27x 10 68Er 0.23

25Mn 9300 69Tm 0035

26Fe 9.0 x 105 70Yb 0.20

27Co 2200 71Lu 0.035


4
28Ni 4.78 x 10 72Hf 0.17

29Cu 540 73Ta 0.020

30Zn 1260 74W 0.020

31Ga 38 75Re 0.051

32Ge 117 76Os 0.69

33As 6.2 77Ir 0.72

34Se 67 78Pt 1.41

35Br 9.2 79Au 0.21

36Kr 41.3 80Hg 0.21

37Rb 6.1 81TI 0.19

38Sr 22.9 82Pb 2.6

39Y 4.8 83Bi 0.14


Th
40Zr 12 90   0.045

41Nb 0.9 92U 0.027

42Mo 4.0

Atom suatu unsure memiliki sejumlah proton (Z) dan Neotron (N) dan memiliki

berat atom (A). Di dalam inti atom proton bersekutu dengan netron dan

 jumlahnya bisa berubah-ubah. Hasilnya suatu unsure boleh mempunyai beberapa

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 18/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

isotop yang mengakibatkan jumlah berat atom berbeda-beda (A = N + Z ) , tetapi

menunjukkan sifat kimia yang tidak berubah.Isobar adalah unsure yang berlainan

tetapi mempunyai berat atom (A) sama tetapi nilai proton (Z) dan Neutron (N)

berlainan dan Isoton adalah unsure yang berlainan dengan mempunyai jumlah

neutron (N) yang sama tetapi nilai berat atom (A) dan Proton berbeda (table 7)

Tabel 7. Isotop, isobar dan Isoton suatu unsure

Isotop Z = 20 (Kalium) Isoton N = 20

N A % Unsur Unsur Z A % Unsur

20 40 96.97 Sulfur 16 36
22 42 0.64 Klorin 17 37

23 43 0.145 Argon 18 38

22 44 2.06 Kalium 19 39

26 46 0.0033 Kalsium 20 40

28 48 0.185

Isobar A =40

Unsur Z N % Unsur

Argon 18 22 99.61

Kalium 19 21 0.0119

Kalsium 20 20 96.97

Inti atom yang stabil untuk sembarang unsur jumlahnya sedikit disbanding dengan

ribuan isotop yang telah diketahui, sehingga hanya sekitar 270 unsur saja yang

tidak radio aktip

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 19/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

BAB III.

STRUKTUR DAN KANDUNGAN BUMI

Bumi merupakan salah satu dari sembilan planet yang terdapat dalam tata surya.
Apa bila dibandingkan dengan alam semesta yang tak terbatas luasnya, Bumi

sebenarnya hanyalah benda yang terlalu kecil sehingga dengan mudah dapat

hilang dari pengelihatan, dan hanya tampak sebagai titik yang tidak kelihatan.

Bumi disebut juga planet biru karena tampak berwarna biru apabila dilihat dari

luar angkasa. Planet ini sangat unik dalam tata surya karena terdapat air dalam

tiga fasa (padat, cair dan gas) sehingga bumi memiliki lautan dan kutub es serta
terjadinya siklus hidrologi (diantaranya hujan) yang berkesinambungan. Di bumi

 juga berlangsung proses-proses secara aktif, yaitu terjadinya daur (siklus) geologi

yang menyebabkan permukaan Bumi terus mengalami perubahan dan

peremajaan (rejufenation) sepanjang waktu.

Bahwa bumi itu bulat dan berapa ukurannya, telah diketahi manusia sejak 250

tahun sebelum masihi. Pada waktu itu, Erastosthenes dari Yunani menggunakan

azas-azas geometri untuk memecahkan masalah seluruh matra Bumi. Dengan

menghitung arah matahari yang masuk ke dalam lubang sumur di Syene  dan

membandingkannya dengan bayangan yang terjadi di Alexandria (berjarak 5000

stades  atau 800 km), maka ia tentukan keliling Bumi 40300 km dan garis

tengahnya 12756,4 km). Setelah lebih dari satu millennium, barulah kemudian

teori Geosentris disanggah oleh Nicolaus Coprnicus  (1473-1543) dan Johanes

Kepler (1571-1630) serta Galileo Galilei  (1564-1642). Sejak saat ini orang baru

sadar Bumi hanyalah sebuah planet dari beberapa planet lainnya yang bergerak

bersama-sama mengitari Matahari (heliosentris). Bumi mengitari (mengorbit)

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 20/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Matahari dalam lintasan berbentuk elips dengan jarak rata-rata terhadap

Matahari 149.500.000 km. bentuk lintasan elips ini mengakibatkan jarak Bumi

terhadap matahari berubah-ubah. Perbedaan jarak bumi di titik terdekat

( perihelium) dan titik terjauh (aphelium) adalah 5 juta mil (3,3%).

Kedudukan equator Bumi tidak sebidang dengan bidang orbit Bumi, tetapi miring
0 ’
sekitar 23 27   sehingga menyebabkan empat musim pada tempat-tempat yang

letaknya jauh dari equator. Miringnya equator bumi diduga akibat tertumbuk

meteorit raksasa pada awal pembentukannya.

Bumi memiliki sebuah satelit namanya Bulan, berdiameter 3.456 km, sedang
 jaraknya dari bumi 384.395 km. Bulan berotasi sambil mengelilingi Bumi.Waktu

yang dibutuhkan untuk sekali rotasi sama tepat untuk revolusinya, sehingga

permukaan Bulan yang tampak dari Bumi selalu sama.

Volume Bulan hanya 1/82 dari volume Bumi dan gravitasi 1/6 dari gravitasi Bumi.

Tak ada air dan udara, oleh sebab itu permukaan Bulan tetap abadi karena tidak

terjadi siklus geologi layaknya Bumi.

Sebagai anggota dari tata surya, Bumi dipengaruhi oleh Matahari dan planet-

planet serta benda-benda lainnya yang terdapat dalam tata surya. Walaupun

demikian pengaruh yang berdampak lansung untuk kehidupan di Bumi berasal

dari Matahari dan Bulan.

Bentuk Bumi tidaklah bulat seperti bola sempurna, melainkan menyerupai Oblate 

spheroid , yaitu agak pepat pada kutup-kutupnya. Panjang jari-jari di kutub 6.356,8
2
km dan di equator 6.378,2 km, dengan luas permukaan 510.100.954 km . Bentuk

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 21/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

seperti ini disebut Geoid , yaitu suatu bentuk yang berbeda dari planet-planet

lainnya , dan hanya dimiliki oleh Bumi (ellipsoid triaxial/krasovsky ellipsoid ).

Secara teoritis pepatnya bol Bumi yang terjadi disebabkan adanya rotasi sejak

awal pembentukannya sebelum Bumi belum padat. Akibatnya, pada bagian yang

searah dengan sumbu rotasi akan terjadi kemampatan, sedangkan yang tegak

lurus, yaitu yang searah dengan equator akan mengalami pengembangan.

A.  GRAVITASI BUMI

Bentuk yang unik menyebabkan permukaan Bumi memiliki gaya tarik yang

disebut gravitasi . Secara umum di wilayah kutub kekuatan gravitasi lebih besar

dari pada di khatulistiwa. Percepatan gravitasi dari arah kutub ke equator

perubahannya secara perlahan. Namun di beberapa tempat ada yang gaya

tariknya diatas normal ( positive gravity anomaly ) dan juga di bawah normal

(negative gravity anomaly ).

Anomali atau penyimpangan gravitasi Bumi dapat disebabkan oleh factor-faktor


geologis setempat, seperti adanya batuan-batuan yang berdensitas rendah dan

batuan-batuan yang densitas tinggi. Atau mungkin adanya gejala struktur di

dalam Bumi. Besarnya gravitasi Bumi dapat diukur dengan alat Gravity meter .

B.  BERAT JENIS BUMI

Berat jenis lapisan kerak (permukaan) Bumi berdasarkan dari contoh bebatuan
3
dan tanah keras adalah berkisar 1,5-3,4 gram/Cm   dengan rata-rata 2,7
3
gram/Cm . Sedangkan berat jenis Bumi secara keseluruhan, yaitu berat Bumi
3
dibagi dengan volume Bumi adalah 5,52gram/Cm .

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 22/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Karena rata-rata berat jenis Bumi keseluruhan 5,52 sedangkan berat jenis kerak

Bumi hanya 1,5  – 3,4, maka diperkirakan pusat Bumi terdiri atas benda dengan
3
berat jenis tidak kurang dari 12 gram/Cm . Berat jenis seperti ini hampir

menyamai kepadatan logam keras.

Berdasarkan pengamatan terhadap diffusion velocity of seismic oscillation

(penyebaran kekuatan gelombang gempa), gelombang-gelombang longitudinal

membelok dengan ketajaman tertentu pada kedalaman 2,900 meter, sementara

gelombang-gelombang transversal melemah. Ini sebagai pertanda bahwa

kedalaman 2,900 meter sifat batuan telah mengalami perubahan yang tajam.

C.  SUHU BUMI

Kita tahu bahwa terdapat perubahan berat jenis dan tekanan di dalam bumi.

Perubahan tekanan di dalam bumi juga akan berpengaruh terhadap suhu bumi.

Suhu akan meningkat dengan kedalaman, peningkatan ini akibat sifat lapisan

kerak bumi dan peningkatan suhu berbeda  –beda pada suatu tempat. Suhu
0 0
meningkat antara 10-50 C /km, dengan rata-rata 30 C. Batuan dalam kerak bumi
-6
menyimpan panas dan dilepas kearah permukaan sebesar 1,5 x 10
2 2
kal/(cm )(saat) atau kurang lebih 50 kal/cm   setiap tahun, cukup untuk

mencairkan lapisan es setebal 6 mm (panas yang dibutuhkan untuk peleburan es

ialah 80 kal/g). Ini menunjukkan bahwa panas dari dalam bumi sangat kecil

peranannya terhadap perubahan keadaan iklim.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 23/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Tabel 8. Pengeluaran panas oleh batuan beku

Panas Panas Panas Jumlah


dihasilkan dihasilkan dihasilkan pengeluaran
Jenis batuan oleh U, (erg/g oleh Th, (erg/g oleh K, (erg/g panas (erg/g
tahun tahun tahun) Tahun)
Granit 117 84 34 235
Asit 126 109 38 273
Pertengahan 43 36 29 108
Pertengahan 81 81 29 191
Basalt 25 41 6,4 72
Dunit 0,42 0,44 0,01 0,87

D.  STRUKTUR DI DALAM BUMI

Data seismograf dapat ditafsirkan bahwa bumi dibagi tiga bagian utama yaitu

teras, mantel dan kerak. Bukti-bukti geofisik memberikan sifat-sifat fisik dari

ketiga bagian itu dan dapat ditentukan kandungan unsur didalam Bumi.

Kerak Bumi heterogen dan ketebalannya berbeda-beda dari satu tempat ke

tempat lain. Perbedaan sangat mencolok antara kerak benua dengan lempengan

lautan yang dalam. Kerak benua dibagi dua yaitu bagian atas yang mengandung

granit   atau gradiorit   dan bagian bawah mengandung basalt   .Bagian atas dengan

kawasan yang dinamai sial  (tersusun oleh unsure yang kaya Si dan Al) dan bagian

bawah dengan kawasan yang dinamai sima  (tersusun oleh unsure yang kaya Si

dan Mg)

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 24/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Bumi  merupakan proyektil yang terdiri dari besi dan nikel dengan kerak

dipermukaannya. Planet lainnya diperkirakan mempunyai komposisi sama,

berawal temuan meteorit berbagai ukuran di permukaan Bumi ;

1.  Siderit atau meteorit besi, terdiri dari campuran besi dan nickel

2.  Siderolit, terdiri dari campuran besi-nikel dengan silikat-silikat berat seperti

olivine dan piroksin

3.  Aerolit atau meteorit batu, terdiri dari silikat-silikat berat (olivine, piroksin)

dan mineral lainnya.

Hasil penelitian geofisika berdasarkan getaran gelombang seismic dan sebaran


berat jenis menuntun Suess & Wiechert kearah sebaran pembagian sususunan

dan komposisi Bumi sebagai berikut ( gamabar 1)

Sial

Kerak Bumi (sisik silikat)


1200 km

Sima

Lapisan antara (Lapisan sulfida  


Oksida) 1700 km  

Inti besi nickel 3500 km

1.  Kerak Bumi, mempunyai ketebalan 30-70 km, terdiri dari batuan basa dan

asam. Berat jenis lapisan ini kurang lebih 2,7

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 25/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

2.  Selubung bumi atau silikat, mempunyai ketebalan 1200 km dan berat jenis

3,4-4

3.  Lapisan antara atau chalkosfera, merupakan sisik oksida dan sulfide dengan

ketebalan 1700 km dan berat jenis 6,4

4.  Inti besi nikel atau barisfera, berjarak 3500km dan berat jenis 8,6

Willamson & Adam membuat kesimpulan tentang susunan bumi sbb:

1.  Kulit bumi mempunyai ketebalan 100 km, terdiri dari silica dan silikat

ringan, berat jenis 2,8-3,2

2.  Kulit peridotit, mempunyaim ketebalan 1600 km terdiri dari silikat berat
(peridotit) dan berat jenis 3,3-3,35

3.  Kulit palistik, mempunyai ketebalan 1400 km, terdiri campuran nikel dan

besi serta siderolitik, berat jenis 6-8

4.  Inti logam nikel-besi, ketebalan 3400 km dan berat jenis 10

Pembagian/susunan dan komposisi bumi menurut Goldschmidt 1933 adalah sbb:

1.  Kulit bumi tebal 120 km, berat jenis 2,8

2.  Kulit eklogit, terdiri dari silikat berat, tebal 1000 km dan berat jenis 3,6-4

3.  Kulit Sulfida dan oksisda, tebal 1700 km, berat jenis 5-6

4.  Inti nikel-besi, tebal 3400 km dan berat jenis 8

Masih mendasarkan pada sebaran kecepatan gelombang gempa dan berat jenis,

seperti yang sebelumnya dikemukakan oleh Feffreys & Guttenberg (1992),

Ringwood (1975) membuat simpulan bahwa bumi terdiri dari lapisan seri

konsentris suatu massa padat, cair-liat dan kerak yang merupakan bagian terluar.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 26/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Kerakbumi, dari bagian permukaan hingga bidang diskontinyunitas Mohorovisic,

di bawah benua mempunyai kedalaman antara 20 dan 50 km, sedang dibawah

samodra kedalaman antara 10 dan 12 km. Kerakbumi tersebut disusun oleh

batuan beku, sedimen dan malihan. Di bawah kerakbumi, pada kedalaman 400

km, terdapat selubung atas (uppur mantle) yang tercirikan oleh sebaran

gelombang gempa rendah, terutama untuk gelombang S. Bagian selubung atas

bumi terutama terdiri dari eklogit  atau peridotit  yang kaya Fe, Mg, Ca, Na dan
21
silikat aluminium, dengan viskositas rata-rata 8 x 10   poise. Sebelumnya, Daly

(1940) menyebut kerakbumi dengan lithosfera dan selubung atas yang identik

dengan low velocity zone disebut astronefera. Zona peralihan (transition zone)

terletak antara kedalaman 400 dan 1000 km, ditandai oleh landaian kecepatan

gelombang gempa tinggi, dan tersusun dari silikat besi padat, Mg, Ca, Al, oksida

besi dan silikat.

Lapisan selubung bawah (lower mantle) terletak pada kedalaman 1000-2900 km,

dicirikan dengan kenaikan kecepatan gelombang gempa yang relative sebanding

dengan bertambahnya kedalaman.

Lapisan ini disusun oleh oksida besi padat, Mg dan SIO2  dengan viskositas rata-
23
rata 10  poise. Sedang inti bumi (core) terbagi menjadi dua, yaitu inti bumi luar

(outer core) dan inti bumi dalam (inner core). Inti bumi luar terdapat pada

kedalaman 2900-5100 km dan inti bumi dalam antara 5100 hingga 6371 km.

Bagian luar inti terdiri dari besi dan sejumlah kecil silica, sulfur dan oksigen;

sedang bagian dalam terutama terdiri dari besi padat (solid iron)

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 27/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Tabel 9. Struktur dalam bumi menurut Ringwood


Kedalaman Nama bagian Susunan batuan Ketrangan
20-50 km
Di bawah kerak benua
Kerak bumi Batuan beku, sedimen dan
10-12 km di bawah kerak malihan
samodra
Bidang diskontinyu Mohorovisic
400 km Selubung atas Eklogit & peridotit, kaya Dicirikan dengan sebaran
Fe, Mg, Ca, Na & silikat Al gelombang gempa
rendah, terutama
gelombang S
21
Viskositas 8 x 10  poise

400-1000 km Jalur peralihan Silikat besi padat, Mg, Ca, Dicirikan dengan landaian
Al, Oksida besi & Silikat kecepatan gelombang
gempa yang tinggi

1000-2000 km Selubung bawah Oksida besi padat, Mg, Kenaikan kecepatan


SiO2  rambat gelombang gempa
selaras dengan
bertambahnya
kedalaman.
Viskositas rata-rata
23
10 poise
2900-5100 km Inti luar Besi, sedikit silikat,
belerang & oksigen

5100-6371 km IInti dalam Besi padat

Magma berasal dari peleburan setempat pada kerak atau selubung atas

Ringwood (1975) berhasil menyusun struktur kerak bumi mendasarkan

analisisnya atas tafsiran gelombang gempa, pengukuran gaya berat dan magnetic,

pemboran inti pada kedalaman tertentu (terbatas); juga deduksi atas sejarah

geologi, petrogenesa batuan yang tersingkap dan geokimia.


Lingkungan tektonik kerakbumi adalah benua, cekungan di samodra, pinggiran

benua, busur kepulauan dan palung

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 28/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Tabel 10. Struktur Bumi berdasarkan sifat kimia dan fisiska

Nama Sifat Kimia yang penting Sifat Fisika yang penting

Atmosfera N2,O2,H2O, CO2, gas lain Gas

Biosfera H2O, bahan organic dan Padat, cair

bahan kerangka

Hidrosfera Air tawar, air asin, salju Cair dan padat

dan es

Kerak Batuan silikat biasa Padat

Mantel Bahan silikat, sebagian Padat


besar olivine, dan

piroksen pada tekanan

tinggi

Teras atau sidorosfera Aloy besi-nikel Bagian atas cair bagian

bawah mungkin padat

Tabel 11. Ketebalan dan volume bagian Bumi

Ketebalan (km) Volume (1 Berat Jenis Massa % jisim


27
x 10   minimum Jisim
3
cm )

Atmosfer - - - 0.000005 0.00009


Hidrosfer 3,80 (min) 0,00137 1,03 0,00141 0,0024

Kerak 17 0,008 2,8 0,024 0,4

Mantel 2883 0,0899 4,5 4,016 67,2

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 29/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Teras 3471 0,175 11,0 1,936 32,4

Keseluruhan 6371 1,083 5,52 5,976 32,4

Clarke dan Washington (1924) mereka bekerja sangat mendalam menetukan

kandungan kimia kerakbumi di semua kawasan kurang lebih sama walaupun pada

kawasan yang berlainan . Kandungan % SiO2  batuan yang berasal dari kawasan

lautan lebih rendah, seperti batuan pada kepulauan Antlantik dan Pasifik, ini

membuktikan bahwa lapisan Sial adalah sedikit/kecil pada lempeng lautan.

Dari sampel batuan beku, dari 5159 analisis didapakan komposisi utama tanpa
H2O dan unsure-unsur minor sebagai berikut:

Tabel 12. Komposisi kimia utama oksida dalam kerak bumi

SiO2 Al2O3 Fe2O3 FeO MgO CaO Na2O K2O TiO2 P2O5 

60.18 15.61 3.14 3.88 3.56 5.17 3.91 3.19 1.06 0.30

Kandungan tersebut tidak cocok dengan sebarang batuan igneus (batuan beku)
tetapi adalah perantaraan diantara batuan granit dengan basalt, yang secara
kebetulan terdapat pada kebanyakan batuan beku.

Terdapat banyak penyimpangan tentang cara pada anilisis untuk mendapatkan


rata-rata pada batuan beku. Penyimpangan ini berdasarkan;

1.  Ketidak seimbangan taburan geografi dalam analisis


2.  Taburannya secara statistik tidak dapat ditentukan karena jenis batuan
yang berbeda-beda
3.  Terbatasnya jenis batuan yang dikaji dalam analisis

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 30/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Kerak bumi yang terdiri dari batuan berhablur dari kawasan yang berbeda di
daerah selatan Norwegia yang terbentuk pada zaman Fenoscandia, dari 77
analisis batuan memberikan gambaran komposisi kimia kerak bumi sbb;

Tabel 13.

SiO2 Al2O3 Fe2O3  MgO CaO Na2O K2O H2O TiO2 P2O5 

FeO

59,12 15,82 6,99 3,30 3,07 2,05 3,93 3,02 0,79 0.22

Angka-angka ini sepadan atau sama yang diperkirakan oleh Clark dan Washington
terutama pada pelarutan dan penghidratan natrium dan kalsium.

Para ahli sains di Vernadsky Institut of Geochemistry , Moscow telah membuat


kajian sistematis tentang kandungan kerak bumi, dengan melakukan ribuan
contoh batuan dari daerah Rusia dan geosinklin Caucasia dan mengabungkan data
yang diperoleh dari kawasan lainnya. Ronov   dan Yaroshevsky   membuat kajian
yang ringkas, mereka mengenal betul jenis batuan tiga jenis kerak bumi; kerak
benua, kerak lautan dan kerak subbenua (terutama daerah antar benua dan
lerengnya).

Kerak bumi yang diperkirakan oleh mereka berdasarkan bebas air dan gas
karbondioksida sbb;

Tabel 14.

Kerak benua Komponen Kerak bumi


61,9 SiO2  59,3
0,8 TiO2  0,9
15,6 Al2SO3  15,8
2,6 Fe2O3  2,6
3,9 FeO 4,4
0,1 MnO 0,2
3,1 MgO 4,0
5,7 CaO 7,2
3,1 Na2O 3,0
2,9 K 2O 2,4
0,3 P2O5  0,2

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 31/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Tabel 15. Jumlah unsure-unsur di dakam kerak bumi dalam ppm

Nomor Atom Unsur Kerak bumi Granit (G1) Diabes (W1)


1 H 1400 400 600
3 Li 20 22 15
4 Be 2,8 3 0,8
5 B 10 1,7 15
6 C 200 200 100
7 N 20 59 52
8 O 466 000 485 000 449 000
9 F 625 700 250
11 Na 28 300 24 600 16 000
12 Mg 20 900 2 400 39 900

13 Al 81 300 74 300 79 400


14 Si 277 200 339 600 246 100
15 P 1 050 390 246 100
16 S 260 58 610
17 Cl 130 70 123
19 K 25 900 45 100 200
20 Ca 36 300 9 900 5 300
21 Sc 22 2,9 78 300
22 Ti 4 400 1 500 35
23 V 135 17 6400
24 Cr 100 20 114
25 Mn 950 195 1 280
26 Fe 50 000 13 700 77 600
27 Co 25 2,4 47
28 Ni 75 1 76
29 Cu 55 13 110
30 Zn 70 45 86
31 Ga 15 20 16
32 Ge 1.5 1,1 1,4
33 As 1.8 0,5 1,9
34 Se 0,05 0,007 0,3
35 Br 2,5 0,4 0,4
37 Rb 90 220 21
38 Sr 375 250 190

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 32/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

39 Y 33 13 25
40 Zr 165 210 105
41 Nb 20 24 9,5
42 Mo 1,5 6,5 0,57
44 Ru 0,01
45 Rh 0,005 <0,001
46 Pd 0,01 0,02 0,025
47 Ag 0,07 0,05 0,08
48 Cd 0,2 0,03 0,15
49 In 0,1 0,02 0,07
50 Sn 2 3,5 3,2
51 Sb 0,2 0,31 1,0
52 Te 0,01 <1 <1
53 I 0,5 < 0,03 < 0,03
55 Cs 3 1,5 0,9
56 Ba 425 1 220 160
57 La 30 101 9,8
58 Cc 60 170 23
59 Pr 8,2 19 3,4
60 Nd 28 55 15
62 Sm 6,0 8,3 3,6

63 Eu 1,2 1,3 1,1


64 Gd 5,4 5 4
65 Tb 0,9 0,54 0,65
66 Dy 3,0 2,4 4
67 Ho 1,2 0,35 069
68 Er 2,8 1,2 2,4
69 Tm 0,5 0,15 0,30
70 Yb 3,4 1,1 2,1
71 Lu 0,5 0,19 0,35
72 Hf 3 5,2 2,7
73 Ta 2 1,5 0,5
74 W 1,5 0,4 0,5
75 Re 0,001 <0,002 <0,002
76 Os 0,005 0,00007 0,0003
77 Ir 0,001 0,00001 0,003

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 33/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

78 Pt 0,01 0,0019 0,0012


79 Au 0,004 0,004 0,004
80 Hg 0,08 0,1 0,2
81 Tl 0,5 1,2 0,11
82 Pb 13 48 7,8
83 Bi 0,2 0,07 0,05
90 Th 7,2 50 2,4
92 U 1,8 3,4 0,58

Tabel. 16 unsur-unsur yang ada di dalam kerak bumi


2 0
Unsur % berat % atom Jari  atom (A ) % volum
O 46,60 62,55 1,40 91,7
Si 27,72 21,22 0,26 0,2
Al 8,13 6,47 0,53 0,5
Fe 5,002 1,92 0,77 0,5
Mg 2,09 1,84 0,72 0,4
Ca 2,63 1,94 1,12 1,5
Na 2,83 2,64 1,16 2,2
K 2,59 1,42 1,60 3,1

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 34/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Pada kedua data tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang kerak bumi
secara keseluruhan karena sampel juga diambil kerak dibawah lautan.

Tabel 17. Unsur-unsur utama dalam kerak bumi 

Elemen % Elemen %
Oksigen (O) 46,71 Karbon (C) 0,094
Silikon (Si) 27,69 Mangan (Mn) 0,09
Alumunium (Al) 8,07 Belerang (S) 0,08
Besi (Fe) 5,05 Barium (Ba) 0,05

Calsium (Ca) 3,65 Chlor (Cl) 0,045

Natrium (Na) 2,75 Chrom (Cr) 0,035

Kaluim (K) 2,58 Fluor (Fr) 0,029


Magnesium (Mg) 2,08 Zirkon (Zr) 0,025

Titanium (Ti) 0,62 Nikel (Ni) 0,019

Hidrogen (H) 0,14 Unsur-unsur lain 0,063

Posphor (P) 0,13

BAB IV
TERMODINAMIKA DAN KIMIA HABLUR

Geokimia telah dikemukakan dimuka meliputi kelimpahan,taburan dan

perpindahan unsur-unsur kima di dalam bumi. Konsep geokimia menjadi sangat

penting apabila dapat menunjukkan hubungan di antara atom, ion dan molekul

hablur dengan faktor-faktor yang menentukan adalah keadaan keseimbangan

masing-masing.

TERMODINAMIKA

Termodinamika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

hubungan antara panas dan bentuk energy energy lain (kerja). Termodinamika

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 35/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

sangat penting dalam kimia, sebab dengan menggunakan termodinamika kita

dapat menduga apakah reaksi dapat berlangsung atau tidak, dan apabila reaksi itu

berlangsung , dapat dicari kondisi yang bagaimana yang dapat memaksimalkan

produk. Tetapi termodinamika mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat

digunakan untuk mengetahui kecepatan reaksi.

Suatu sistem termodinamika dicirikan oleh sifat-sifat dasar antara lain

a.  Sifat-sifat yang dimiliki zat ; banyaknya zat, volum dan entropi yang

tergantung banyaknya zat di dalam sistem

b.  Sifat intensif suhu, tekanan dan sifat kimia yang tidak tergantung kepada

banyaknya zat dalam sistem.

Jumlah tenaga semua jenis tenaga yang terkandung dalam sistem disebut

tenaga dalam (E). Tenaga ini hanya tergantung kepada keadaan sistem dan tak

boleh ditentukan dalam nilai-nilai mutlak.

Hukum termodinamika I  : Bahwa tenaga tidak dapat dimusnahkan dan

diciptakan. Jika sistem mengalami perubahan keadaan, dan E1  adalah tenaga

dalam pada keadaan pertama, dan E2  adalah tenaga dalam pada keadaan

kedua, maka ∆E = E2 – E1 

Jika dalam perubahan ini sejumlah q = tenaga diserap oleh sistem dalam

bentuk panas dan w tenaga hilang dari sistem sebagai kerja mekanik, maka

∆E = q + w atau d E= dq+d w

q bertanda + (positip) bila energy diserap sisntem

q bertanda – (negatip) bila energy dilepas sistem

W bertanda + (positip) bila sistem dikenai kerja

W bertanda – (negatip) bila sistem melakukan kerja

∆E = perubahan energy dalam sistem

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 36/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

q = kuantitas panas

Kerja mekanik, d w, biasanya ditentukan dengan mengukur perubahan volum

zat dv berlawanan dengan tekanan hidrostatik P, d w = Pd V

Oleh sebab itu d E = d q – Pd V

HUKUM TERMODINAMIKA II

Hukum termodinamika II sehubungan dengan entropi. Hukum ini dapat

dikatakan sebagai berikut ; Sitiap proses spontan dalam sistem terisolasi akan

meningkat entropinya. Pernyataan ini mempunyai implikasi yang luas:

Apabila kita anggap alam semesta sebagai suatu sitem yang terisolasi, maka

setiap proses yang terjadi di dalam alam semesta akan meningkatkan total

entropi dalam alam semesta tersebut. Dengan kata lain, dengan adanya

berbagai macam proses dalam alam semesta, maka ketidakteraturan alam

semesta cenderung meningkat. Tidak ada satu carapun untuk menghindari

ketidakteraturan ini. Pada kenyataan setiap kejadian merupakan  proses 

 pembaharuan.
Hukum termodinamika II meramalkan bahwa derajat ketidakteraturan

dalam alam semesta akan terus meningkat. Entropi akan terus meningkat

sampai sauatu saat entropi akan maksimum. Dalam keadaan ini, tidak ada

proses yang dapat berlansung dan segala sesuatu akan mati.

PROSES REVERSIBEL DAN IRREVERSIBEL

Dalam suatu sistem, proses reversible adalah suatu proses yang

berlangsung sedemikian sehingga setiap bagian sistem mengalami perubahan

dikembalikan pada keadaan semula tanpa menyebabkan suatu perubahan lain.

Perhatikan proses berikut:

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 37/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

SPONTAN

KEADAAN 1 KEADAAN 2
 

NONSPONTAN

Bila keadaan 2 dapat dikembalikan kekeadaan 1 tanpa menyebabkan

perubahan lain baik di dalam maupun di luar sistem, maka dikatakan bahwa

proses bersifat reversible sejati . Misalkan keadaan 1 adalah es, sedang

keadaan 2 adalah air. Pada suhu ruang es akan mencair secara spontan dengan

sendirinya. Dapatkah air pada suhu ruang ini dapat dirubah menjadi es kembali

tanpa ada menyebabkan perubahan lain?. Jawabnya adalah tidak. Bila kita

menggunakan freezer untuk membekukan air, kita harus menggunakan listrik

sebagai sumber energy yang secara tidak langsung akan meningkatkan entropi

alam semesta. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semua proses spontan

adalah irreversible.

Bila keadaan 1 menjadi keadaan 2 dapat berlangsung tanpa menimbulkan

entropi alam semesta (S alam semesta = 0), maka proses diatas merupakan

proses reversible sejati . Dalam kenyataan keadaan reversible sejati tidak tidak

dapat dicapai, sehingga proses reversible yang dapat kita amati merupakan

proses reversible ideal .

Secara termodinamika , entropi dapat didifinisikan sebagai berikut;

∆S = qreversibel/T. Yang berarti perubahan entropi suatu sitem adalah jumlah

pertkaran panas antara sistem dengan lingkungan yang bersifat reversible

dibagi dengan suhu.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 38/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Dalam proses bolak-balik, perubahan entropi (ds) suatu sitem ditentukan oleh

sejumlah panas (dq) yang diterima oleh sistem dibagi suhu mutlak (T), yaitu ds

= dq/T. Untuk sebarang proses spontan yang tidak bolak-balik d s > d q/T.

Untuk proses yang bolak-balik , persamaan menjadi dE = T d s – Pd V.

Oleh sebab banyaknya proses berlaku pada tekanan suatu sistem dengan

melibatkan tenaga panas dan tenaga mekanik, dan keadaan demikian panas

yang diserap oleh sistem dari sekelilingnya sama dengan (E + PV) yang disebut

etalpi sbb H = E + PV

Oleh sebab itu sebarang perubahan entalpi adalah d H = d E + d PV + Pd V

Jika d p=0, maka d H = d q yaitu, perubahan entalpi dalam sembarang proses

yang berlangsung pada tekanan tetap.

Tenaga bebas Helmholtz (A) dan tenaga bebas Gibbs (G) dituliskan dalam

persamaan berikut; A = E – TS

G = E – TS + PV

Tenaga Gibbs penting terutama dalam hubungannya dengan proses yang

berlangsung pada suhu dan tekanan tetap, dalam keadaan ini ; dG = dE – T dS

+ P dV. Jika proses bolak-balik; dE = T dS + P dV dan dG = 0

Pada sembarang proses bolak balik pada tekanan tetap, jika keseimbangan

terjadi maka energi yang muncul dinamakan energy bebas Gibbs.

Semua proses geokimia pada dasarnya boleh dianggap menuju pada

kesetimbangan pada kondisi tekanan dan suhu tetap pada waktu yang lama.

Kesetimbangan terjadi tidak dapat bertahan lama karena pengaruh fisik dari

zat seperti halnya pada metemorf batuan kesetimangan akan terjadi tidak

pada pada suhu biasa. Pada proses bolak balik dalam suatu sistem dimana ,

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 39/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

maka temperature dan tekanan tercapai keseimbangan , persamaan diberikan

sbb;

d(-∆G/T) = ∆H

dT T2 

Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika ∆H positif, maka kenaikan suhu

menjadikan ∆G lebih negative yaitu jika panas diserap dalam sistem,

pertambahan suhu menyebabkan proses bolak-balik mendekati akhir. Jika ∆H

negative mengakibatkan kenaikan suhu mengakibatkan proses bolak balik

dalam sistem akan berhenti.

Pada perubahan tekanan persamaan menjadi d ∆G/dP = ∆V, dengan ∆V

merupakan perubahan volum dalam sistem, jika ∆V negative, kenaikan

tekanan akan berpengaruh terhadap ∆G kearah negative, sehingga proses

bolak-balik menuju akhir. Pada tekanan tinggi akan mengakibatkan

terbentuknya bahan dengan volume rendah memiliki berat jenis tinggi.

Termodinamika penting dalam geokimia karena memberikan suatu

pendekatan umum bagi mengatasi masalah kestabilan, keseimbangan dan

perubahan walaupun hanya secara kualitatif.

Salah satu kegunaan termodinamika dalam menyelesaikan geokimia ialah

kajian tentang kestabilan jadeit, NaAlSiO6  (Kracek dkk., 1951). Jadeit terjadi

pada batuan metamorf. Berikut hasil penelitian termodinamika oleh Kracek

dkk terhadap terbentuknya jadeit sbb;

NaAlSiO8 NaAlSi2O6  + SiO2 

NaAlSiO4  + NaAlSiO8  2 NaAlSi2O6

NaAlSiO4  + SiO2  NaAlSi2O6 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 40/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Dengan mengukur panas larutan dalam HF albit (NaAlSiO8), nafelin (NaAlSiO4),

 jadeit dan kuarsa, perubahan entalphi (∆H) dari proses reaksi bolak balik

diatas, dengan diketahui ∆H masing-masing reaksi bolak-balik diatas maka

besarnya energy bebas (∆G) dapat diperkirakan sbb;


0
∆G = ∆H - T∆S. Pada percobaan yang dilakukan pada kondisi standar (25 C dan

1 atm) proses reaksi terjadi kearah kanan dan kiri (yaitu jadeit tak akan

terbentuk). Bilamana reaksi bolak-balik pada keadaan yang lain akan terbentuk

 jadeit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jadeit adalah lebih stabil pada

suhu dan tekanan biasa dari pada campuran albit dan neftelin, atau neftelin

dan kuarsa. 

HUKUM TERMODINAMIKA III

Hukum termodinamika III menyatakan bahwa entropi suatu Kristal

sempurna pada suhu nol mutlak adalah nol. Tidak ada cara yang dapat

digunakan untuk mengukur nilai absolute entalpi. Berlainan dengan entalpi,

berdasarkan dengan HK Termodinamika III, entropi absolut dapat ditentukan

dan entropi absolut selalu positip. Hubungan entropi dengan kapasitas panas

adalah:

ST = ∫ Cp/T dT

Dimana;
0
ST = entropi absolute pada suhu T K

Cp = kapasitas panas pada tekanan tetap


0
Pada suhu yang sangat rendah (< 10 K), dimana pengukuran kapasitas

panas sukar dilakukan, nilai entropi ditentukan dengan cara ekstrapolasi.

Gambar 2 memperlihatkan bagaimana hubungan antara suhu dan entropi

secara umum.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 41/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Entropi molar

standar absolut
-1 -1
(J mol  K ) CAIRAN GAS

Ektrapolasi PADATAN II CAIRAN

PADATAN I PADATAN II

0
K
T1 T2 T3

Gambar 2. Vareasi nilai entropi absolut pada berbagai suhu yang berbeda
 

Perubahan entropi selama perubahan fasa yaitu dari padat ke cair, cair ke

gas, dan padatan II ke padatan I (padatan II dan I mempunyai bentuk Kristal

yang berbeda) seperti pada gambar 2. Dalam hal ini perubahan fasa

berlangsung revrsibelm, persamaan sbb;

∆S I ke II = ∆HI ke II/T1

∆Speleburan  = ∆Hpeleburan/T2 

∆Spenguapan = ∆Hpenguapan/T3 

T3 = titik didih, T2 = titik lebur, dan T2 = titik transisi

ENERGI BEBAS GIBBS

Menurut hukum termodinamika II, jika proses yang terjadi dalam alam

semesta baik peristiwa fisika maupun kimia berlangsung secara spontan, maka

entropi alam semesta akan meningkat. Secara matematik hal di atas dapat

ditulis;

∆Salam semesta > 0

Tetapi apabila proses berlangsung dalam suatu sistem yang merupakan bagian

dari alam semesta, selain perubahan entropi sistem, perubahan entropi

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 42/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

sistem, perubahan entropi lingkungan sekeliling sistem juga harus

diperhatikan. Secara matematik hubungan dapat ditulis ;

∆Salam semesta = ∆Ssistem + ∆Slingkungan 

Untuk reaksi spontan berlaku : ∆S sistem  + ∆S lingkungan > 0

Miyasaro (1960), proses bolak-balik bahan padat yang biasa pada kondisi

geologi perubahan energy kecil. Dalam keadan ini tenaga bebas pada proses
0
bolak-balik pada kondisi suhu T K dan tekanan P atm diberi persamaan berikut;
0 0
∆GT,P  = ∆H 298  - T ∆S 298 + P ∆V
0 0 0
∆H 298  = perubahan enthalpy proses bolak-balik pada 298,16 K, yaitu 25 C,

dan 1 atm
0 0
∆S 298 = perubahan entropi proses bolak-balik pada 298,16 K dan 1 atm
0
Dengan semua fasa dalam keadaan padat, ∆S 298  dan ∆V selalu kecil
0
dibandingkan dengan ∆H 298 . Maka energy pada proses bolak balik seperti ini,
0 0
pada 25 C dan 1 atm besarnya ∆H 298 hampir sama dengan tenaga bebas

proses bolak balik pada sebarang suhu dan tekanan (∆GT,P ). Dengan kata lain

di dalam proses bolak-balik fasa padat , energy bebas hampir sama pada

keseluruhan proses dengan perbedaan sembarang suhu dan tekanan, ini

ditunjukkan pada proses berikut;

Mg2SiO4 + SiO2  2 MgSiO3 


forsterit kuarsa klinoenstalit
 
0
Perubahan enthalpy ∆H 298  = - 2300 kal/mol
0
Entropi ∆S 298  = - 0,35
0 3
Perubahan ∆V 298  = -4,0 cm /mol, sehingga energy bebas pada proses bolak balik

dapat dihitung sbb; ∆GT,P  = -2300 + 0,35 T  – 0,097 P; (∆V selalu dibagi dengan

angka 41,3 untuk konversi menjadi kal/mol).

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 43/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Jelas bahwa suhu dan tekanan terhadap energy bebas pada proses bolak balik
0
sangat kecil. Perubahan suhu 500 C akan mengubah tenaga bebas sebanyak 175

kal, dan perubahan tekanan 1 000 atm akan merubah tenaga bebas kurang dari

100 kal.

Contoh lain reaksi bolak-balik;

½ NaAlSiO4  + SiO2  ½ NaAlSi3O8  (1)


Nafelin kuarsa albit

∆GT,P  = - 2500 - 0,05 T + 0,016 P

KAlSi2O6  + SiO2  KAlSi3O8  (2)


leusit kuarsa ortoklas
 

∆GT,P  = - 4800 + 1,46 T - 0,053 P

Dengan contoh diatas menunjukkan bahwa perbedaan ∆GT,P  dengan ∆H298  tidak

 jauh.

Kita boleh menggunakan data yang ada untuk kepentingan petrogenik. Jika

kandungan SiO2 di dalam batuan yang terdiri dari klinoestatit , albit dan ortoklas

menjadi berkurang menunjukkan bahwa reaksi perubahan klinoestatit menjadi

fosterit memerlukan energy bebas kecil, ini diikuti oleh penukaran albit ke nefelin

dan akhirnya penukaran ortoklas ke leosit.

Perbedaan pada proses reaksi bolak-balik antara (1) dan (2) diatas tidak

besar dan berlangsung pada tekanan tinggi, seperti pada kedalaman 100 km dan

200 km. Ketidak stabilan silica mengakibatkan perubahan dari albit ke nefelin

sebelum pembentukan piroksin (Mg,Fe)SiO3 ke olivin (Mg,Fe)2SiO4 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 44/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

STRUKTUR HABLUR

Ciri hablur yang paling nyata berdasarkan luasnya yang membesar secara

bebas. Kristalografi morfologi, yaitu kajian tentang hubungan geometri diantara

permukaan hablur, menunjukkan bahwa setiap hablur dapat diklasifikasi menjadi

32 kelas berdasarkan semetrinya. Dalam uji sinar X bahwa didalam suatu hablur

bahwa susunan atomnya tersusun secara sistematik. Susunan atom tersebut

memainkan peranan penting dalam menentukan sifat –sifat fisik dan kimia hablur.

Struktur-struktur bablur berbagai atom telah dapat ditentukan. Banyak para ahli

dalam bidang ini menggunakan struktur hablur untuk mengkaji bahan berhablur

di dalam mineral. Hasilnya dipakai bidang geokimia untuk menentukan struktur

atom dalam mineral.

Bagian dari struktur hablur yang kita bicarakan adalah atom (termasuk di

dalamnya ion). Atom-atom memiliki muatan listrik yang tersebar di seluruh


o -8
ruangan dan memiliki jari-jari dengan ukuran A   ( 1 Angstrom = 10 cm). jari-jari

dapat ditentukan tidak hanya berdasarkan sifat unsure tersebut tetapi juga

dipengaruhi oleh atom sekelilingnya. Contoh jari-jari atom natrium di dalam


o
logam natrium adalah 1,86 A   , sedangkan jari-jari atom natrium dalam garam
o
natrium 1,02 A .

Dengan mengetahui sifat dari jenis atom yang berbeda  –beda dapat

diklasifikasi dalam empat jenis ikatan kimia ;

a.  Ikatan logam (koheren logam)

b.  Ikatan ion atau kutub (ikatan kation dan anion ex; garam dapur)

c.  Ikatan kovalen atau koordinat (terdapat dalam hablur-hablur ex ;intan)

d.  Ikatan van der waals (koheren, gas berubah membentuk padatan dalam

suhu rendah)

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 45/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Dari empat jenis ikatan atom itu akan memberikan sifat bahan-bahan yang

berbeda berdasarkan struktur hablur (sifat fisik & kimia).

Teori ikatan kimia dapat dipakai untuk menerangkan kimia hablur.

Termasuk dalam hal ini adalah pembagian elektron termasuk orbit-orbit atom dan

hubungannya dengan tenaga atom. Hal ini dapat dipakai untuk membedakan sifat

fisik diantara grafit dan intan, kedua-duanya merupakan unsure karbon. Karbon
2 2 1 1
mempunyai enam elektron di dalam konfigurasinya; 1s 2s 2 p x2 p y 
2
Orbit 2 pz adalah kosong. Di dalam grafit, orbit 2sp  dibentuk dari orbit 2s, 2 pz dan

2 p3.

Teori medan hablur, berkaitan dengan ikatan unsure-unsur logam unsure

peralihan dengan elektron orbit d   dapat digunakan untuk memahami dan

membuat ramalan tentang geokimia unsure-unsur penting ini. Perbedaan pada

unsure-unsur peralihan dan kation lain dengan muatan ion yang sama akan

memberikan kestabilan tenaga medan hablur oleh pengaruh ikatan elektron orbit

d   di dalam medan listrik, yang diwujudkan oleh anion yang mengelilingi

kedudukan penting kation di dalam hablur. Contoh ion bivalen Ti, V, Cr, Fe, Co, Ni,

dan Cu mendapat kestabilan tenaga dalam kedudukan octahedron.

Mn, Zn, dan unsure bukan peralihan yang berukuran sama tidak memiliki

kestabilan tenaga.

KEADAAN KRISTAL

Dalam mempelajari keadaan Kristal, akan lebih mudah bagi kita untuk

memahaminya abila kita memandang Kristal secara geometric. Yang dimaksud

dengan geometric disini kita memandang Kristal sebagai kumpulan atom atau

molekul yang tersusun secara teratur dalam ruang. Susunan yang teratur ini

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 46/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

dikenal dengan nama kisi . Dari gambar 3 memperlihatkan suatu contoh dari kisi

satu dimensi.

titik kisi

Gambar 3. Kisi satu dimensi, a = besaran vector

Kisi satu dimensi dapat dinyatakan dengan satu parameter kisi. Parameter kisi ini

merupakan suatu besaran vector, jadi mempunyai besar dan arah serta dapat

dinyatakan sebagai a.

Gambar 4. Memperlihatkan kisi dua dimensi yang merupakan pengembangan dari

kisi satu dimensi. Pada kisi dua dimensi, semua titik kisi dapat dihubungkan

dengan garis membentuk pola garis yang teratur. Selain itu kita dapat membagi

kisi tersebut ke dalam sel. Setiap unit sel dinyatakan oleh dua vector a’ dan b’

(unit sel dapat dianggap sebagai unit ulangan dari kisi).

titik kisi

a’  α 

b’ 

Gambar 4. Kisi dua dimensi, a’ dan b’ = besaran vector dan α  = sudut antara a’ dan

b’ 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 47/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Kisi tiga dimensi atau kisi ruang dapat dilihat pada gambar 5. Kisi tiga dimensi atau

kisi ruang dinyatakan dengan 3 vektor, yaitu a”, b”, dan c”  

a” 

titik kisi

b” 

c” 

Gambar 5. Kisi tiga dimensi, a”, b” dan c”= besaran vector 

β = sudut antara a” dan c” 

α = sudut antara b” dan c”  

ϒ = sudut antara a” dan b”  

SISTEM KRISTAL

Dalam mempelajari Kristal, operasi simetri didefinisikan sebagai operasi

yang akan menstransformasikan Kristal ke bayangan, dimana antara Kristal dan

bayangan tidak dapat dibedakan. Operasi simetri diakibatkan adanya elemen

simetri. Gambar 6. Menunjukkan dua buah contoh elemen simetri. Bayangan

“tanda tanya   yang terbentuk pada cermin, tidak dapat dibedakan dengan
” 

“tanda tanya” aslinya. Elemen simetri di atas disebut bidang kaca (atau bidang

simetri ).

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 48/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

cermin

?  bayangan cermin (terbalik)

(a)  bidang cermin

Gambar 6. Beberapa elemen simetri

1800 

(b) Sumbu rotasi two- fold  


0
Pada contoh yang kedua rotasi “tanda tanya” sebesar 180  membentuk bayangan

yang juga tidak dapat dibedakan dengan “tanda tanya” yang aslinya. Elemen

semetri ini dinamakan two fold rotational axis.

Terdapat 32 kemungkinan kombinasi elemen simetri yang mengakibatkan

adanya 32 kelas Kristal. Tetapi klasifikasi kedalam 32 kelas ini dapat

disederhanakan dengan jalan mengelompokkan menjadi 6 sistem Kristal.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 49/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Walaupun ke 32 kelas Kristal merupakan hal yang lebih mendasar, tetapi yang

lebih sering digunakan adalah sistem Kristal. Hal ini disebabkan lebih mudah bagi

kita untuk mengelompokkan suatu Kristal berdasarkan bentuknya ke dalam

sistem Kristal dari pada mengelompokkan kedalam kelas berdasarkan elemen

simetrinya. Dalam beberapa buku ada yang mengelompokkan Kristal menjadi 7

dan ada pula yang mengelompokkan menjadi 6. Hal ini masih ada pertentangan

antara heksagonal dan rombohedral.

Unit sel seperti yang didefinisikan pada table 18 berikut, disebut unit

primitive. Artinya semua titik terletak disudut unit sel dan tidak ada titik kisi yang

terletak dimuka atau tengah unit sel.

Tabel 18. Hubungan kisi-kisi dalam sistem kristal

Sistem Sumbu Sudut Contoh


0
1.Kubik a=b=c α=β=ϒ=90 Garam dapur
0
2.Tetragonal a=b≠ c α=β=ϒ=90   Timah putih
0
3.Artorombik a≠b ≠c α=β=ϒ=90   Belerang rombik
0 0
4.Monoklinik a≠b≠c α=β=90 ; β≠90 Belerang monoklik
0 0
5.Heksagonal a=b≠c α=β=90 ; ϒ=120 grafit
0
5.a(Rombohedral) a=b=c α= β= ϒ ≠ 90   kalsit
0
6.Triklinik a≠b≠c α ≠ β ≠ ϒ≠ 90   CuSO4 5H2O

BIDANG DAN INDEKS MILLER

Kita telah mempelajari bagaimana kisi satu dimensi, dua dan tiga dimensi

dapat dinyatakan dengan parameter kisi. Misalnya bentuk kisi tiga dimensi dalam

ruang dapat dinyatakan dengan tiga buah vector; ketiga buah vector tersebut

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 50/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

adalah parameter kisi. Tetapi dalam kristalografi sinar x, selain dapat dinyatakan

dengan parameter kisi, kisi dapat dinyatakan dengan “ perangkat bidang”. 

Sebagai contoh Gambar 7., setiap titik kisi dapat dihubung-hubungkan sehingga

membentuk garis lurus yang sejajar. Garis-garis sejajar ini dikenal sebagai

perangkat bidang atau lebih dikenal dengan bidang-bidang indeks Miller, karena

bidang bidang tersebut dinyatakan dengan tiga parameter (h, k, l ).

(3,1,0)

interplanar spacing d120

perangkat bidang
(1,2,0)

b’ 

a’ 

Gambar 7. Menyatakan kisi dua dimensi dengan menggunakan bidang Miller

Indeks Miller suatu perangkat bidang dapat ditentukan dengan

memperhatikan berapa kali perangkat bidang memotong sumbu-sumbu unit sel.

Misal pada Gb 6 perangkat bidang (1,2,0) memotong sumbu c’ (karena kisi pada

Gb 6 adalah kisi dua dimensi). Peringkat bidang (3,1,0) memotong sumbu a’ tiga

kali (pada tiga posisi), memotong sumbu b’ sekali, dan tidak memotong sumbu c’.  

Ide seperti di atas dapat pula diterapkan pada bidang-bidang yang terdapat

dalam subuah Kristal. Kita dapat menggambarkan bidang-bidang indeks Miller

sedemikian sehingga semua titik kisi yang terletak dalam sebuah Kristal tercakup

dalam bidang-bidang tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 51/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Seiap perangkat bidang indeks Miller juga dicirikan dengan adanya

interplanar spacing (jarak) yang dinyatakan dengan menggunakan indeks Miller

sebagai subskrip.

Jadi d310 menyatakan interplanar spacing untuk bidang (3,1,0)

BAB V. MAGMATISME DAN BATUAN BEKU

Magma adalah cairan atu larutan sillikat pijar yang terbentuk secara alamiah,
0
bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 900-1100 C dan berasal atau

terbentuk dari kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas.

Kalau batasan diatas adalah berdasarkan sifat fisik magma, maka secara kimia-

fisika magma adalah sistem komponen ganda (multi component system) dengan

fasa cairan dan sejumlah Kristal yang mengapung di dalamnya sebagai komponen

utama, disamping fasa gas pada keadaan tertentu. Beberapa batasan dan

hipotesis magma telah diberikan oleh para ahli seperti Grout (1947), Turner &

Verhoogen (1960), Taneda (1970) dll.

Hipotesis magma primer menurut Daly(1933).

1.  Magma yang terisolasi pada earth-shell , bersifat heterogen dan dapat

dianggap mewarisi keadaan bumi semula. Kemudian adanya pengaruh

tekanan relief yang memadai akan menghasilkan apa yang disebut liqua 

 faction secara setempat dan berasal dari bahan habluran. Pencairan batuan

dapat dipengaruhi oleh tenaga panas yang diakibatkan gesekan oleh akibat

deformasi (deformation) & peluruhan mineral radio aktif. Surutnya gas

secara setempat pun akan menyebabkan terpisahnya magma; pada

umumnya magma jenis ini menggambarkan suatu lidah cair yang terperas

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 52/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

ke atas dari asalnya yang jauh di daerah habluran di bawah permukaan

bumi.

2.  Magma yang bersifat homogen, misalnya basalan habluran atau eglokit

yang meleleh, perubahan basaltic durovitreous  menjadi liqua vitreous

akibat surutnya gas secara tempat, basalan yang tetap vitreous kecuali

pada bagian upper shell   di mana bahan telah menghablur, peridotit

habluran dan karena pelelehan setempat akan mengakibatkan terjadinya

cairan basalan, serta liqua vitreous peridotite.

3.  Magma primer tanpa spesifikasi awal, yaitu magma granitik dan magma

basaltik.

Magma adalah bahan induk batuan beku. Lava adalah magma yang keluar

melalui lubang (kondoit) pada gunungapi. Kebanyakan magma membeku di

bawah permukaan dan bahan yang terakhir saja yang dapat dilihat yaitu batuan

beku. Magma diartikan sebagai bahan batuan yang melebur, mengandung fasa

uap yang hilang sewatu magma membeku, dalam proses ini memainkan peranan

yang penting dalam arah pembentukan hablur.

Menurut Bunsen magma” primer” terdiri dari dua jeni s yaitu granit dan basalt,

dan batuan beku yang mengandung campuran batuan. Batuan beku yang

terdapat di bumi ini kebanyakan boleh dimasukkan ke dalam dua jenis ini : granit

dan basalt

SIFAT-SIFAT KIMIA MAGMA

Senyawa kimiawi magma, yang dianalisis melaui hasil konsolidasinya

dipermukaan dalam bentuk batuan gunungapi, dapat dikelompokkan menjadi :

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 53/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

1.  Senyawa-senyawa volatil, yang terutama terdiri dari fraksi gas seperti CH4,

CO2, HCl, H2S, SO2, NH3  dll. Komponen volatil ini akan mempengaruhi

magma antara lain :

a.  Kandungan volatil, khususnya H2O, akan menyebabkan pecahnya ikatan

Si-O-Si yang akan mempengarui inti Kristal. Apabila nilai viskositas

magma rendah, maka difusi akan bertambah dan pertumbuhan Kristal

akan tejadi.

b.  Kandungan volatil, khususnya H2O, akan mempengaruhi suhu kristalisasi

sebagian besar fasa mineral. Pada beberapa jenis magma , fasa mineral

yang menghablur(order kristalisasi) akan berubah, sehingga terjadi

penyimpangan terhadap reaksi Bowen.

c.  Volatil dalam magma menentukan besarnya tekanan selama proses

kenaikan magma ke permukaan.

d.  Unsur-unsur volatil tersebut akan mempengaruhi jenis kegiatan

gunungapi seperti terbentuknya piroklastik, awan panas dan

sebagainya; disamping tekstur dan bentuk Kristal seperti lubang-lubang

gas (vesicles).

e.  Unsur-unsur volatil akan mempengaruhi proses pemisahan unsur-unsur

tersebut dari magma. Apabila tekanan total lebih besar dari tekanan uap

air dalam magma dengan catatan landaian tekanan rata-rata dalam

bumi adalah 0,28 k bar/km, maka uap air atau gas tidak akan terbentuk.

2.  Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan unsur-unsur

oksida dalam magma. Jumlahnya yang mencapai 99 % isi, sehingga

merupaka mayor element , terdiri dari oksida-oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO,

MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, TiO2 dan P2O5 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 54/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

3.  Unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor  

element   , seperti Rubidium (Rb), Barium (Ba), Stronsium (Sr), Nikel (Ni),

Cobalt (Co), Vanadium (V), Croom (Cr), Lithium (Li), Sulphur (S) dan

Plumbum (Pb). Unsur-unsur jejak ini terdapat tidak sebagai oksida dan tidak

dapat digunakan sebagai dasar penggolongan magma. Unsur-unsur ini

sangat membantu dalam menentukan genesa magma, seperti halnya

kandungan Sr dan Pb dalam basal samodra mencirikan asalnya dari

selubung bumi. Gejala pelelehan sepihak (partial melting) akan

mengkonsentrasikan isoptop Sr87  dan Rn86. Sedangkan pelelehan selubung

bumi yang menghasilkan magma primer magma basaltic ditunjukkan oleh

perbandingan Sr87/Sr86 > 0,704 dan Pb206/Pb204 < 18,6. Lava basaltik dari

lantai samodra akan memiliki nilai perbandingan K/Rb tinggi (Charmichael,

1974). Sedangkan basal benua mengandung Ni, Cr dan Co yang lebih

rendah dari yang dikandung toleit samodera (Ringwood, 1975).

Komposisi gas gunung api, dalam persen isi, ternyata berbeda untuk setiap

 jenis batuan dan gunungapi, seperti yang terlihat di Tabel 19 (Mc. Donald,

1972)
Kandungan 1 2 3 4

CO2  21,40 46,20 40,90 10,10

CO 0,80 0,70 2,40 2,00

H2  0,90 0,03 0,80 0,20

SO2 11,50 14,30 4,40 -

S2  0,70 0,00 - 0,50

SO3  1,80 38,80 - -

Cl2  0,10 0,00 - 0,40

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 55/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

F2  0,00 0,00 - 3,30

HCl - - - -

N dan gas jarang 10,10 16,60 8,30 0.90

H2O 52,70 71,40 43,20 82,50

Keterangan : 1. Kilauea, Hawai (Jaggar, 1940)

2.Mauna Loa, Hawaii (Shepherd, 1938)

3. Mt. Pelle, India Barat (Shepherd, 1927)

Gambar 8. Fenomena muculnya bahan volatil dari dalam kawah aktif

KLASIFIKASI MAGMA

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 56/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Untuk mengklasifikasikan magma menggunakan pendekatan hasil analisa

batuan beku. Klasifikasinya berdasarkan kelimpahan komonen kimia terutama

kandungan silikat (SiO2). Komponen kimia silikat mencapai < 35  –  80 % berat,

komponen penyusun sbb :

a.  mengandung silica >63 % SiO2 disebut tipe silicic atau acidic (tipe magma

asam)

b.  mengandung silica 52-63 % SiO2 disebut tipe menengah

c.  silikat rendah mengandung 45-52 % SiO2  disebut tipe basic  (tipe magma

basa)

d.  mengandung silka < 45 % disebut tipe ultrabasic  (tipe ultra basa)

JENIS DAN KLASIFIKASI MAGMA

1.  Berdasakan % berat oksida (unsur non volatile)

UNSUR NON MAGMA ASAM MAGMA BASA

VOLATIL/OKSIDA

SiO2  65-75 45-58

Al2O3  12-16 13-17

Fe2O3  4-8 9-14

FeO

MgO 4-6 5-8

CaO

Na2O 6-9 3-5

K2O

P2O5  0,02 - 0,54 0,15 - 0,53

MnO Kecil – 0,19 0,12 – 0,19

TiO2  0,15- 1,2 1,3 – 3,1

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 57/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

2.  Berdasarkan kandungan SiO2 atau derajad keasaman (acidiy)

JENIS MAGMA KANDUNGAN SiO2 (% berat)

Magma asam 66

Magma menengah 52- 66

Magma basa 45 – 52

Magma sangat basa 45

3.  Berdasarkan % berat perbandingan alkali (alkali ratio weight %), dimana

magma alkali mempunyai harga (Na2O + K2O) lebih besar dari Al2O3 

4.  Bedasarkan harga alkali lima indek (ʎ) menurut Peacock (1931)

JENIS MAGMA HARGA TIPE MAGMA

Alkali 51 Atlantik

Alkali-kalsik 51- 56

Kalsik-alkali 50 - 61 Pasifik

Kalsik 61

5.  Berdasarkan harga suit index (S) menurut Rittmann (1952, 1953)

Klasifikasi ini terutama magma tipe Pasifik (kerabat kapur alkali)

HARGA SUITE INDEKS HARGA p JENIS MAGMA

1 70 Kapur alkali ekstrim

1 – 1,8 65 - 70 Kapur alkali kuat

1,8 - 3 60 - 65 Kapur alkali menengah

3 – 4 55 - 60 Kapur alkali lemah

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 58/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

6.  Berdasarkan harga indeks pembekuan (solidification index, SI), menurut

Kuno (1980).

Dari contoh batuan yang dianalisis apa bila kecenderungan menurunnya

indeks pembekuan , maka magma bersifat asam. Sebaliknya apabila harga

indeks pembekuan meninggi, maka magma bersifat basa. Dengan rumus

sbb:

Indeks pembekuan magma =


 
 
7.  Berdasarkan kimiawi dan mineralogi, kennedy (1933) mengklasifkasi

beberapa tipe magma, yaitu;

a.  Tipe magma toleit, dicirikan oleh ketidakhadiran olivine, dengan mineral

utama adalah pigeonit, augit dan ortopiroksin.

b.  Tipe magma basal olivine , mengandung piroksin (augit), alkali feldspar,

nefelin, zeolit dan olivine.

Meskipun kedua tipe magma ini paling banyak dijumpai, dikenal pula

tipe peralihan yaitu tipe magma shoshonit (Joplin, 1968; dalam

Charmichael, 1974).

8.  Berdasarkan kandungan gas, menurut jaggar (1958; dalam Rittmann, 1962).

a.  Hipomagma, bersifat tidak jenuh gas (undersaturated) dan dapat

terbentuk pada tekanan besar.

b.  Piromagma, jenuh gas atau banyak mengandung gas

c.  Epimagma, miskin gas sehingga dapat disamakan dengan lava yang

belum dierupsikan.

9.  Berdasarkan genesa, menurut Sederhol (1959; dalam Rittmann 1962)

a.  Magma hibrit, di mana melalui proses hibridisasi dua jenis magma yang

terpisah membentuk magma baru

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 59/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

b.  Magma sintetik, yaitu magma yang komposisinya berubah karena proses

asimilasi. Proses pembentukan magma sintetik disebut sinteksis, di

mana magma sintetik dapat merupakan akibat lanjut dari pelarutan

batuan asing (umumnya sedimen), yang selain melebur juga mengubah

komposisi magma.

Contoh ;

Asimilasi magma asal dengan batulempung :

CaMgSi2O6  + (OH)4Al2Si2O5  → CaAlSi2O6  + MgSiO3 + SiO2  + 2 H2O


(diopsid) (kaoilin) (anortit) (enstatit) (kuarsa)

Asimilasi magma asal dengan batugamping:


CaMgSi2O6  + CaCO3  →  Ca2MgSi2O7  + CO
(diopsid) (gamping) (akermanit) (gas)
Magma anatektik, yaitu magma baru yang terjadi akibat peleburan batuan pada

kedalaman yang besar, melalui proses anateksis.

Komposisi kimiawi magma juga disimpulkan dari batuan gunungapi yang

merupakan hasil pembekuan magma.

1.  Kandungan oksigen berdasarkan kelimpahan atomnya adalah 58  –  65 %.

Sedang berdasarkan persen berat adalah 45 hingga 50 %, dan sekitar 94,5 %

berdasarkan isi.

2.  Kandungan SiO2  pada kebanyakan hasil analisis kimiawi batuan beku

berkisar antara 35 dan 75 % berat.

3.  Kandungan Al2O3  antara 12  –  18 % berat, pada kebanyakan batuan beku;

dan mencapai 20 % pada batuan menengah yang mempunyai kandungan

SiO2 sekitar 45 %.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 60/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

4.  Pada batuan beku yang berkadar SiO2  rendah (basa), kandungan Fe2O3,

FeO, MgO dan CaO berkisar antara 20 % hingga 30 %; sedang dalam

batuam asam kira-kira 50 %.

5.  Kandungan rata-rata Na2O dan K2O berkisar antara 2,5 hingga 4 % berat.

Dalam batuan beku yang bersifat alkalin (intermediate silica content),

kandungan Na2O lebih dari 8 % dan K2O sekitar 6 % berat (jarang sekali yang

melebihi 10 %, Carmichael, 1974).

Gambar 8. Fenomena muculnya bahan volatil dari dalam kawah aktif

Tabel 20. Klasifikasi tipe batuan volkanik berdasarkan komponen kimiawinya


Al2O3 saturated classes

SiO2 (wt%) Peraluminious Metaluminious Subaluminious Peralkaline

Acid > 68 rhyolite or pantellerite


obsidian comendite
63-68 rhyodacite
dacite
Latite trachyte
intermedite 57-63 andesite phonolite
52-57 mugearite
tholeiitic basalt
hawaiite
basic 45-52 alkali basalt

ultrabasic < 45 basanite


nephelinite
leucite

Molecular Al2O3 > (CaO + Na2O + K2O)


Molecular Al2O3 < (CaO + Na2O + K2O) and Al2O3> (Na2O + K2O)

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 61/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Molecular Al2O3  ≈  (Na2O + K2O)


Molecular Al2O3 < (Na2O + K2O)

KANDUNGAN KIMIA MAGMA DAN BATUAN BEKU


Clarke dan Washington
SiO2  Al2O3 Fe2O3  FeO MgO CaO Na2O K2O H2O TiO2 
59,14 15,34 3,08 3,80 3,49 5,08 3,84 3,13 1,15 1,05

Angka ini hanya perkiraan tidak mewakilikandungan magma primer , karena

sampel yang dianalisis mengambil dari batuan beku, dan unsur-unsur yang ada

didalam magma seperti adanya unsur-unsur : O, Si, Al, Fe, Mg, Ca, Na, dan K,

menunjukkan bahwa magma adalah sistem multi komponen  dari unsur-unsur

diatas dan yang lain.

Oksida yang terdapat di dalam batuan beku adalah SiO2  (30-80%) terjadi

perbedaan disetiap temapat. Terdapat dua frekwensi maksimum yang berbeda

yaitu terdapat 52,5% dan 73,0 % adalah yang terbanyak. Ini selaras dengan kajian

lapangan bahwa batuan beku yang paling banyak adalah granit dan basal.

Alumina kandungannya berubah ubah antara 10 hingga 20 %. Kandungan Al2O3 

merupakan ciri-ciri batuan yang kurang mengandung feldspar yaitu jenis

ultrabasa. Kandungan Al2O3  yang tinggi merupakan ciri batuan anatorsit   dan

batuan yang banyak mengandung naftelin. Soda Na2O biasanya menunjukkan

perbedaan yang besarnya antara 2 sampai dengan 5 %, kandungan Na2O jarang

melebihi 15 %. Lengkung bagi K2O adalah kurang seragam, tetapi kebanyakan

kandungan K2O kurang dari 6 % dan jarang melebihi lengkung FeO dan Fe2O3.

Jumlah oksida besi dalam batuan beku jarang yang melebihi 15 % , kecuali dalam

bijih magma besi. Kandunan MgO dalam batuan beku sangat rendah dan hanya

 jenis ultrabasa yang kaya akan piroksin dan /atau olivine yang mempunyai

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 62/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

kandungan MgO lebih dari 20 % , CaO dalam batuan beku kurang dari 5 %,

adakalanya kandungan CaO mencapai 8 % pada batuan basalt.

Kandungan komponen minor dalam batuan beku pada umumnya adalah TiO2,

P2O5, dan MnO.

KANDUNGAN MINERAL BATUAN BEKU 

Walaupun lebih daripada 1000 mineral berlainan diketahui, namun jumlah

spesies yang terdapat di dalam batuan beku lebih dari 99 %. Adalah 7 mineral

utama yaitu yang dapat ditemui : (mineral silika, feldspar, felspatoid, olivin,

piroksin, amfibol dan mika) selain itu yang dapat ditemui adalah ; magnetit,

ilmenit dan apatit saja yang detemui dan dalam jumlah yang sangat kecil. Kajian

statistik dari kurang lebih 700 batuan beku secara petrografi menunjukkan bahwa

rata-rata kandungan mineral di dalam batuan beku adalah: kuarsa 12 %, feldspar

59,5 %, piroksin dan hornblend 16,8 %, biotit 3,8 %, mineral titanium 1,5 %, apatit

0,6 % dan mineral sampingan yang lain 5,8 %.

MINERAL SILIKA

Silika terdapat pada ketujuh macam mineral yang berlainan : kuarsa

(termasuk kalsedoni), tridimit, kristobalit, opal, lekatelierit, koesit, dan stishovid.

Di antara semua ini yang mudah didapati adalah kuarsa, trimidit dan kristobalit

banyak dijumpai pada batuan volcano; opal tidak mudah didapat; lekatelierit

(kaca silica) sangat jarang didapati. Koesit dan stishovit merupakan mineral

bertekanan tinggi yang pertama kali dibuat di makmal dan kemudian ditemukan

pada batu pasir yang terdapat di kawah meteor, di Arizona. Terbukti mineral

koesit dan stishovit terbentuk pada tekanan tinggi yang tiba-tiba.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 63/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Kuarsa, kristobalit dan trimidit adalah mineral silikat yang terdapat pada

batuan beku, mempunyai kestabilan pada suhu masing-masing: kuarsa sampai


o o
suhu 867 C pada tekanan 1 atm; trimidit 867-1470 C pada tekanan 1 atm; dan

kristobalit pada suhu 1470  –  1713oC tekanan 1 atm. Sistem satu komponen SiO2 

telah dikaji dengan mendalam dalam berbagai kondisi suhu dan tekanan (gambar

8)

Dengan penambahan sedikit air ke dalam sistem ini akan menghasilkan


o
sesuatu yang agak besar. Ini telah dikaji pada 1300 C dan tekanan uap air
2
2000kg/cm . Garis putus-putus di dalam gambar 8, pada tekanan yang melebihi

1400kg/cm2  , kuarsa melebur pada suhu kurang lebih 1125oC , penurunan suhu
o
kira-kira 600 C dari titik leburnya silica cair mengandung air kurang dari 2,3 %.

Medan kesetabilan tridimit menjadi semakin kecil. Dalam sistem kering , tridimit

tidak mempunyai titik lebur yang stabil, tatapi dengan uap air tridimit melebur
2
menjadi menjadi cairan hidrus pada tekanan melebihi 400 kg/cm  

KUMPULAN FELDSPAR

Feldspar mineral yang mudah ditemui ada dua jenis yaitu feldspar barium

dan kalium. Formula bagi feldspar dapat ditulis sebagai WZ4O8 dengan W adalah :

Na, K, Ca dan Ba dan Z adalah Si dan Al. Perbandingan Si : Al berubah ubah dari

3:1 dan 1:1. Feldspar mengandung sedikit Al. Struktur feldspar merupakan suatu

rangkaian tetrahedron SiO4  dan AlO4  dalam tiga dimensi yang berhubungan ,

dengan natrium dan kalium, kalsium dan barium. Feldspar yang mengandung

barium jarang ditemukan dan tidak penting di dalam mineral pembentuk batuan

maka tidak dibicarakan lebih lanjut. Feldspar sebagai sistem tiga komponen dan

komponen-komponen itu ialah KAlSi3O8, NaAlSi3O8 dan CaAl2Si2O8 

FELDSPATOID

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 64/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Feldspatoid adalah kumpulan silikat aluminium yang terdapat di tempat

feldspar apabila magma yang kaya dengan alkali tidak mengandung silica.

Feldspatoid tidak pernah bersekutu dengan kuarsa primer. Mineral berikut yang

termasuk di dalam feldspatoid :

Leusit : KAlSi2O6 

Kaliofilit : KAlSiO4 

Kalsilit : KAlSiO4 

Nefelin : NaAlSiO4 

Sodalit : Na8Al6Si6O24(Cl2)

Nosean : Na8Al6Si6O24(SO4)

Kankrinit : Na8Al6Si6O24(HCO3)2 

Analsim, NaAlSi2O6.H2O, adakalanya dimasukkan di dalam kumpulan feldspatoid;

mineral ini selalu muncul sebagai mineral primer di dalam batuan baku yang tidak

bersilika.

Feldspatoid bukanlah merupakan suatu mineral yang homogen seperti feldspar

atau piroksin. Leusit merupakan feldspatoid kalium yang banyak dijumpai dalam

batuan gunungapi

KUMPULAN PIROKSIN

Piroksin adalah satu kumpulan mineral yang berhubungan erat dengan sifat

Kristal, menghablur dengan dua junis ortorombus dan monoklinik. Cirri-ciri

kumpulan ini ditunjukkan oleh struktur luar atom yang sama. Kumpulan

tetrahedron SiO4 dihubungkan bersama menjadi rantai dengan bergabung dengan

satu aton oksigen dengan kumpulan yang ada disebelahnya yaitu dua atom

oksigen disetiap kumpulan berhubungan dengan dua kumpulan yang terletak di

kedua sisinya dengan perbandingan Si : O adalah 1 : 3.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 65/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Kandungan kimia piroksin formulanya dapat dinyatakan sebagai berikut :

(W)1-p(X Y)1+PZ2O6, dengan simbol W, X, Y dan Z merupakan unnsur-unsur yang

mempunyai jari-jari ion yang sama, dapat salaing tukar di dalam struktur piroksin,

unsur-unsur itu adalah :

W : Na, ca
+2
X : Mg, Fe , Li, Mn
+3
Y : Al, Fe , Ti

Z : Si, Al (jumlah sedikit)

Piroksen terbagi menjadi dua bagian yaitu ortorombus dan monoklin.

Berdasarkan kandungan kimia dan sistem hablur beberapa spesies dapat

diketahui :

Piroksin Ortorombus :

Enstatit : (MgSiO3)

Hipersten : (MgFe)SiO3 

Piroksin Monoklinik :

Klinoenstatit : (MgSiO3);

Klinohipersten : (Mg,Fe)SiO3;

Dopsida : (CaMgSi2O6);
2+
Hedenbergit : CaFe Si2O6 

Augit : Mineral perantaraan diantara diopsida dengan hendenbergit

Dengan sedikit Al.

Pigeonit : Perantaraan diantara augit dengan klinoenstatit-

klinohipersten.
3+
Aegirin (akmit) : NaFe Si2O6 

Jadeit : NaAlSi2O6 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 66/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Spodumen : LiAlSi2O6 

Johannsenit : CaMnSi2O6 

KUMPULAN AMFIBOL

Kumpulan amfibol terdiri dari beberapa spesies yang terdiri dari sistem

ortorombik dan monoklinik, yang mempunyai sifat-sifat hablur dan fisik berkaitan

erat , dan begitu juga dengan kandungan kimianya. Amfibol   mengandung gugus

OH di dalam strukturnya, dan perbandingan Si : O ialah 4 : 11 (Si4O11) tidak seperti

pada piroksin 1 : 3 (SiO3).

Formula amfibol dapat dituliskan sebagai berikut (WXY)7-

8(Z4O11)2(Z4O11)2(O,OH,F)2, simbul W,X,Y,Z menunjukkan unsur yang jari-jari ion

yang sama boleh bertukar posisi didalam struktur. W menunjukkan kation logan

Ca dan Na yang memiliki jari-jari besar(K kadang kala terdapat dalam jumlah
+2
sedikit); X menunjukan kation logam Mg dan Fe   yang berjari-jari kecil
+3
(kadangkala Mn); Y dapat berupa Ti, Al, dan Fe ; dan Z untuk Si dan Al.

Pergantian atom dalam formula anfibol sebagai berikut:

1.  Al dapat menggantikan Si di dalam rantai Si4O11, sehingga membentuk

AlSi3O11  (banyaknya pertukaran tergantung pada pembentukan amfibol

suhu rendah atau suhu tinggi)

2.  Fe  dan Mg boleh saling bertukar sepenuhnya.


+2

3.  Jumlah (Ca, Na, K) kemungkinan kosong atau hampir kosong atau mungkin

berubah dari 2 ke 3; Ca tidak lebih dari 2 K terdapat jumlah yang sangat

kecil

4.  OH dan F dapat saling tukar sepenuhnya

Struktur hablur amfibol berdasarkan rumus kimia :

Ortorombik ;

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 67/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Antofilit : (Mg, Fe)7(Si4O11)2(OH)2(Mg melebihi Fe)

Monoklinik

Kumingtonit : Fe, Mg)7(Si4O11)(OH)2 (Fe melebihi Mg)

Tremolit : Ca2(Mg,Fe)5(Si4O11)2(OH)2 

Horblende : Ca2Na0-1(Mg,Fe,Al)5  ( Al,Si4)11  2(OH)2 

Amfibol Alkali (Na>Ca) :

Glaukofan : Na2Mg3Al2(Si4O11)2(OH)2 
2+ 3+
Riebekit : Na2Fe3 Fe2 (Si4O11)2(OH)2 
2+ 3+(
Arfvedsonit : Na3Fe4 Fe Si4O11)2(OH)2 

MINERAL OLIVIN

Mineral-mineral olivin adalah terdiri dari silikat bivalen dan menghablur dalam

sistem ortorombik. Mineral olivine terdiri beberapa spesies sbb:

Forsterit : Mg2SiO4 

Fayalit : Fe2SiO4 

Olivin : (Mg,Fe)2SiO4 

Tefroit : Mn2SiO4 

Kirschsteinit : CaFeSiO4 

Montiselit : CaMgSiO4 

Glaukokroit : CaMnSiO4 

MINERAL MIKA sbb :

Muskovit : KAl2(AlSi3O10)(OH)2 

Paragonit : NaAl2(AlSi3O10)(OH)2

Flogopit : KMg3(AlSi3O10)(OH)2 

Biotit : K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 68/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Lepidolit : KLi2Al(Si4O10)(OH)2 

BAB VI. PENGENDAPAN DAN BATUAN ENDAPAN

Pengendapan sebagai proses geokimia adalah interaksi antara atmosfer

dan hidrosfer dibagian kerak bumi. Pada dasarnya batuan beku kondisinya tidak

stabil dalam hubungannya dengan hidrosfer dan atmosfer. Mineral-mineral pada

awalnya terbentuk pada suhu tinggi dan tekanan tinggi tidak stabil pada kondisi

yang berbeda-beda pada permukaan bumi jika berhubungan dengan atmosfer

dan hidrosfer. Mineral-mineral kuarsa saja yang kondisinya agak stabil dan

mineral lainnya mudah berubah oleh pengaruh oksigen , asam karbonat dan air

dan mineral yang baru terbentuk lebih stabil.

Dalam proses geokimia pengendapan ialah pemecahan secara kimia beberapa

mineral dan pembentukan mineral lain. Kerak bumi mengandung silikat lebih dari

dari 90 % (termasuk kuarsa dan silikat). Proses mineral silikat dipecah secara kimia

berdasarkan kation univalent dan bivalen mudah menjadi larutan sedangkan

alumunium dan silikon tidak banyak diketahui. Mineral-mineral lempung dapat

terbentuk melalui hidrolisis aluminium silikat dengan pembentukan asam silikat

dan aluminium hidroksida

GEOKIMIA TANAH

Pengendapan adalah proses geokimia yang sangat penting, karena dengan

proses ini menghasilkan tanah yang mempunyai nilai ekonomi. Batuan induk

mengalami proses geokimia menghasilkan tanah. Proses pembentukan tanah

yang dimulai dari bahan induk hingga menjadi tanah. Banyak factor yang

mempengaruhi proses pembentukan tanah, akan tetapi hanya ada lima (5) factor

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 69/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

yang dianggap paling penting yakni iklim, organisme, bahan induk, topografi dan

waktu

ORGANISME IKLIM

Vegetasi & hewan curah hujan & Suhu


TANAH

BAHAN INDUK TOPOGRAFI


Sifat fisik & Kimia WAKTU PERKEMBANGAN Ketinggian lereng &
Tua, dewasa, muda kedalaman air tanah

Proses geokimia menghasilkan dekomposisi batuan dan mineral , yaitu

penguraian senyawa . Reaksi-reaksi yang dilibatkan ialah pelarutan, hidrolisis,

asidolisis, oksidasi dan reduksi. Dekomposisi sering dilanjuti dengan sintesis

senyawa-senyawa rombakan, membentuk senyawa baru (neogenesis,

neoformasi). Pelaku utama dalam proses kimia ialah H2O, CO2, O2 dan ion H.

Pelarutan berlangsung atas mineral –mineral terlarutkan dalam air dengan

 jalan bergabungnya melekul dipole HOH pada kation dan anion rangka Kristal

yang mengakibatkan ion-ion dalam rangka Kristal menjadi runtuh. Makin tinggi

suhu makin besar pelarutan dan makin intensip pembentukan mineral baru;

Jenis reaksi;

1.  Hidrolisa adalah reaksi oleh senyawa air yang menghasilkan asam dan basa

yamg terlepas dari struktur mineral

KAlSi3O8  + HOH   KOH + H-AlSi O  


3 8
Ortoklas air basa asam

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 70/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

2.  Asidolisis adalah hidrolisis yang melibatkan ion H dari sumber lain

disamping dari HOH, yaitu CO2  dari atmosfir dan asam anorganik HCl dan

H2SO4 dari gas volkan. CO2 dan H2O menghasilkan ion H menurut reaksi

CO2  + H2O   H2CO3    H+  + HCO-3. Kadar H+ dalam makin tinggi

asidolisis makin intensif. Contoh;

CaAl2Si2O8  + H2O + CO2    CaCO3  + H2Al2Si2O8 


anortit garam asam

KANDUNGAN KIMIA BATUAN ENDAPAN


Asal batuan endapan dari batuan beku yang sudah mengalamimi proses

fisik dan kimia. Kandungan kimia batuan endapan berbeda-beda. Dari kandungan
oksida, SiO2  mencapai lebih dari 99 % bada batu pasir, Al2O3  sampai 70 % pada

bouksit; Fe2O3  mencapai 75 % pada limonit; FeO mencapai 60 % pada siderit;

MgO mencapai hingga 20 % pada dolomite; dan CaO mencapai hingga 56 % di

dalam batuan kapur.

Tabel 21. Komposisi kimiawi batuan endapan


+
Batuan Syal (% Batu Batu *Endapan Endapan #Endapan
beku (% W) pasir kapur Rata-rata Rata-rata rata-rata

W) (% W) (% W)

SiO2  59,14 58,10 78,33 5,19 58,49 59,7 46,20

TiO2  1,05 0,65 0,25 0,06 0,56 - 0,58

Al2O3  15,34 15,40 4,77 0,81 13,08 14,6 10,50

Fe2O3  3.08 4.02 1,07 0,54 3,41 3,5 3,32


FeO 3.80 2.45 0,30 - 2,01 2,6 1,95

MgO 3,49 2,44 1,16 7,89 2,51 2,6 2,87

CaO 5.08 3,11 5,50 42,57 5,45 4,8 14,00

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 71/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Na2O 3.84 1,30 0,45 0,05 1,11 0.90 1,17

K 2O 3,13 3,24 1,31 0,33 2,81 3,20 2,07

H2O 1.15 5,00 1,63 0,77 4,28 3,40 3,85

P2O5  0.30 0,17 0,08 0,04 0,15 - 0,13

CO2  0,10 2,63 5,03 41,54 4,93 4,70 12,10

SO3  - 0,64 0,07 0,05 0,52 - 0,50

BaO 0,06 0,05 0,05 - 0,05 - -

C - 0,80 - - 0,64 - 0,49

*Syal 80, batu pasir 15, batu kapur 5; menurut Clarke.

+ Garrels dan Mackenzie, 1971

# Ronov dan Yaroshevsky, 1969; termasuk MnO 0,16, Cl 0,24

Menurut Clarke bahwa batuan endapa Syal, batu pasir dan batu kapur dengan

menganalisis beberapa sampel, dengan menggunakan kandungan syal 80 % , batu

pasir 15 % dan batu kapur 5 % dapat dilihat seperti pada tabel 21. Garrels dan

Mackenzie (1971) menganalisis batuan endapan dengan berdasarkan

keseimbangan geokimia antara batuan beku dan batuan endapan diperkirakan

bahwa kadar syal : batu pasir : batu kapur adalah 81: 11 : 8,

HASIL PENGENDAPAN

Kajian tentang proses pengendapan menunjukkan bahwa komponen 

individu   yang terdapat dalam batuan induk dapat mengalami perubahan secara

geokimia sbb:

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 72/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

1.  Mineral-mineral terutama yang stabil/tahan terhadap perubahan fisik dan

kimia akan terkumpul sebagai bahan yang berbutir. Seperti kuarsa

menghasilkan pasir kuarsa atau batu pasir yang kaya akan silikon

dibandingkan dengan batuan induknya

2.  Pemecahan kimia aluminasilikat, menghasilkan lumpur yang sebagian besar

sebagai mineral lempung. Ini mengakibatkan terkumpulnya aluminium dan

kalium melalui penjerapan oleh hasil proses hidrolisis

3.  Disamping pembentukan endapan lempung, terjadi perubahan kimia pada

rentang waktu dan ruang, terjadinya pengendapan besi dengan proses

hidrolisis dari ferro hidroksida menjadi ferri hidroksida

4.  Kalsium diendapkan menjadi kalsium karbonat oleh proses kimia maupun

oleh proses organisme. Dan batuan dolomite diendapkan dari batuan induk

yang kaya akan magnesium.

5.  Di dalam larutan sisa bahan yang tidak dapat terendapkan akan seperti

natrium sedikit kalium dan magnesium akan terkumpul di lautan

Skema pemecahan batuan sbb

Si Al, Si, (K) Fe Ca, (Mg) (ca), Na, (K)

Resistat Hidrolisat Oksidat Karbonat Pelarutan


2
SiO2  Mineral   Fe2(OH)3  CaCO3  NaCl, CaSO4, MgSO4 
Lempung CaMg(CO3)2  MgSO4 dll.

Skema ini menunjukkan jalan yang dilalui oleh unsur-unsur utama semasa
pengendapan dan memberikan hasil endapan : resistat, hidrolisat, oksidat,

karbonat dan larutan.

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 73/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Silika berada dalam endapan resistat, alumina di dalam hidrolisat, besi

didalam oksidat dan kalsium dan magnesium di karbonat. Sebagian dari

pada natrium tertinggal dalam larutan dan akhirnya mengumpul dilautan.

Resistat membentuk kumpulan pasir dan batu pasir yang penting. Kuarsa

paling banyak dijumpai dan batu pasirsilika banyak digunakan untuk

industri (kaca)

BAB VII. GEOKIMIA ISOTOP

Kajian tentang isotop dari beberapa unsur menjadi sangat penting dalam

geokimia, isotop unsur yang stabil dapat dipergunakan untuk mengkaji

perubahan-perubahan isotop dan kelimpahan isotop. Di samping itu isotop

suatu unsur dapat dipakai untuk menentukan umur batuan dan asal unsur.

Bagi beberapa unsur seperti unsur-unsur H, C, O dan S, perbedaan

isotopnya sangat bermanfaat untuk kepentingan geologi. Perbandingan


18 16
isotop seperti O/ O, menghasilkan factor δ  per mil (‰) atau bagian

perseribu,dengan: δ =  (R sampel /R standard -1) 1000 dan R adalah

perbandingan dua isotop terpilih dalam suatu sampel . Di dalam tabel 22

pasangan isotop terukur bagi unsur-unsur yang mudah diukur.

Variasai Isotop Per Mil.δ isotop

berat Mineral dan Batuan

Isotop yang Mineral dan Air pembanding

Sampel isotop diukur batuan


yang dipakai
2 1
Hidrogen pada H/ H (D/H) -180 hingga + 20 -410 hingga + 50

air laut (SMOW)


13 12
Karbon PDB- C/ C -35 hingga + 5

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 74/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

kalsit (belemnite)
18 16
Oksigen SMOW O/ O -2 hingga + 36 -50 hingga + 15
30 28
Silikon; Telerang Si/ Si -22 hingga + 3,2

kuarsa, Mother

Lode, California
34 32
Sulfur; Troilit S/ S -45 hingga + 60

meteorit canyon

Diablo

Dalam tabel 22 pasangan isotop terukur bagi unsur-unsur yang mudah


18 16
diukur. Bagi oksigen ubahan per mil ialah O/ O dan sampel yang digunakan
13 12
adalah air laut, dan untuk ubahan karbon C/ C sampel berasal dari karbonat,
34 32
dan untuk ubahan sulfur S/ S sampel yang digunakan adalah trolit ( FeS).

Nilai δ  positip atau negatip menunjukkan adanya isotop-isotop berat dalam


sampel.Ubahan isotop disebabkan oleh perbedaan zat diantara isotop-isotop dan
hal ini menyebabkan timbulnya getaran atom didalam molekul atau hablur. Hasil
frekwensi getaran yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap energy tenaga
dalam (E); entropi (S) dan hal ini akan menimbulkan perubahan isotop yang
dimiliki dalam suatu bahan yang berbeda fasa.
18 16
Contohnya taburan O/ O akan berpengaruh terhadap α  dua fasa sebagai
berikut;

 () 
α=     
 () 
Dalam sistem kesetimbangan α adalam koefisisen keseimbangan tukar ganti
isotop, α sangat dipengaruhi oleh suhu. Hubungan α dengan δ dalam persamaan
sbb: α = 1 + δA/1000

1 + δB/1000

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 75/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

1000 ln α = δA-δB; dan α =1 maka δ A-δB/1000

H,C,O dan S merupakan unsur terpenting dalam menjelaskan sisten geokimia


karena isotopnya.

Berikut ini terjadinya letusan phreatik di komplek gunungapi Dieng selama


lebih satu abad (Tabel 23). Isotop karbon dapat dipergunkan untuk mengetahui
penyebab letusan berasal dari magma atau bukan.

Tabel 23. Letusan phreatik di komplek gunungapi Dieng selama lebih satu abad

Akibat
Letusan

(meninggal
Tahun Lokasi Letusan Fenomena letusan Tanda/Pend dunia)
ahuluan

1786 Candradimuka a,b,c,d g -

1826 Pakuwaja a,b,c,d ? -

1928 (05/13) Timbang a,b,c,d,e,f g,h -

1939 (10/13) Timbang a,b,c,d,e,f g,h -


1944 (12/04) Sileri a,b,c,d h 59

1945 (04/12) Candradimuka a,b no -

1956 (12/13) Sileri a,b,c no -

1964 (12/13) Sileri a,b,c,d no -

1979 (02/20) Timbang a,b,c,d,e,f g,h 142


Keterangan :

a : gas phume; b : block projection; c : ash falls; d : crater formation ; e :


mudflows

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 76/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

 f : CO2 outflows; g : felt seismicity; h : fissure opening

Analis kimia gas dengan menggunakan gas chromatografi dan air dengan
grafimetri dapat dilihat pada table 24

Tabel 24, Komposisi kimia Fumarola komplek gunungapi Dieng pada tanggal 14
dan 19 Juli 1979 (Allard. P, dkk, 1988).

0
SIGLUDUK (30 C dalam % vol)

Kode H2O CO2  CH4  H2S SO2  N2  O2  Ar CO He


(ppm)

G88 0 97,5 0,77 0,01 0,06 0,27 0,39 0,014 - 6,6

92(1) 0 98,1 0,80 0,03 0,18 0,71 0,17 0,009 11 6,9

12(1) 0 98,2 0,75 0,03 0,19 0,69 0,16 0,008 8 6,8

M3(2) 0 88,2 0,61 ˂  ˂  8,35 2,17 0,096 9 5,4

0,01 0,01

M22(2) 0 90,7 0,59 ˂  ˂  6,91 1,71 0,084 41 6,3

0,01 0,01

0
PAKUWAJA (95 C dalam % vol)

Kode H2O CO2  CH4  H2S SO2  N2  O2  Ar CO He

(ppm)

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 77/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

M1 98,2 82,2 1,46 1,08 ˂  12,46 2,71 0,120 37 5,8

0,01

98(2) 98,0 86,1 1,19 1,45 ˂  8,50 1,92 0,080 - 5,4

0,01

64(2) 98,0 83,7 1,28 1,02 ˂  11,02 2,91 0,105 64 6,5

0,01

0
PAGERKANDANG (74 C dalam % vol)

Kode H2O CO2  CH4  H2S SO2  N2  O2  Ar CO He


(ppm)

M2(2) 74,0 15,3 0,08 0,014 ˂  66,6 17,2 0,80 - 4,8

0,01

SIKIDANG ( dalam % vol)

Kode H2O CO2  CH4  H2S SO2  N2  O2  Ar CO He

(ppm)

M11(2) 97,3 94,9 1,05 1,79 ˂  1,82 0,37 0,030 76 6,6

0,01

Tabel 25. Komposisi isotop karbon dan sulfur gas Dieng (Allard. P, dkk, 1988).

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 78/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

SIGLUDUG

δ  C(CO2)  δ  C (CH4)  δ S 
13 13 0 34
Kode sampel T C Isotopic Eq

‰  ‰  ‰ 

92 -4,4 -29,3 293 + 3,6

12 -4,1 -28,4 301 + 3,2

M3 -4,2 -28,8 297 -

M22 -3,8 -28,9 290 -


PAKUWAJA

δ  C(CO2)  δ  C (CH4)  δ S 
13 13 0 34
Kode sampel T C Isotopic Eq

‰  ‰  ‰ 

M1 -7,7 -36,2 248 -

64 -8,4 -35,6 263 + 2,4

PAGERKANDANG

δ  C(CO2)  δ  C (CH4)  δ S 
13 13 0 34
Kode sampel T C Isotopic Eq

‰  ‰  ‰ 

M2 -6,0 - - -

SIKIDANG

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 79/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

δ  C(CO2)  δ  C (CH4)  δ S 
13 13 0 34
Kode sampel T C Isotopic Eq

‰  ‰  ‰ 

M11 -4,6 -26,3 341 +2,1

Tabel 26. Perbandingan kandungan gas gunungapi di beberapa lokasi

Gas (vol) Dieng Nyos Lake Monoun Gambier Unkirek

Lake

CO2  98,2 98,3 96,7 98,7 98,4

CH4  0,75 0,29 2,19 0,90 0,04

C2H6  - - ˂ 0,01 0,011 ˂ 0,05

N2  -0,69 0,089 0,55 0,39 0,54

O2  0,16 0,029 0,28 0,005 0,02

Ar 0,008 0,0015 0,01 0,005 0,02

H2S 0,03 ˂ 0,00002 ˂ 0,02 0,001 -

SO2  0,19 - - - -

He 0,00068 0,0005 ˂0,005 0,008 ˂0,02

CO 0,0008 ˂0,00005 ˂0,02 ˂0,001 ˂0,02

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 80/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

H2  0,0024 ˂0,00001 ˂0,005 0,0003 ˂0,02

He/CO2 6,9 5,1 - 81,0 -


-6
(10 )

13
δ  CO2  -4,1 -3,3 7,2 -4,3 -6,4

13
δ  CH4  -28,4 48,3 -54,8 -40,6 -

PELULUHAN RADIOAKTIF

Peluluhan radioaktif berdasarkan perubahan isotopnya dari unsur-unsur radio

aktif meluluh menjadi isotop yang stabil yaitu Pb, peluluhan melalui suatu

peluluhan sinar radioaktif α dan β.

Rubidium 87 meluluh dan bertukar isotop melalui sinar β menjadi strosium 87 dan

carbon 14 bertukar melalui sinar β  menjadi nitrogen 14. Kalium 40 meluluh

melalui satu atau dua cara, peluluhan β menjadi kalsium 40. Unsur K 40 menjadi
argon 40

Tabel 27. Waktu setengah umur peluluan unsur-unsur radio aktif


-1
Unsur radio Waktu ʎ (tahun ) Kisaran Bahan
aktif setengah bahan yang
umur (tahun) dapat
terdeteksi

235 206 9 -10


(tahun)
7 9
 U-  Pb 4,47 x 10 1,55 x 10 10 -10 Zirkon, uranit
235 207 9 -10 7 9
U- Pb 0,71 x 10 9,72 x 10 10 -10 Zircon, uranit
232 208 10 -11 7 9
Th- Pb 1,39x10   4,99 x 10   10 -10 Zircon, monazit
87 87 10 11 7 9
Rb- Sr 4,88x10   1,42 x 10   10 -10 Mika, batuan
metamorf dan

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 81/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

batuan beku
147 143 11 -12 9
Sm- Nd 1,06x 10   6/54 x 10   10 Batuan beku
40 40 9 -10 4 9
K- Ar 1,32X10   Β4,72 x 10   10 -10 Mika,hornblende,
, sanidin, batuan
metamorf dan
batuan beku
14 -1 5
C 5730 1,21 x 10   0-10 Kayu, arang,
tulang,
cengkerang

Kegunaan luluhan radioaktif dipakai untuk memperkirakan peristiwa masa

lampau berdasarkan isotop unsur-unsur yang terdapat pada bahan yang dikaji.
Yang berpengaruh terhadap perubahan isotop adalah pengaruh dari perubahan

kimia, suhu, dan tekanan dan pengaruh dari isotop induknya. Persamaan

berdasarkan perubahan luluhan radioaktif secara kinetik dapat dituliskan sebagai

berikut  –dN/dt = ʎN; dimana N= jumlah atom radioaktif, ʎ  besarnya panjang

gelombang peluluhan radioaktif dan t adalah waktu. Pengembangan dari


-ʎT

persamaan tersebut adalah sebagai berikut ; N/N0 = e  dimana N0 jumlah atom


radioaktif mula-mula, N jumlah atom radioaktif sisa dan T adalah suhu.

Persamaan tersebut berkenaan dengan peluluhan radio aktif suatu unsur dapat

dikaitkan dengan waktu ½ umur, maka persamaan menjadi ; t setengah umur =

0,693/ʎ.

Dalam praktek dalam geokronologi masa lampau sehubungan waktu setengah

umur, persamaan luluhan radioaktif menjadi Nd = N (eʎt – 1)

Perkiraan waktu setengah umur yang panjang dibandingkan dengan waktu (usia)

yang diukur dapat disederhanakan sehingga persamaan menjadi ;

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 82/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Nd/N = ʎt

BAB VIII. HIDROKARBON

Hidrokarbon merupakan komponen organik yang mengandung dua

unsur utama yaitu hydrogen dan carbon. Belakangan komponen

hidrokarbon juga mengandung oksigen, nitrogen dan sulfur. Komponen

hidrokarbon terbentuk secara alami dari bahan organic yang diyakini dari

makluk hidup melalui proses waktu yang lama (jutaan tahu yang lalu). Dari

asalnya bahan organik tersebut mengandung banyak unsur hydrogen dan

carbon.

Dari ikatan yang terbentuk menghasilkan hidrokarbon dengan molekul kecil

dan besar, dari sana maka akan berpengaruh terhadap sifat fisik dari

hidrokarbon itu sendiri. Untuk ikatan molekul kecil menghasilkan

komponen gas dan molekul besar menghasilkan cairan yang disebut crude

oil.

Komponen gas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 28. Komposisi gas alam

Komponen gas alam

Hidrokarbon (CnH2n+2)

Methan (CH4) 70-98 %

Ethan (C2H6) 1-10 %

Propan trace -5 %
Butan trace -2%

Pentan trace- 1%

Hexan trace – 0,5 %

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 83/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Heptan trace – 0,5 %

Non Hidrokarbona

Nitrogen trace – 15 %

Carbon dioksid trace – 5%

Hidrogen sulfit trace – 3%

Helium kadang melewati 5% kadang tidak ada

Hidrokarbon dibagi menjadi dua kelas utama yaitu hidrokarbon alifhatik

dan aromatik . Alifhatik kemudian dibagi lagi menjadi family-famili : alkana,

alkena, alkyna dan alifatik cyclic. Hubungan antara klas dan family

hidrokarbon sbb :

Tabel 29 . Komposisi gas alam yang berasal dari sumur yang akan di cairkan

menjadi produk gas cair

Komponen gas alam

Hidrokarbon (CnH2n+2)

Methan (CH4) 45-92 %

Ethan (C2H6) 4-21 %

Propan trace 1-15 %

Butan trace 0,5 -7 %

Pentan trace - 3%

Hexan trace -2 %

Heptan trace – 0,5 %

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 84/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Non Hidrokarbona

Nitrogen trace sampai diatas 10%

Carbon dioksid trace sampai 4%

Hidrogen sulfit Tidak ada sampai trace sampai 6%

Helium Tidak ada

Tabel 30. Fraksi-fraksi hidrokarbon yang terdapat pada crude oil


o
Fraksi pada crude Titik nyala F Komposisi kimia Guna

Hidrokarbon Sampai 100 C1-C2 Bahan bakar gas

C3-C6 Pelarut, bahan

bakar gas dalam

tabung

Gasolin 100-350 C5-C10 Bahan bakar

motor , Pelarut

Kerosene 350-450 C11-C12 Bahan bakar jet,

Craking stock

Light gas oil 450-580 C13-C17 Bahan bakar

disel, tanur

Heavy gas oil 580-750 C18-C25 Bahan bakar

bunker,

pelumasan

Lubrican and 750-950 C26-C38 Pelumas, waxe,

waxes petroleum jelly

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 85/86
5/27/2018 BukuAjar Geokimia-slidepdf.com

Residu 950 + (200+) C38+ Paving asphalts,

coke, pengawet

kayu, komponen

atap

Elemen dalam crude oils (minyak mentah)

carbon 84-87 %

Hidrogen 11-14%

Sulfur 0,06 -2,0%

Nitogen 0,1-2,0%

Oksigen 0,1-2,0%

Seri Homolog (deret sepancaran)

Hidrokarbon

Alifhatik Aromatik

Ik Alkana Alkena alkyna Alifatik cyklik

Alkana :( CnH2n + 2); Alkena : (CnH2n); Alkyna : ( CnH2n – 2) ;

Alifatik siklik

http://slidepdf.com/reader/full/buku-ajar-geokimia 86/86

Anda mungkin juga menyukai