Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang

Penambang an sistem tambang terbuka menyebabkan adanya perubahan rona/bentuk dari

suatu daerah yang akan ditambang menjadi sebuah front penambangan. Tambang terbuka terdiri

dari beberapa jenjang (bench) dan jalan angkut. Perencanaan tambang merupakan suatu tahap

penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi penambangan (Hustrulid dan Kuchta, 1995).

Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern memerlukan model komputer dari

cadangan mineral yang akan ditambang, baik berupa block model untuk tambang bijih atau kuari

(Wright, 1990).

Implementasi aplikasi teknologi informasi (IT) untuk perencanaan tambang terbuka

meliputi: mencari alternatif yang efisien untuk membuat quarry design (boundary, bench), blok

formasi, estimasi dan rekalkulasi cadangan mineral dan volume overburden, menetapkan target

dan jadwal produksi, membuat desain jalan angkut dan desain tempat penimbunan, membuat

sekuen penambangan, menghitung kapasitas dan alokasi alat, simulasi dump truck (Cottle dan

Davey, 1983).

Untuk mendesain variabel variabel tersebut dapat menggunakan beberapa software

sebagai solusi yang paling efisien. Untuk menjalankan program tersebut diperlukan beberapa

data yang harus dipenuhi.

B. Perencanaan Tambang
Perencanaan tambang merupakan suatu tahapan awal yang harus ada di dalam

serangkaian kegiatan penambangan. Hal ini disebabkan karena perencanaan tambang adalah

sebagai panduan utama dari seluruh kegiatan penambangan guna mencapai kegiatan

penambangan yang efektif, efisien, produktif dan aman.

Berdasarkan perencanaan tambang tersebut, kegiatan tambang akan memperoleh manfaat

sebagai berikut :

1. Menambang batubara dengan biaya produksi persatuan berat batubara adalah minimal.

2. Mengupayakan operasi penambangan berjalan lancar dan aman.

3. Mengupayakan selalu tersedia stock batubara untuk mencegah jika terjadi kesalahan data

eksplorasi.

4. Selalu siap terhadap perubahan strip tanpa pengerahan peralatan, tenaga, schedule produksi.

5. Operasi berjalan logis sejak schedule awal (pelatihan tenaga, peralatan, logistic, dll). Hal ini

untuk memperkecil resiko penundaan posisi cash flow positif.

6. Memaksimalkan rancangan lereng pit sehingga memperkecil kemungkinan terjadi

kelongsoran.

7. Upayakan pencapaian keuntungan ekonomi pada kondisi produksi yang wajar.

Pada tahapan perencaaan tambang ini harus mempertimbangkan beberapa point berikut

yang merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi jalannya operasional penambangan,

yaitu :

1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data).

2. Model geologi (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.).

3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit.

4. Penentuan metoda Penambangan.


5. Pembuatan Layout tambang & Design.

6. Perhitungan Blok Cadangan.

7. Pembuatan Schedule Produksi.

8. Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”.

9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang.

10. Penentuan System Drainase.

11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi.

Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat dua

pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Pertimbangan Ekonomis

Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran. Data untuk pertimbangan

ekonomis dalam melakukan perencanaan tambang batubara, yaitu:

a) Nilai (value) dari endapan per ton batubara

b) Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk berupa

bijih nikel diluar ongkos stripping.

c) Ongkos”stripping of overburden”dengan terlebih dahulu mengetahui “stripping

ratio”nya.

d) Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui “Economic Stripping Ratio”.

e) Kondisi pasar

2. Pertimbangan Teknis

Yang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:

a) Menentukan “Ultimate Pit Slope (UPS)”


Ultimate pit slope adalah kemiringan umum pada akhir operasi penambangan

yang tidak menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Untuk

menentukan UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

 Stripping ratio yang diperbolehkan.

 Sifat fisik dan mekanik batuan

 Struktur Geologi

 Jumlah air dalam di dalam batuan

b) Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi

c) Dimensi jenjang/bench

Cara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi ukuran jenjang. Dimensi

jenjang juga sangat tergantung pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang

digunakan. Dimensi jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis

dan faktor keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.

d) Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan daerah

penambangan.

e) Kondisi Geometrik Jalan

Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain lebar jalan,

kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari belokan, superelevasi, cross slope, dan jarak

terdekat yang dapat dilalui oleh alat angkut.

f) Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi:

 Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang sesuai.

 Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.

g) Kondisi Geografi dan Geologi


 Topografi

Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem

penambanganyang digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan cara

penggalian, tempat penimbunan overburden, penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan

yang dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.

 Struktur Geologi

Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan, perlapisan dan

gerakan-gerakan tektonis.

 Penyebaran batuan

 Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan rekahan.Adanya air

dalam massa ini akan menimbulkan tegangan air pori.

Anda mungkin juga menyukai