PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Dosa.
2. Mengetahui asal mula Kejatuhan Manusia dalam Dosa.
3. Mengetahui bentuk-bentuk Dosa.
4. Mengetahui sifat-sifat Dosa.
5. Mengetahui akibat dari Dosa.
6. Mengetahui respon Allah terhadap Dosa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Bentuk-bentuk Dosa
Pemberontakan (Pasha)
Bentuk pemberontakan lebih kepada pemberontakan terhadap atasan atau
ketidaksetiaan terhadap suatu persetujuan. Dalam istilah sekular, kata/istilah
ini dipakai sebagai pemberontakan melawan keluarga Daud ( 1 Raja 12:19)
sedangkan dalam Yesaya 1:2 lebih kepada Israel yang memberontak melawan
Allah yang membesarkannya.
Kejahatan (Rasha)
Kejahatan lawan dari kebenaran ( Keluaran 2:1; Mazmur 9:17; Yehezkiel
44:19,15), bentuk ini lebih mengarah kepada fasik ( Mazmur 1:6, 10:4 ;
37:28). Fasik dalam hal ini berbicara tentang suatu keadaan seseorang yang
tidak tahan berdiri dihadapan Allah sehingga ada memungkinkan
mengakibatkannya timbul nya murka Allah.
Penyimpangan (Hatta atau Het)
Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini, yaitu penyimpangan atau
menyimpang dari jalan yang benar. Hal ini bermula dari Kejadian 39:9 yaitu,
Yusuf yang mencapai puncaknya dalam pengakuan Daud (Mazmur 51:6)
dimana arti pokoknya yaitu menyimpang dari jalan yang benar atau tidak
mengenai sasaran.
4
menggambarkan norma-norma keadilan yang dicerminkan dalam tatanan
ciptaan, contohnya seperti dalam penyingkapan hukum Allah.
Sifat yang Pribadi dan Sadar
Meskipun dosa yang dilakukan tanpa disengaja tetapi dosa itu ada karena
hati sedang memberontak kepada Allah. Pada utamanya, dosa itu bersifat
pemberontakan yang disengaja untuk melawan Allah dan Firman Allah
(Mazmur 51:6). Dosa itu merupakan tindakan melawan Allah dan sebuah
rancangan pribadi tanpa mengikutsertakan Allah.
Sifat Universal
Dosa telah menyerang dan menguasai watak atau pikiran manusia dan
seluruh umat manusia dimana-mana. Sumbernya berasal dari watak atau
pikiran manusia yang sudah rusak atau buruk, hal ini dapat mempengaruhi
segala sesuatu yang manusia perbuat.
5
menimbulkan konflik yang tak terelakan dan menyebabkan hubungan kita
dengan sesama atau bahkan dengan orang-orangyang kita cintai menjadi
menjauh dan bahkan rusak.
Merusak Citra Manusia
Allah menciptakan manusia sesuai dengan rupa dan gambar Allah. Dalam
kata lain anda mungkin juga biasa mendengar kaliamat bahwa Allah
menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya. Dengan melakukan berbagai
perbuatan dosa maka kita sebagai manusia akan memiliki citra yang tidak
akan serupa dengan Allah karena kita lebih memilih untuk mendengarkan dan
mengikuti arahan iblis. Rusaknya citra kita juga akan membuat kita memiliki
konflik batin yang lebih sering dan membuat kita sebagai manusia menjadi
lupa bahwa kita adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan dicintai juga
oleh- Nya.
Membawa Kematian
Kematian menurut Kristen memiliki definisi yang lebih luas dibandingkan
dengan apa yang mungkin kita tahu. Secara biologis, kematian memang
adalah suatu kondisi dimana tubuh atau raga seseorang sudah tidak dapat
berfungsi lagi, jantungnya berhenti, dan lain sebagainya. Dengan kondisi ini
maka seseorang tersebut akan meninggal dunia selama-lamanya. Apabila
dipandang secara teologis kematian adalah awal dari suatu permulaan yaitu
kehidupan abadi. Kehidupan abadi ini bisa berada pada dua tempat yaitu
neraka atau surga
Adanya Penghakiman
Pada saat setelah mengalami kematian raga, kita akan dilihat dari segi dosa
dan amal kasih yang telah kita lakukan semasa hidup. Melalui penghakiman,
akan ditentukan dimana kita akan menghabiskan masa selama-lamanya pada
kehidupan kita, baik itu di dalam surga atau neraka. Apabila dosa yang kita
perbuat lebih besar daripada amalan hukum cinta kasih yang diajarkan oleh
Allah pada kita maka tentunya akan lebih besar peluang kita untuk terjerumus
ke dalam neraka.
6
Manusia Mengalami Penderitaan
Gambaran neraka menurut Kristen memiliki definisi yang lebih luas
dibandingkan definisi neraka yang mungkin kita ketahui saat ini. Neraka
adalah tempat bagi manusia berdosa yang akan menjalani hukuman abadi oleh
iblis penghuni neraka. Padahal sebenarnya, penderitaan di dalam neraka
adalah suasana dimana tidak ada keberadaan Tuhan. Seberdosa apapun
keadaan kita selama kita hidup di dunia, Tuhan masih menyertai.
Bahkan untuk seorang beriman yang sedang mengalami masa pencobaan
misalnya seperti seseorang yang sedang mengalami kebingungan untuk
mencari uang untuk menutup hutang yang telah ia buat saja terkadang masih
seringkali kehilangan kepercayaan bahwa Tuhan tidak menyertai dirinya,
padahal faktanya, Tuhan masih tetap menyertai dan membimbing. Hal ini
tentu akan semakin parah, dan membuat kita sangat menderita apabila tidak
merasakan akan kehadiran Tuhan sama sekali.
Timbulnya Ketakutan
Melakukan perbuatan dosa juga membuat timbulnya ketakutan pada diri
kita sendiri. Hal timbulnya ketakutan pada diri kita sendiri. Hal ini bisa
diibaratkan seperti kita yang merasa takut untuk ditilang polisi karena kita
tidak membawa stnk misalnya atau tidak mengenakan kelengkapan
berkendara diwajibkan. Kita tahu bahwa larangan ataupun aturan yang dibuat
oleh polisi adalah untuk menjamin keselamatan kita sendiri dan apabila kita
melanggar tentu kita akan merasa ketakutan. Hal ini juga terjadi apabila kita
melakukan dosa, kita memilih untuk berpihak kepada iblis dibandingkan
Tuhan.
Hukum Tabur Tuai
Pada dasarnya apabila kita melakukan sesuatu maka akan ada akibat yang
timbul dari perbuatan yang kita lakukan. Seperti contohnya, apabila kita
melakukan perbuatan dosa maka akibat yang kita rasakan adalah penyesalan
dan rasa bersalah. Sebaliknya, apabila kita melakukan atau mengamalkan
cinta kasih maka kita akan merasakan kebahagiaan sebagai akibat baik yang
7
kita dapatkan. Meski kita mempercayai adanya hukuman tabur tunai, tetapi
tidak berarti bahwa kita melakukan berbagai perbuatan baik maka kita
mengharapkan timbal balik yang baik atau bahkan lebih.
Hubungan Manusia dengan Alam menjadi Rusak
Contoh perbuatan dosa dalam Kristen ada juga yang dapat memiliki akibat
dosa menurut Alkitab yang berdampak pada rusaknya hubungan manusia
dengan alam. Manusia diciptakan sebagai mahkluk yang sempurna karena
Allah mempercayakan berbagai perkerjaan untuk menjaga bumi pada manusia
seperti pada kejadian 2:15. Apabila perbuatan tidak bertanggung jawab tetap
dilakukan oleh manusia seperti melakukan perusakan alam, membuang
limbah , maka akan berdampak pada hubungan manusia dengan alam akan
rusak.
Dampak buruk yang bisa terjadi karena rusaknya hubungan antara manusia
denagn alam adalah adanya berbagai bencana alam yang terjadi seperti banjir,
tanah longsor, dan lain sebagainya. Tentunya dengan adanya berbagai hal ini
banyak orang selalu menganggap bahwa alam telah marah kepada manusia,
alam mengeluarkan murkanya dalam bentuk bencana-bencana yang dialami
beberapa orang pada berberapa daerah di berbagai belahan bumi. Hal ini
mungkin ada benarnya karena tanpa adanya ulah manusia yang semena-mena
tentunya alam tidak akan memberikan berbagai bencana. Bencana-bencana itu
sebenarnya bisa dilihat sebagai penanda bahwa kita perlu melihat perilaku kita
terhadap alam, apakah ada kesalahan yang kita perbuat sehingga alam
memberikan dampak yang sedemikian rupa pada kita.
8
(Kejadian 1:28), tetapi manusia tidak menaati perintah Allah (Kejadian 2:16-
17). Meskipun demikian, kasih dan penyertaan Tuhan terhadap manusia tetap
ada, dimana respon Allah ketika mengetahui bahwa manusia yang diciptakan
telah melanggar hukum dan tidak taat mengakibatkan manusia itu malu
(Kejadian 3:21)
Allah Menghajar Manusia di Bumi dengan Hukuman
Pemeliharaan Allah kepada manusia juga nampak pada bagian ini, dimana
Allah bukan saja mengamati apa saja yang dilakukan manusia tetapi Ia juga
bertindak untuk menentang perbuatan dosa manusia. Hukuman Allah bukan
semata-mata membalas perbuatan dosa manusia tetapi untuk menentang yakni
untuk membuat manusia sadar akan segala akibat perbuatannya. Contohnya
ketika Allah melihat perbuatan Adam dan Hawa yang tidak taat pada
perintahNya, Allah pun mengutuki mereka dan ular (Kejadian 3:14-19) dan
Allah mengusir mereka dari taman Eden. Respon Allah dalam hal ini bukan
berarti benci terhadap manusia itu tetapi maksud Tuhan mengusir mereka dari
Taman Eden, yaitu agar mereka tidak lagi membuat kesalahan dengan
memakan buah yang di larang Tuhan itu tetapi Tuhan mau bahwa dengan di
usirnya mereka dari Taman Eden agar mereka dapat berusaha dari tanah
dimana mereka diambil,dan juga mereka dapat bertahan hidup karena mereka
telah dihukum (Kejadian 3 : 23).
Allah Berulang-ulang Mengasihi Manusia di Bumi
Segala hukuman yang Allah berikan sesuai dengan keadilanNya yang
bersifat kesetiaan yang tetap. Allah memberikan pengasihan kepada manusia
yang memberontak kepadaNya, adakalanya pengasihanan dari Allah akan
nampak pada waktu penghukuman dan penderitaan sudah tidak dirasakan oleh
manusia. Dalam Kejadian 1 sampai dengan 11, terdapat pula beberapa cerita
tentang orang-orang yang dipilih Allah untuk mencerminkan pengasihan
Allah dengan cara khusus, sebagai contoh adalah Henokh dan Nuh (Kejadian
5:22 ; Kejadian 6:9) ; Habel dan korban persembahannya (Kejadian 4:4) ;
9
pada zaman Enos (sebutan untuk ‘manusia’, seperti nama Adam (Kejadian
4:26); Abraham (Kejadian 11:26).
10