Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Pengertian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Bidan
dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.2 WEWENANG KEBIDANAN


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan
yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
 Pelayanan kesehatan ibu
 Pelayanan kesehatan anak
 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter.

BerdasarkanUndang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan tentang tugas


dan wewenang bidan

1. Pasal 46
1)Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan
yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2)Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama
atau sendiri.
3)Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
bertanggung jawab dan akuntabel.

2. Pasal 47
1)Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai:
a. pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau
f. peneliti.
2)Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.3 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71
TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL

1.Pasal 8
1) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama
dengan praktik bidan dan/atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang ditentukan dalam
peraturan perundangundangan.
2) Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan di suatu wilayah tertentu, BPJS
Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik bidan.
3) Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas:
a. Surat Ijin Praktik (SIP);
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas pembinanya; dan
d. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
JKN diterapkan dengan pendekatanUniversal Health Coverage, yaitu menjamin akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, baik preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
tanpa harus mengalami kesulitan finansial saat memanfaatkannya. Namun dalam
pelaksanaannya masih menjadi hambatan bagi perempuan peserta JKN yang memiliki akses
cukup jauh ke puskesmas. Sementara, bidan praktik mandiri sebagai penyedia layanan
kebidanan yang lebih mudah diakses, karena jumlahnya lebih banyak dan lebih merata
penyebarannya, justru tidak dapat diakses pemanfaatannya melalui sistem JKN.
Dalam Permenkes Nomor 71 Tahun 2013, bidan praktik mandiri tidak tercantum dalam
pelayanan kesehatan yang dapat berkerjasama dengan BPJS sebagai layanan FKTP. Posisi
bidan praktik mandiri hanya sebagai pengganti tenaga kesehatan apabila tidak terdapat dokter
di suatu wilayah tertentu. Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 pada Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2)
menyatakan bahwa pelayanan bidan hanya berfokus pada kesehatan ibu dan anak, sehingga
belum dianggap pelayanan kesehatan yang komprehensif yang meliputi tindakan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Kompetensi dan kewenangan bidan sendiri terbatas kepada pelayanan kesehatan ibu
dan anak, dan kesehatan reproduksi perempuan. Berdasarkan hal tersebut Ikatan Bidan
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 117/SE/PPIBI/II/2014 yang menyarankan
kepada bidan praktik mandiri untuk membuat perjanjian kerjasama sebagai jejaring FKTP
klinik pratama/ mandiri atau puskesmas terdekat. Akan tetapi, bidan praktik mandiri
menghadapi hambatan terbatasnya informasi mengenai prosedur kerjasama dan keberadaan
klinik pratama. Meski dengan kompetensi bidan yang spesifik, tidak seharusnya bidan praktik
mandiri dibebankan persyaratan kerjasama yang sulit dipenuhi untuk dapat melayani pasien
http://materikebidanandiv.blogspot.com/2016/12/makalah-wewenang-dalam-kebidanan.html
https://www.jogloabang.com/kesehatan/uu-4-tahun-2019-tentang-kebidanan
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/general/PMK%20No.%2071%20Th%
202013%20ttg%20Pelayanan%20Kesehatan%20Pada%20JKN.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/45087-ID-layanan-kebidanan-era-jaminan-
kesehatan-nasional-memperkuat-posisi-bidan-praktik.pdf

Anda mungkin juga menyukai