Anda di halaman 1dari 11

Survey dan Disain Jembatan

BAB V
DAYA DUKUNG PONDASI TIANG

5.1 IDENTIFIKASI PROGRAM


Program ini menggunakan satuan kN-meter dalam melakukan analisa daya dukung pondasi
tiang. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung daya dukung pondasi tiang pada
program/software ini didasarkan atas Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 4
(Pondasi) dan Manual Perencanaan Jembatan Bagian 8 (Disain Pondasi Tiang). Tanah
diasumsikan berlapis-lapis dengan maksimum jumlah lapisan adalah 4 lapis. Program ini
juga memungkinkan untuk memperhitungkan bahaya gaya gesekan negatif (negative skin
friction)

Keluaran dari program ini adalah daya dukung ultimate dan juga daya dukung ijin pondasi
tiang pada kedalaman yang diinginkan yang didasarkan atas angka keamanan yang
diberikan. Juga ditambilkan sebagai output sumbangan/kontribusi tiap lapisan terhadap
daya dukung total serta gaya gesekan negatif yang mungkin terjadi pada lapisan tertentu.

Perlu ditegaskan bahwa program ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan SRRP
(Sumatera Region Road Project) IBRD Loan No. 4307-IND. Tanggung jawab terhadap
pengunaan hasil keluaran program ini 100 % ada di pengguna. Pengguna wajib melakukan
pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran program ini. Karena program ini tidak
mencakup semua aspek disain, sebaiknya penggunaannya dibatasi untuk proses pra-disain.

5.2 TEORI DASAR


Ada 3 cara bagaimana suatu pondasi tiang menahan gaya luar tekan yang bekerja seperti
ditunjukkan dalam Gambar 5.1

a. Dengan menggunakan ketahanan lekat atau skin friction (Qs) permukaan dimana
beban ditahan oleh gesekan pada tanah non-kohesif atau adesi pada tanah kohesif.

b. Dengan menggunakan ketahanan dasar atau end bearing (Qb) dimana beban ditahan
pada dasar tiang

c. Kombinasi dari ketahanan dasar dan ketahanan lekat Qp = Qs + Qb

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-1


Survey dan Disain Jembatan

Ketahanan
lekat

Kombinasi
Ketahanan
lekat &
Ketahanan
dasar
Ketahanan
dasar

Gambar 5.1 Daya Dukung Pondasi Tiang

5.2.1 DAYA DUKUNG TIANG PADA TANAH NON-COHESIVE

5.2.1.1 Daya Dukung Dari Hambatan Lekat/Skin Friction

Daya dukung dari hambatan lekat tanah-pondasi untuk tanah tidak kohesif dihitung dengan
persamaan berikut

Qs   Fi S z C p Li (5.1)

Qs = Daya dukung hambatan lekat (kN)


Fi = Faktor Gesek Rencana, diperoleh dari Tabel 5.1.
Sz = Tegangan efektif rencana sepanjang tiang (kN/m2)
Nilai Sz diambil tidak boleh melebihi tegangan pada kedalaman batas ZL
Nilai ZL diperoleh dari Tabel 5.1
Cp = Keliling efektip dari tiang (meter), diperoleh berdasarkan Tabel 5.3
Li = Tebal lapisan penahan (meter)

5.2.1.2 Daya Dukung Dari Tahanan Ujung/End Bearing

Daya dukung dari tahanan ujung untuk tanah tidak kohesif dihitung dengan persamaan
berikut

Qb  N q S z A p (5.2)

Qb = Daya dukung tahanan ujung (kN)


Nq = Faktor Kapasitas Daya Dukung, didapat dari Tabel 5.1
Ap = Luas dasar tiang (meter2), diperoleh berdasarkan Tabel 5.3

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-2


Survey dan Disain Jembatan

Tabel 5.1. Parameter Perencanaan Tiang Untuk Tanah Non-Kohesif

Nilai SPT ZL/dia Fi Nq


T. Pancang T. Bor T. Pancang T. Bor
0 – 10 6 0.8 0.3 60 25
10 – 30 8 1.0 0.5 100 60
30 – 50 15 1.5 0.8 180 100

5.2.2. DAYA DUKUNG TIANG PADA TANAH KOHESIF

5.2.2.1 Daya Dukung Dari Hambatan Lekat/Skin Friction

Daya dukung dari hambatan lekat tanah-pondasi untuk tanah kohesif dihitung dengan
persamaan berikut

Qs   Fc K CR C u C p Li (5.3)

Qs = Daya dukung hambatan lekat (kN)


Fc = Faktor Reduksi, diperoleh dari Tabel 5.2.
KRC = 0.7
Cu = Kuat geser “undrained” rata-rata (kN/m2)
Cp = Keliling efektif dari tiang (meter), diperoleh berdasarkan Tabel 5.3
Li = Tebal Lapisan Penahan (meter)

5.2.2.2 Daya Dukung Dari Tahanan Ujung/End Bearing

Daya dukung dari tahanan ujung untuk tanah kohesif dihitung dengan persamaan berikut

Qb  N c C u A p (5.4)

Qb = Daya dukung tahanan ujung (kN)


Nc = Faktor Kapasitas Daya Dukung.
Biasanya diambil = 9, tetapi bila tiang tertanam kurang dari 4 kali diameter, nilai
Nc dikurangi secara linier sampai suatu nilai 5.6 pada permukaan.
Ap = Luas dasar tiang (meter2), diperoleh berdasarkan Tabel 5.3

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-3


Survey dan Disain Jembatan

Tabel 5.2 Parameter Perencanaan Tiang Untuk Tanah Kohesif

Kuat geser “ undrained” Koef. terganggu


rata-rata nominal Cu (kPa) Fc
0 - 10 1.00
10 - 25 1.00
25 - 45 1.00
45 - 50 1.00 – 0.95
50 - 60 0.95 – 0.80
60 - 80 0.80 – 0.65
80 - 100 0.65 – 0.55
100 - 120 0.55 – 0.45
120 - 140 0.45 – 0.40
140 - 160 0.40 – 0.36
160 - 180 0.36 – 0.35
180 - 200 0.35 - 0.40
>200 0.40

5.2.3. GAYA NEGATIVE SKIN FRICTION

Untuk tiang dalam tanah kompresibel, khususnya bila lapisan-lapisan tanah diatas adalah
kompresibel misalnya urugan tidak berkonsolidasi, dan pondasi tiang berada teguh dalam
suatu lapisan tanah padat/keras, terjadi gesekan permukaan yang negatif atau gaya penarik
kebawah. Gaya penarik ke bawah ini akan mengurangi daya dukung aksial tekan dari tiang
pancang.

Besarnya gaya penarik negatif tersebut dihitung dengan rumus berikut

Pn  1.25 f n C p Ln (5.5)

Pn = Gaya Penarik Negatif (kN)


fn = Nilai gesekan permukaan negatif rencana (kPa)
Bila digunakan ter atau cat sejenis untuk mengurangi gesekan, nilai ini dapat
direduksi sampai 0.3fn
fn = F*S
F = 0.2 untuk tanah dengan Index Plastisitas = 15
= 0.3 untuk tanah denganIndex Plastisitas  50
S = Tegangan vertical efektif pada tiap titik sepanjang tiang (kN/m2)
Cp = Keliling efektif dari tiang (meter), diperoleh berdasarkan Tabel 5.3
Ln = Panjang tiang pada mana bekerja gesekan permukaan yang negatif (meter).
Untuk tiang lekat dalam tanah kompresible merata diambil 0.7 kali panjang
tertanam

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-4


Survey dan Disain Jembatan

Tabel 5.3 Luas Dasar Efektif (Ap) dan Keliling Efektif (Cp) Pondasi Tiang

Tipe tiang Bentuk Ap Cp


b

Tiang beton persegi panjang bxb 2(b + b)


b

Tinag beton sirkular


D 0.25D2 D

D
Tiang pipa baja dengan
ujung terbuka 0.25 (D2 - d2) D
d

Tiang pipa baja dengan


ujung tertutup D 0.25D2 D

b
Tiang H baja dengan ujung Penampang 2(b+h)
terbuka melintang
h

h
Tiang H baja dengan ujung
tertutup h bh 2(b+h)

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-5


Survey dan Disain Jembatan

5.3 INPUT DATA


a. Kedalaman Tiang (meter)
Kedalaman tiang didasarkan atas hasil analisis terhadap data tanah. Berdasarkan hasil
penyelidikan tanah dapat ditentukan pada lapisan mana ujung tiang pancang sebaiknya
diletakkan. Umumnya ujung tiang pancang dimasukkan sedalam 2 – 3 kali diameter
tiang kedalam lapisan penahan ujung. Program/software ini mengasumsikan bahwa
pada lapisan dimana ujung tiang pancang diletakkan, lapisan tersebut hanya akan
memberikan tahanan ujung ( kontribusi dari gesekan diabaikan)

b. Tipe Pondasi Tiang


Secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu Tiang Pancang untuk pondasi tiang yang
tidak membutuhkan pengeboran terlebih dahulu dan Tiang Bor untuk pondasi tiang
dimana tanah dibor terlebih dahulu.

c. Diamater Tiang (m)


Diameter tiang didasarkan atas rencana diameter pondasi yang akan digunakan. Untuk
kasus tiang dengan bentuk tidak bundar, dapat digunakan luasan ekivalen untuk
menentukan diameter tiang

d. Luas Dasar Efektif Tiang (m2)


Luas dasar tiang akan berguna untuka menentukan tahanan ujung dari tiang. Untuk
tipe pondasi tertentu, ujung tiang dibuat lebih besar untuk mendapatkan permukaan
yang lebih luas. Tabel 5.3 dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan Luas
Efektif Tiang

e. Keliling Efektif Tiang (m)


Keliling tiang digunakan untuk menentukan bidang kontak antara pondasi dengan
tanah. Parameter ini digunakan untuk menghitung ketahanan terhadap gesekan dari
tiang pancang. Tabel 5.3 dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan keliling
efektif tiang

f. Data lapisan-lapisan tanah


Data lapisan tanah yang diperlukan adalah tebal lapisan (m), berat jenis  (kN/m3),
sudut geser dalam  (derajat) , kohesi c (kN/m2), nilai rata rata SPT pada lapisan
tersebut (SPT), nilai index plastisitas pada lapisan tersebut (IP) dan kode apakah gaya
gesekan negative /Negative Skin Friction (INEG) perlu dihitung pada lapisan tersebut.
Nilai 1 untuk INEG berarti pada lapisan tersebut diperlukan analisa untuk menghitung
Gaya gesekan negatif. Nilai 0 artinya tidak ada bahaya gaya gesekan negatif pada
lapisan tersebut. Untuk lapisan paling bawah sebaiknya ketebalan lapisan dinyatakan
dengan suatu angka yang relatif besar.

g. Kedalaman Muka Air tanah (m)


Kedalaman muka air tanah berpengaruh dalam menghitung tegangan efektif tanah pada
kedalaman tertentu.

h. Angka Keamanan
Daya dukung yang di dapat dari rumus umum diatas adalah daya dukung
ultimate/keadaan batas. Untuk mendapatkan daya dukung ijin/elastis, daya dukung

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-6


Survey dan Disain Jembatan

tersebut perlu dibagi dengan suatu angka keamanan. Secara umum, disain pondasi
dilakukan dengan cara elastis, sehingga yang dingin dicari adalah daya dukung ijin
pada kedalaman tertentu. Ada dua angka keamanan yang digunakan.
 Angka kemanan untuk Daya Dukung Gesekan atau Lekatan yang digunakan untuk
membagi daya dukung sumbangan dari gesekan permukaan pondasi.
 Angka keamanan untuk Daya Dukung Ujung yang digunakan untuk membagi daya
dukung ultimate sumbangan dari tahanan ujung pondasi.
Besarnya ke dua angka keamanan tersebut didasarkan atas tipe/jenis penyelidikan tanah
yang dilakukan. Penyelidikan tanah yang lebih rinci/ditail untuk semua parameter yang
digunakan dalam analisis memungkinkan untuk menggunakan angka keamanan yang
lebih kecil. Tetapi jika angka-angka untuk setiap parameter input didapat dengan cara
yang relatif kasar atau pendekatan, atau konversi dari parameter lain, maka diperlukan
angka keamanan yang lebih besar

5.4 CARA PEMAKAIAN PROGRAM


a. Langkah Pertama adalah mengaktifkan program/software dengan meng-klik file
program yaitu PILEB.EXE. Pada layar monitor akan muncul Form Input Data.

b. Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter Input Data. Jika ingin
menganalisis data yang sudah pernah disimpan, gunakan tombol BUKA FILE

c. Pada Form Input Data jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisis, klik
tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.

d. Pada Form Input Data untuk melakukan analisis perhitungan daya dukung pondasi
tiang dilakukan dengan meng-klik tombol HITUNG. Sehingga akan berada pada
Lembar Analisis dan Output.

e. Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan sumbangan tiap lapisan terhadap
daya dukung keseluruhan dari tiang serta besarnya daya dukung pondasi tiang
ultimate dan elastis/ijin.

f. Pada lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input, gunakan
tombol KEMBALI untuk kembali berada di Form Input Data.

g. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin menyimpan file laporan perhitungan
gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan digunakan untuk
menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-7


Survey dan Disain Jembatan

5.5 INTERPRETASI HASIL KELUARAN.


5.5.1 NOTASI YANG DIGUNAKAN

Muka tanah

Kedalaman
muka air tanah
Lapisan 1 : t1,1,c1,1,SPT1,INEF1

Muka air tanah

Batas lapisan 1

Lapisan 2 : t2,2,c2,2,SPT2,INEF2
Kedalaman
pondasi
Batas lapisan 2

Lapisan 3 : t3,3,c3,3,SPT3,INEF3

Batas lapisan 3

diameter pondasi
Lapisan 4 : t4,4,c4,4,SPT4,INEF4

Gambar 5.2 Notasi Yang Digunakan

5.5.2 OPTIMASI DARI PENGGUNAAN PROGRAM.

Setelah didapat hasil keluaran berupa daya dukung ijin untuk diameter dan kedalaman
pondasi tertentu, maka nilai tersebut bisa digunakan untuk menghitung atau merencanakan
pondasi yang diperlukan.

Untuk pondasi yang berbentuk tidak bundar, dapat digunakan luasan ekivalen untuk
menentukan diameter tiang.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-8


Survey dan Disain Jembatan

5.6 CONTOH KASUS


Suatu pondasi dalam tiang pancang dengan diameter 0.35 meter dan luas dasar tiang 0.096
m2, keliling efektif tiang = 1.01 m. Ujung pondasi tersebut diletakkan pada kedalaman 19
meter dari permukaan tanah. Tentukan daya dukung ijin pondasi tersebut jika data lapisan
tanah adalah
a. Lapisan 1 : tebal = 7 m, c=5 t/m2 = 50 kN/m2, =1.7 t/m3 = 17 kN/m3, SPT = 0, Plastik
Indek PI = 50, pada Lapisan 1 terdapat bahaya Negative Skin Friction
b. Lapisan 2 : tebal = 3 m c=0 t/m2 = 0 kN/m2, =1.7 t/m3 = 17 kN/m3, SPT = 20
c. Lapisan 3 : tebal = 7 m c=10 t/m2 = 100 kN/m2, =1.7 t/m3 = 17 kN/m3, SPT = 0
d. Lapisan 4 : c=0 t/m2 = 10 kN/m2, =0, =2.1 t/m3 = 21 kN/m2, SPT = 50
e. Kedalaman muka air tanah = 12 meter.
f. Angka keamanan terhadap hambatan lekat kulit atau skin friction = 2
g. Angka keamanan terhadap daya dukung ujung atau end bearing = 3

5.6.1 LAPISAN 1 (NEGATIF SKIN FRICTION)

Rumus yang digunakan untuk menghitung bahaya negative skin friction adalah

Pn  1.25 f n C p Ln

f*n = F*S
F = 0.3 untuk tanah dengan Indek Plastisitas 50
S = ihi
fn-atas = F*ihi = 0.3 * 17 * 0 = 0.00 kN/m2 (pada permukaan lapisan 1)
fn-bawah = F*ihi = 0.3 * 17 * 7 = 35.7 kN/m2 (pada bagian bawah lapisan 1)
fn = 35.7/2 = 17.85 kN/m2 (rata-rata sepanjang lapisan)
Cp = 1.01 m (keliling efektif dari tiang, Table 5.3)
Ln =7m

Dari persamaan diatas diperoleh gaya gesekan negatif sebesar


Pn = 157.7 kN

5.6.2 LAPISAN 2 (SKIN FRICTION PADA TANAH NON-COHESIF)

Rumus yang digunakan untuk menghitung hambatan lekat pada tanah non-kohesif adalah

Qs = Fi x Sz x Cp x Li

Fi = 1.0 (dari Tabel 5.1)


Cp = 1.01 meter (keliling efektif tiang, Tabel 5.3)
Li = 3 meter

Tegangan vertical efektif Sz akan diambil sebagai nilai terkecil dari tegangan vertical
efektif aktual dan tegangan vertikal efektif pada kedalaman ZL dengan asumsi seluruh
tanah adalah sama.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V-9


Survey dan Disain Jembatan

Tegangan efektif pada kedalaman ZL


ZL = 8*diameter = 8*0.35 = 2.8 meter (dari Tabel 5.1)
SZL = * ZL = 17*2.8 = 47.6 kN/m2

Tegangan efektif pada ujung


Sz = ihi = 17*7 = 119 kN/m2

Karena SZ lebih besar dari SZL , maka digunakan tegangan pada kedalaman ZL
SZ = 47.6 kN/m2

Dari persamaan diatas diperoleh


Qs = 144 kN

5.6.3 LAPISAN 3 (SKIN FRICTION PADA TANAH COHESIVE)

Rumus yang digunakan untuk menghitung hambatan lekat pada tanah kohesif adalah

Qs = Fc x KRC x Cu x Cp x Li

Fc = 0.55 (dari Tabel 5.2)


KRC = 0.7 meter
Cu = 100 kN/m2
Cp = 1.01 meter (keliling efektif tiang, Tabel 5.3)
Li = 7 meter

Dari persamaan diatas diperoleh


Q*s = 272. kN

5.6.4 LAPISAN 4 (DAYA DUKUNG UJUNG PADA TANAH NON-COHESIVE)

Daya dukung ujung pada tanah non-kohesif dihitung dengan rumus berikut.

Qb = Nq x Sz x Ap

Nq = 180 meter (dari Table 5.1)

Tegangan efektif pada kedalaman ZL


ZL = 15*diameter = 15*0.35 = 5.25 meter (dari table 5.1)
SzL = 21*5.25 = 110.25 kN/m2

Tegangan efektif pada ujung


Sz = ihi = 17*7 + 17*3 + 17*2 + (17-10)*5 + (21-1.0)*2 = 261. kN/m2

Karena SZ lebih besar dari SZL, maka digunakan tegangan pada kedalaman ZL
Sz = 110.25 kN/m2 (diambil yang lebih kecil)
Ap = 0.096 meter (luas dasar tiang)

Dari persamaan diatas diperoleh


Q*p = 1905 kN

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V - 10


Survey dan Disain Jembatan

5.6.5 DAYA DUKUNG PONDASI TIANG

Berdasarkan kontribusi daya dukung tiap lapisan diatas, dapat dihitung besarnya daya
dukung ultimate dan daya dukung ijin untuk 1 tiang pancang sebagai berikut.

a. Daya dukung ultimate skin friction = 144 + 272 = 416 kN


b. Daya dukung ultimate end bearing = 1905 kN
c. Daya dukung ultimate neg skin friction = 157 kN
d. SF terhadap skin friction = 2
e. SF terhadap end bearing = 3
f. Daya dukung ijin = 764 kN

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer V - 11

Anda mungkin juga menyukai