Anda di halaman 1dari 30

0

Sistem dan Metode Penambangan


“Bentuk-Bentuk Tambang Dalam”

Oleh:
Nama : Akbar Syamwindu prakoso

NIM : 122.13.022

Prodi : Eksplorasi Tambang

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS


BANDUNG
2016
1

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena


berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem dan
Metode Penambangan “Bentuk-Bentuk Tambang Dalam”. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Penulis

Akbar Syamwindu Prakoso


2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................ 2
BAB 1 METODE PENAMBANGAN DALAM BATU BARA.............. 3
1.1 ROOM AND PILAR................................................................. 3-7
1.2 LONGWALL............................................................................. 8
BAB 2 SUPPORTED METHODS............................................................ 12
2.1 STULL STOPING...................................................................... 12
2.2 CUT AND FILL......................................................................... 13
2.3 SQUARE SET STOPING.......................................................... 15
BAB 3 CAVING METHODS................................................................... 16
3.1 TOP SLINCING......................................................................... 16
3.2 BLOCK CAVING...................................................................... 17
3.3 SUB LEVEL CAVING.............................................................. 18
BAB 4 OPEN STOPE METHODS............................................................ 21
4.1 GOPHERING.............................................................................. 21
4.2 GLORY HOLE........................................................................... 22
4.3 SHIRINKAGE STOPING.......................................................... 25
4.4 SUB LEVEL STOPING............................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 29
3

BAB 1
METODE PENAMBANGAN DALAM BATU BARA
1.1ROOM AND PILLAR
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk
endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya
dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai
penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM),
roof bolter, dan shuttle catr.

Metode ini paling-paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara


yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block
tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar yang
ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining). Selama proses
ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan semuanya
dikendalikan oleh remote dari jauh.
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian
sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang
cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter.
Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan metode room and
pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara, dan bahan-bahan galian lainnya
4

yang memungkinkan dan memenuhi syarat untuk ditambang menggunakan


metode room and pillar.

Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain :

1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi
swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
7. Potensi subsidence kecil
Ada beberapa klasifikasi dari metode Room ad pillar yang umum, yaitu :
1. Classic Room and Pillar Method
Metode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian
maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat) dan
dengan ketebalan yang memungkinkan.
Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah permuka
kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara,
sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan penambangan
batubara.

Sedangkan kekurangan classic room and pillar method adalah recovery


sedikit, hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa mengekstraksi pilar.

2. Post Room and Pillar Method


Dengan inklinasi candangan yang mencapai 20°-55°, metode yang
digunakan umumnya ialah post room and pillar method. Efektivitas pengambilan
cadangan bisa lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan
mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan
galian yang ditambang semakin kecil.
5

Kelebihan metode post room and pillar method adalah recovery lebih
besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan
ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang
ditambang semakin kecil.

Sedangkan kerugian metode post room and pillar method adalah


kemungkinan terjadinya subsiden lebih besar bila tidak diikuti dengan
penambahan penyangga buatan

3. Step Room and Pillar Method


Metode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangn dengan
inkliasi 15-30 dengan ketebalan lapisan cadangan antara 2-5 meter. Step room and
pillar merupakan metode yang digunakan dirancang untuk memudahkan peralatan
beropersi didalam cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi
terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang.
Kelebiahan metode step room and pillar method adalah pengangkutan di
dalam permuka kerja hampir tidak memerlukan tenaga penggerak karena dapat
berjalan sendiri, misalnya melalui jalan penghubung.
Kerugian metode step room and pillar method adalah memerlukannya
tenaga kerja yang banyak untuk membawa masuk peralatan, sehingga volume
produksi tergantung dari banyaknya alat mekanis yang tersedia

Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar antara lain :

1. · Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebut continuous miner.


Contohnya alat pemotong lapisan batubara antara lain; shearer dan plow (plough).
2. · Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalah Load-Haul-Dump (LHD), over
shot loader, slusher (scrapper) dan sebagainya.
3. · Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt conveyor, chain conveyor,
lori-lokomotif (train) dan lain-lain.
6

Cara penambangan room and pillar mengandalkan endapan batubara yang


tidak diambil sebagai penyangga dan endapan batubara yang diambil sebagai
room. Pada metode ini penambangan batubara sudah dilakukan sejak pada saat
pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut dibesarkan menjadi
ruangan–ruangan dengan meninggalkan batubara sebagai tiang penyangga. Besar
bentuk dan ruangan sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan
agar penyangga yang dipakai cukup memadai kuat mempertahankan ruangan
tersebut tetap aman sampai saatnya dilakukan pengambilan penyangga yang
sebenarnya yaitu tiang penyangga batubara (coal pillar).
Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam besaran jumlah
batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan batubara karena tidak semua
tiang penyangga batubara dapat diambil secara ekonomis maupun teknik. Dari
seluruh total cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara
penambangan metode Room and Pillar ini paling besar lebih kurang 60 - 70%
saja. Hal ini disebabkan banyak batubara tertinggal sebagi tiang-tiang pengaman
yang tidak dapat diambil.
Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang
hanya melalui penggalian maju terowongan, dan metode penambangan secara
berurutan terhadap pillar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam,
apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum
blok penambangan.

Keuntungan :
1. Lingkup penyesuaian terhadap korelesi alam penambangan lebih luas
dibandingkan dengan long wall yang di maksimumkan.
2. Hingga batas – batas tertentu dapaat meenyesuaikan terhadap variasi kemiringan.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system long wall
misalnya karena adanya patahan.
4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan
permukaan.
5. Cukup efektif untuk menaikan Recovery (Pillar Robbing) menaikan recovery
baatubara.
7

Kelemahan :
1. Recovery penambangan rendah (60 –70 %).
2. Banyak terjadi insiden (kecelakaan) atap yang runtuh
3. Ada batas maksimumpenambangan bagian dalam karena adanya tekanan bumi.
4. Karena banyak yang disisakan akan meninggalkan masalah dari segi keamanan
untuk penerapan dilakukan batubara untuk mudah mengalami swa bakar/ self
combustion.

lokasi: PT. Tambang Batubara Bukit Asam di Ombilin, Sumatera Barat


PT. Allied coal jaya ,sawah lunto, sumbar
8

1.2. long wall/ lorong panjang


long wall mining adalah sistim penambangan batuabara berbentuk lubang buka
(lihat Longwall) berbentuk “Dinding Panjang” atau “ Ruang Panjang” . Sistim ini
memotong batubara dengan alat potong berputar biasanya bertenaga hidrolis
dimana pekerja dan peralatan aktif disangga dengan penyangga hidrolik berbentuk
tiang penyangga dan payung (kanopi) yang dimajukan mengikuti kemajuan
pemotongan batuabara. Atap lubang buka dibelakang alat penyangga dibiarkan
ambruk. Sistim penambangan longwall lama menggunakan cara peledakan untuk
mengekstraksi (merontokkan) batubara dimana lubang aktif disangga dengan
tiang-tiang hidrolis, atau tiang mekanis ataupun balok-balok kayu. Batubara yang
dirontokkan dipermukaan tambang ditampung oleh rangkaian pelat-pelat yang
digerakkan dengan rantai (stage loader) dan seterusnya masuk kedalam conveyor
pengangkut menuju permukaan.

Penggunaan Metode Longwall Pada Tambang Bawah Tanah :

Metode longwall ini digunakan khusus untuk bahan galian batubara. Perolehannya
tinggi, karena mengambil sebagian besar batubara. Front kerja dapat dipusatkan,
karena dapat berproduksi besar di satu front kerja. Pada umumnya, untuk
kemiringannya landai, mekanisme pengambilan batubara, pengangkutan, dan
penyanggaan menjadi mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pengambilan batubara. Karena dapat memusatkan front kerja, panjang lorong
yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek. Menguntungkan
dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah dan swabakar yang timbul juga
sedikit. Karena dapat memanfaatkan tekanan batuan, pemotongan batubara
menjadi mudah. Apabila terjadi hal-hal seperti ambrukan permukaan kerja dan
kerusakan mesin, penurunan produksi batubaranya besar.
9

Penerapan Metode Penambangan Longwall

Kondisi endapan yang cocok untuk metode ini yaitu sebagai berikut :

 Ketebalan endapan sedang, yaitu 2-4 meter.


 Memiliki banyak cleat / joint, tetapi tidak boleh mudah runtuh. Sehingga
penyanggaan dapat segera dipasang di dekt front penggalian.

Persiapan Penambangan (Development)

Tambang longwall mencakup penambangan batubara secara penuh dari suatu


bagian lapisan atau "muka" dengan menggunakan gunting-gunting mekanis.
Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat perencanaan yang hati-hati
untuk memastikan adanya geologi yang mendukung sebelum dimulai kegiatan
penambangan. Kedalaman permukaan batubara bervariasi di kedalaman 100-350
m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis dan digerakkan secara
hidrolik sementara menyangga atap tambang selama pengambilan batubara.
10

Setelah batubara diambil dari daerah tersbut, atap tambang dibiarkan ambruk.
Lebih dari 75% endapan batubara dapat diambil dari panel batubara yang dapat
memanjang sejauh 3 km pada lapisan batubara.

Sistem Produksi Longwall

Ada 2 (dua) cara penambangan dengan menggunakan metode Longwall, yaitu :

1. Cara maju (advancing)


2. Cara mundur (retreating)

Pada penambangan dengan metode maju longwall, terlebih dahulu dibuat lubang
maju yang nantinya akan berfungsi sebagai lubang utama (main gate) dan lubang
pengiring (tail gate), dibuat bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang
bukaan tersebut.

Kedua lubang bukaan tersebut digunakan sebagai saluran udara yang diperlukan
untuk menyediakan udara bersih pada lubang bukaannya disamping untuk
keperluan transportasi batubaranya dan keperluan penyediaan material untuk
lubang bukaannya.

Metode ini akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu
menunggu lubang yang diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring.

Sedangkan pada metode mundur longwall merupakan kebalikan dari metode


advancing longwall karena pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum
selesai dibuatnya suatu panel yang akan memberikan batasan lapisan batubara
yang akan diekstrasi (diambil).

Keuntungan dan Kerugian dari Metode Penambangan Longwall

Adapun keuntungan dan kerugian dari metode longwall, antara lain :


11

 Permintaan produksi yang meningkat tidak dapat langsung dipenuhi karena


dibutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan blok tambahan untuk
produksi.
 Recoverynya tinggi karena menambang sebagian besar batubara.
 Permulaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.
 Apabila kemiringannya landai maka mekanisasi penambangan, transportasi, dan
penyanggaan menjadi beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan.
 Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang dikerjakan
terhadap produksi batubara menjadi panjang.
 Menguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swabakar /
self combustion yang timbul juga sedikit.
 Karena dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
 Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin, maka penggunaan
produksi batubaranya besar.

lokasiPT. Tambang Batubara Bukit Asam di Ombilin, Sumatera Barat


12

BAB 2
SUPPORTED METHODS

2.1 Stull Stoping

Stull stoping adalah suatu metode penambangan yang menggunakan


penyanggaan kayu (timber), dan penyangga dipasang langsung dari hanging wall ke
foot wall. Penyangga ini disebut stull. Penyanggaan ini bisa sistimatis, tetapi bisa juga
hanya dipasang setempat bila keadaan batuan memungkinkan.
Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :
- Kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak perlu disangga.
- Kekuatan batuan samping mudah pecah.
- Kemiringan endapan tidak terlalu berpengaruh.
- Ukuran endapan antara 1 - 3 meter, yaitu ketebalan masih bisa dicapai oleh
penyangga kayu tanpa sambungan (timber).
-Kadar bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi.
Keuntungan stull stoping :
- Cara penambangan sangat sederhana karena cara penyanggan ini tidak sulit
sehingga tidak memerlukan banyak karyawan yang terampil.
- Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari barrent rock.
Karena luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan
tambangnya bisa tinggi.
-Memiliki jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan square setting atau
cut and fill, karena ukuran endapan bijihnya tipis.
Kerugian stull stoping :
- Karena memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta
kebakaran.
- Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.

-Dapat menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian bekas - bekas


lombong.
Gambarnya di bawah ini:
13

Lokasi: PT. Aneka Tambang di Cikidang, bijih emas epithermal

2.2 Cut and Fill


Adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil bagian demi bagian
(slice by) dimana bagian yang sudah ditaambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan
material pengisi sebelum penambangan berikutnya dilakukan.
Material pengisi disini berfungsi sebagai berikut :
1. tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
2. sebagai penyanggah batuan sekelilingnya.
3. Untuk mencegah terjadinya penurunaan permukaan.
System ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
1. Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450
2. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
3. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.
4. orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang tinggi
guna menutupi ongkos.
5. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan
banyak terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih).
Diantara endapan bijih yang sedang ditambang.
Keuntungan :
1. Cukup pleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat
mengadakan selektif mining.
14

2. dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih
selanjutnya.
3. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
4. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran
jarang terjadi.
5. Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.
6. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga
produksinya besar.
7. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugiaan:
1. Selain menambang juga harus mencari material pengisi
2. harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan
material pengisi agar tidak terjadi pengotoran
3. Ongkos penambangan relatif tinggi
Gambarnya di bawah ini:

lokasi: PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal
15

2. 3 Square Set Stoping

Square setting merupakan suatu cara penambangan dengan menyangga secara


sistematis disetiap bagian-bagian yang telah selesai ditambang, dengan
menggunakan kayu yang bebentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar.

Pemakaian metode ini memiliki syarat antara lain :

a.Bijih sangat mudah runtuh sehingga perlu suatu penyangga yang sistematis
pada setiap bagian yang telah selesai ditambang. Sedangkan country rocknya
sendiri juga mudah runtuh. Mudah runtuhnya suatu endapan bijih disebabkan
oleh beberapa hal antara lain : penyisipan batuan lunak diantara bijih, jika
pembentu bijih merupakan mineral-mineral sulfida biasanya gampang rapuh,
adanya perubahan-perubahan struktur geologi disekitarnya.

b.Kemiringan harus lebih dari 45 derajat

c. Ketebalan endapan minimal 3,5 meter

d. Memiliki kadar dan minin recovery yang tnggi

e. Memiliki batas-batas yang kurang jelas antara badan bijih dan country rocknya.

Sumber: http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metode-
penambangan-bawah-tanah.html
16

BAB 3
CAVING METHODS
3.1 Top Slicing
Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan
penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Keuntungan Top Slicing :
-Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.

-Dapat mengadakan pengambilan contoh batuan (sampling) di dalam lombong secara


teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti.
-Dapat menghasilkan produksi yang besar.
-Jika endapan bijih teratur dan jelas batas - batasnya, maka perolehan tambangnya
sangat tinggi (90 – 95).
Kerugian Top Slicing :
- Penirisan menjadi sibuk karena pada saat hujan, air hujan masuk dari retakan –
retakan.
-Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata lingkungan
-Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
- Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak.
- Banyak mengunakan penyanggah kayu sehingga dapat menyebabkan kebakaran dan
penimbunan gas–gas beracun dari proses pembusukan kayu penyanggah.

Gambarnya di bawah ini:

Lokasi: tambang uranium di rozna, republik ceko


17

3.2 Blok Caving

Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang dimulai dengan


membuat suatu “undercat” terhadap suatu blok endapan bijih. Sebelum undercat
diruntuhkan, harus disanggah dulu memakai pillar kemudian pillar ini di buang, maka
blok akan runtuh secara perlahan – lahan.
Metode ini cocok untuk endapan bijih yang memilki sifat seperti berikut:
 -Bentuk endapan homogen karena tidak mungkin dilakukan tambang pilih.
 -Kekuatan bijih lemah sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari
block di sebelahnya.
 -Kekuatan batuan samping lemah, sehingga mudah pecah menjadi bongkah – bongkah
yang lebih besar dari pada bongkah bijih, dimana tekanannya akan membantu memecah
endapan bijih di bawahnya.
 Kemiringan endapan tidak menjadi soal, tetapi jika berbentuk urat bijih sebaiknya
memiliki kemiringan > 65°.
 -Kadar bijih tidak perlu bernilai tinggi.
Keuntungan blok caving:
 Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja, setelah ambrukan
berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah berakhir.
 Keamanan karyawan lebih terjamin, kecuali perawatan pada “draw point”.
 Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran, peledakan serta
penyanggah, jadi dapat menekan ongkos penambangan.
 Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahan – rekahan di antara bijihnya yang pecah itu
tidak tertutup oleh partikel–partikel halus, jadi biasa terjadi ventilasi alam.
 Produksi terpusat pada “draw point” dan draw point terkumpul pada “grizzly level”,
sehingga produksi mudah terkontrol.
Kerugian blok caving :
Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama persiapan
penambangan.
 Perawatan “draw point” dan saluran–saluran yang dilalui bijih (ore passes) umumnya
sulit dan mahal.
 Pengotoran sering terjadi terutama menjelang akhir penambangan, sehingga perolehan
tambang rendah.
 Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang lain dan produksi
tidak dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan macetnya proses
penurunan.
 Ukuran “broken ore” tidak dapat dikontrol
18

Gambarnya di bawah ini:


Lokasi: PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, bijih tembaga dan emas

3.3 Sub Level Caving

Sub-level caving adalah cara penambangan yang memulai penggaliannya dari


atas kebawah dimana pengalian dilakukan selapis demi selapis dan
penambangannya dilakukan secara lateral.

Seluruh ketebalan endapan bijih diantara kedua sub-level diambil dengan cara
meruntuhkan suatu tumpukan bekas penyangga atau timber material akn terjadi
pada bagian atas sehingga memisahkan bijih dengan overburden.
19

Sistem ini biasanya dignakan untuk menambang bijih dengan kriteria sebagai
berikut :

a.Endapan memiliki ketebalan yang sedang, artinya batuan akan runtuh dengan
sendirinya secara beraturan atau tidak akan runtuh dengan penyanggaan
seperlunya

b.Kemiringan endapan untuk metode ini tidak terlalau berpengaruh

c.Ketebalan endapan lebih kurang 30 meter

d.Karena menyebabkan subsidence pada permukaan tanah, maka permukaan


tidak boleh terdapat bangunan

e. Memiliki kadar dan mining recovery yang tinggi

Cara penambangan ini dapat dikatakan merupakan suatu penambangan transisi


antara ”top slicing” dengan penyanggaan ”block caving” tetapi penambangan
dengan cara ini juga dapat dianggap sebagai ”shsft level stoping” dengan ”block
20

caving”. Walaupun demikian terdapat persyaratan dalam melakukan


penambangan dengan menggunakan metode ini yaitu over burden harus dapat
dipecah-pecah dalam ukuran besar atau block-block, dan ini merupakan suatu
syarat yang khas dari penambangan dengan metode ini.

Lokasi: pt. Freepport indonesia jayapura, papua


21

BAB 4

OPEN STOPE METHODS


4.1 Gophering
Yaitu suatu cara penambangan terhadap endapan bijih yang kecil/tebal dan lebarnya
kurang dari 3 meter kemiringan/dip bukan menjadi suatu masalah bentuk endapan bisa
reguler (tidak teratur) dapat dipai untuk endapan yang bernilai tinggi tidak dibenarkan
untuk menambang “ore shoot” karena akan menggangu endapan bijih keseluruhaan.
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Kekuatan bijih relatif kuat.
2. Kekuatan batuan cukup kuat.
3. Bentuk endapan tidak teratur.
4. Kemiringan endapan spotty deposits, sukar ditambang dengan sistematik.
5. Ukuran endapan kecil atau lebarnya lebih kecil 3 meter, terpisah-pisah, letaknya
terpencil.
6. Kadar bijih tinggi, bagian-bagian yang miskin ditinggalkan sebagai pillar.
Contohnya : endapan bijih emas yang tidak teratur tapi kadarnya tinggi.
Keuntungan :
1. Ongkos penambangan murah.
2. Memberi tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan bagi penduduk di
sekitar endapan.
Kerugian :
1. Produksinya rendah.
2. Mencemari lingkungan hidup.
Gambarnya di bawah ini:
22

Lokasi: -TAMBANG EMAS RAKYAT CIGUHA, PONGKOR-BOGOR


-TAMBANG EMAS TASIKMALAYA

4.2 Glory Hole


Adalah merupakan system gabungan antara sub open stope dengan supported
method. Pada sisrtem ini harus ditinggalkan pilar-pilar untuk mencegah penurunan
permukaan (Surpace subsidence)
Adalah merupakan system gabungan antara sub open stope dengan supported
method. Pada sisrtem ini harus ditinggalkan pilar-pilar untuk mencegah
penurunan permukaan (Surpace subsidence)

System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat


sebagai berikut :

1. Yang mempunyai ore body / batuan samping yang kuat.


23

2. Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk
bulat/elips.

3. Untuk batas endapan yang cukup jelas.

4. Mempunyai kemiringan / dip 70 0.

Contohnya : endapan bijih emas yang berbentuk vein.

Keuntungan :

1. Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.

2. Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang
terampil.

3. Relatif Aman.

Kerugian :

1. Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani
secara manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.

2. Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan


batuan hasil peledakan.

Cara penambangan :

Penambangan Glory Hole mengaplikasikan suatu penggalian terbuka dimana


bijih dipindahkan dari lombong ke jalan pengangkutan dengan efek gravitasi.

Glory Hole sering diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih
dihancurkan oleh peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih oleh efek gravitasi.
Open Pits moderen yang mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih
24

melalui shaft yang dibangun pada bagian luar pit limit, mencirikan suatu
kesamaan proses pengangkutan dengan glory hole.

System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Yang mempunyai ore body / batuan samping yang kuat.
2. Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk
bulat/elips.
3. Untuk batas endapan yang cukup jelas.
4. Mempunyai kemiringan / dip 70 0.
Contohnya : endapan bijih emas yang berbentuk vein.
Keuntungan :
1. Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.
2. Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang
terampil.
3. Relatif Aman.
Kerugian :
1. Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani
secara manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.
2. Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan
batuan hasil peledakan.
Gambarnya dibawah ini:

Lokasi : tambang gurandil di gunung pongkor


25

4.3 Shirinkage Stoping

Adalah suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping dimana setiap
bagian dibor dan diledakan dari bawah keatas.tumpikan hasil ledaka akan dibiarkan
dilantai yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk
menyanggah country rock .
System ini cocok untuk :
1. Untuk endapan bijih dan batuan sampingnya keras.
2. Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) harus curam kira-kira sudutnya >
600.
3. Bentuk urat/vain dengan ketebalan antara 1-3 meter.
4. Bentuk ore body harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang hilang (loose ore).
5. Harus mempunyai batas yang jelas antara ore body dengan country rock
6. Orenya bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur dengan air.
7. Sebaiknya bukan endapan sulfida.
Contohnya adalah endapan bijih emas yang berbentuk vein tetapi kedalamannya
dangkal.

Keuntungan :
1. Ongkos deplopment lebih rendah karena jarak antara level dengan level dan raise
dan raise bias berjauhan.
2. Biaya hanling daripada ore lebih rendah karena ore dapat turun dengan sendirinya
secara gravitasi melalui chate.
3. Kayu-kayu untuk tempat berdirinya pekerja tidak perlukan.
4. Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
5. Dapat melakukan pembersihaan/cleaning mining karena recovery agak tinggi.
6. Produksi dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.
7. Tidak terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena bekas-bekas dari
stope di isi material.
26

Kerugiaan :
1. Menyulitkan perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian endapan masih
tertinggal di dalam stope tersebut.
2. Bila endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope dan
endapan tersebut mengandung oksida yang mudah teroksidasi oleh udara dan
lama kelamaan akan menjadi kompak hal ini akan menyulitka dalam proses
metalurgi. Gambarnya dibawah ini:

Lokasi :PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal

4.4. Sub level Stoping


Penambangan yang dilakukan dengan membuat sub-level diantara level-
levelnya, biasanya jarak antar level berkisar antara 100 – 200 feet, sedangkan
jarak antara sub-level sekitar 25 – 40 feet. Cara penambangan ini dilakukan
dengan over hand stoping method.
27

Syarat pemakaian metode ini antara lain :

a.Tebal dinding vein harus antara 1 – 20 meter

b.Dip vein sebaiknya lebih dari 30 derajat, karena semakin miring akan semakin
baik dan memudahkan dalam penagangkutannya.

c.Country rock harus keras sehingga tidak memerlukan penyanggaan

d.Agar tidak mudah terjadi dilusi maka country rock harus kuat dan keras

e.Batas antara country rock dan bijih harus terlihat jelas dan bentuknya teratur

f.Kadar bijih sebaiknya merata karena metode ini tidak memungkinkan untuk
melakukna selectif mining.

Keuntungan :
1. Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.
2. Biaya penambangan perton ore relatif murah
3. efisiensi penambanggan lebih besar karena dapat melakukan penambangan secara
serentak.
4. Tidak di perlukan penyanggah
5. Bijih dikeluarkan secara gravitasi.
Kerugiaan :
1. Banyak bukaan yang harus dikerjakan.
28

2. Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu penggambilan pillar yang
tertinggal.
3. Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.
4. Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai
penyanggah sementara.
5. Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang
Gambar di bawah ini:

Lokasi : PT FREEPORT INDONESIA di tembagapura jaya pura, papua


29

DAFTAR PUSTAKA
http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm

https://zozongeologeous.wordpress.com/2014/08/13/metode-penambangan-
batubara/

http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metode-penambangan-bawah-
tanah-open.html

http://bahangaliantambang.blogspot.co.id/2011/12/metoda-tambang-bawah-
tanah.html

http://dokumen.tips/documents/faktor-55cd84b89b0eb.html

http://ptfi.co.id/id/about/how-do-we-operate/underground-mining

http://www.unisosdem.org/otonomi/oto-papuafi280501.htm

https://yiskandar.wordpress.com/tag/tambang-bawah-tanah/

http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metode-penambangan-bawah-
tanah-open.html

http://afanmining10.blogspot.co.id/2013/05/metode-penambangan-tambang-
bawah-tanah.html
http://www.genborneo.com/2011/01/longwall-mining-adalah.html
http://www.michanarchy.com/2013/05/permodelan-tambang-bawah-tanah-
longwall.html

http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metodepenambangan-
bawah-tanah-caving.html
http://juliansuramas.blogspot.co.id/2011/06/sistem-penambangan-bawah-
tanah.html

Anda mungkin juga menyukai