Oleh:
Nama : Akbar Syamwindu prakoso
NIM : 122.13.022
Kata Pengantar
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................ 2
BAB 1 METODE PENAMBANGAN DALAM BATU BARA.............. 3
1.1 ROOM AND PILAR................................................................. 3-7
1.2 LONGWALL............................................................................. 8
BAB 2 SUPPORTED METHODS............................................................ 12
2.1 STULL STOPING...................................................................... 12
2.2 CUT AND FILL......................................................................... 13
2.3 SQUARE SET STOPING.......................................................... 15
BAB 3 CAVING METHODS................................................................... 16
3.1 TOP SLINCING......................................................................... 16
3.2 BLOCK CAVING...................................................................... 17
3.3 SUB LEVEL CAVING.............................................................. 18
BAB 4 OPEN STOPE METHODS............................................................ 21
4.1 GOPHERING.............................................................................. 21
4.2 GLORY HOLE........................................................................... 22
4.3 SHIRINKAGE STOPING.......................................................... 25
4.4 SUB LEVEL STOPING............................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 29
3
BAB 1
METODE PENAMBANGAN DALAM BATU BARA
1.1ROOM AND PILLAR
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk
endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya
dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai
penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM),
roof bolter, dan shuttle catr.
1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi
swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
7. Potensi subsidence kecil
Ada beberapa klasifikasi dari metode Room ad pillar yang umum, yaitu :
1. Classic Room and Pillar Method
Metode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian
maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat) dan
dengan ketebalan yang memungkinkan.
Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah permuka
kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara,
sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan penambangan
batubara.
Kelebihan metode post room and pillar method adalah recovery lebih
besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan
ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang
ditambang semakin kecil.
Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar antara lain :
Keuntungan :
1. Lingkup penyesuaian terhadap korelesi alam penambangan lebih luas
dibandingkan dengan long wall yang di maksimumkan.
2. Hingga batas – batas tertentu dapaat meenyesuaikan terhadap variasi kemiringan.
3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system long wall
misalnya karena adanya patahan.
4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan
permukaan.
5. Cukup efektif untuk menaikan Recovery (Pillar Robbing) menaikan recovery
baatubara.
7
Kelemahan :
1. Recovery penambangan rendah (60 –70 %).
2. Banyak terjadi insiden (kecelakaan) atap yang runtuh
3. Ada batas maksimumpenambangan bagian dalam karena adanya tekanan bumi.
4. Karena banyak yang disisakan akan meninggalkan masalah dari segi keamanan
untuk penerapan dilakukan batubara untuk mudah mengalami swa bakar/ self
combustion.
Metode longwall ini digunakan khusus untuk bahan galian batubara. Perolehannya
tinggi, karena mengambil sebagian besar batubara. Front kerja dapat dipusatkan,
karena dapat berproduksi besar di satu front kerja. Pada umumnya, untuk
kemiringannya landai, mekanisme pengambilan batubara, pengangkutan, dan
penyanggaan menjadi mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pengambilan batubara. Karena dapat memusatkan front kerja, panjang lorong
yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek. Menguntungkan
dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah dan swabakar yang timbul juga
sedikit. Karena dapat memanfaatkan tekanan batuan, pemotongan batubara
menjadi mudah. Apabila terjadi hal-hal seperti ambrukan permukaan kerja dan
kerusakan mesin, penurunan produksi batubaranya besar.
9
Kondisi endapan yang cocok untuk metode ini yaitu sebagai berikut :
Setelah batubara diambil dari daerah tersbut, atap tambang dibiarkan ambruk.
Lebih dari 75% endapan batubara dapat diambil dari panel batubara yang dapat
memanjang sejauh 3 km pada lapisan batubara.
Pada penambangan dengan metode maju longwall, terlebih dahulu dibuat lubang
maju yang nantinya akan berfungsi sebagai lubang utama (main gate) dan lubang
pengiring (tail gate), dibuat bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang
bukaan tersebut.
Kedua lubang bukaan tersebut digunakan sebagai saluran udara yang diperlukan
untuk menyediakan udara bersih pada lubang bukaannya disamping untuk
keperluan transportasi batubaranya dan keperluan penyediaan material untuk
lubang bukaannya.
Metode ini akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu
menunggu lubang yang diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring.
BAB 2
SUPPORTED METHODS
2. dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih
selanjutnya.
3. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
4. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran
jarang terjadi.
5. Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.
6. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga
produksinya besar.
7. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugiaan:
1. Selain menambang juga harus mencari material pengisi
2. harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan
material pengisi agar tidak terjadi pengotoran
3. Ongkos penambangan relatif tinggi
Gambarnya di bawah ini:
lokasi: PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal
15
a.Bijih sangat mudah runtuh sehingga perlu suatu penyangga yang sistematis
pada setiap bagian yang telah selesai ditambang. Sedangkan country rocknya
sendiri juga mudah runtuh. Mudah runtuhnya suatu endapan bijih disebabkan
oleh beberapa hal antara lain : penyisipan batuan lunak diantara bijih, jika
pembentu bijih merupakan mineral-mineral sulfida biasanya gampang rapuh,
adanya perubahan-perubahan struktur geologi disekitarnya.
e. Memiliki batas-batas yang kurang jelas antara badan bijih dan country rocknya.
Sumber: http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metode-
penambangan-bawah-tanah.html
16
BAB 3
CAVING METHODS
3.1 Top Slicing
Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan
penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Keuntungan Top Slicing :
-Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.
Lokasi: PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, bijih tembaga dan emas
Seluruh ketebalan endapan bijih diantara kedua sub-level diambil dengan cara
meruntuhkan suatu tumpukan bekas penyangga atau timber material akn terjadi
pada bagian atas sehingga memisahkan bijih dengan overburden.
19
Sistem ini biasanya dignakan untuk menambang bijih dengan kriteria sebagai
berikut :
a.Endapan memiliki ketebalan yang sedang, artinya batuan akan runtuh dengan
sendirinya secara beraturan atau tidak akan runtuh dengan penyanggaan
seperlunya
BAB 4
2. Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk
bulat/elips.
Keuntungan :
2. Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang
terampil.
3. Relatif Aman.
Kerugian :
1. Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani
secara manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.
Cara penambangan :
Glory Hole sering diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih
dihancurkan oleh peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih oleh efek gravitasi.
Open Pits moderen yang mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih
24
melalui shaft yang dibangun pada bagian luar pit limit, mencirikan suatu
kesamaan proses pengangkutan dengan glory hole.
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Yang mempunyai ore body / batuan samping yang kuat.
2. Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk
bulat/elips.
3. Untuk batas endapan yang cukup jelas.
4. Mempunyai kemiringan / dip 70 0.
Contohnya : endapan bijih emas yang berbentuk vein.
Keuntungan :
1. Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.
2. Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang
terampil.
3. Relatif Aman.
Kerugian :
1. Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani
secara manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.
2. Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan
batuan hasil peledakan.
Gambarnya dibawah ini:
Adalah suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping dimana setiap
bagian dibor dan diledakan dari bawah keatas.tumpikan hasil ledaka akan dibiarkan
dilantai yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk
menyanggah country rock .
System ini cocok untuk :
1. Untuk endapan bijih dan batuan sampingnya keras.
2. Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) harus curam kira-kira sudutnya >
600.
3. Bentuk urat/vain dengan ketebalan antara 1-3 meter.
4. Bentuk ore body harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang hilang (loose ore).
5. Harus mempunyai batas yang jelas antara ore body dengan country rock
6. Orenya bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur dengan air.
7. Sebaiknya bukan endapan sulfida.
Contohnya adalah endapan bijih emas yang berbentuk vein tetapi kedalamannya
dangkal.
Keuntungan :
1. Ongkos deplopment lebih rendah karena jarak antara level dengan level dan raise
dan raise bias berjauhan.
2. Biaya hanling daripada ore lebih rendah karena ore dapat turun dengan sendirinya
secara gravitasi melalui chate.
3. Kayu-kayu untuk tempat berdirinya pekerja tidak perlukan.
4. Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
5. Dapat melakukan pembersihaan/cleaning mining karena recovery agak tinggi.
6. Produksi dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.
7. Tidak terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena bekas-bekas dari
stope di isi material.
26
Kerugiaan :
1. Menyulitkan perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian endapan masih
tertinggal di dalam stope tersebut.
2. Bila endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope dan
endapan tersebut mengandung oksida yang mudah teroksidasi oleh udara dan
lama kelamaan akan menjadi kompak hal ini akan menyulitka dalam proses
metalurgi. Gambarnya dibawah ini:
Lokasi :PT. Aneka Tambang di Gunung Pongkor Bogor, bijih emas epithermal
b.Dip vein sebaiknya lebih dari 30 derajat, karena semakin miring akan semakin
baik dan memudahkan dalam penagangkutannya.
d.Agar tidak mudah terjadi dilusi maka country rock harus kuat dan keras
e.Batas antara country rock dan bijih harus terlihat jelas dan bentuknya teratur
f.Kadar bijih sebaiknya merata karena metode ini tidak memungkinkan untuk
melakukna selectif mining.
Keuntungan :
1. Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.
2. Biaya penambangan perton ore relatif murah
3. efisiensi penambanggan lebih besar karena dapat melakukan penambangan secara
serentak.
4. Tidak di perlukan penyanggah
5. Bijih dikeluarkan secara gravitasi.
Kerugiaan :
1. Banyak bukaan yang harus dikerjakan.
28
2. Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu penggambilan pillar yang
tertinggal.
3. Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.
4. Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai
penyanggah sementara.
5. Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang
Gambar di bawah ini:
DAFTAR PUSTAKA
http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm
https://zozongeologeous.wordpress.com/2014/08/13/metode-penambangan-
batubara/
http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metode-penambangan-bawah-
tanah-open.html
http://bahangaliantambang.blogspot.co.id/2011/12/metoda-tambang-bawah-
tanah.html
http://dokumen.tips/documents/faktor-55cd84b89b0eb.html
http://ptfi.co.id/id/about/how-do-we-operate/underground-mining
http://www.unisosdem.org/otonomi/oto-papuafi280501.htm
https://yiskandar.wordpress.com/tag/tambang-bawah-tanah/
http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metode-penambangan-bawah-
tanah-open.html
http://afanmining10.blogspot.co.id/2013/05/metode-penambangan-tambang-
bawah-tanah.html
http://www.genborneo.com/2011/01/longwall-mining-adalah.html
http://www.michanarchy.com/2013/05/permodelan-tambang-bawah-tanah-
longwall.html
http://mineritysriwijaya.blogspot.co.id/2012/12/metodepenambangan-
bawah-tanah-caving.html
http://juliansuramas.blogspot.co.id/2011/06/sistem-penambangan-bawah-
tanah.html