Anda di halaman 1dari 3

Terbentuknya Dwikora

Di tahun 1961, Kalimatan terbagi menjadi empat wilayah administrasi yaitu Kalimantan
yang merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di selatan pulau Kalimantan. Dan pada
bagian utara merupakan wilayah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris yaitu Borneo dan
Sarawak dan setelah itu dinamakan Sabah. Inggris mencoba untuk menggabungkan koloninya
yang berada di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya dan Federasi Malaya dengan membentuk
Federasi Malaysia dikarenakan sebagai bagian dari penarikan dari koloninya di wilayah Asia
Tenggara. Maksud dari penggabungan ini adalah untuk mempererat kerjasama antara negara-
negara tersebut di bidang politik dan ekonomi.

Rencana itu didukung oleh Inggris, karena dengan terbentuknya Federasi Malaysia, Inggris
dapat mempertahankan kepentingannya di wilayah itu, antara lain pangkalan militernya di
Singapura dan mengamankan modalnya di Kalimantan Utara. Namun rencana ini mendapat
pertentangan dari Pemerintahan Indonesia. Dalam hal ini Presiden Soekarno menganggap bahwa
Malaysia merupakan sebuah boneka Inggris dan konsolidasi Malaysia akan hanya menambah
kontrol Malaysia di wilayah tersebut. Hal tersebut akan mengancam kemerdekaan Indonesia.
Pimimpin Indonesia itu pun berpendapat bahwa hal ini tidak sesuai dengan Perjanjian Manila.

Pihak Filipina juga menentang rencana pembentukan tersebut karena memiliki keinginan
terhadap wilayah Sabah di Kalimantan Utara. Menurut Filipina, wilayah Sabah secara historis
termasuk dalam kekuasaan Sultan Sulu. Pada 31 Juli - 5 Agustus 1963 diadakan Konferensi
Maphilindo (Malaysia-Filipina-Indonesia) antara ketiga negara di Manila. Pertemuan tersebut
menghasilkan:

a. Deklarasi Manila

b. Persetujuan Manila

c. Komunike Bersama
Inti dari ketiga dokumen tersebut adalah Indonesia dan Filipina akan menyambut baik
pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan Utara menyetujui hal tersebut. 1

Ketiga kepala negara tersebut kemudian setuju meminta Sekjen PBB membentuk tim
penyelidik untuk melakukan pendekatan dan mengetahui keinginan rakyat di wilayah-wilayah
yang akan dimasukkan ke dalam Federasi Malaysia. Tim itu diketuai Lawrence Michelmore dan
awalk memulai tugas tanggal 14 September 1963. Selanjutnya Federasi Malaysia diproklamirkan
tanggal 16 September 1963. Namun, Pemerintah RI menggangap proklamasi tersebut sebagai
bentuk pelecehan atas martabat PBB dan pelanggaran terhadap Komunike Bersama Manila yang
seharusnya diadakan penyelidikan dan meminta pendapat rakyat Serawak dan Sabah terlebih
dahulu sebelum Federasi Malaysia diproklamasikan.

Aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di kedua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia.
Malaysia memutuskan hubungan diplomatik dengan RI tanggal 17 September 1963, sedangkan
Indonesia memutuskan hubungan ekonomi dengan Malaysia, Singapura, Serawak, dan Sabah,
tanggal 21 September 1963. Pada akhir tahun 1963 pemerintah RI menyatakan dukungannya
terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Utara untuk melawan neokolonialisme Inggris.

Berbagai upaya diplomatik terus dilakukan untuk menyelesaikan sengketa dengan


mengadakan pertemuan menteri-menteri luar negeri di Bangkok, namun tidak menghasilkan
keputusan dan berakhir macet. Pada acara apel besar 3 Mei 1964 di Jakarta, Presiden Soekarno
berpidato di hadapan ribuan sukarelawan serta mengucapkan Dwikora yang merupakan akronim
dari Dwi (dua) Komando Rakyat. Dan isi Dwikora tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia.


2. Membantu perjuangan revolusioner rakyat Brunei, Serawak, Sabah, Singapura dan
Malaya.
Presiden Soekarno juga membentuk suatu Komando Siaga di bawah kepemimpinan
Marsekal Madya Oemar Dhani.

1
https://rumus.co.id/isi-dwikora/ diakses pada 26 Mei 2019 pukul 13.08
Pada masa itu terkenal himbauan atau perintah Presiden Soekarno yakni “Ganyang
Malaysia!”. Operasi Dwikora berlangsung sekitar tahun 1964 di sepanjang perbatasan Kalimantan
dengan Sabah dan Serawak. ABRI tidak mengirim pasukan secara terbuka. Mereka mengirim
gerilyawan-gerilyawan untuk membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang
berperang melawan pemerintah Malaysia. Pihak Inggris akhirnya menerjunkan pasukan elit SAS
(Special Air Services) yang begitu terkenal dunia kemiliteran, dibantu pasukan Gurkha dan SAS
tambahan dari Selandia Baru dan juga Malaysia.

Pada tanggal 20 Juni 1964, diadakanlah pertemuan puncak di kota Tokyo, Jepang sebagai
upaya penyelesaian diplomasi di tengah konfrontasi yang dilakukan. Di tengah berlangsungnya
konflik, Malaysia dicalonkan dan diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
pada tanggal 7 Januari 1965. Tetapi Indonesia menolak keras pencalonan Malaysia sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Sebelumnya pada tanggal 31 Desember 1964,
Presiden Soekarno sudah menegaskan bahwa Indonesia akan keluar dari PBB apabila Malaysia
diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dengan diangkatnya Malaysia pada
awal Januari 1965, maka Indonesia menyatakan keluar dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Permasalahan dan sengketa dengan Malaysia sejak awal merupakan isu yang menguntungkan PKI
agar mendapatkan tempat di kalangan kepemimpinan Negara.

Anda mungkin juga menyukai