Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH

1. pERjanjian Linggarjat
Latar Belakang Perjanjian Linggarjat

Diadakannya perundingan Linggarjati dilatarbleknagi oleh masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke
Indonesia. Hal ini karena Jepang menetapkan ‘status quo’ di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik
antara Indonesia dengan Belanda seperti peristiwa 10 November di Surabaya.

Pemerintah Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir (ketua), A. K. Gani, Susanto Tirtoprojo, Mohammad
Roem

Pemerintah Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn (ketua), H. J. van Mook, Max van Pool, F. de Boer

Pemerintah Inggris selaku mediator/penengah diwakili oleh Lord Killearn

Isi Perjanjian Linggarjat

Penandatanganan perjanjian Linggarjati dilakukan pada 25 Maret 1947 antara kedua belah pihak. Hasil
perundingan Linggarjati menghasilkan beberapa poin dan pasal sebagai berikut.

Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura

Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat tanggal 1 Januari 1949

Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri
dari wilayah Indonesia, Kalimantan dan Timur Besar sebelum tanggal 1 Januari 1949

Dalam bentuk Republik Indonesia Serikat, pemerintah Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth
atau Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepalanya.

2. PERJANJIAN RENVILLE Perjanjian Renville ditandatangani pada


tanggal 17 Januari 1948
Delegasi Indonesia di wakili oleh Amir syarifudin (ketua), Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim,
Dr.J. Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun.
Delegasi Belanda di wakili oleh R.Abdul Kadir Wijoyoatmojo (ketua), Mr. H..A.L. Van
Vredenburg, Dr.P.J. Koets, dan Mr.Dr.Chr.Soumokil.
PBB sebagai mediator di wakili oleh Frank Graham (ketua), Paul Van Zeeland, dan Richard
Kirby

Dewan Keamanan PBB memerintahkan resolusi gencatan senjata antara Belanda dan
Indonesia pada tanggal 1 Agustus 1947. Gubernur Jendral Van Mook dari Belanda melakukan
gencatan senjata pada tanggal 5 Agustus.

Isi Perjanjian Renville


Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah
Republik Indonesia.
Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda.
TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur.

3. KONFERENSI MEJA BUNDAR


Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan dan perjanjian yang
dilaksanakan antara pihak Indonesia dan Belanda. KMB diadakan mulai tanggal 23
Agustus 1949 sampai 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Tujuan Konferensi
Meja Bundar ini adalah untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda
dengan jalan diplomasi.

Hal yang melatarbelakangi terjadinya KMB adalah kegagalan Belanda untuk


meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman
dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa
pertemuan untuk melakukan penyelsaian secara diplomasi.

Konferensi Meja Bundar diselenggarakan di kota Den Haag, Belanda. Waktu


pelaksanaannya diadakan mulai tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949.

Tokoh Konferensi Meja Bundar


Ada tiga pihak yang terlibat dalam konferensi Meja Bundar, yakni pihak Indonesia,
pihak Belanda yang diwakili BFO dan pihak UNCI (United Nations Comissioner for
Indonesia) selaku penengah.

1. Pihak Indonesia

Pihak Indonesia diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta dan terdiri dari 12 delegasi
secara keseluruhan.

Drs. Mohammad Hatta


Nir. Moh. Roem
Prof Dr. Mr. Supomo
Dr. J. Leitnena
Mr. Ali Sastroamicijojo
Ir. Djuanda
Dr. Sukiman
Mr. Suyono Hadinoto
Dr. Sumitro Djojohadikusumo
Mr. Abdul Karim Pringgodigdo
Kolonel T.B. Simatupang
Mr. Muwardi
2. Pihak Belanda
Dalam KMB, pihak Belanda diwakili oleh BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg)
yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.

Perwakilan BFO ini dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Perwakilan Belanda
dipimpin oleh Mr. van Maarseveen dan UNCI diwakili Chritchley.

3. Pihak UNCI

Pihak UNCI atau United Nations Comissioner for Indonesia bertindak sebagai
penengah jalannya konferensi antara Indonesia dan Belanda. Pembentukan UNCI
dilakukan sebagai penengah dan mediator perdamaian perselisihan Indonesia dan
Belanda.

Hasil dan Isi Konferensi Meja Bundar


Ada beberapa poin kesepakatan Konferensi Meja Bundar. Berikut merupakan isi dan
hasil Konferensi Meja Bundar selengkapnya.

Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah


negara yang merdeka.
Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah
pengakuan kedaulatan.
Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan
hak-hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya yang diperlukan
akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

4. PERUNDINGAN HOOGE VELOWE merupakan lanjutan pembicaraan-


pembicaraan yang didasarkan atas persetujuan yang telah disepakat antara Sutan
Syahrir dan Van Mook. Kesepakatan itu tertuang dalam usul pemerintah Indonesia
tanggal 27 Maret 1946.
Perundingan ini dilaksanakan di Hooge Veluwe, Belanda pada tanggal 14 – 25 April
1946. Adapun para delegasi dalam perundingan ini diantaranya adalah: (1) Delegasi
Indonesia diwakili oleh Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, dan Mr. A.K. Pringgodigdo (2)
Delegasi Belanda diwakili oleh Dr. Van Mook, Prof. Logemann, Dr. Idenburgh, Dr. Van
Royen, Prof. Van Asbeck, Sultan Hamid II, dan Surio Santosa (3) Pihak sekutu sebagai
penengah diwakili oleh Sir Archibald Clark Kerr Namun, perundingan ini tidak
menghasilkan apapun karena Belanda menolak konsep hasil pertemuan antara
Sjahrir dan Van Mook di Jakarta. Dalam perundingan ini Belanda hanya mengakui
kedaulatan Republik Indonesia secara de facto atas Jawa dan Madura. Dengan
demikian perundingan ini tidak memberi kemajuan bagi RI, akhirnya perundingan ini
dianggap gagal.
Dalam pertemuan tersebut, semua usulan Indonesia ditolak. Pihak Belanda hanya
akan mengakui kedaulatan Indonesia atas wilayah Jawa dan Madura saja dikurangi
oleh daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan Belanda di Indonesia. Dengan
ditolaknya semua usulan Indonesia, hubungan Indonesia-Belanda menjadi terputus.
Pada 2 Mei 1946, Van Mook atas nama pemerintah Belanda kembali mengajukan
usulan yang isinya sama dengan usulan pemerintah Belanda sebelumnya. Namun,
pemerintah Indonesia menolak usulan tersebut.

5. PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945


Tindakan tentara inggris atas nama Sekutu dibawah kepemimpinan A.W.S. Mallaby
yang sewenang-wenang menyebabkan terjadinya perlawanan dari rakyat
Surabaya.pertempuran pada 30 oktober 1945 di Gedung Bank Internasional dekat
Jembatan Merah,Surabaya telah menewaskan Mallaby,peristiwa itu membuat inggris
mengeluarkan perintah agar rakyat surabaya menyerahkan seluruh
senjatanya.namun rakyat surabaya menolak perintah dari inggris.maka,pada tanggal
10 november 1945 meletuslah pertempuran antara kedua belah pihak.Bung Tomo
adalah tokoh yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Surabaya.untuk
mengenang kepahlawanan rakyat Surabaya,pemerintah menetapkan tanggal 10
November sebagai Hari Pahlawan.

6. PERISTIWA 5 HARI DI SEMARANG


Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan salah satu dari
serangkaian pertempuran maupun perlawanan rakyat Indonesia dalam
mempertahankan
status kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pertempuran yang terjadi
pada 15 Oktober 1945 dan berakhir pada 20 Oktober 1945 ini terjadi antara warga
Semarang melawan tentara Jepang. Pertempuran ini disebut sebagai Perlawanan
Lima Hari di Semarang karena lamanya pertempuran selama lima hari.

Pertempuran Lima Hari di Semarang ini terjadi ketika amarah


para pemuda tersulut oleh kabar tewasnya dr. Kariadi oleh tentara Jepang dimana
dr. Kariadi pada waktu itu tengah melakukan perjalanan ke Reservoir Siranda
guna memastikan berita bahwa Jepang telah meracuni sumber air tersebut

Pertempuran ini makin memanas ketika pada tanggal 17 Oktober


1945, tentara Jepang mengumumkan genjatan senjata, namun diam-diam juga
melaksanakan serangan ke berbagai kampung. Pada tanggal 19 Oktober 1945,
pertempuran sengit dan intens terus terjadi di seluruh penjuru kota Semarang.
Pertempuran yang berlangsung Hingga lima hari ini memakan korban sebanyak 2.000
jiwa warga Semarang dan sebanyak 850 tentara Jepang.

Adapun guna memperingati juga mengenang semangat perjuangan


para pemuda dan para pejuang kota Semarang lainnya maka dibangun sebuah
Monumen
bernama Tugu Muda. Monumen Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November
1950
dan diresmikan oleh Presiden RI Ir. Sukarno pada tanggal 20 Mei 1953.

TOKOH PENTING
1. dr. Kariadi, adalah dokter yang akan mengecek cadangan air minum di daerah
Candi yang kabarnya telah diracuni oleh Jepang. Ia juga merupakan Kepala
Laboratorium Dinas Pusat Purusara.

2. Mr. Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah yang sempat ditahan oleh Jepang.

3. Dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta, adalah Tokoh Indonesia yang ditangkap
oleh Jepang bersama Mr. Wongsonegoro.

4. Mayor Kido (Pemimpin Kidobutai), adalah Pimpinan Batalion Kidobutai yang


berpusat di Jatingaleh.

5. drg. Soenarti, yaitu istri dr. kariadi

6. Kasman Singodimejo, adalah Perwakilan perundingan gencatan senjata dari


Indonesia.

7. Jenderal Nakamura, yaitu Jenderal yang ditangkap oleh TKR di Magelang.

7. PUPUTAN MARGARANA
Perang Puputan Margarana terjadi pada tanggal 20 November 1946 di bawah
pimpinan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berlangsung antara Indonesia dan
Belanda

Disebut sebagai "Puputan Margarana", karena perang ini terjadi di Desa Marga,
Kecamatan Margarana, Tabanan, Bali.
• Latar Belakang
1. Munculnya rasa kekecewaan rakyat Bali terhadap isi dari Perjanjian Linggarjati,
yang menyatakan bahwa hanya ada beberapa daerah saja di Indonesia yang diakui
secara de facto.

2. Kedatangan Belanda yang memporak-porandakan Bali

3. I Gusti Ngurah Rai menolak ajakan Belanda untuk bergabung ke dalam Negara
Indonesia Timur (NIT)

4. Pasukan Bali berhasil memperoleh kemenangan dalam penyerbuan ke tangsi NICA


yang memicu amarah Belanda

8. BANDUNG LAUTAN API


Pada saat itu Bandung di kirimkan ultimatum oleh tentara sekutu yang bermaksud
agar masyarakat Bandung meninggalkan kota Bandung Utara pada tanggal 21
November 1945. Pada tanggal 23 Maret 1946, tentara sekutu mengeluarkan
ultimatum yang ke dua kalinya ke Bandung Selatan. Pahlawan dan masyarakat
Bandung diperintahkan TRI (Tentara Republik Indonesia) untuk meninggalkan
Bandung agar tentara sekutu tidak mengirimkan ultimatum ke tiga. Karena TRI tidak
mau memberi Bandung kepada Belanda secara utuh, TRI dan para pejuang lainnya
membakar habis kota Bandung Selatan dan TRI dan para rakyat kota Bandung itu
meninggalkan Bandung. Karena itulah kota Bandung dijuluki sebagai Bandung Lautan
Api

Tokoh" Bandung lautan api:


1. Kolonel Abdul Haris Nasution (Komandan Divisi III ).
2. Muhammad Toha dan Ramdan (anggota BRI).
3. Atje Bastaman( memberikan istilah Bandung lautan api).
4. Rukana (Komandan Polisi militer Bandung).
5. Sutan Syahrir (memutuskan strategi bersama Kolonel Abdul Haris Nasution).
6. Ismail Marzuki( pencipta lagu Halo-Halo Bandung).

9. PERTEMPURAN AMBARAWA
Letkol Isdiman, gugur medan pertempuran ambarawa.
Kolonel Sudirman, pemimpin pasukan Indonesia menggantikan Isdiman yang gugur dahulu.
M Sarbini, Pemimpin TKR Resimen magelang.
Brigadir Bethel, Pemimpin tentara Inggris.

Perang Ambarawa ini dipimpin oleh Kolonel Sudirman dengan menggunakan strategi “Supit
Udang”, yaitu pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh terkurung atau
terkepung.
Pada tanggal 10 Oktober 1945, sekutu dari Belanda datang ke Indonesia dengan maksud
untuk mempersenjatai tawanannya untuk membantu invasi Indonesia.Terjadi pertempuran
di Magelang pada tanggal 26 Oktober antara pasukan TKR dan gabungan sekutu Inggris dan
NICA.Soekarno datang bersama Brigadir Jenderal Bethell ke magelang dan mengadakan
gencatan senjata bagi semua pihak yang terlibat konflik sengit ini.

Pihak sekutu mengingkari janjinya dan mengundang perang besar pada tanggal 20
November 1945. Pasukan sekutu ditarik ke Ambarawa untuk melawan TKR di sana.Akhirnya,
pada tanggal 11 Desember 1945 Soedirman berpikir untuk mendamaikan kedua belah pihak
dengan serangan terakhir yang dilaksanakan tanggal 12 Desember 1945 untuk
mengembalikan Ambarawa.

10. PERISTIWA MEDAN AREA


Pertempuran ini berawal ketika pasukan sekutu di bawah pimpinan T.E.D Kelly
mendarat di medan pada tggl 9 oktober 1945.Pasukan sekutu ini di susupi
Nica.kedatangan sekutu bertujuan untk membebaskan tawanan perang yg kemudian
dipersenjatai & di bentuk mnjadi tentara KNIL.hal ini memicu kemarahan rakyat
medan.Ahmad tahir,seorang bekas tentara giyugun,mempelopori pembentukan
barisan Pemufa Indonesia.Pada tanggal 10 oktober 1945,dibentuklah TKR Sumatra
Timur yg beranggotakan bekas giyugun & heiho.melihat kekuatan rakyat medan,
sekutu mengeluarkan ultimatum seperti di kota kota lain.Pada tanggal 1 Desember
1945,sekutu memasang patok patok yang bertuliskan
"Fixed Boundaries Medan Area".Hal tersebut semakin memancing kenarahan rakyat
medan sehingga terjadilah pertempuran.Perlawanan rakyat medan tersebut dikenal
dg istilah Pertempuran Medan Area.

TOKOH:
- teuku muhammad hasan [ gubernur sumatera ]
- abdul karim M. S.
- dr. ferdinand lumbantobing
- R. soehardjo hardjowardojo
- jendral suhardjo hardjo wadjojo

11. AGRESI MILITER BELANDA 2


Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19 Desember 1948 yang
diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta
penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya.
Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik
Indonesia di Sumatera yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.Pada hari
pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan
Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibukota RI di Yogyakarta. Kabinet
mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan
negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN)
sehingga kontak-kontak diplomatik dapat diadakan.
4.3

12. PRRI
Sejarah pemberontakan PRRI – Kemudian para tokoh militer dan sipil pada tanggal 9
Januari 1958 mengadakan pertemuan di Sungai Dareh, Sumatra Barat. Dalam
pertemuan tersebut dibicarakan masalah pembentukan pemerintahan baru dan hal-
hal yang berhubungan dengan pemerintah baru tersebut.

Pada tanggal 15 Pebruari 1958, Letnan Kolonel Ahmad Husein memproklamasikan


berdirinya pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan Perdana
Menteri Syafruddin Prawiranegara.

Untuk menghadaai pemberontakan PRRI, pemerintah Indonesia melakukan Operasi


17 Agustus yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Yani. Tujuan operasi ini adalah
untuk menghancurkan kekuatan pemberontak dan mencegah campur tangan asing.

Pemberontakan Permesta

Sejarah pemberontakan Permesta – Sementara itu, setelah dibentuk Dewan


Manguni, para tokoh militer Sulawesi memproklamasikan Piagam Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta). Proklamasi di Sulawesi dipelopori oleh Letnan Kolonel Ventje
Sumual, Panglima Wirabhuana. Permesata kemudian bergabung dengan PRRI.

Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melakukan operasi militer


gabungan yang bernama Operasi Merdeka dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto
Hendraningrat. Operasi menumpas Permesta ini sangat kuat karena musuh memiliki
persenjataan modern buatan Amerika Serikat terbukti dengan ditembaknya Pesawat
Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) yang dikemudikan oleh seorang warga negara
Amerika Serikat.

Pesawat itu ditembak pada tanggal 18 Mei 1958 di atas kota Ambon. Pada bulan
Agustus 1958, pemberontakan Permesta baru dapat ditumpas. Kemudian pada
tahun 1961, pemerintah membuka kesempatan kepada sisa-sisa pendukung
Permesta untuk kembali ke Republik Indonesia.

Tokoh-Tokoh PRRI/PERMESTA
Letnan Kolonel Ahmad Husein.
Pejabat-Pejabat Kabinet PRRI, yakni: Mr. Syarifudin Prawiranegara yang menjabat
sebagai Menteri Keuangan. Mr. Assaat Dt. ...
Mayor Eddy Gagola.
Kolonel Alexander Evert Kawilarang.
Kolonel D.J Somba.
Kapten Wim Najoan.
Mayor Dolf Runturambi.
Letkol Ventje Sumual.

13. PERTEMPURAN LAUT ARU


Pertempuran Laut Aru adalah
suatu pertempuran yang terjadi di
Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15
Januari 1962 antara Indonesia dan
Belanda. Insiden ini terjadi
sewaktu dua kapal jenis destroyer,
pesawat jenis Neptune dan Frely
milik Belanda menyerang RI
Matjan Tutul (650), RI Matjan
Kumbang (653) dan RI Harimau
(654) milik Indonesia yang sedang
berpatroli pada posisi 04,49° LS
dan 135,02° BT. Komodor Yos
Sudarso gugur pada pertempuran
ini setelah menyerukan pesan
terakhirnya yang terkenal,
"Kobarkan semangat
pertempuran".
Armada Indonesia di bawah
pimpinan Yos Sudarso, yang saat
itu berada di KRI Macan Tutul,
berhasil melakukan manuver untuk
mengalihkan perhatian musuh
sehingga hanya memusatkan
penyerangan ke KRI Macan Tutul.
KRI Macan Tutul tenggelam
beserta awaknya, tapi kedua kapal
lainnya berhasil selamat

Anda mungkin juga menyukai