Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum ke : 9 Hari/Tanggal : Senin / 01 April 2019

Teknik Laboratorium Nutrisi dan Tempat Praktikum : Laboratorium


Teknologi Pakan Terpadu
Nama Asisten : Putri D. (D24150031)

INTERPRETASI DATA PROFIL ASAM LEMAK DAN


KROMATOGRAM
Cut Mutia Dwi P
D24160126
Kelompok 1/G1

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai


panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat
peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi
membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada
membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak
disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak
bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat,
derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. Berdasarkan
struktur kimianya, asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh yaitu
asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh. (Mayes 2003).
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang berdensitas tinggi. Asam
lemak akan menghasilkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nutrien
lain seperti karbohidrat atau protein ketika dimetabolisme dalam tubuh. Asam
lemak yang menyusun lemak mempunyai efek yang baik untuk ternak maupun
kesehatan manusia. (Tuminah 2009) Asam lemak tertentu yang diproduksi di
dalam rumen mempunyai peranan penting sebagai regulator dalam sintesis lemak
susu. Penggunaan lemak dalam campuran pakan ruminansia dapat menyebabkan
efek negatif terhadap bentuk fisik pakan (menjadi lengket) dan terhadap mikroba
rumen pencerna serat. Oleh sebab itu, perlu diketahui bagaimana lemak
dimetabolisme di dalam tubuh ternak ruminansia, bentuk lemak yang dapat
meningkatkan produksi maupun reproduksi ternak atau dapat mempengaruhi
efisiensi produksi. (Rusdiana 2004)
Menurut (Palmquist dan Jenkins 1980), lemak memiliki beberapa
pengaruh negatif yaitu: 1) lemak akan menyelubungi serat pakan sehingga
mikroba rumen tidak mampu mendegradasi serat, 2) lemak PUFA (lemak tidak
jenuh majemuk) bersifat toksik terhadap bakteri rumen tertentu sehingga terjadi
perubahan populasi mikroba di dalam rumen, 3) pengaruh negatif asam lemak
terhadap membran sel sehingga menghambat aktivitas mikroba rumen.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengukur profil asam lemak dengan


menggunakan Gas Chromatography (GC) yang akan menghasilkan
kromatogram/grafik dan digunakan untuk menghitung kadar lemak sampel.
MATERI DAN METODE

Materi

Ekstraksi Lemak dari Susu Sapi Segar


Alat yang digunakan adalah tabung mojonnier, pipet volumentrik, gelas
ukur, gelas piala dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah susu segar,
petroleum benzene, dietil eter, etanol 95%, NH4OH dan indikator fenolftalein.

Metilasi asam lemak


Alat yang digunakan adalah mikropipet, tabung hack dan neraca analitik.
Bahan yang digunakan NaOH 0.5 N dalam methanol, BF3 20% dalam methanol,
Na2SO4 anhidrat dan NaCl jenuh.

Perhitungan Kadar Asam Lemak


Alat yang digunakan adalah pulpen dan pensil untuk menghitung serta
menulis, sedangkan bahan yang digunakan adalah profil asam lemak.

Metode

Ekstraksi Lemak dari Susu Sapi Segar


Sampel sebanyak 10 gram ditimbang lalu ditambahkan sebanyak 2 ml
amonia dan dihomogenkan. Ditambahkan 3 tetes indikator PP kemudian 10 ml
etanol 95% lalu dihomogenkan kembali selama 15 menit. Ekstraksi pertama,
larutan hasil hidrolisis sampel susu dituang ke dalam tabung mojonnier, dibilas
dengan 25 ml dietil eter. Larutan dihomogenkan selama 1 menit (60 kali) dengan
sesekali tutup dibuka. Ditambahkan 25 ml petroleum benzena dan dihomogenkan
kembali selama 1 menit (60 kali) dan diamkan hingga larutan sampel terpisah lalu
diambil lapisan organiknya. Larutan organik dituangkan ke dalam gelas piala
yang telah ditimbang bobotnya. Tahap ekstraksi kedua, ditambahkan 5 ml etanol
ke dalam residu ekstraksi 1 di dalam tabung mojonnier, kemudian dihomogenkan
selama 15 detik. Ditambahkan 15 ml dietil eter ke dalam tabung mojonnier lalu
dihomogenkan selama 1 menit dan didiamkan hingga terpisah. Kemudian
dimasukkan lapisan organik ke dalam ekstraksi pertama. Tahap ekstraksi ketiga,
ditambahkan 15 ml dietil eter ke dalam residu ekstraksi kedua dan dihomogenkan
selama 1 menit. Digabungkan lapisan organik dengan hasil ekstraksi sebelumnya
lalu diuapkan pelarut pada suhu 600C selama 2-3 jam. Ekstraksi lemak ditimbang
menggunakan rumus di bawah ini :

bobot lemak yang didapat (g)


% (b/b) lemak dalam susu = x 100%
bobot sampel susu (g)

Metilasi asam lemak


Minyak hasil ekstraksi ditimbang sebanyak 30 mg di dalam tabung hack
kemudian ditambahkan 1ml NaOH 0.5 N. Dipanaskan pada suhu 80oC selama 20
menit kemudian diangkat dan dibiarkan hingga dingin. Setelah itu ditambahkan 2
ml BF3 20% ke dalam tabung hack dan dipanaskan kembali pada suhu 80oC
selama 20 menit dan didinginkan. Setelah didinginkan, ditambahkan 2 ml NaCl
jenuh dan 1 ml isooktana lalu dihomogenkan. Lapisan isooktana dipisahkan dan
dimasukkan ke dalam vial yang berisi Na2SO4 anhidrat. Didiamkan selama 15
menit dan larutan sampel dipindahkan ke dalam vial yang kering dan bersih
kemudian sampel siap diinjeksikan ke GC.

Perhitungan Kadar Asam Lemak


Data profil asam lemak dapat diinterpretasikan dari kromatogram yang
dihasilkan oleh gas kromatografi. Profil asam lemak dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

luas area per komponen


% asam lemak = x 100%
luas area total

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut hasil perhitungan data profil asam lemak pada sampel susu kunak
yang termuat pada tabel 1. Konsentrasi asam lemak didapat dari standar dan hasil
analisis menggunakan gas chromatography (GC).

Tabel 1 Perhitungan konsentrasi asam lemak pada sampel susu Kunak


No Luas Luas [asam
Certified
Asam Analyte Area Area lemak]
Value
Lemak Sampel Standar (ppm)
2 Methyl Hexanoate 4,32008 43,8553 400 39,40306
3 Methyl Octanoate 2,24716 53,4088 400 16,8299
4 Methil deca 4,03602 55,5017 400 29,08754
6 Methil laurat 6,33605 55,3239 400 45,8106
8 Methil tertradecanoat 0,79279 26,556 400 11,94142
9 Myristoleic acid methyl
16,60172 53,958 200 61,53571
ester
10 Methyl pentadecanoate 1,30238 25,8493 200 10,07672
11 Cis-10-Pentanedecanoic
2,00039 26,6215 200 15,02837
acid methyl ester
12 Methyl palmitate 1,66515 25,9089 600 38,56164
13 Methyl palmitoleate 64,21471 81,2089 200 158,1469
14 Methyl heptadecanoate 0,9957 26,3117 139 5,260097
15 Cis-10-heptadecenoic
1,2735 26,5125 200 9,606789
acid methyl ester
17 Trans-9-elaidic acid
6,91362 26,277 200 52,62118
methyl ester
18 Cis-9-oleic acid methyl
63,28395 108,084 400 234,2034
ester
19 Linolelaidic acid methyl
8,70736 27,5662 200 63,17411
ester
20 Methyl linoleate 48,07461 54,9814 200 174,8758

Pembahasan

Asam lemak diperoleh dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti kelapa


sawit, kelapa, jagung, kedelai, biji jarak dan biji bunga matahari. Sedangkan asam
lemak sintetik dapat diperoleh dari industri petrochemical. Dalam penggunaannya,
asam lemak memegang peranan penting pada industri oleochemical, seperti pada
industri ban, sabun, detergent, alkohol lemak, polimer, amina lemak, kosmetik
dan farmasi. Selain minyak/trigliseriga, asam lemak merupakan salah satu
pusat/basis industri oleokimia. Asam lemak mengandung energi tinggi
(menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan
diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari
makanan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih
reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh. Posisi ikatan ganda juga
menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin
mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak
esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa
minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung
asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak) (Estiasih 2009).
Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atau
distribusi diferensial komponen sampel diantara dua sampel. Kromatografi
melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam biasanya berupa
cairan yang terikat pada permukaan, sedangkan fase gerak berupa eluen, pelarut
atau gas pembawa inert. Teknik ini merupakan metode analisis kuntitatif dan
kualitatif yang cepat untuk menganalisis komponen lipida volatil (Gifari 2011).
Teknologi manipulasi asam lemak pada pakan dapat melalui teknologi
lemak terproteksi, hal ini dapat dilakukan dengan pengolahan fisik dan kimia.
Untuk pengolahan fisik akan terjadi proses pengepresan pada biji-bijian untuk
mengeluarkan minyak, Proses ini akan menimbulkan panas dan panas akan
mendenaturasi protein yang ada di dalam bungkil sekaligus lemak yang tersisa di
dalam bungkil akan terproteksi di dalam bungkil seperti bungkil kedelai, bungkil
kanola. Proses kimiawi dapat dilakukan dengan cara hidrolisis sebagian,
penambahan formaldehid untuk melindungi lemak, dan proses saponifikasi untuk
mengubah stuktur lemak menjadi sabun kalsium yang bersifat lengket sehingga
mudah disimpan dan diangkut. (Elizabeth dan Susana 2013) Pemberian asam
lemak pada ternak ruminansia, dalam rumen akan mengalami biohidrogenasi oleh
mikroorganisme rumen sehingga penyerapan didominasi oleh asam lemak jenuh.
Bila lemak (trigliserida, glikolipida, fosfolipida) dikonsumsi oleh ternak
ruminansia, maka ketika masuk ke dalam rumen, akan terjadi dua proses besar
yaitu proses hidrolisis ikatan ester dalam lemak yang berasal dari pakan dan
proses biohidrogenasi asam lemak yang tidak jenuh yang terjadi setelah lemak
dihidrolisis menjadi asam lemak bebas (Bauman dan Lock 2006). Biohidrogenasi
asam lemak dalam rumen dapat diatasi dengan pemberian asam lemak tidak jenuh
yang tinggi dan dilapisi dengan suatu material yang tidak dapat dimetabolisme
oleh mikroorganisme rumen, tetapi dapat dicerna dalam usus halus (Yurleni et al
2016) Proses biohidrogenasi asam lemak tidak jenuh juga berguna karena
mengurangi pengaruh asam lemak tidak jenuh yang menekan pertumbuhan
bakteri-bakteri rumen. Proses biohidrogenasi melibatkan dua grup bakteri rumen
(grup A dan B) (Lock et al. 2006).

SIMPULAN

Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atau


distribusi diferensial komponen sampel diantara dua sampel. Prinsip dari metode
kromatografi adalah pemisahan lemak menjadi fase diam dan fase gerak.
Konsentrasi asam lemak dapat diketahui dengan cara membandingkan area
terbaca pada hasil kromatografi dengan luas area standar serta konsentrasi standar.

DAFTAR PUSTAKA

Bauman DE, Lock AL. 2006. Concepts in lipid digestion and metabolism in dairy
cows. Proceeding of Tri-State Dairy Nutrition Conference. Indiana(US):
The Ohio State University
Elizabeth dan Susana. 2013. Manfaat lemak terproteksi untuk meningkatkan
produksi dan reproduksi ternak ruminansia. Makalah Balai Penelitian
Ternak. Bogor(ID): Balai Penelitian Ternak
Estiasih T. 2009. Minyak Ikan: Teknologi dan Penerapannya untuk Pangan dan
Kesehatan. Yogyakarta(ID): Graha Ilmu
Gifari A. 2011. Karakteristik asam lemak daging keong macan (Babylonia
spirata), kerang tahu (Meretrix meretrix), dan kerang salju (Pholas dactylus)
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Harper V, Rodwell W, Mayes PA. 1979. Biokimia. Jakarta (ID): EGC
Lock AL, Harvatine KJ, Drackley JK, Bauman DE. 2006. Concepts in fat and
fatty acid digestion in ruminants. Proceedings Intermountain
Nutrition Conference. New York (US): Cornell University
Mayes PA. 2003. Biosintesis Asam Lemak. Jakarta (ID): Biokimia.
Palmquist DL, Jenkins TC. 1980. Fat in lactation rations: review. J Dairy Sci.
63(1):1-14.
Rusdiana. 2004. Metabolisme Asam Lemak. Sumatera Utara (ID): Program Studi
Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Tuminah S. 2009. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh "trans"
terhadap kesehatan. Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. 19: 13-20.
Yurleni P., Rudi P., Komang G. 2016. Pengaruh penambahan asam lemak dalam
ransum terhadap kualitas karkas dan irisan komersial karkas ternak potong.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 19(1):35-45.

Anda mungkin juga menyukai