Anda di halaman 1dari 2

Setiap muslim menginginkan hatinya bersih dan suci.

Apabila hati secara rohani berada dalam kondisi


sakit dan kotor, maka akan berpengaruh kepada kerusakan dalam hidupnya, yang jika tidak diobati akan
mendapatkan kesengsaraan di dunia hingga siksa Allah di akhirat kelak.

Ustaz Dr H Mizaj Iskandar Usman Lc LLM, Staf Pengajar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry,
mengatakan, seseorang yang memiliki penyakit hati tidak dapat mengetahui penyakitnya sendiri
walaupun dengan alat medis canggih sekalipun.

“Penyakit hati lebih bersifat batin, seperti riya, sum‘ah, ujub, takabur, iri, dengki dan hasut, serta tamak
dan serakah, termasuk menganggap dirinyalah yang paling benar,” ujar Ustaz Mizaj Iskandar, saat mengisi
pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Rabu (25/7)
malam.

Ia memaparkan, tidak sedikit orang yang terlihat rajin dalam beribadah kepada Allah dalam
kesehariannya, juga kerap dihinggapi penyakit hati. Hal ini terjadi sebagaiakibat merasa paling benar
dengan ibadahnya dan menilai rendah orang lain. Sehingga nilai-nilai ibadahnya itu tidak tercermin
dalam akhlak dan perilaku sehari-hari sehingga sering ia bermasalah dalam hubungan dengan sesama
manusia dan makhluk Allah lainnya.

“Hati menduduki posisi sentral dalam kehidupan manusia, karena menjadi hakim dalam menentukan
berbagai aktivitas. Jika hati atau qalbun ini berpenyakit, maka dapat dipastikan akan terjadi perilaku yang
menyimpang dari ajaran agama Islam meski dia rajin beribadah. Jika hati telah terjangkit penyakit maka
perlu diobati,” ujar Ustaz Mizaj Iskandar pada pengajian KWPSI yang dimoderatori Dosi Elfian dari
Kompas TV Aceh.

Menurutnya, obat hati yang satu ini tidak cukup dengan berobat kepada dokter dengan memakai obat
yang biasa. Namun memerlukan obat yang luar biasa, lebih ampuh yaitu dengan terapi hati, yang
memakai tasawuf sebagai media terapi.

“Selain Tauhid dan Fiqh untuk beribadah kepada Allah, yang sangat penting lainnya untuk menjaga
keseimbangan adalah Tasawuf. Ini memperbaiki akal budi manusia, melahirkan akhlak mulia dan
mensucikan serta membersihkan hati dari berbagai penyakit batin,” terangnya.
Ia menjelaskan, dasar dari ajaran tasawuf adalah mensucikan diri dari dosa, mencari ridha Allah, dan
hidup dalam keadaan zuhud. Baginya, akhirat itu lebih utama dari kehidupan dunia. Senantiasa mereka
menghiasi hati dengan cinta dan menghias diri dengan akhlak yang mulia.

Dalam Alquran, ajaran tasawuf ini dijelaskan dalam Surat As-Syams ayat 9-10 yang artinya, “Sungguh
beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya”.

“Orang-orang yang beruntung adalah yang mensucikan jiwa sebagaimana ajaran tasawuf. Ini menjadi
pendorong bagi muslim untuk memelihara hati dan menjaganya agar tidak terkotori oleh hal-hal duniawi
atau hal-hal yang merusak ketentraman jiwa. Ini mendorong untuk senantiasa mencintai Allah dan Allah
akan mengampuni dosa bagi yang mencintai Allah. Tentu ini pun juga menjadi dasar tasawuf bahwa
kecintaan pada Allah adalah segala-galanya,” katanya.

Anda mungkin juga menyukai