Anda di halaman 1dari 28

Prolaktinoma adalah kemunculan tumor jinak di kelenjar hipofisis (pituitary) yang terletak di

bagian dasar otak. Kelenjar ini berfungsi memproduksi beberapa jenis hormon, salah satunya
adalah prolaktin. Prolaktinoma menyebabkan prolaktin diproduksi secara berlebihan oleh
kelenjar hipofisis. Efeknya, produksi hormon seksual, yaitu testosteron pada pria dan
estrogen pada wanita, akan berkurang.

Prolaktinoma terjadi ketika beberapa sel di dalam kelenjar hipofisis bertumbuh dan
berkembang secara berlebihan, sehingga membentuk tumor. Berdasarkan ukurannya, ada tiga
jenis prolaktinoma yang dikenal dalam dunia kedokteran, yaitu microprolactinoma
(berukuran kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm), dan giant
prolactinoma (lebih dari 4 cm).

Meskipun prolaktinoma tidak bersifat ganas dan tidak mengancam nyawa, kondisi ini bisa
menyebabkan gangguan penglihatan, kemandulan, dan menimbulkan beberapa masalah
lainnya. Pengobatan terhadap prolaktinoma dilakukan untuk mengembalikan kadar prolaktin
ke kondisi normal dan membuat kelenjar hipofisis bekerja sesuai dengan fungsinya.

Gejala Prolatiktinoma

Prolaktinoma bisa terjadi pada pria maupun wanita di segala usia. Namun, kasus ini paling
sering ditemukan pada wanita berusia 20-50 tahun atau menjelang menopause. Tanda-tanda
kemunculan prolaktinoma pada pria dan wanita tidak sama. Gejala prolaktinoma pada wanita
di antaranya adalah:

 Gairah seksual menurun.

 Sakit saat berhubungan intim akibat vagina kering.

 Menstruasi tidak teratur.

 Produksi air susu terganggu.

 Mengalami masalah kesuburan.


 Timbul jerawat dan pertumbuhan bulu berlebih di bagian tubuh tertentu.

Tanda-tanda prolaktinoma pada wanita lebih mudah diketahui, sehingga wanita lebih cepat
menyadari kemunculan prolaktinoma saat tumor masih berukuran kecil.

Berbeda dengan wanita, pria seringkali baru menyadari kemunculan prolaktinoma saat tumor
sudah membesar. Beberapa gejala prolaktinoma pada pria adalah:

 Gairah seksual menurun.

 Ereksi terganggu.

 Gangguan penglihatan.

 Sakit kepala.

 Pembesaran payudara (jarang terjadi).

Penyakit ini juga bisa dialami oleh anak-anak dan remaja. Jika terjadi pada anak-anak dan
remaja, perkembangan mereka bisa menjadi terhambat dan masa pubertas tertunda.

Penyebab Prolaktinoma

Sampai saat ini masih belum diketahui penyebab pasti prolaktinoma. Namun ada beberapa
faktor yang diduga bisa membuat produksi prolaktin menjadi berlebihan. Beberapa faktor
tersebut di antaranya adalah pengaruh pengobatan tertentu, cedera di bagian dada, kehamilan
dan menyusui, kemunculan tumor lain di kelenjar hipofisis, atau karena pengaruh kelenjar
tiroid yang kurang aktif.

Diagnosis Prolaktinoma

Untuk mendiagnosis prolaktinoma, dokter akan melakukan pemeriksaan yang meliputi:

 Pemeriksaan darah, untuk mengukur kadar prolaktin dan hormon lain yang
dikendalikan oleh kelenjar hipofisis.

 Pemeriksaan mata, untuk melihat apakah tumor yang tumbuh di kelenjar hipofisis
menyebabkan gangguan penglihatan atau tidak.

 Pemindaian otak, untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi otak,
bentuk, dan ukuran tumor di kelenjar hipofisis.

Jika diperlukan, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan
lanjutan dengan bantuan dokter spesialis endokrin.

Pengobatan Prolaktinoma

Pada banyak kasus, obat-obatan jenis dopamine agonists, seperti cabergoline dan
bromocriptine sangat efektif untuk mengatasi prolaktinoma. Obat dopamine agonists akan
menormalkan fungsi kelenjar hipofisis dalam memproduksi prolaktin dan memperkecil
ukuran tumor. Obat ini dapat membuat kadar prolaktin kembali ke kondisi normal dalam
beberapa minggu.

Prosedur operasi juga bisa dilakukan sebagai alternatif jika penanganan dengan obat-obatan
dopamine agonists tidak berhasil menyembuhkan prolaktinoma. Ada dua jenis operasi yang
digunakan untuk mengatasi prolaktinoma, yaitu:

 Operasi transsphenoidal. Operasi ini dilakukan dokter untuk menjangkau kelenjar


hipofisis melalui tulang sphenoid, dengan membuat sayatan kecil di atas gigi depan
atau dari dalam lubang hidung.

 Operasi transcranial. Operasi ini dilakukan jika tumor berukuran besar dan sudah
menyebar ke jaringan otak. Dokter akan menjangkau kelenjar hipofisis melalui bagian
atas dari tulang tengkorak.

Komplikasi Prolaktinoma

Prolaktinoma bisa menyebabkan kemunculan beberapa gangguan lain, di antaranya:

 Osteoporosis. Kadar prolaktin yang tinggi akan menghambat produksi hormon


estrogen dan testosteron. Hal ini turut memengaruhi kepadatan tulang dan
meningkatkan risiko terkena pengeroposan tulang atau osteoporosis.

 Gangguan penglihatan. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, prolaktinoma bisa terus


tumbuh dan membesar hingga menekan saraf-saraf di bagian mata. Akibatnya,
penderita penyakit ini bisa mengalami gangguan penglihatan.

 Hipopituitarisme. Pertumbuhan prolaktinoma akan mengganggu fungsi kelenjar


hipofisis dalam memproduksi sejumlah hormone lain yang berperan untuk
mengendalikan pertumbuhan, tekanan darah, metabolisme, dan juga reproduksi.

 Masalah terkait kehamilan. Saat hamil, wanita akan memproduksi hormon estrogen
secara berlebihan. Pada penderita prolaktinoma, produksi hormon estrogen yang
berlebihan bisa memicu perkembangan tumor. Kemunculan komplikasi ini ditandai
dengan rasa sakit kepala dan gangguan penglihatan
Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru.
Kanker ini lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan
merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Walaupun sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada orang yang
bukan perokok, terutama pada orang yang sering terpapar zat kimia di lingkungan kerjanya
atau terpapar asap rokok dari orang lain.

Gejala Kanker Paru-Paru

Semakin awal diketahui, keberhasilan pengobatan juga semakin tinggi. Namun sayangnya,
kanker paru-paru sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul
ketika tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar.
Sejumlah gejala yang dapat dirasakan penderita kanker paru-paru adalah:

 Batuk kronis

 Batuk darah

 Penurunan berat badan drastis

 Nyeri dada dan tulang

 Sesak napas

Faktor Risiko Kanker Paru-paru

Kebiasaan merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, sehingga sebagian besar
penderitanya adalah perokok aktif. Meskipun demikian, orang yang tidak merokok juga dapat
terkena kanker paru-paru.

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru adalah:

 Memiliki anggota keluarga yang juga menderita kanker paru-paru

 Tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya

 Sering terpapar polusi udara

 Pernah menjalani radioterapi

Diagnosis Kanker Paru-paru

Diagnosis kanker paru-paru dapat dilakukan melalui foto Rontgen, CT scan, dan biopsi
jaringan paru. Dari ketiga pemeriksaan tersebut, dokter dapat menentukan jenis dan stadium
kanker. Bila diperlukan, dokter paru dapat melakukan PET scan untuk melihat penyebaran
kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan Kanker Paru-paru

Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah melalui operasi. Jika
kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi
dan kemoterapi.

Selain itu, ada beberapa jenis pengobatan lain untuk menangani kanker paru-paru, yaitu terapi
target, terapi ablasi, terapi fotodinamik, dan krioterapi.

Apa itu kanker serviks (kanker leher rahim)?

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang
tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali.

Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan tumor
pada serviks. Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi penyebab kanker serviks.

Leher rahim sendiri adalah organ yang berbentuk seperti tabung silinder. Fungsinya yaitu
menghubungkan vagina dengan rahim.

Kanker ini adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita di seluruh
dunia. Namun, tes pap smear yang rutin dapat membantu mengetahui adanya kanker serviks
secara dini.

Kanker serviks sering kali masih bisa disembuhkan jika ditemui sejak awal. Selain itu, ada
beberapa metode untuk mengendalikan risiko kanker serviks, yang membuat angka kasus
kanker serviks menurun.

Seberapa umumkah kanker serviks (kanker leher rahim)?

Kanker serviks sangat umum ditemui di seluruh dunia. Menurut catatan Badan Kesehatan
Dunia atau WHO, kanker serviks merupakan jenis kanker nomor empat yang paling sering
menyerang wanita. Lebih jauh, WHO juga mengamati bahwa angka kejadian kanker leher
rahim lebih besar di negara-negara berkembang daripada di negara-negara maju.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan bahkan mencatat bahwa kanker serviks menempati


peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara.
Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada
perempuan Indonesia.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Namun, semakin bertambah
usia, risiko seseorang mengalami kanker leher rahim semakin besar.

Kanker serviks dapat ditangani dengan mengurangi fator-faktor risiko. Diskusikan dengan
dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja ciri-ciri dan gejala kanker serviks (kanker leher rahim)?

Pada tahap awal, wanita dengan kanker serviks awal dan pre-kanker tidak akan mengalami
gejala. Pasalnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga tumor terbentuk. Tumor
kemudian bisa mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat. Gejala kanker
serviks bisa ditandai dengan ciri-ciri berikut ini.

 Perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya perdarahan padahal Anda tidak sedang
haid, menstruasi yang lebih panjang, perdarahan setelah atau saat berhubungan seks,
setelah menopause, setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.

 Siklus menstruasi jadi tidak teratur.

 Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).

 Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.

 Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.

 Badan lemas dan mudah lelah.

 Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.

 Kehilangan nafsu makan.

 Cairan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.

 Salah satu kaki membengkak.

Ada beberapa kondisi lainnya, seperti infeksi, yang dapat menyebabkan berbagai ciri-ciri
kanker serviks tersebut. Namun, apa pun penyebabnya, Anda tetap harus mengunjungi dokter
untuk memeriksakannya. Mengabaikan kemungkinan gejala kanker serviks hanya akan
membuat kondisi memburuk dan kehilangan kesempatan perawatan yang efektif.

Lebih baik lagi, jangan menunggu hingga gejala kanker serviks muncul. Cara terbaik untuk
merawat kelamin Anda dengan melakukan tes pap smear dan pemeriksaan panggul secara
rutin ke dokter kandungan.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala kanker serviks yang tidak disebutkan di atas. Bila
Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter
Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda menunjukkan beberapa tanda atau gejala kanker serviks di atas atau pertanyaan
lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda dan memeriksakan diri
setiap muncul ciri-ciri kanker serviks.

Akan tetapi, sebenarnya semua wanita (terutama yang sudah menikah atau aktif secara
seksual) harus ke dokter untuk memeriksakan diri dan mendapatkan vaksin HPV. Tidak perlu
menunggu sampai muncul ciri-ciri kanker serviks baru mencari bantuan medis.

Wanita yang berusia di atas 40 tahun juga sangat disarankan untuk periksa ke dokter dan
melakukan tes pap smear secara rutin. Pasalnya, semakin bertambah usia Anda makin rentan
terhadap kanker ini. Sedangkan Anda mungkin saja tidak merasakan berbagai gejala kanker
serviks yang sudah mulai menyerang.

Penyebab

Apa penyebab kanker serviks (kanker leher rahim)?

Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat
HPV. Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang
bisa jadi penyebab kanker serviks. Virus ini sering ditularkan melalui hubungan seksual.

Di dalam tubuh wanita, virus ini menghasilkan dua jenis protein, yaitu E6 dan E7. Kedua
protein ini berbahaya karena bisa menonaktifkan gen-gen tertentu dalam tubuh wanita yang
berperan dalam menghentikan perkembangan tumor.

Kedua protein ini juga memicu pertumbuhan sel-sel dinding rahim secara agresif.
Pertumbuhan sel yang tidak wajar ini akhirnya menyebabkan perubahan gen (disebut juga
sebagai mutasi gen). Mutasi gen inilah yang lantas menjadi penyebab kanker serviks
berkembang dalam tubuh.

Beberapa jenis HPV tidak menyebabkan gejala sama sekali. Namun, sebagian jenis bisa
menyebabkan kutil pada kelamin, dan beberapa bisa jadi penyebab kanker serviks. Hanya
dokter yang bisa mendiagnosis dan memastikan seberapa bahaya jenis HPV yang Anda alami.

Dua turunan dari virus HPV (HPV 16 dan HPV 18) diketahui berperan dalam 70% dari kasus
kanker serviks. Jenis infeksi HPV ini tidak menyebabkan gejala apa pun, sehingga banyak
wanita tidak menyadari mereka memiliki infeksi. Faktanya, kebanyakan wanita dewasa
sebenarnya pernah menjadi “tuan rumah” HPV pada saat tertentu dalam hidup mereka.

HPV dapat dengan mudah ditemukan melalui tes pap smear. Inilah mengapa tes pap smear
sangat penting untuk mencegah kanker serviks. Tes pap smear mampu mendeteksi perbedaan
pada sel serviks sebelum berubah menjadi kanker. Jika Anda menangani perubahan sel
tersebut, Anda dapat melindungi diri dari kanker leher rahim.
Faktor-faktor risiko

Siapa yang berisiko terkena kanker serviks (kanker leher rahim)?

Sejauh ini HPV memang diketahui jadi penyebab kanker serviks yang utama. Akan tetapi,
ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang Anda kena kanker ini, meski
Anda tidak punya riwayat infeksi HPV sekalipun. Simak berbagai faktor risiko penyebab
kanker serviks berikut ini.

 Infeksi human papilloma virus. Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
dapat meningkatkan risiko terkena HPV 16 dan 18. Begitu juga dengan perilaku seksual
berisiko seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang sama. Selain
itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV tentu lebih rentan
terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker serviks.

 Merokok. Tembakau mengandung banyak zat kimia yang tidak baik untuk tubuh. Wanita
yang merokok memiliki risiko hingga dua kali lebih besar dibanding wanita non-perokok
dalam terkena kanker serviks.

 Imunosupresi. Pengobatan atau kondisi yang mempengaruhi sistem imun, seperti human
immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS, bisa meningkatkan risiko
terkena infeksi HPV dan jadi penyebab kanker serviks.

 Infeksi klamidia. Beberapa penelitian menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari kanker
serviks pada wanita dengan hasil tes darah yang menunjukkan pernah atau sedang memiliki
infeksi salah satu penyakit menular seksual, yaitu klamidia.

 Kurangnya konsumsi buah dan sayur. Wanita yang memiliki pola makan kurang sehat,
misalnya jarang makan buah dan sayur, mungkin memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker
serviks.

 Berat badan berlebih (obesitas). Wanita dengan kelebihan berat badan lebih mudah
memiliki adenocarcinoma pada serviks.

 Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang. Sejumlah penelitian telah
menunjukkan bahwa minum kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu yang lama, yaitu lebih dari
sekitar lima tahun, dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Kalau Anda sudah lama minum
pil KB untuk mencegah kehamilan, segera pertimbangkan untuk memilih kontrasepsi lain dan
bicarakan dengan dokter kandungan Anda. Penelitian terbaru menemukan bahwa wanita
yang menggunakan intrauterine device (IUD, perangkat yang dimasukkan ke dalam rahim
untuk mencegah kehamilan) memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker. Karena itu, alat
kontrasepsi jenis IUD bisa jadi alternatif buat Anda yang belum ingin hamil.

 Sudah beberapa kali hamil dan melahirkan. Wanita yang pernah mengalami kehamilan
hingga melahirkan (tidak keguguran) 3 kali atau lebih memiliki risiko yang lebih tinggi terkena
kanker serviks.

 Hamil atau melahirkan di usia sangat muda. Sangat muda berarti berusia di bawah 17 tahun
saat kehamilan hingga melahirkan pertama kalinya. Wanita yang berusia lebih muda dari 17
tahun saat hamil pertama (tidak keguguran) dua kali lebih rentan terkena kanker serviks.
 Kemiskinan. Meskipun keadaan ekonomsi seseorang tidak serta-merta jadi penyebab kanker
serviks, kemiskinan sangat mungkin menghalangi akses wanita terhadap layanan serta
pendidikan kesehatan yang memadai, termasuk tes pap smear.

 Diethylstilbestrol (DES). DES adalah obat hormonal yang diberikan pada wanita untuk
mencegah keguguran. Ibu yang menggunakan obat ini saat kehamilan memiliki risiko lebih
besar terhadap kanker serviks. Anak perempuan yang dilahirkan juga memiliki risiko yang
lebih besar. Obat ini sudah tidak diresepkan lagi untuk ibu hamil sejak tahun 1980-an. Akan
tetapi, buat Anda yang pernah hamil atau dilahirkan sebelum 1980 masih berisiko mengalami
kanker.

 Faktor keturunan. Apabila dalam keluarga Anda, misalnya nenek, ibu, atau sepupu wanita
yang pernah kena kanker serviks, Anda pun jadi dua hingga kali lebih rentan mengalami
kanker serviks dibandingkan orang yang tidak punya faktor keturunan kanker. Masalahnya,
mutasi gen yang jadi penyebab kanker serviks bisa diturunkan ke generasi selanjutnya.

 Usia. Perempuan di bawah usia lima belas tahun memiliki risiko paling rendah terhadap
kanker ini. Sedangkan risiko semakin meningkat pada wanita berusia di atas 40 tahun.

Obat & diagnosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan


pada dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis kanker serviks (kanker leher rahim)?

Dokter biasanya menggunakan tes pap smear untuk mendiagnosis kanker serviks. Dokter
dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau pre-kanker pada serviks jika tes
pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti biopsi.

Dokter dapat merujuk Anda pada ginekolog (dokter spesialis kandungan, yaitu ahli kesehatan
sistem reproduksi wanita) jika hasil tes menunjukkan kelainan, atau jika dokter melihat
adanya pertumbuhan dalam serviks atau jika Anda memiliki perdarahan abnormal.

Penting diketahui bahwa perdarahan dari wanita tidak selalu berarti kanker serviks. Klamidia
adalah salah satu alasan mengapa wanita mengalami perdarahan vagina yang tidak biasa.
Dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan tes terlebih dahulu sebelum dirujuk.

Beberapa tes yang mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi jika Anda memiliki kanker
serviks adalah sebagai berikut.

 Kolposkopi. Prosedur dilakukan dengan mikroskop kecil dengan sumber cahaya di ujung
digunakan untuk memeriksa serviks Anda.

 Cone biopsy. Prosedur kecil ini dilakukan di bawah obat bius. Bagian kecil berbentuk kerucut
pada serviks akan diangkat untuk diperiksa. Setelah itu, Anda mungkin mengalami
perdarahan vagina selama hingga empat minggu setelah prosedur. Anda juga dapat
mengalami nyeri seperti haid.
Apabila dokter yakin Anda memiliki gejala kanker serviks, dokter kemudian akan memeriksa
seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini.

 Memeriksa rahim, vagina, rektum, dan kemih apabila terdapat kanker. Prosedur ini dilakukan
dengan obat bius.

 Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ, seperti tulang, darah dan ginjal.

 Tes imaging (pemindaian), yaitu dengan teknologi Computerised tomography (CT) scan,
Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive emission tomography (PET)
scan. Tujuan tes ini yaitu untuk mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah
menyebar (metastasis).

Apa obat kanker serviks yang sering digunakan?

Semakin cepat Anda mendeteksi gejala kanker serviks dan penyakitnya, semakin mudah pula
untuk mengobati kanker serviks.

Pengobatan untuk kanker serviks cukup rumit. Rumah sakit akan menyiapkan tim ahli yang
ditentukan untuk mengatasi tahap awal dan tahap lanjut kanker serviks. Walau idealnya
menangani kanker serviks pada tahap awal, biasanya kanker serviks tidak didiagnosis cukup
awal.

Biasanya, ada tiga pilihan penanganan utama untuk kanker serviks, operasi, radioterapi dan
kemoterapi.

1. Operasi

Tindakan ini akan mengangkat bagian yang terinfeksi kanker. Anda dan tim medis Anda
harus bekerja sama untuk hasil yang terbaik:

 Radical trachelectomy – serviks, jaringan sekitar dan bagian atas vagina diangkat, namun
rahim tetap pada tempatnya sehingga Anda masih bisa punya anak. Karena itulah tindakan
bedah ini biasanya jadi prioritas untuk wanita yang memiliki kanker serviks tahap awal dan
masih mau punya anak.

 Histerektomi – serviks dan rahim diangkat, tergantung pada tahap kanker, mungkin
diperlukan untuk mengangkat indung telur dan tuba falopi. Anda sudah tidak bisa memiliki
anak lagi jika Anda melakukan histerektomi.

 Pelvic exenteration – operasi besar di mana serviks, vagina, rahim, kemih, indung telur, tuba
falopi dan rektum diangkat. Seperti histerektomi, Anda sudah tidak bisa punya anak lagi
setelah menjalani pembedahan ini.

2. Radioterapi

Pada tahap awal kanker serviks, Anda dapat ditangani dengan radioterapi atau
dikombinasikan dengan operasi. Kemudian, apabila kanker sudah pada tahap lanjut, dokter
dapat merekomendasi radioterapi dengan kemoterapi untuk mengurangi perdarahan dan rasa
sakit pada pasien.
Pada prosedur ini, tubuh Anda dipaparkan dengan radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari
eksternal, dengan mesin yang memancarkan radiasi pada tubuh Anda, atau secara internal.
Dengan metode internal, sebuah implan akan dipasang ke dalam tubuh Anda untuk memberi
radiasi. Ada beberapa kasus di mana 2 metode ini dikombinasikan. Rangkaian radioterapi
biasanya berlangsung selama 5 hingga 8 minggu.

3. Kemoterapi

Kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan radioterapi untuk


menangani kanker serviks. Pada kanker tahap lanjut, metode ini sering digunakan untuk
mencegah pertumbuhan kanker. Anda akan membuat janji untuk mendapatkan dosis
kemoterapi melalui infus.

Semua penanganan kanker serviks dapat memiliki efek samping. Anda harus
mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter. Anda mungkin akan mengalami menopause
dini, penyempitan pada vagina, atau limfedema setelah menjalani perawatan kanker leher
rahim.

Pencegahan

Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker serviks (kanker leher
rahim)?

Berikut adalah perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah kanker serviks
terjadi pada Anda:

 Berbicara dengan keluarga, teman-teman atau konselor dapat membantu. Anda juga dapat
menanyakan dokter mengenai komunitas penyintas (survivor) dan pengidap kanker serviks.

 Tes pap smear adalah cara terbaik untuk menemukan perubahan sel serviks atau HPV pada
serviks. Penting untuk melakukan follow up dengan dokter setelah hasil tes pap smear yang
abnormal agar Anda dapat mendapatkan perawatan dengan tepat waktu.

 Jika Anda berusia di bawah 26 tahun, Anda dapat mendapatkan vaksin HPV yang dapat
melindungi dari 2 jenis HPV 16 dan HPV 18, jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker
serviks.

 Hindari terinfeksi HPV dengan melakukan hubungan seks yang aman, dengan menggunakan
kondom dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.

 Untuk mencegah kanker berkembang ke tahap stadium yang lebih serius, Anda perlu
menjalani gaya hidup sehat. Misalnya dengan menjaga pola makan bernutrisi seimbang, rajin
berolahraga sesuai dengan kemampuan dan saran dokter, istirahat yang cukup, mengelola
stres, berhenti merokok dan minum alkohol, serta mengurangi paparan zat berbahaya
misalnya dari polusi, pestisida, dan makanan kemasan.
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara.
Kanker bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus), atau di saluran
(duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa
terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.

Kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan tidak
terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Meski
biasanya terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria.

Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis.

 Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke
jaringan sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan mudah
diobati. Namun demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika tidak
segera ditangani.

 Lobular carcinoma in situ. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama seperti
ductal carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.

 Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke
jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis kanker ini
terjadi pada 70-80% kasus kanker payudara.

 Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa
menyebar ke jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker payudara.

Sedangkan jenis kanker payudara yang jarang terjadi adalah

 Angiosarcoma. Adalah jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran
getah bening di payudara.

 Penyakit Paget. Penyakit Paget merupakan kanker yang tumbuh di puting payudara,
lalu meluas ke area hitam di sekitar puting (areola).

 Tumor phyllodes. Jenis kanker yang jarang ini tumbuh di jaringan ikat payudara yang
disebut stroma.

 Inflammatory breast cancer. Adalah jenis kanker payudara yang jarang, namun
berkembang cepat dan menyumbat saluran getah bening, sehingga membuat payudara
tampak meradang seperti infeksi.

 Triple negative breast cancer. Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil negatif
pada pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor hormon
progesterone (PR), dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker, yang biasanya
positif pada kanker payudara.
Gejala dan Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi di tahap awal karena ukurannya yang kecil.
Benjolan baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar. Meski demikian, tidak semua
benjolan di payudara berarti kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan penting dilakukan guna
memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.

Belum diketahui apa yang menyebabkan sel kanker tumbuh di payudara. Tetapi ada sejumlah
faktor yang bisa membuat seseorang berisiko terkena penyakit ini. Misalnya mengalami
menstruasi pada usia yang terlalu muda atau terlalu tua, dan memiliki anggota keluarga yang
juga menderita kanker payudara.

Cara Mengobati dan Mencegah Kanker Payudara

Kanker payudara bisa diobati dengan beberapa cara, tergantung kepada kondisi penderita dan
jenis kanker payudara itu sendiri. Upaya pengobatan itu meliputi:

 Terapi radiasi

 Terapi hormon

 Kemoterapi

 Prosedur bedah

Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara secara mandiri
atau pemeriksaan oleh petugas medis. Pemeriksaan harus dilakukan secara rutin bila Anda
berisiko terserang kanker payudara. Selain itu, disarankan untuk berolahraga secara rutin dan
tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Definisi

Apa itu kanker mulut?

Kanker mulut adalah perkembangan sel-sel kanker yang menyerang jaringan mulut. Awalnya,
kanker ini tidak langsung tumbuh begitu saja, melainkan didahului dengan munculnya luka di
mulut yang tidak kunjung sembuh. Kanker mulut merupakan satu dari beberapa jenis kanker
yang masuk dalam kategori kanker leher dan kepala, sehingga tindakan perawatannya pun
serupa.

Meski namanya kanker mulut, tapi jenis kanker yang juga dikenal dengan nama kanker oral
ini tidak hanya berkembang di mulut saja. Sel-sel kanker juga bisa muncul di area sekitar
mulut, seperti lidah, bibir, pipi, gusi, sinus, hingga tenggorokan.
Bukan hanya itu, bagian dasar mulut dan langit-langit atas yang lunak serta keras pun turut
menjadi area sasaran kanker oral. Hanya saja, pertumbuhan kanker ini memang umumnya
terjadi di mulut, lidah, dan bibir. Kanker oral jarang dideteksi di awal. Kebanyakan kasus
kanker ini biasanya ditemukan setelah penyebarannya sampai ke kelenjar getah bening di
leher.

Jika tidak didiagnosis dan diobati dengan segera, kanker mulut dapat berisiko mengancam
nyawa. Itu sebabnya, deteksi sejak dini adalah kunci penting untuk mencegah agar kanker
mulut tidak berkembang lebih serius.

Seberapa umumkah kanker mulut?

Kanker mulut sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari apa dan berapa pun jenis
kelamin serta usianya. Baik pria dan wanita di usia berapa saja bisa terserang kanker mulut.
Akan tetapi, risiko kanker oral ini biasanya akan semakin meningkat seiring bertambahnya
usia.

Sebagian besar kanker mulut terjadi pada pasien dewasa di atas usia 40 tahun, dengan rata-
rata usia diagnosis sekitar 62 tahun. Bahkan, risiko penyakit ini bisa semakin meningkat dua
kali lipat pada pria ketimbang wanita. Terlebih jika disertai dengan memiliki satu atau
beberapa faktor risiko kanker oral.

Misalnya seorang perokok aktif, terinfeksi virus HPV, riwayat keluarga dengan kanker mulut,
atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Anda dapat menghindari kemungkinan
terserang penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko yang Anda miliki. Konsultasikan
dengan dokter Anda untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala kanker mulut?

Gejala-gejala umum dari kanker mulut hampir menyerupai masalah lainnya yang terjadi pada
mulut. Itulah mengapa cukup sulit untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kanker
mulut. Sebaiknya periksakan segera ke dokter, jika Anda mengalami satu atau lebih dari
gejala berikut ini:

 Luka di bibir yang tidak kunjung sembuh.

 Timbul sejenis pembengkakan atau benjolan, yang disertai dengan bercak kasar atau
berkerak pada bibir, gusi, maupun area mulut lainnya.

 Luka di bagian mulut, wajah, atau leher yang mudah berdarah dan tidak membaik dalam
kurun waktu 2 minggu.

 Munculnya bercak berwarna putih yang agak berbulu, ditambah dengan bintik putih dan
merah pada mulut.

 Perdarahan di mulut tanpa sebab.

 Gigi goyang, hingga lepas.


 Muncul sariawan di mulut.

 Mati rasa tanpa sebab di area mulut, wajah, serta leher.

 Terasa nyeri seperti ada yang tersangkut di tenggorokan.

 Rasa sakit atau kesulitan untuk menelan.

 Susah memakain gigi palsu.

 Pembengkakan pada leher.

 Nyeri telinga yang tidak kunjung hilang.

 Penurunan berat badan secara drastis

 Mengalami serak, sakit tenggorokan kronis, atau perubahan suara.

 Rahang terasa kaku dan sakit.

 Lidah terasa nyeri.

 Kesulitan saat mengunyah atau menelan, berbicara, serta menggerakkan rahang atau lidah.

Beberapa gejala di atas, misalnya sakit tenggorokan dan sakit telinga, bisa mengindikasikan
adanya kondisi medis lainnya. Namun, jika Anda mengalami satu bahkan lebih dari tanda dan
gejala tersebut, apalagi bila tidak kunjung hilang, jangan ragu untuk memeriksakannya.

Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan segera dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jangan tunda untuk mengkonsultasikannya dengan dokter jika Anda mengalami satu, bahkan
lebih dari tanda dan gejala kanker mulut. Khususnya bila tanda dan gejala tersebut bertahan
dalam waktu yang cukup lama dan tidak kunjung hilang, misalnya lebih dari dua minggu.

Diagnosis sedini mungkin setidaknya bisa membantu mencegah perkembangan penyakit


semakin memburuk, sekaligus mempercepat proses pengobatan. Dokter biasanya akan
memeriksa penyebab lain yang lebih umum, yang mirip seperti gejala yang Anda alami.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang
berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi
kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab kanker mulut?


Kanker mulut berkembang akibat terjadinya mutasi atau perubahan pada struktur DNA yang
dimiliki oleh sel-sel di rongga mulut. Entah itu di bibir, lidah, gusi, pipi bagian dalam, langit-
langit mulut, maupun dasar mulut. Normalnya, DNA di dalam sel bertugas untuk
menginstruksikan atau memerintahkan sesuatu hal yang harus dilakukan sel tersebut.

Terjadi perubahan pada struktur di dalam DNA sel karena kanker oral ini, akan menggangu
perkembang sel-sel yang sebenarnya sehat. Sel-sel tersebut diperintahkan oleh DNA yang
strukturnya telah berubah, untuk terus tumbuh dan membelah.

Kondisi ini membuat sel-sel yang sehat kemudian ikut terganggu, bahkan rusak.
Pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam rongga mulut inilah yang munculnya tumor pertanda
kanker mulut. Seiring berjalannya waktu, sel-sel abnormal penyebab kanker mulut ini dapat
menyebar hingga ke bagian tubuh lainnya.

Misalnya sampai ke leher, tenggorokan, bahkan kepala. Kanker mulut umumnya awalnya
terbentuk di sel-sel datar dan tipis, yakni sel skuamosa. Jenis sel ini biasanya bertugas untuk
melapisi bibir dan mulut bagian dalam. Itu sebabnya, sebagian besar kanker oral umumnya
menyerang sel skuamosa terlebih dahulu.

Belum dapat dipastikan apa yang mengakibatkan terjadinya mutasi pada sel skuamosa,
sehingga bisa menimbulkan kanker oral. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa
memperbesar kemungkinan terjadinya.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya terkena kanker mulut?

Kebiasaan merokok dalam bentuk apa pun merupakan salah satu faktor risiko utama kanker
mulut. Baik itu langsung menggunakan rokok, cerutu, atau pun pipa. Bahkan menurut Oral
Cancer Foundation, orang yang merokok memiliki risiko sekitar 30 kali lebih tinggi untuk
terkena kanker mulut.

Sebaliknya, risiko kanker oral pada orang yang tidak merokok tentu jauh lebih rendah.
Namun bukan hanya itu saja, masih ada berbagai faktor risiko lainnya untuk kanker mulut,
seperti:

 Konsumsi alkohol berlebih.

 Infeksi human papillomavirus (HPV) atau virus menular seksual.

 Paparan sinar matahari (ultraviolet) yang berlebih pada bibir dan wajah, terutama dialami
selama usia muda.

 Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker mulut atau jenis kanker lainnya.

 Sistem kekebalan tubuh yang lemah.

 Terlalu banyak makan daging merah, daging olahan, maupun makanan yang digoreng.

 Memiliki penyakit GERD.


 Pernah menjalani pengobatan dengan teknik radiasi, di bagian kepala, leher, atau wajah.

 Paparan bahan kimia tertentu, terutama asbes, asam sulfat, dan formaldehida.

Di samping itu, risiko kanker mulut juga mengintai orang yang tidak merokok tapi aktif
minum alkohol.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan


pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kanker mulut?

Berikut serangkaian tes dan prosedur yang dipakai untuk mendiagnosis kanker mulut:

1. Pemeriksaan fisik

Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Mulai dari
mengamati bagian atas dan dasar mulut, belakang tenggorokan, lidah, gusi, pipi, hingga
kelenjar getah bening di leher. Apabila Anda memiliki luka pada area mulut, dokter biasanya
menanyakan sejak kapan luka tersebut muncul dan apakah sakit atau tidak.

2. Pengangkatan jaringan dengan metode biopsi

Jika dokter menemukan adanya pertumbuhan jaringan yang mencurigakan, biasanya akan
diambil sampel dengan menggunakan metode biopsi. Dalam proses ini, dokter menggunakan
alat pemotong maupun jarum guna mengambil sedikit sampel jaringan sasaran.

Selanjutnya, hasil sampel jaringan tersebut akan dianalisis lebih lanjut di laboratorium untuk
mencari tahu apakah berbahaya dan berisiko berkembang menjadi sel kanker atau tidak.

Bukan hanya itu saja, dokter juga dapat merekomendasikan beberapa tes berikut ini untuk
mendukung diagnosis kanker oral. Pemeriksaan tersebut meliputi:

 Foto rontgen atau sinar-x, untuk melihat kemungkinan sel-sel kanker sudah menyebar
sampai ke rahang, dada, maupun paru-paru.

 CT-scan, untuk mendeteksi adanya tumor sel kanker pada bagian lain seperti tenggorokan,
leher, paru-paru. dan sebagainya.

 PET scan, untuk mencari tahu apakah sel-sel kanker sudah menyebar ke kelenjar bening atau
organ lainnya.

 Magnetic resonance imaging (MRI), untuk memberikan gambaran yang lebih akurat terkait
struktur kepala dan leher. Pemeriksaan ini juga ditujukan untuk mengukur stadium dan
penyebaran sel-sel kanker.

 Endoskopi, untuk memeriksa kondisi saluran hidung, sinus, tenggorokan bagian dalam, serta
batang tenggorokan (trakea).
Jika benar ditemukan adanya perkembangan sel-sel kanker oral di dalam tubuh Anda,
selanjutnya dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan lain
umumnya berguna untuk menentukan tingkat atau stadium kanker mulut yang Anda miliki.

Tes untuk mengukur stadium kanker mulut meliputi:

1. Menggunakan kamera kecil di dalam tenggorokan

Pemeriksaan kondisi kanker oral dengan prosedur endoskopi, melibatkan penggunaan


kameran berukuran kecil. Kamera fleksibel yang dilengkapi dengan cahaya tersebut
dimasukkan dokter ke dalam tenggorokan. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu sejauh mana
persebaran kanker oral di dalam tubuh Anda.

2. Tes pencitraan

Ada berbagai tes pencitraan yang dapat membantu menentukan tingkat atau stadium
persebaran sel kanker di dalam mulut Anda. Tes tersebut termasuk x-ray, CT-scan, MRI,
maupun positron emission tomgraphy (PET scan)

Meski begitu, ternyata kesemua tes tersebut tidak selalu dibutuhkan oleh semua orang.
Dokter akan menentukan jenis tes apa yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan tubuh
Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk kanker mulut?

Pengobatan untuk kanker mulut biasanya ditentukan berdasarkan stadium kanker tersebut.
Mungkin saja Anda hanya menjalani satu pilihan pengobatan, atau bisa saja beberapa
kombinasi pengobatan sekaligus. Berikut berbagai pilihan pengobatan untuk kanker mulut:

1. Operasi

Operasi pengangkatan tumor melibatkan pemotongan tumor bahkan jaringan sehat di


sekitarnya, guna memastikan sel kanker telah terangkat semua. Jenis operasi tergantung dari
ukuran tumor tersebut. Jika tumor berukuran kecil, hanya dibutuhkan operasi kecil saja.
Namun jika ukurannya besar, tentu mengharuskan pengangkatan pada sebagian lidah dan
tulang rahang juga.

Dalam kasus lainnya, sel-sel kanker bisa saja menyebar sampai ke kelenjar getah bening di
leher. Apabila ini yang terjadi, dokter biasanya akan merekomendasikan prosedur untuk
mengangkat kelenjar getah bening dan jaringan yang bermasalah tersebut.

Setelah operasi pengangkatan kanker selesai dan ternyata mengubah total penampilan wajah
Anda, dokter bisa melakukan operasi rekonstruksi mulut. Prosedur ini juga biasanya diambil
jika operasi turut mengubah kemampuan Anda dalam berbicara, makan, dan lainnya.

Operasi rekonstruksi ini menggunakan cangkok kulit, otot, maupun tulang dari bagian tubuh
lainnya. Terkadang juga dibutuhkan implan gigi sebagai pengganti gigi yang hilang.

2. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi memanfaatkan penggunaan sinar dengan energi tinggi, seperti
sinar-x dan proton, untuk membunuh sel kanker. Umumnya, terapi radiasi didapat dari mesin
di luar tubuh (sinar radiasi eksternal). Namun, bisa juga berasal dari biji dan kabel radioaktif
yang ditempatkan di dekat area tubuh yang mengalami kanker (bachytherapy).

Meski biasanya digunakan setelah operasi, tapi terapi radiasi juga bisa dipakai tanpa harus
melalui operasi terlebih dahulu. Dalam kondisi tersebut, terapi radiasi digunakan ketika
stadium kanker mulut Anda masih berada di tahap awal.

Tak jarang, terapi radiasi juga bsia dikombinasikan bersama dengan pengobatan kemoterapi.
Kombinasi dari dua pengobatan ini memang mampu meningkatkan efektivitas terapi radiasi.
Akan tetapi, di sisi lain juga bisa meningkatkan risiko efek samping yang mungkin Anda
alami.

Terapi radiasi bisa menimbulkan efek samping, seperti:

 Radang tenggorokan atau mulut

 Mulut kering

 Kerusakan gigi

 Mual dan muntah

 Gusi yang nyeri atau berdarah

 Pemulihan jangka lama setelah perawatan mulut

 Kaku dan nyeri pada rahang

 Kesulitan menggunakan gigi palsu

 Kelelahan

 Perubahan kemampuan mengecap dan mencium

 Perubahan pada kulit, seperti kekeringan dan perih

 Penurunan berat badan

 Perubahan kelenjar tiroid

Efek samping dari terapi radiasi pada umumnya menyangkut kesehatan gigi dan mulut. Maka
itu, dokter biasanya menganjurkan Anda untuk mengunjungi dokter gigi sebelum melakukan
terapi radiasi. Tujuannya untuk meminimalisasi kemungkinan efek sampingnya.

3. Kemoterapi

Pengobatan kemoterapi memakai bahan kimia khusus yang bertujuan untuk membunuh sel
kanker. Cara ini nantinya akan menghambat kemampuan sel untuk berkembang dan
menyebar di dalam tubuh. Kemoterapi sebenarnya bisa diberikan sendiri, maupun
dikombinasikan dengan obat kemoterapi lainnya atau bahkan perawatan kanker lainnya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kombinasi dari perawatan kemoterapi dan terapi
radiasi akan semakin meningkatkan efektivitas pengobatan kanker. Itu sebabnya, keduanya
juga sering diberikan secara bersamaan.

Mengenai efek samping kemoterapi, biasanya tergantung pada obat digunakan. Kemungkinan
efek samping dari perawatan kemoterapi meliputi:

 Rambut rontok

 Nyeri pada mulut dan gusi

 Perdarahan pada mulut

 Anemia parah

 Kelemahan

 Tidak nafsu makan

 Mual

 Muntah

 Diare

 Luka pada mulut dan bibir

 Mati rasa pada tangan dan kaki

Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui risiko efek samping yang
mungkin terjadi dari obat kemoterapi yang Anda terima.

3. Terapi obat yang ditargetkan

Sejumlah obat-obatan yang ditargetkan, misalnya Cetuximab (Erbitux), mampu mengobati


perkembangan kanker mulut. Cara kerjanya yakni dengan mengubah struktur sel kanker,
sehingga mengganggu pertumbuhannya di dalam tubuh. Obat target ini bisa digunakan secara
sendiri, atau digabung bersama dengan pengobatan kanker mulut lainnya.

4. Imunoterapi

Pengobatan imunoterapi menggunakan bantuan sistem kekebalan tubuh Anda guna melawan
sel-sel kanker. Seharusnya, sistem kekebalan tubuh Anda bertugas untuk melawan
perkembangan sel kanker. Akan tetapi, protein yang dihasilkan dari sel kanker justru
mengganggu kerja sistem kekebalan tubuh tersebut.
Di sinilah perawatan imunoterapi berperan untuk mengacaukan proses tersebut dengan
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sedikit berbeda dengan perawatan lainnya, imunoterapi
umumnya diperuntukkan bagi pasien kanker oral yang sudah tidak mempan lagi dengan
pengobatan lain.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang


dapat dilakukan untuk mengatasi kanker mulut?

Tidak ada perawatan tambahan atau alternatif yang dapat menyembuhkan kanker mulut.
Namun, beberapa hal dapat membantu meringankan gejala, sekaligus mengurangi efek
samping dari pengobatan kanker oral.

Perawatan alternatif meliputi berhenti merokok dan minum minuman beralkohol. Sebab
selain bisa mempersulit penyembuhan setelah operasi, merokok juga bisa meningkatkan
risiko kanker kambuh lagi di kemudian hari.

Di samping itu, Anda juga dianjurkan untuk rutin berolahraga, terapi pijat, relaksasi, dan
melakukan akupunktur. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis dan lama
waktu olahraga yang terbaik bagi kondisi Anda.

Definisi

Apa itu tumor otak?

Tumor otak adalah pertumbuhan jaringan yang disebabkan oleh sel-sel tidak normal pada
otak atau di sekitar otak. Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab tumor otak, tapi
beberapa peneliti menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik dan paparan
bahan kimia berbahaya.

Tumor di otak tidak selalu menyebabkan kanker, namun pada beberapa orang dapat
menyebabkan kanker. Seseorang dapat mengalami tumor pada beberapa sel di otak atau
karena kanker dari bagian tubuh lainnya menyebar ke otak (metastasis).

Jenis-jenis tumor otak

WHO membagi tumor otak primer berdasarkan asal sel tumor dan tingkat keganasan tumor
pada otak. Hingga saat ini terdapat sekitar 120 jenis tumor otak yang telah diketahui. Namun,
beberapa jenis tumor pada otak yang sering terjadi di antaranya:

Glioma
Sebagian besar kasus tumor di otak yang paling sering terjadi adalah jenis glioma. Tumor ini
tumbuh dan berkembang pada jaringan glia dan saraf tulang belakang.

Meningioma

Tumor ini menyerang jaringan selaput otak pada otak kecil dan otak besar. Meningioma lebih
sering terjadi pada orang dewasa dengan jenis kelamin perempuan. Dalam sebagian besar
kasus, tumor jenis ini tidak bersifat kanker.

Adenoma pituitari

Tumor jenis ini tumbuh dan berkembang pada permukaan kelenjar pituitari, yaitu suatu
kelenjar yang berperan dalam mengatur aktivitas dan hormon seks. Adenoma pituitari
memiliki tingkat keganasan yang rendah.

Tumor neuroma

Tumor dapat berasal dari pelindung serat saraf, baik di dalam tengkorak maupun pada tulang
belakang. Meskipun pertumbuhan lambat dan cenderung tidak menyebar, jenis tumor ini
dapat tumbuh kembali tanpa tindakan pembedahan.

Limfoma sistem saraf pusat

Tumor ini terjadi pada sistem limfatik yang terdiri dari nodus limfa. Jenis tumor ini sangat
ganas, adanya jenis tumor merupakan pertanda pertumbuhan tumor lainnya pada otak.
Biasanya terjadi pada lansia dan lebih banyak dialami oleh pria.

Craniopharyngioma

Terjadi pada area otak yang berdekatan dengan mata atau sekitar bagian bawah otak yang
berdekatan dengan kelenjar pituitari. Biasa terjadi pada anak-anak dan lansia dan ditemukan
dengan keganasan rendah.

Tumor kelenjar pineal

Jenis tumor ini bermula pada kelenjar pineal yang berdekatan dengan pusat otak dengan
tingkat keganasan yang bervariasi. Tumor yang ganas berpotensi menyebar ke tulang
belakang dan mengganggu sekresi hormon melatonin yang mengatur siklus terjaga dan
tertidur.

Tumor metastasis

Tumor jenis ini berasal dari kanker primer yang berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama
paru, payudara, usus, ginjal, ataupun kulit. Sebagian besar penyebaran dapat menyerang otak
besar namun juga berpotensi menyerang otak kecil dan batang otak.

Seberapa umum tumor otak?


Tumor otak adalah salah satu penyakit yang dapat oleh siapa saja tanpa batasan usia. Anda
dapat terhindar dari penyakit satu ini dengan mengurangi fator-faktor risiko penyebab tumor
otak. Silakan diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala tumor otak?

Gejala tumor otak terlihat sangat mirip seperti penyakit sehari-hari lainnya, dari sakit kepala
sampai depresi. Itu sebabnya, gejala tumor otak mungkin sulit untuk didetksi sejak dini.
Namun secara umum, berikut tanda dan gejala kanker otak yang biasanya muncul:

Sakit kepala yang sering dan parah

Bisa sangat sulit untuk bisa membedakan mana sakit kepala biasa yang disebabkan kondisi
lain dan mana yang timbul sebagai gejala tumor otak, bahkan bagi dokter sekalipun.

Petunjuk terbaik Anda adalah jika sakit kepala tersebut hadir baru-baru ini dan terjadi terus-
menerus tanpa ada tanda pulih serta tidak menanggapi pengobatan apapun.

Mual dan muntah tanpa alasan yang jelas

Mual dan muntah adalah hal yang biasa. Namun jika Anda terus menerus mual dan muntah
tanpa sebab, apalagi jika Anda tidak sedang hamil, ini patut diwaspadai. Mual dan muntah
tanpa alasan yang jelas bisa menjadi gejala tumor otak yang patut Anda waspadai.

Penglihatan kabur

Penglihatan kabur, penglihatan ganda, dan kehilangan penglihatan bertahap semuanya terkait
dengan gejala tumor otak.

Sayangnya, Anda mungkin tidak begitu memperhatikan gejala tumor otak ini sampai Anda
benar-benar merasa terganggu, misalnya terbentur tembok karena salah memperkirakan jarak
atau bahkan kecelakaan mobil berulang kali. Konsultasikan ke dokter mata untuk diagnosis
lebih lanjut.

Sensasi kebas atau mati rasa

Kesulitan mengendalikan ekspresi wajah, sulit menelan, dan sensasi baal di bagian tubuh atau
wajah adalah sesuatu yang harus Anda curigai sebagai gejala tumor otak yang berasal dari
batang otak — tempat di mana otak Anda terhubung dengan sumsum tulang belakang Anda.

Kesulitan berbicara

Ada dua pusat bicara di otak yang terletak di sisi kiri — area Wernicke, yang memungkinkan
kita untuk mengerti dan memahami ucapan, dan area Broca, yang mengaktifkan otot yang
menciptakan suara. Ketika tumor hadir di otak, kedua kemampuan tersebut seringkali
terhambat.
Badan lemas dan lesu tanpa sebab

Gejala tumor otak biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau nyeri di sekujur tubuh.
Namun, kaki kiri atau kanan atau tangan Anda mungkin tidak merespon sebaik atau secepat
biasanya, atau malah bisa tidak merespon sama sekali. Jadi, begitu Anda menyadari badan
lemas tiba-tiba tak menentu dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya kunjungi dokter untuk
konsultasi.

Kebingungan melakukan hal sehari-hari

Jika Anda belakangan ini lebih sering kebingungan, kikuk, dan ceroboh — kaki terantuk
ujung meja, kepala terbentur pinggiran pintu, berdiri goyah, atau sering jatuh saat berjalan —
keteledoran ini mungkin bisa menjadi gejala tumor otak yang wajib Anda waspadai.

Kehilangan kesimbangan

Fungsi motorik dikendalikan oleh area batang otak. Jika Anda mulai merasa sulit berjalan,
terutama dalam kegelapan, dan Anda cenderung berdiri miring bersandar ke satu sisi, ini bisa
menjadi gejala yang disebabkan oleh tumor di otak kecil, area otak bertanggung jawab untuk
keseimbangan dan koordinasi. Masalah keseimbangan juga merupakan gejala silent multiple
sclerosis.

Kejang

Kejang sering menjadi salah satu gejala tumor otak yang pertama kali muncul, terutama jika
Anda tidak memiliki riwayat kondisi ini sebelumnya.

Iritasi yang disebabkan oleh pertumbuhan tumor dalam otak membuat sel saraf otak (neuron)
jadi bekerja tidak terkendali, dan menyebabkan anggota tubuh Anda mengalami gerakan
menyentak tiba-tiba yang abnormal.

Masalah pendengaran

Lobus temporal yang terletak di bagian tengah bawah korteks di belakang pelipis berperan
agar Anda bisa mendengar suara, serta memahami bahasa dan percakapan.

Jika Anda mengalami gangguan pendengaran dari satu sisi atau sensasi telinga berdenging
yang konstan (tinnitus), konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan apakah
keluhan Anda termasuk gejala tumor otak.

Masalah dengan ingatan

Jika belakangan ini Anda makin sering lupa-lupa ingat, sebaiknya konsultasikan ke dokter
untuk memastikan gejala tumor otak. Orang dengan tumor lebih cenderung memiliki masalah
mengingat sesuatu, merasa bingung, atau mengalami masalah berpikir.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala tumor otak yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tumor otak tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala tumor otak seperti yang sudah disebutkan
di atas atau mungkin ada pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh
masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi
kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab kanker otak?

Tumor otak dapat muncul akibat otak itu sendiri (tumor otak primer) yang memiliki tumor,
atau disebabkan oleh penyebaran kanker dari organ tubuh lainnya (tumor otak sekunder).

Penyebab tumor otak primer berasal dari otak sendiri atau jaringan sekitar otak, seperti pada
meninges, saraf kranial, kelenjar pituitari, atau kelenjar pineal.

Sementara penyebab tumor otak sekunder atau metastatis adalah jaringan abnormal yang
terjadi pada bagian tubuh lainnya yang kemudian menyebar ke otak. Orang yang pernah
mengalami kanker dapat mengalami jenis tumor di otak ini.

Tumor otak primer dilaporkan tidak terjadi sesering tumor otak sekunder.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena penyakit ini?

Beberapa faktor risiko tumor otak adalah:

Usia

Jika Anda berusia lebih tua, Anda berisiko lebih tinggi terkena tumor di otak. Orang dewasa
yang lebih tua biasanya lebih sering didiagnosis dengan tumor di otak. Namun tumor di otak
juga terjadi pada orang dengan usia berapapun.

Paparan radiasi

Jika Anda pernah terkena jenis radiasi yang disebut radiasi ionisasi seperti terapi radiasi
untuk mengatasi kanker atau radiasi dari bom atom, Anda dapat memiliki risiko yang lebih
tinggi terkena penyakit ini.

Riwayat keluarga

Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor risiko penyebab tumor otak. Tumor pada otak
yang diketahui akibat faktor keturunan ini terjadi akibat adanya gen bermutasi yang
diturunkan dari orangtua, kakek, nenek, atau generasi sebelumnya.
Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan


pada dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit tumor otak?

Untuk setiap gejala tumor otak yang Anda rasakan, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter
agar mendapatkan diagnosis yanng tepat. Dalam mendiagnosis tumor, dokter akan mulai
dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang Anda rasakan, serta melihat riwayat
kesehatan pribadi dan keluarga. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik,
termasuk pemeriksaan neurologis.

Jika dokter mencurigai adanya kemungkinan tumor otak, maka dokter akan melakukan satu
atau lebih dari tes berikut :

 Pemindaian otak. Anda dapat diminta untuk melakukan CT (CAT) scan atau MRI untuk
melihat otak dengan lebih jelas.

 Angiogram atau MRA. Tes ini melibatkan penggunaan pewarna dan sinar X dari pembuluh
darah di otak untuk mencari tanda-tanda tumor atau pembuluh darah abnormal.

 Biopsi. Biopsi dapat diperlukan untuk menentukan apakah tumor dapat menjadi kanker atau
tidak. Dokter dapat mengambil sampel jaringan melalui operasi dengan memasukkan jarum
ke lubang di tengkorak sebelum perawatan dimulai dan mengirim sampel ke laboratorium.

Bagaimana cara mengobati tumor otak?

Operasi biasanya jadi cara utama untuk mengobati tumor di otak. Dokter akan
merekomendasikan operasi untuk mengangkat tumor yang telah didiagnosis tanpa merusak
jaringan di sekitarnya. Selama prosedur berlangsung, Anda mungkin akan mendapatkan bius
total.

Namun jika letak tumor berada di otak, maka pembedahan tidak dapat dilakukan. Cara lain
untuk mengobati tumor otak adalah dengan melakukan kemoterapi dan terapi radiasi untuk
membunuh dan menyusutkan tumor. Setelah operasi, 2 jenis perawatan ini juga dijalankan
untuk membunuh sisa sel kanker.

Jika tumor berada di bagian dalam otak atau di area yang sulit dijangkau, dokter dapat
merekomendasikan terapi pisau gamma, yaitu jenis terapi radiasi yang sangat terfokus.
Dokter juga mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan seperti kortikosteroid, pereda
nyeri, antimual, dan antikonvulsan (antikejang) yang diberikan sebelum dan sesudah operasi.
Obat-obatan lain juga mungkin diresepkan untu membantu mengatasi gejala yang disebabkan
oleh tumor.

Sebelum melakukan pengobatan, Anda perlu memastikan bahwa Anda mengerti


kemungkinan efek samping dan jangka panjang dari pengobatan ini dengan
mendiskusikannya dengan dokter. Dokter dapat memberikan saran tentang rehabilitasi yang
meliputi beberapa ahli terapis, seperti ahli terapis fisik untuk mengembalikan kekuatan dan
keseimbangan, atau ahli terapis bicara untuk menangani masalah dalam berbicara,
mengekspresikan pikiran, atau menelan.

Pengobatan di rumah

Apa saja gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tumor otak?

Beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi tumor
otak adalah:

 Akupunktur

 Hipnosis

 Meditasi

 Terapi musik

 Latihan relaksasi

 Mengonsumsi makanan bergizi dan bernutrisi tinggi

 Rajin olahraga, namun hindari olahraga yang melibatkan kontak fisik secara langsung

 Berhenti merokok

 Rutin minum obat yang diresepkan dokter

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah tumor otak bila ada riwayat keluarga dengan
penyakit ini?

Anda tidak perlu stres dan menjadi tertekan karena mempunyai anggota keluarga yang pernah
mengalami tumor pada otak. Tentu, semua itu juga dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko
yang lain seperti pola hidup hingga paparan radiasi.

Karena memang belum diketahui secara pasti apa penyebab tumor otak, maka Anda tidak
bisa mencegah kondisi ini. Namun, jangan khawatir Anda tetap dapat memperkecil peluang
dan risiko tumor pada otak.

Memperkecil risiko tumor pada otak bisa dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup
sehat, berolahraga dengan rutin, meninggalkan kebiasaan merokok, dan mengonsumsi
makanan sesuai dengan kebutuhan. Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai