Anda di halaman 1dari 144

Lingkungan

Kerja

Reny Indrayani, S.KM., M.KKK.

Bag. Kesling & K3 FKM UJ


Kemampuan yang diharapkan
Mahasiswa mampu :
 Menjelaskan garis besar Lingkungan Kerja
 Menyebutkan contoh dari masing-masing faktor
lingkungan kerja yang dapat membahayakan
tenaga kerja
 Menyebutkan contoh gangguan kesehatan yang
dapat ditimbulkan oleh faktor lingkungan kerja
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas
BEBAN KERJA LINGKUNGAN
 Fisik Produktivitas KERJA
 Mental  Fisis
 Biologis
 Kimia
 Fisiologis
KAPASITAS KERJA  Psikososial
 Ketrampilan
 Usia
 Jenis Kelamin
 Dimensi Tubuh
 Kesegaran Jasmani & rohani
 Status Kesehatan
Lingkungan Kerja
Disebut juga sebagai :
 Beban Kerja / Stresor Tambahan
 Faktor Bahaya (Hazard)

Lingkungan Kerja  Dasar Pengetahuan K3


Lingkungan Kerja
 Faktor Lingk. Fisis
 Faktor Lingk. Biologis
 Faktor Lingk. Kimia
 Fisiologis (Ergonomi)
 Psikologis (Mental)

 Faktor Lingk. Mekanis


Chapter I
Faktor Lingkungan Fisis
Faktor Lingkungan Fisis
1. Kebisingan
2. Pencahayaan
3. Getaran
4. Iklim Kerja (Suhu, Kelembaban Udara)
5. Radiasi
6. Tekanan Udara
KEBISINGAN (NOISE)
 Unwanted / Undesired Sound
 High Intensity (Amplitude) and / or Frequency
 Dapat ditemui di hampir semua tempat kerja
 Menimbulkan Gangguan
Kesehatan
NAB KEBISINGAN
 Peraturan :
Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011
Tahun 2011 ttg. Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
 NAB Kebisingan ditetapkan sebesar 85
decibel A (dBA)
Skala
Kebisingan
PENGUKURAN KEBISINGAN
 AlatUtama : Soundlevel meter
 Satuan intensitas bunyi : desibel (dB)
Penilaian Kebisingan Sec. Subjektif
Kebisingan dianggap membahayakan jika :
 Di tempat kerja kita harus berteriak agar suara dapat
didengar (cocktail party deafness)
 Telinga kurang bisa mendengar / berdenging sehabis
bekerja
 Banyak tenaga kerja yang tuli
 Sakit kepala di tempat
kerja bising
Many worker learn to Lip Read
Lip Reading
NAB KEBISINGAN
 Peraturan :
Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011
Tahun 2011 ttg. Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
 NAB Kebisingan ditetapkan sebesar 85
decibel A (dBA)
NAB Kebisingan
JENIS & SUMBER KEBISINGAN
 Kebisingan Menetap berkelanjutan tanpa putus-putus
(steady state noise),
 dengan spektrum frekuensi yang lebar (wide band noise)
Ex: mesin produksi, kipas angin, what else?
 dengan spektrum frekuensi yang tipis (narrow band noise)
Ex: dengungan microphone, what else?
 Kebisingan Terputus-putus (intermittent noise)
Ex: Lalu lintas, di runway pesawat terbang, what else?
 Kebisingan Impulsif (Impact or Impulsive noise)
Ex: Ledakan, tembakan senjata api, what else?
 Kebisingan Impulsif Berulang
Ex: tempaan tiang pancang, what else?
DAMPAK KEBISINGAN PADA PEKERJA
 Auditory Effects (Pengaruh pada pedengaran)
 Ketulian sementara / progresif
 Ketulian permanen
 Non-auditory
Effect (Pengaruh bukan pada
pendengaran)
 Peningkatan tekanan darah
 Gangguan Komunikasi
 Gangguan konsentrasi
 Penurunan semangat kerja
 Dll.
Tes Audiometri
PENCAHAYAAN
Pencahayaan yang baik adalah
yang memungkinkan tenaga kerja
dapat melihat objek pekerjaannya
dengan teliti, cepat, dan tanpa
upaya yang tidak perlu, serta
membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman
dan menyenangkan.
PENCAHAYAAN YG BAIK
Pencahayaan yang baik ditentukan oleh faktor :
 Pembagian Luminensi dalam Lapangan
Penglihatan
 Pencegahan terhadap kesilauan
 Pengaturan arah sinar
 Penggunaan warna yang dipakai untuk
penerangan
 Pemakaian sumber cahaya yang minim
menimbulkan panas terhadap lingkungan

*)Luminensi (brightness) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan dipantulkan atau


diteruskan oleh suatu unit bidang yang diterangi
DIFFERENT LIGHT PROVISIONS

General & Uniform Localised Local


STANDAR PENCAHAYAAN
 Peraturan :
Permen Perburuhan No. 7 Tahun 1964 ttg
Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja
 SNI 03-6197-2000 ttg Konservasi Energi Pada
Sistem Pencahayaan
 SNI 16-7062-2004 ttg Pengukuran Intensitas
Penerangan di Tempat Kerja
STANDAR PENCAHAYAAN
Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan
(Lux)
Perkantoran
R. Direktur 350
R. Kerja 350
R. Komputer 350
R. Rapat 350
R. Gambar 750
Gudang Arsip 150
Gudang Arsip aktif 300

Sumber : SNI 03-6197-2000 ttg Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan


STANDAR PENCAHAYAAN
Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan
(Lux)
Industri (Umum)
Gudang 100
Pekerjaan Kasar 100 – 200
Pekerjaan Menengah 200 – 500
Pekerjaan Halus 500 – 1000
Pekerjaan Amat Halus 1000 – 2000
Pemeriksaan Warna 750
Sumber : SNI 03-6197-2000 ttg Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan
AKIBAT PENCAHAYAAN YG BURUK
 Ketidaknyamanan mata (Discomfort)
 Kelelahan mata
 Kelelahan Mental / psikis
 Keluhan-keluhan pegal di daerah mata
dan sakit kepala di sekitar mata
 Kerusakan mata
 Meningkatnya peristiwa kecelakaan
Good Lighting
Poor Lighting
DISABILITY GLARE
Disability glare usually
happens when
broadband light
illuminates your
workstation, like light
from a window.
DISCOMFORT GLARE
Discomfort Glare does not
always cause direct visual
interference, but it can be
annoying / uncomfortable.

It can be caused by direct


or reflected light.
ELIMINATE GLARE
 Change the position of light source
 Change the position of the workstation
 Use lamp shades which reflect light
upwards, since reflected light from ceilings
provides the best visibility
 Use matte paint or darker colors for all
surfaces (for example table, machines,
tools)
 Install screens, cover or partitions for
shielding strong light which produces glare
LIGHT DISTRIBUTION CLASSIFICATION

Classification Direct Semi-Direct General Indirect Semi-


Diffusing (up lighter) indirect

Luminaire
(Lamp Shades)

Upper-
hemisphere flux
Lower-
hemisphere flux
Window Screens
PENGGUNAAN PARTISI
PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM
PENGATURAN PENCAHAYAAN

http://lowenergyfacades.lbl.gov/technologies.html
How can poor lighting affect your working
position

Poor lighting Good lighting


PENGUKURAN PENCAHAYAAN
 AlatUkur Utama : Lux meter
 Prosedur : SNI 16-7062-2004 ttg Pengukuran
Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
GETARAN MEKANIS
 Pada umumnya berasal dari suatu mesin
atau benda bergerak
 Bukan bagian dari lingkungan kerja yang
sengaja direncanakan / diciptakan
 Tidak disukai / tidak dikehendaki
WHY WORRY ABOUT VIBRATION?
 Thisis most likely when contact with a
vibration tool or work process is a regular
part of person’s job

 Regular and frequent exposure to


vibration can lead to permanent health
effect
EFEK GETARAN MEKANIS
3 tingkat efek Getaran Mekanis kepada
tenaga kerja :
 Gangguan kenyamanan kerja
 Terganggunya tugas yg terjadi bersamaan
dengan cepatnya timbul kelelahan (Fatique)
 Gangguan & bahaya kesehatan
JENIS GETARAN MEKANIS
 Getaran seluruh badan (whole body vibration)
 Getaran sebagian tubuh (segmental vibration /
tool-hand vibration / hand arms vibration)
GETARAN SELURUH TUBUH
(WHOLE BODY VIBRATION)

 Sektor
Pekerjaan : Agrikultur, Konstruksi,
Transportasi, Kehutanan, Pertambangan, dll.

 Gangguan Kesehatan: Menurunnya


ketepatan dan ketajaman penglihatan,
kelelahan otot, sakit pada tulang belakang,
motion sickness, dll.
GETARAN SELURUH TUBUH
AND… THIS ONE ^_^
HOW ABOUT THESE ?

Occupational whole body vibration

Whole body vibration training


GETARAN SEBAGIAN TUBUH
(SEGMENTAL / TOOL-HAND VIBRATION / HAND ARM VIBRATION)

 Sektor Pekerjaan : Manufaktur, Kehutanan,


Furniture making, konstruksi jalan raya, dll.

 Gangguan Kesehatan:
 Kelainan pada peredaran darah dan persarafan
 Kerusakan pada persendian tulang
 Contoh : HAVS / Raynoud Phenomena,
Carpal Tunnel Syndrome
GETARAN SEBAGIAN TUBUH
GANGGUAN KESEHATAN
 Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) /
Vibration White Finger (VWF)
 Gejala :
 Kesemutan
 Gatal pada telapak tangan
 Indra perasa pada tangan berkurang
 Kekuatan pegangan tangan berkurang
 Jari menjadi putih
GANGGUAN KESEHATAN
 Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) /
Vibration White Finger (VWF)
GANGGUAN KESEHATAN
 Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
 Gejala :
 Kesemutan
 Nyeri pada telapak tangan
 Mati rasa
 Kekuatan genggaman tangan berkurang
GANGGUAN KESEHATAN
 Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Terjadi penekanan pada


nervus medianus
PENGUKURAN GETARAN MEKANIS
 Alat standar :
 Vibration Meter
 Vibration Analyzer
 Shock Pulse Meter
 Osiloskop

 Pemilihan
alat disesuaikan dengan tujuan
pengukuran
NAB GETARAN MEKANIS
Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 ttg NAB
Faktor Fisik dan Kimia di Tempat Kerja
 Pasal 6 Ayat (1) : NAB Getaran alat kerja yang
kontak langsung maupun tidak langsung pada
lengan dan tangan (segmental) tenaga kerja
ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat
(m/det2)
 Pasal 6 Ayat (2) : Getaran yang melampaui NAB
waktu pemaparan ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I
NAB GETARAN MEKANIS
Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 ttg NAB
FaktorFisik dan Kimia di Tempat Kerja
 Lampiran I

Jumlah waktu pemaparan Nilai Percepatan pada


Per hari Kerja frekuensi dominan (m/det2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6
1 jam dan kurang dari 2 jam 8
kurang dari 1 jam 12
NAB GETARAN MEKANIS
Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 ttg NAB
FaktorFisik dan Kimia di Tempat Kerja

 Pasal7 : NAB getaran yang kontak langsung


maupun tidak langsung pada seluruh tubuh
ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik
kuadrat (m/det2)
VIBRATION METER
RADIASI
RADIASI adalah energi yang dihantarkan
tanpa memerlukan bahan pengantar
(without the need for a material medium).
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Terdiri dari sumbu gelombang elektrik dan gelombang magnetik


SPECTRUM OF ELECTROMAGNETIC ENERGY
GEL. ELEKTROMAGNETIK
 Radiasi Pengion, Radiasi yang dapat
menimbulkan ionisasi, yaitu sinar gamma, sinar
x, dll.
 Radiasi Non-pengion, Radiasi yang tidak
dapat menimbulkan ionisasi, yaitu gel. Radio,
gel. Mikro, inframerah, cahaya tampak, dan
ultraviolet.
SPECTRUM OF ELECTROMAGNETIC ENERGY

NON-PENGION PENGION
SPECTRUM OF ELECTROMAGNETIC ENERGY
RADIASI IONISASI
1. Electromagnetic Radiation is pure energy,
has no mass. Example : Sinar kosmis
(terdapat di luar angkasa), sinar x, dan sinar
gamma
2. Particulate Radiation has mass, low
penetrating power, but cause a great deal
of ionzations in the air. Ex : alfa, beta, proton,
neutron
SIFAT RADIASI PENGION
Jenis Radiasi Sifat
Αlpha  Partikel bermuatan positif
 Saat menembus zat, menghasilkan ion
 Daya tembus rendah
Βeta  Partikel bermuatan negatif dan identik dengan
elektron
 Daya tembus lebih besar
 Daya pengion lebih kecil dari sinar α
Gamma  Daya tembus besar
 Panjang gelombangnya sangat pendek
DAYA TEMBUS RADIASI PENGION
RISIKO RADIASI IONISASI
 Semua jenis radiasi, kecuali sinar kosmis,
dihasilkan dari stasiun pembangkit tenaga
nuklir (reaktor nuklir).
 Pekerja yang rentan : pekerja di reaktor nuklir,
operator radiologi, pekerja tambang uranium,
dll
EFEK RADIASI IONISASI
 TipeRadiasi
 Pathway of Entry
 Energi yang tertinggal di dalam tubuh
 Tempat dimana energi radiasi berada
How can the radioactive materials
contaminate our food ?
EFEK RADIASI PADA KESEHATAN

 Indirect damage
 Molekul air terionisasi  pecah
membentuk radikal bebas OH
 Radikal bebas OH mengandung
elektron yg tak berpasangan &
sangat reaktif  bereaksi dg DNA
 75 % kerusakan DNA adalah akibat
radikal bebas OH

 Direct damage
 Molekul DNA terkena oleh radiasi 
terionisasi  rusak
EFEK RADIASI PADA KESEHATAN
Kecelakaan Industri Radiografi di
Yanango, Lima – Peru (Ir-192) Th. 1999
IKLIM (CUACA) KERJA
 Homeotermis,kondisi dipertahankannya suhu
tubuh pada level tertentu yang hampir
menetap (Dewasa : 36,4oC)

 Thermoregulatory system, sistem pengaturan


suhu tubuh

 Suhu tubuh menetap, keseimbangan


pertukaran panas antara tubuh dengan
lingkungan (Heat Production = Heat Loss)
PRODUKSI PANAS
(HEAT PRODUCTION)

 Metabolisme
 Aktivitas otot
 Menggigil
 Stimulasi simpatis, epinephrin dan
norepineptin
 Demam
PENGELUARAN PANAS
(HEAT LOSS)

 RADIASI, Gel. panas yang dipancarakan


oleh benda, termasuk tubuh manusia.
 KONDUKSI, Pertukaran panas antara tubuh
dengan benda sekitar melalui mekanisme
sentuhan / kontak langsung.
 KONVEKSI, Pertukaran panas dari badan
dengan lingkungan melalui kontak udara /
air dengan tubuh .
 EVAPORASI, Penguapan di permukaan kulit /
melalui paru-paru dan rongga mulut
PERTUKARAN PANAS

±
±

±
IKLIM KERJA & PRODUKTIVITAS
 Produktivitas Optimal  Termonetral

 Termonetral
/ suhu netral / suhu nyaman
adalah kondisi tidak dingin dan tidak panas
sehingga kondusif untuk melakukan
pekerjaan.
IKLIM KERJA & PRODUKTIVITAS
 Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah
antara 24-26oC

 Terlalu dingin  mengurangi efisiensi kerja


dengan keluhan kaku / kurangnya
koordinasi otot (<15oC)
 Terlalu panas  menurunkan kemampuan
berpikir (>32oC)
PENGUKURAN IKLIM KERJA
Iklim (cuaca) kerja adalah kombinasi dari:
 Suhu udara  termometer/termometer kering
 Kelembaban udara  higrometer
 Kecepatan gerakan udara  termometer
kata, anemometer
 Panas radiasi  termometer bola
NAB IKLIM KERJA
SNI 16-7063-2004 ttg NAB iklim kerja (panas),
kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi
sinar ultra ungu di tempat kerja
PENGARUH PANAS (SUHU TINGGI)
Heat-Related Illnesses :
 Heat Cramps (Kejang panas)
 Heat Exhaustion (Penat panas)
 Heat Stroke (Stroke panas)
 Miliaria

Pekerjaan :
 Industri Botol kaca, Konstruksi,
Pertambangan, dll.
HEAT CRAMPS (KEJANG PANAS)
Gejala paling ringan dari pengaruh panas
(suhu tinggi). Gejala:
 Kejang-kejang otot tubuh
 Kulit memerah
 Kulit lembab
HEAT EXHAUSTION
(PENAT PANAS)

Gejala/kelelahan yang lebih parah dari heat


cramps akibat hilangnya air & garam dalam
tubuh akibar panas ekstrim. Gejala :
 Kram otot
 Kulit pucat, lembab
 Demam
 Mual
 Muntah
 Diare
 Sakit kepala
 Lemah, Cemas
HEAT STROKE (STROKE PANAS)
Bentuk paling parah dari heat illness. Terjadi
ketika Thermoregulatory system tidak lagi
berfungsi dengan baik. Treatening emergency
and requires medical attention.
 Kulit kering
 Demam (>40oC)
 Denyut jantung cepat
 Mual, Muntah
 Pingsan
 Kejang, Koma, Kematian
PENGARUH DINGIN (SUHU RENDAH)
 Childblains
 Trench Foot
 Frostbite

Pekerjaan :
 Cool storage
CHILDBLAINS
Bukan disebabkan oleh suhu dingin yang ekstrim
(di bawah titik beku), melainkan karena tenaga
kerja bekerja di tempat yang cukup dingin untuk
waktu lama. Dipengaruhi oleh faktor defisiensi
makanan.
Gejala: Bagian tubuh memerah, membengkak,
terasa panas dan sakit, diselingi gatal.
Kodisi: Reversible
TRENCH FOOT
Kerusakan anggota badan (terutama kaki)
akibat kurangnya kelembaban atau dingin
meski suhu lingkungan masih di atas titik beku.
Gejala: Iskemia, kulit pucat, kesemutan,
anggota badan kaku.
Kondisi: Reversible
FROSTBITE
Akibat suhu rendah di
bawah titik didih beku air.
Stadium akhir adalah
gangren (pembusukan
jaringan)
Kondisi: Irreversible
PENCEGAHAN : AKLIMATISASI
 Aklimatisasi adalah proses penyesuaian
seseorang terhadap faktor iklim
(cuaca)tertentu sehingga menjadi terbiasa.
 Aklimatisasi dimaksudkan agar kondisi fisik,
faal, dan psikis tidak mengalami efek buruk
akibat iklim (cuaca) lingkungan.
TEKANAN UDARA
 Berkaitan dengan besarnya tekanan
udara:
 Tekanan udara tinggi
Pada pekerja di kedalaman (Mendekati inti
bumi). Ex : Penyelam laut, Tambang bawah
tanah, dll.
 Tekanan udara rendah
Pada pekerja di ketinggian.
Ex : Penerbangan, luar angkasa, dll.
GANGGUAN KESEHATAN
PADA TEKANAN UDARA TINGGI
 Penyakit Caisson
Didasarkan pada bebasnya nitrogen (Fase
larut menjadi fase gas) dalam tubuh akibat
dekompresi udara (Sesuai hukum henry)

Gas nitrogen bebas dalam bentuk


gelembung udara yang ada di dalam tubuh
dapat menimbulkan penutupan pembuluh
darah.
GANGGUAN KESEHATAN
PADA TEKANAN UDARA TINGGI

 Decompression Sickness (Penyakit Dekompresi)


GANGGUAN KESEHATAN
PADA TEKANAN UDARA RENDAH

 Terkait
dengan rendahnya / turunnya
tekanan udara terutama didasarkan atas
kurangnya oksigen dalam udara
pernapasan.

 Disebutdengan Altitude Sickness atau


Acute Mountain Sickness
Chapter II
Faktor Lingkungan Biologis
FAKTOR LINGKUNGAN BIOLOGIS
 Bakteri
 Virus
 Fungi(Jamur)
 Cacing
 Serangga
 Tumbuhan
 dll.
BAKTERI
 Leptospira  Leptopsirosis (Zoonosis)
 Gejala : Leptospirosis ringan ditandai
dengan nyeri otot, menggigil, sakit kepala.
Leptospirosis berat berisiko kegagalan organ
dan pendarahan internal sampai degan
kematian.
 Jenis Pekerjaan : Perternakan, Laboratorium
Biologi
VIRUS
 Apthovirus 
Penyakit mulut dan
kuku (PMK / FMD)
 Penularan kontak
langsung / tidak
langsung melalui air
liur, droplet, tinja,
cairan dari vesikel
atau lesi pada kulit
dan mukosa
 Jenis Pekerjaan :
Perternakan (sapi,
babi)
FUNGI (JAMUR)
 Aspergilus 
Aspergillosis
 Gejala mirip
Pneumonia
 Aspergillus dapat
tumbuh pada
daun yang telah
membusuk,
tumpukan pupuk,
dll.
 Jenis Pekerjaan :
Pertanian
CACING
 Cacing tambang
(ankylostoma) 
Ankylostomiasis
 Gejala :
 Jenis Pekerjaan :
Pertambangan,
Pertanian,
Perkebunan
SERANGGA
 Nyamuk
 Lalat
 Kecoa

What else ?
TUMBUHAN
 Getah beberapa jenis
tumbuhan dapat
menyebabkan
dermatitis. Contoh :
Keladi, jarak, dll.

 Gejala dermatitis : kulit


kemerahan, timbul
vesikel, edema
Chapter III
Faktor Lingkungan Kimia
BAHAYA BAHAN KIMIA
1. Risiko Fisika
2. Risiko Kesehatan
3. Risiko Lingkungan
Eksplosif Mudah Menyala/ Senyawa Gas di Korosif pada
Mudah Menyala
proforik Pengoksidasi bawah Tekanan Logam

Mutagenesis/
Toksisitas Akut Korosif pada Kulit Iritasi pada Kulit Karsinogenik/ Bahaya terhadap
Bahaya Aspirasi lingkungan akuatik

Permenperind RI No. 23 Tahun 2013


1. RISIKO KEBAKARAN & LEDAKAN
Kategori Contoh Pictogram
Explosive Asam Nitrat, Trinitro toluena
(Mudah meledak) (TNT)

Oxidizing (Pengoksidasi) Kalium Klorat, kalium


permanganat

Extremely Flammable Gas propane, cairan dietil


(Amat sangat mudah eter
terbakar)

Highly flammable (Sangat Aseton dan logam natrium


mudah terbakar)

Flammable (Mudah Minyak terpentin


terbakar)
2. RISIKO KESEHATAN
Kategori Contoh Pictogram
Very Toxic (Sangat Kalium sianida, hydrogen
beracun) sulfida, nitrobenzene

Toxic (beracun) Solvens (example: metanol,


benzene)

Harmful (berbahaya) Solvens (example: etilen


glikol, diklorometan)
3. BAHAN PERUSAK JARINGAN
Kategori Contoh Pictogram
Corrosive (Korosif) HCl, H2SO4, NaOH

Irritant (Menyebabkan Isopropilamina, kalsium


iritasi) klorida

Bahan berbahaya bagi Tributil timah klorida,


lingkungan petrolium
FAKTOR LINGKUNGAN KIMIA
Exposure Agent:
 Aerosol
(Dusts, Mists, Smoke, Fumes, Bioaerosols, Fibers)
 Cair (Air Raksa, Solvent, dll)
 Gas (Hidrogen sulfida, Metan, dll)

Route of Entry:
 Organ pernapasan, Kulit, dan Mulut
AEROSOL
 Stablesuspensions of solid or liquid
particles in air Dusts
 Mists
 Smoke
 Fumes
 Bioaerosols
 Fibers
AEROSOL
Dusts (Debu)

 Solidaerosols generated by the handling,


grinding, abrasion, or cutting of a bulk
materialŠ
 Examples:
 Saw dust
 Coal Dust
AEROSOL
Mists (Kabut)

 Liquidaerosols generated by
condensation from a gaseous state or by
the breaking up of a bulk liquid into a
dospresed state
 Examples:
 Paint spray
 Liquid mixing operations
AEROSOL
Smoke (Asap)

 Solid
aerosols resulting from the
incomplete combustion of carbonaceous
materials
 Examples:
 Wood smoke
 Diesel exhaust
AEROSOL
Fumes

 Solid
aerosols generated by the
condensation of vapors or gases from
combustion or other high temperature
processes
 Examples:
 Welding
 Hot Cutting
 Smelting operations
AEROSOL
Bioaerosols

 Solid
or liquid aerosols from biological sources
 May be infectious, allergenic, and/or irritating
 Examples:
 Mold spores
 Animal allergens
 Anthrax
AEROSOL
Fibers

A special (based on toxicological properties)


kind of dust that is fibrous in nature (i.e., longer
than it is wide). Aspect ratio (L:W) defined as 3:1
or 5:1
 Toxicity a function of composition, size, and
number of fibers
 Examples:
 Asbestos
 Fiberglass
 Refractory
Saw dusts Fiberglass

fume Paint spray


PERATURAN PERUNDANGAN
1. Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 ttg
NAB Faktor Fisika dan Kimia di tempat
Kerja
2. Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 ttg
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di tempat Kerja
Chapter IV
Fisiologis (Ergonomi)
ERGONOMI ?
 Adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi
untuk menyerasikan atau menyeimbangkan
antara segala fasilitas yang digunakan baik
dalam beraktivitas maupun istirahat dengan
segala kemampuan dan keterbatasan
manusia baik secara fisik maupun mental
sehingga dicapai suatu kualitas hidup
secara keseluruhan yang lebih baik

 Keyword : Menyerasikan fasilitas dengan


manusia
ERGONOMI

 SikapKerja & Desain Stasiun Kerja


 Waktu Kerja
SIKAP KERJA & STASIUN KERJA
Minimize :
 Un-neutral/Awkward posture,
 Static load,
 Pressure Point.

Back bones
Neutral
S-Curve
MINIMIZE UN-NEUTRAL POSITION

Back Bones
C-Curve

Back Bones
V-Curve

Neck Bones
MINIMIZE UN-NEUTRAL POSITION

Elbows and
Shoulders

Neutral Awkward Neutral


MINIMIZE UN-NEUTRAL POSITION

Wrists

Neutral Awkward Neutral

Arms & Finger

Awkward Neutral When Driving


USING MOUSE
DAMPAK UN-NEUTRAL POSTURE
 Discomfort
 WMSDS (Work-related Musculoskeletal Disorder)
 Decreasing blood flow sehingga timbul kelelahan
lebih cepat
 Dll.
DECREASING BLOOD FLOW
 Bekerjadengan
bagian tubuh
(lengan) lebih
tinggi dari
jantung,
menyebabkan
aliran darah
bekerja
berlawanan
dengan gravitasi
DECREASING BLOOD FLOW
Example…
MINIMIZE STATIC LOAD
 Beban otot statis terjadi ketika otot dalam
kondisi tegang / berkontraksi tanpa
menghasilkan gerakan sekalipun (statis).
 Gerakan sama, berulang, dalam waktu
lama (Repetitive motion)

 Aliran
darah dan O2 Otot berkurang 
Cepat lelah
KEBUTUHAN DARAH KONTRAKSI OTOT
Resting Dinamic Static
MINIMIZE PRESSURE POINTS
 Tekananpada daerah tubuh tertentu
dalam jangka waktu lama akan
menyebabkan oklusi
MINIMIZE PRESSURE POINTS
Other example …
PROVIDE CLEARANCE
 Work areas need to
be set up so that
you have sufficient
room for your head,
your knees, and
your feet
JANGKAUAN TANGAN
Chapter V
Psikososial
PSIKOSOSIAL
 Faktor Pekerjaan /
Karir
 Faktor Organisasi
 Struktur Organisasi
 Rekan kerja
 Manajemen
MASALAH PSIKOSOSIAL
FAKTOR PEKERJAAN / KARIR

Contoh:
 Shift Kerja malam
 Peluang pengembangan karir
 Ketidakjelasan Job description
MASALAH PSIKOSOSIAL
FAKTOR ORGANISASI

 StrukturOrganisasi
 Manajemen : Kepemimpinan yang lemah /
buruk
 Rekan Kerja : Perbedaan nilai, pelecehan
seksual, bullying, dll.
PELECEHAN SEKSUAL
 Pelecehan fisik termasuk sentuhan yang tidak diinginkan
mengarah ke perbuatan seksual seperti mencium,
menepuk, mencubit, melirik atau menatap penuh nafsu.

 Pelecehan lisan termasuk ucapan verbal/ komentar yang


tidak diinginkan tentang kehidupan pribadi atau bagian
tubuh atau penampilan seseorang, lelucon dan komentar
bernada seksual

 Pelecehan isyarat termasuk bahasa tubuh dan atau


gerakan tubuh bernada seksual, kerlingan yang dilakukan
berulang-ulang, isyarat dengan jari, dan menjilat bibir
PELECEHAN SEKSUAL
 Pelecehan tertulis atau gambar termasuk
menampilkan bahan pornografi, gambar,
screensaver atau poster seksual, atau pelecehan
lewat email dan moda komunikasi elektronik lainnya

 Pelecehan psikologis/emosional terdiri atas


permintaan-permintaan dan ajakan-ajakan pada
aktivitas seksual yang terus-menerus dan tidak
diinginkan, penghinaan atau celaan yang bersifat
seksual.
DAMPAK : STRESS KERJA

 Reaksi yang terjadi pada


situasi dimana tujuan
individu mendapat
halangan dan tidak bisa
mengatasinya
GEJALA STRESS KERJA
 FISIK, yaitu nafas memburu, tangan lembab,
otot-otot tegang, gangguan pencernaan,
sakit kepala, dll
 PERILAKU, yaitu perasaan bingung, cemas,
sedih, gelisah, kehilangan semangat, sensitif,
dll.
 INTELEKTUAL, yaitu mudah lupa, pikiran kacau,
daya ingat menurun, sulit konsentrasi, suka
melamun, dll.
 INTERPERSONAL, yaitu acuh, pendiam,
kepercayaan pada orang lain menurun, dll.
HUBUNGAN STRESOR DENGAN KINERJA

tinggi

Kinerja

rendah Stresor tinggi


TERIMA KASIH
“Kerja itu emang susah, tapi lebih susah lagi kalo nggak kerja”

Anda mungkin juga menyukai