Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
pelayanan kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
dilaksanakan oleh Puskesmas. Keseahatan Ibu dan Anak juga
merupakan bagian dari UKM esensial yang harus dilaksanakan sebagai
usaha untuk memprioritaskan derajat kesehatan ibu dan anak serta
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Nenonatus
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Pelaksanaan upaya KIA tersebut perlu direncanakan dengan baik
dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam mengidentifikasi
kebutuhan, cara pelaksanaan serta jadwal pelaksanaan. Dengan
demikian perencanaan dan pelaksanaan upaya KIA di Puskesmas perlu
memiliki pedoman yang jelas agar penanggungjawab dan para pelaksana
upaya dapat melaksanakan pelayanan kesehatan dengan sebaik-
baiknya.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap peningkatan
kesehatan ibu termasuk bayi baru lahir, bayi dan anak balita dengan
menyelenggarakan berbagai upaya terobosan yang didukung oleh
kemampuan manajement tenaga pengelola dan pelaksana program KIA
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelola dan
pelaksana program KIA pada tingkat Kabupaten kota dan Puskesmas,
pengelola program KIA harus mampu mengolah data KIA guna
memperkuat manajement program sebagai bahan perencanaan dan
monitoring program KIA.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum: Meningkatkan pelayanan maternal dan perinatal yang
bermutu dalam upaya penurunan AKI dan AKB di Indonesia.
2. Tujuan Khusus:
a) Terlaksananya manajemen pelayanan Maternal dari aspek
administrasi dan manajemen, kompetensi SDM, Fasilitas dan
sarana serta prosedur pelayanan di puskesmas.
b) Terlaksananya system rujukan pelayanan maternal.
c) Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal di puskesmas.

1
2

C. Sasaran
1. Remaja putri
2. Calon pengantin
3. Ibu hamil
4. Ibu bersalin
5. Ibu nifas
6. Penanggung jawab program dan pelaksana program.
7. Lintas sektor.
8. Tokoh masyarakat dan tokoh agama.

D. Ruang Lingkup
Program Kesehatan Ibu dengan ruang lingkup kegiatan adalah sebagai
berikut :
1. Pelayanan antenatal
2. Pertolongan persalinan
3. Pelayanan kesehatan ibu nifas
4. Deteksi dini dan penanggulangan komplikasi kebidanan dan
neonatus oleh tenaga kesehatan dan oleh masyarakat
5. Penanganan komplikasi kebidanan

E. Indikator/Target Capaian
Berikut adalah Indikator dari target capaian program Kesehatan ibu
Tahun 2019 :
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
(%)
1 Akses pelayanan Antenatal ( cakupan 17 Jorong 100
K1)
2 Cakupan pelayanan ibu hamil ( 17 Jorong 100
cakupan K4)
3 Cakupan persalinan oleh tenaga 17 Jorong 100
kesehatan (Pn)
4 Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga 17 Jorong 100
kesehatan (KF3)
7 Deteksi faktor resiko dan komplikasi 17 Jorong 100
oleh masyarakat
8 Cakupan penanganan komplikasi 17 Jorong 100
obstetri (PK)

2
3

F. Batasan Operasional
Kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas dilaksanakan di dalam
dan diluar gedung Puskesmas meliputi :
1. Pemeriksaan antenatal
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala
yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
dengan standrart 10 T.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Deteksi dini faktor resiko ibu hamil dengan menggunakan kartu
skor poedji rochjati
3. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 yaitu ibu hamil yang kontak
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC
sesuai dengan standart 10 T, frekuensi kunjungan 4 kali selama
hamil dengan ketentuan : minimal 1 kali trimester 1, 1 kali
trimester 2 dan minimal 2 kali pada trimester 3 ( tiga )
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau
bayi.
 Komplikasi dalam kehamilan :
- Abortus hiperemesis gravidarum, perdarahan pervag,
hipertensi dalam kehamilan, PE, Eklampsi, kehamilan lewat
waktu, ketuban pecah dini.
 Komplikasi dalam persalinan :
- Kelainan letak /presentasi janin
- Partus macet / distosia
- Pre Eklampsi / Eklampsia
- Perdarahan pascasalin
- Infeksi berat / sepsis
- Kontraksi dini / partus prematur
- Kehamilan ganda
 Komplikasi nifas :
- Pre eklampsi, Eklampsi
- Infeksi nifas
- Perdarahan nifas

3
4

5. Cakupan pelayanan nifas


Pelayanan ibu nifas secara paripurna yaitu minimal 3x dalam
periode mulai 6 jam post partum sampai 42 hari pascasalin
6. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K)
P4K adalah program perencanaan persalianan dan pencegahan
komplikasi dengan melibatkan lintas sektor (camat, TP. PKK
Kecamatan, Desa, Kepala Desa, Kader Kesehatan, Kepala
puskesmas, Bidan koordinator dan Bidan desa)
7. Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil adalah kegiatan pembelajaran diskusi tukar
pendapat dan diakhiri dengan senam hamil yang diikuti oleh ibu
hamil dan keluarga yang di pandu oleh fasilisator / bidan jumlah
peserta minimal 10 orang.
8. Pelacakan kasus kematian ibu dan kematian bayi
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan induk
dan desa dalam pelacakan kematian ibu atau bayi, dilakasanakan
bila ada kasus, agar tidak terulang adanya kematian karena
penyebab yang sama yang seharusnya bisa di tangani.

G. Tata Nilai
Tata nilai yang dianut dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak adalah :
1. Focus pada masyarakat : artinya dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan lebih mendahulukan kepentingan masyarakat dan harus
bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dirasakan oleh masyarakat
2. Inklusif : Pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak
baik lintas sektor maupun swasta, organisasi profesi, organisasi
masyarakat
3. Responsif : Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat serta tanggap dalam mengatasi masalah
kesehatan
4. Efektif : Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan
sesuai target yang tlah ditetapkan dan harus efisien
5. Profesional : Pemberi pelayanan kesehatan memiliki kompetensi,
mampu melakukan kreatifitas dan inovasi,disiplin, berfikir positif
dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
6. Bermutu dan aman : Penerapan standar pelayanan yang memuaskan
dan memberikan rasa aman bagi masyarakat

4
5

BAB II
PENGORGANISASIAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu dan anak dilaksanakan oleh
11 orang bidan sebagai pelaksana pelayanan dalam gedung yang juga
merangkap sebagai pembina wilayah dan 8 orang bidan Pustu dan
poskesri dengan pendidikan DIV dan D III Kebidanan

B. Distribusi Ketenaga Kerjaan

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Poli KIA adalah :

Kualifikasi
No Nama Jabatan Keterangan
Formal

1 Bidan Koordinator D IV Kebidanan Bersertifikat


KIH/KIB

2 Pengelola Program Ibu D IV Kebidanan Bersertifikat


KIH/KIB

Distribusi Ketenagaan

1. Koordinator Bidan : Yulmarwita, S.Tr.Keb


2. Pengelola Ibu : Afriyeni, S.Tr.Keb
3. Pelaksana Poli Ibu : Yulmarwita,S.Tr.Keb
: Afriyeni, S.Tr.Keb
4. Pelaksana Program KIA Pustu/Poskesri
a. Pustu Pasar Jumat : Rita Suryani Amd.Keb
b. Poskesri Ipuh : Meli Yulita, Amd. Keb
c. Poskesri S.Sukam : Sisy Meilani, Amd. Keb
d. Poskesri Silokek : Desi Supranigsih, Amd. Keb
e. Pustu Durian Gadang : Sri Rahayu Lestari, Amd. Keb
f. Poskesri Silukah : Nia Aldharma V, Amd. keb
g. Poskesri Pinang : Elmasaputri, Amd. Keb
h. Poskesri Kabun : Fitrah Darmailis Putri, Amd.Keb

5
6

C. Jadwal Pelayanan Poli Ibu / Imunisasi


Poli Ibu : Setiap Hari Jam 08.00 – 12 .00
Poli Imunisasi : Imunisasi TT ( Catin ) Setiap Hari Jam 08.00 – 12.00

D. Jadwal UKM

Jadwal kegiatan Program Kesehatan Ibu

NO Jenis kegiatan Bulan Ket


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penemuan K1 X X X X X X X X X X X X
oleh Kader
2 Pemeriksaan X X X X X X X X X X X X
USG oleh Dokter
3 Sweeping K4 X X X X X X X X X X X X

4 Pendampingan X X X X X X X X X X X X
P4K
5 Pemantapan X
P4K
6 Kunjungan X X X X X X X X X X X X
rumah Bumil
Risti
7 Kunjungan X X X X X X X X X X X X
rumah Bufas
Risti
8 Bidan fasilitatif X X X X

9 Pelacakan Bila
Kematian Ibu ada
/Autopsi Verbal Kasus
10 Deteksi Dini X X X X X X X X X X X X
Triple E
11 Kelas Ibu Hamil X X X X X X X X X X X X

6
7

BAB III
FASILITAS

A. Denah Ruangan dan Alur Pelayanan Kesehatan Ibu


Program Kesehatan Ibu yang dilaksanakan didalam gedung dengan
penempatan ruangan sebagai berikut :

5 4
6

3 3 3 3

1 1

2 2

Keterangan :
1. Meja Pelayanan
2. Kursi Petugas
3. Kursi Pasien
4. Tempat Tidur pasien
5. Meja Alat
6. Lemari Alat dan Buku

B. Standar Fasilitas
1. Tensi Meter, Stetoskop
2. USG
3. Timbang Badan
4. Tinggi Badan
5. Doppler
6. Thermometet
7. Metlin / lila
8. Form – form untuk pencatatan dan pelaporan

7
8

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Ruang Lingkup

Upaya kesehatan ibu menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu


hamil, ibu nifas, ibu menyusui termasuk masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait
kehamilan.Kegiatan Kesehatan Ibu yang dilakukan di dalam gedung
dan di Luar gedung meliputi :

I. Kegiatan di dalam Gedung


a. Pemeriksaan antenatal
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala
yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
dengan standrart 10 T.
1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin.Penambahan berat badan kurang dari 9
kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan
dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada
bumil.Tinggi badan bumil kurang dari 145 cm
meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD ( Cepalo Pelvic
Disproportion)
2. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi ( tekanan darah > 140/90 mmHg ) pada
kehamilan dan preeklamsia ( hipertensi disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria) .
3. Nilai status Gizi ( Ukur lingkar lengan atas / LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama
oleh tenaga kesehatan di Trimester I untuk skrining ibu
hamil beresiko kurang energi kronis (KEK), disini

8
9

maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan


telah berlangsung lama ( beberapa bulan/tahun) dimana LILA
kurang dari 23,5 cm.Ibu hamil dengan KEK akan dapat
melahirkan bayi berat lahir rendah ( BBLR
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan
janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.Jika tinggi
fundus uteri tidak sesuai dengan umur
kehamilan,kemungkinan ada gangguan pertumbuhan
janin.Standart pengukuran menggunakan pita pengukur
setelah kehamilan 24 minggu.
5. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir
trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal.Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
letak janin .Jika pada Trimester III bagian bawah janin bukan
kepala atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak,panggul sempit atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat
kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali
/ menit menunjukkan adanya gawat janin.
6. Skrening Status Imunisasi Tetanus dan berika imunisasi
Tetanus Toxoid ( TT ) bila diperlukan
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonaturum, ibu hamill
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu
hamil diskrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi T ibu
saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar
mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu
hamil dengan status imunisasi T5 ( TT Long Life) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi
7. Beri TabletTambah Darah
Untuk mencegah anemia gizi besi,setiap ibu hamil harus
mendapatkan tablet tambah darah (tablet zat besi) dan
Asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama

9
10

8. Periksa Laboratorium ( rutin dan khusus )


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil
adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus.Pemeriksaan laboratorium rutin adalah
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap
ibu hamil yaitu golongan darah,hemoglobin dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis
(malaria,HIV,dll).Sementara pemeriksaan laboratorium khusus
adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas
indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal.

Pemeriksaan laboratorim dilakukan pada saat antenatal


tersebut meliputi:

 Pemeriksaan Golongan darah


 Pemeriksaan kadar Hb
 Pemeriksaan protein dalam urin
 Pemeriksaan kadar gula darah
 Pemeriksaan darah malaria
 Pemeriksaan tes sifilis
 Pemeriksaan HIV
 Pemeriksaan BTA
9. Tatalaksana / penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
pemeriksaan laboratorium,setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standart
dan kewenangan tenaga kesehatan.Kasus kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10. Temu Wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan


antenatal yang meliputi:
 Kesehatan ibu
 Perilaku hidup bersih dan sehat
 Peran suami dan keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan
 Tanda bahaya pada kehamilan,persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi
 Asupan gizi seimbang

10
11

 Gejala penyakit menular dan tidak menular


 Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV di
daerah terkonsentrasi HIV / bumil resiko tinggi terinfeksi
HIV
 nisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
 KB paska salin
 Imunisasi
 Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan ( Brain
Boster)
b. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Deteksi dini faktor resiko ibu hamil dengan menggunakan kartu
skor poedji rochjati
c. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 yaitu ibu hamil yang kontak
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC
sesuai dengan standart 10 T, frekuensi kunjungan 4 kali selama
hamil dengan ketentuan : minimal 1 kali trimester 1, 1 kali
trimester 2 dan minimal 2 kali pada trimester 3
d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau
bayi.
 Komplikasi dalam kehamilan :
- Abortus hiperemesis gravidarum, perdarahan pervag,
hipertensi dalam kehamilan, PE, Eklampsi, kehamilan lewat
waktu, ketuban pecah dini.
 Komplikasi dalam persalinan :
- Kelainan letak /presentasi janin
- Partus macet / distosia
- Pre Eklampsi / Eklampsia
- Perdarahan pascasalin
- Infeksi berat / sepsis
- Kontraksi dini / partus prematur
- Kehamilan ganda
 Komplikasi nifas :
- Pre eklampsi, Eklampsi
- Infeksi nifas
- Perdarahan nifas

11
12

e. Cakupan pelayanan nifas


Pelayanan ibu nifas secara paripurna yaitu minimal 3x
dalam periode mulai 6 jam post partum sampai 42 hari pascasalin
f. Imunisasi
Jenis Pelayanan Imunisasi pasien yang di poli Ibu adalah
imunisasi Calon Pengantin dan Ibu Hamil: Imunisasi TT, sebelum
di berikan imunisasi TT dilakukan Skrening TT.

II. Kegiatan di Luar Gedung


a. Penemuan K1 Oleh Kader
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh kader dengan menemukan ibu
hamil ( K1 Berkualitas ) dengan usia kehamilan dibawah 12 minggu
dan di bawa oleh kader ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan
kesehatan
b. Pemeriksaan Bumil dengan USG oleh Dokter
Adalah kegiatan untuk meningkatkan pencapaian k1 dan k4 dan
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan deteksi dini resiko tinggi
dan persiapan persalinan
c. Sweeping K4
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari / Sweeping ibu
hamil K4 yang tidak ada melakukan pemeriksaan kesehatan ke
tenaga kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Gambok di
usia kehamilan 28 mg sd 36 mg dengan tujuan meningkatkan
kualitas ANC
d. Pendampingan Pelaksanaan Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)
Adalah menjelaskan amanat persalinan, mengisi stiker P4K dan
melakukan kunjungan ke rumah ibu hamil dengan menempelkan
stiker P4K
e. Pemantapan P4K di Nagari
Adalah program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi dengan melibatkan lintas sektor (camat, TP. PKK
Kecamatan, Nagari, Jorong, Kader Kesehatan, Kepala puskesmas,
Bidan koordinator dan Bidan desa)
f. Kelas Ibu Hamil
Adalah kegiatan pembelajaran diskusi tukar pendapat dan diakhiri
dengan senam hamil yang diikuti oleh ibu hamil dan keluarga yang
di pandu oleh fasilisator / bidan jumlah peserta minimal 5 orang

12
13

g. Pemeriksaan Triple E
Adalah kegiatan penyuluhan kesehatan tentang triple E dan
pemeriksaan Laboratorium bumil
h. Kunjungan Rumah Bumil Resti
Adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengunjungi rumah ibu
hamil Resti dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, edukasi
tanda bahaya kehamilan dan persalinan dan pemenuhan kebutuhan
gizi ibu hamil
i. Kunjungan Rumah Bufas Resti
Adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengunjungi rumah ibu
nifas Resti dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, edukasi
tanda bahaya Nifas, pemenuhan kebutuhan gizi ,dan Kb pasca salin
j. Bidan Fasilitatif
Adalah kegiatan yang dilakukan ke bidan Pustu / Poskesri untuk
melihat kinerja program Kesehatan ibu ( Kohort, PWS ) ,
manajemen, pencapaian, pencatatan dan pelaporan
k. Pelacakan kasus kematian ibu dan kematian bayi
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas
dan desa dalam pelacakan kematian ibu atau bayi, dilakasanakan
bila ada kasus, agar tidak terulang adanya kematian karena
penyebab yang sama yang seharusnya bisa di tangani.

B. Metode
Pasien yang datang ke Poli Ibu merupakan Pasien yang datang
sendiri ke Puskesmas maupun rujukan dari Pustu/Poskesri . Pasien
Poli Ibu meliputi ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, Catin, Ginekologi

13
14

C. Langkah Kegiatan

Pasien Datang

Pendaftaran

Poli Ibu

Dilakukan Pelayanan di
Poli Ibu

Pulang Rawat Inap Rujuk


internal/eksternal

14
15

BAB IV
LOGISTIK

Jenis logistik yang diperlukan dalam pelaksananan pelayanan kesehatan


ibu :
1. Kartu ibu
2. Lembar SOAP
3. Lembar Scort puji rohyati
4. Buku KIA
5. Format pelaporan PWS, LB3 KIA, Kelas Ibu Hamil, P4K
6. Lembar Otopsi verbal
7. Lembar balik kelas ibu hamil
8. Register ibu Hamil
9. Register Bumil / Nifas Resti.
10. Register Ibu Menyusui
11. Register Catin
12. Register Pendistribusian Buku KIA
13. Register Ginekolohgi
14. ATK
Penanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik kegiatan meliputi
jenis dan jumlah yang diperlukan.

15
16

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
KEGIATAN PROGRAM

Sasaran keselamatan Program KIA adalah Pasien, adapun macam-


macam sasaran keselamatan pasien yakni
Sasaran keselamatan pasien :
1. Tidak terjadi salah identifikasi,
2. Komunikasi efektif dalam pelayananan
3. Tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat,
4. Tidak terjadi kesalahan dalam proswedur tindakan,
5. Mengurangi terjadinya resiko infeksi
6. Tidak terjadinya pasien jatuh

16
17

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV


menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal.Setiap
hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk
berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25%
terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.

Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan


peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS
terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui
penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup
tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan
kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit :
tato, tindik, dll).

Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular


melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi
dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di
Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka
kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis
karena tidak memberikan gejala.

Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas


memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan
prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.
Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan
Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan


melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara
terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari
resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

17
18

Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya


dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran
infeksi.

Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya


mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.Sumber produksi terpelihara
dan di pergunakan secara aman dan efisien.

I. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

II. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan
keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene
sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut
dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :

a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan
guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

18
19

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di puskesmas Gambok dalam


memberikan pelayanan adalah setiap ibu hamil yang datang pertama kali ke
puskesmas mendapatkan pelayanan 10 T

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kunjungan harian


dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap tiga bulan pada
petugas pengendali mutu dan kepala puskesmas.

19
20

BAB IX
PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Program Kesehatan Ibu dan Anak


dibuat sebagai panduan bagi Penanggung jawab program KIA ataupun
bidan Pustu Poskesri dan pembina wilayah dalam melaksanakan
program dan tugasnya. Di KAP ini tergambar tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan di Program Kesehatan Ibu dan anak dan
dengan adanya KAP ini diharapkan dapat mempermudah petugas
dalam melaksanakan program.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat

21

Anda mungkin juga menyukai